Agama Islam mengajarkan kepada seseorang yang menginginkan
kedamaian di dunia dan berkeinginan menyajikan kemanfaatan sebesar-besarnya dalam hidup bersama, maka harus bersedia memulai dari diri sendiri. Agama Islam juga menetapkan ibadah sebagai kewajiban asasi atas setiap individu. Dengan kewajiban asasi ini setiap pribadi berkemampuan menanamkan disiplin diri sendiri untuk menundukkan hawa nafsu kenistaan dengan amalannya dalam menghapus kejahatan. Ibadah sebagai kewajiban asasi akan menumbuh suburkan didikan budi keutamaan (akhlaqul-karimah). Kewajiban asasi ini menelorkan budi kedermawanan dan belas kasihan sesama hidup berupa kepedulian sosial dengan solidaritas mendalam. Dengan kewajiban asasi ini, Agama Islam menetapkan kemerdekaan tiap-tiap manusia mencari nafkah dan harta di jalur yang halal dan taat hukum, sehingga dia memperoleh jaminan hak atas pemilikan kekayaan yang diperolehnya secara sah. Berdasarkan bimbingan wahyu (Al Quran), kepada penganutnya diperingatkan sesungguhnya akan bahaya yang terkandung didalam keinginan (nafsu) menumpuk harta kekayaan bila dijadikan tujuan utama (seperti dianut kalangan materialistis). Diingatkan juga, bahwa ada kewajiban asasi melekat pada hak atas benda dan kekayaan yang dimiliki dengan cara mengeluarkan zakat atas harta kekayaannya dengan memperuntukkan kepada kelompok yang tidak berpunya (QS.Ali Imran :14, QS. Al Hasyr:7). Ajaran Agama manapun (terutama Al Quran) selalu menetapkan pokok- pokok asas pedoman bagi manusia dalam mengatur kehidupan bermasyarakat dengan suatu ikatan kebersamaan (jamaah) sebagai tatanan persaudaraan dibawah naungan nikmat Allah (yang didalam asar dasar negara RI disebut berlandaskan asas Ketuhanan Yang Maha Esa). Asas ini meletakkan kewajiban asasi kepada setiap pribadi agar hidup beraturan-hukum, baik dalam urusan politik, ekonomi,sosial, maupun budaya, sesuai dengan ketetapan Allah. Kewajiban asasi ini menjadi tanggung jawab bersama (fardhu-kifayah), supaya terwujudnya setiap orang mendapatkan hak asasi dalam memperoleh cara yang tepat dan berkesempatan luas dalam memenuhi hajat hidup yang layak sebagai manusia. Supaya, si fakir yang tak berharta, si miskin yang tak kuat mencari, si janda yang tak mendapatkan nafkah, si yatim yang tak memiliki perlindungan, bisa memperolehkan keselamatan setara dalam merawat hidup secara bersama (jamaah). Agar si sakit mendapatkan rawatan, anak-anak mendapatkan hak didikan, yang bodoh mendapatkan pelajaran, melalui kebersamaan yang ditunaikan sebagai kewajiban asasi dalam tatanan hukum bermasyarakat atau bernegara didunia. Menghapus setiap kesewenangan yang mempertahankan kepentingan kelompok atau perorangan dan golongan untuk tujuan menghimpun kekuasaan ketangannya melalui pemaksaan, penindasan hak-hak hidup individu yang terang-terangan merupakan musuh utama kemanusiaan, dan musuh setiap ajaran agama, adalah merupakan kewajiban asasi yang tak boleh diabaikan. Disinilah peran amar makruf nahi munkar itu. Agama Islam menuntun setiap manusia agar hidup dalam masyarakat ber- ulil amri (berpemerintahan) atas dasar musyawarah, dengan mengutamakan keadilan dalam upaya menciptakan kemakmuran dalam kesejahteraan untuk seluruh lapisan masyarakat sebagai rangkaian mencari redha Allah. Karena itu perlu disimak perintah Allah, "Dan demikianlah Kami jadikan kamu umat pertengahan supaya kamu menjadi saksi atas segala manusia sebagaimana juga Pesuruh Allah menjadi saksi atas kamu" (QS.2:134). Semua tindakan diluar kaedah ini akan mengundang bencana, termasuk didalamnya privatisasi tanpa mengindahkan aspirasi umat.***