You are on page 1of 2

No: 18

(Seputar Ramadhan, Sindo)

Tanya;
Assalamu alaikum wr wb. Pak KH. Saya mau tanya, bagaimana cara
berpuasa yang afdhol? (Dian P, Palembang)

Jawab;
Puasa adalah ibadah yang dilaksanakan dengan jalan meninggalkan
segala yang menyebabkan batalnya puasa sejak terbit fajar hingga
tebenam matahari. Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun
Islam yang agung. Rasulullah saw bersabda: "Islam itu didirikan di atas
lima sendi: Bersaksi tiasa sesem-bahan yang hak melainkan Allah dan
bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah, mendirikan shalat,
mengeluarkan zakat, puasa Ramadhan dan berhaji ke Baitullah." (HR.
Bukhori-Muslim).
Cara berpuasa yang afdhol adalah dengan cara menyadari bahwa
puasa bukan sekedar mengikuti tradisi yang berlaku. Akan tetapi
berpuasa dengan penuh iman dan ihtisab . Iman dalam arti percaya
kepada Allah dan apa-apa yang disediakan oleh-Nya berupa pahala
bagi orang-orang yang berpuasa. Dan ihtisab yang berarti semata-
mata karena Allah dan mengharap pahala dari-Nya, bukan karena riya,
sum'ah, pamer dan ingin dipuji dll.
Selain dari puasa di siang hari Ramadhan hendaklah memperbanyak
ibadah lainnya, seperti shalat tarawih pada malam harinya, membaca
al-Qur’an, bersedekah dll, tidak dengan hanya diisi canda tawa,
bermain dan begadang, sementara siang harinya tidur pulas karena
kelelahan dan kantuk yang berat.
Hari-hari Ramadhan penuh dengan pahala, malamnya malam yang
penuh berkah. Jangan sampai Ramadhan ini berlalu dengan sia-
sia.Rasulullah saw bersabda; "Sungguh celaka orang yang sempat
mendapati Ramadhan, kemudian taatkala ia berlalu Allah masih juga
belum mengampuninya." (HR. At-Tirmidzi dan Hakim)
Di samping memperbanyak ibadah, bulan Ramadhan merupakan ajang
yang sangat pas untuk berhenti dari berbagai perbuatan negatif. Jadi
puasa yang afdhol bukan hanya menahan diri dari makan, minum dan
berhubungan badan bagi suami istri pada siangnya dan hal-hal yang
membatalkan puasa tapi lebih dari itu menahan diri dari segala
sesuatu yang menghilangkan nilai dari puasa. Wallahu a’lam. []

No; 19

Tanya;
Assalamu alaikum, ustadz. Mohon penjelasan, Jika seorang wanita
datang bulan pada bulan Ramadahn dan tidak berpuasa selam enam
hari, lalu berpuasa enam hari di bulan Syawal untuk mengqadha
puasanya yang tertinggal, apakah ia mendapat pahala puasa enam
hari Syawal juga?

Jawab:
Tidak dapat pahala puasa enam hari syawal.
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa di bulan
Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa enam hari bulan Syawal
maka seakan-akan ia berpuasa setahun.”
Hadits ini menjelaskan bahwa untuk memperoleh pahala puasa
setahunhendaklah menyempurnakan puasa Ramadhan yang
merupakan puasa wajib kemudian ditambah dengan puasa enam hari
di bulan Syawal yang merupakan puasa sunat. Jadi, orang yang tidak
menyempurnakan puasa Ramadhan dikarenakan sakit, perjalanan atau
karena haidh/nifas maka hendaknya ia menyempurnakan puasa
Ramadhannya terlebuh dahulu dengan mendahulukan qadhanya dari
pada puasa sunat, termasuk puasa enam hari Syawal atau puasa sunat
lainnya. Jika telah menyempurnakan qadha puasa Ramadhan, baru
disyari’atkan untuk melaksanakan puasa enam hari Syawal agar bisa
mendapatkan pahala atau kebaikan yang dimaksud. Dengan demikian
puasa qadha yang ia lakukan itu tidak berstatus sebagai puasa sunat
bulan Syawal. Wallahu a’lam.[]

You might also like