You are on page 1of 2

Kewajiban Asasi

oleh : H.Mas'oed Abidin

Agama Islam mengajarkan kepada seseorang yang menginginkan


kedamaian di dunia dan berkeinginan menyajikan kemanfaatan sebesar-besarnya
dalam hidup bersama, maka harus bersedia memulai dari diri sendiri.
Agama Islam juga menetapkan ibadah sebagai kewajiban asasi atas setiap
individu. Dengan kewajiban asasi ini setiap pribadi berkemampuan menanamkan
disiplin diri sendiri untuk menundukkan hawa nafsu kenistaan dengan amalannya
dalam menghapus kejahatan. Ibadah sebagai kewajiban asasi akan menumbuh
suburkan didikan budi keutamaan (akhlaqul-karimah).
Kewajiban asasi ini menelorkan budi kedermawanan dan belas kasihan
sesama hidup berupa kepedulian sosial dengan solidaritas mendalam. Dengan
kewajiban asasi ini, Agama Islam menetapkan kemerdekaan tiap-tiap manusia
mencari nafkah dan harta di jalur yang halal dan taat hukum, sehingga dia
memperoleh jaminan hak atas pemilikan kekayaan yang diperolehnya secara sah.
Berdasarkan bimbingan wahyu (Al Quran), kepada penganutnya
diperingatkan sesungguhnya akan bahaya yang terkandung didalam keinginan
(nafsu) menumpuk harta kekayaan bila dijadikan tujuan utama (seperti dianut
kalangan materialistis).
Diingatkan juga, bahwa ada kewajiban asasi melekat pada hak atas benda
dan kekayaan yang dimiliki dengan cara mengeluarkan zakat atas harta
kekayaannya dengan memperuntukkan kepada kelompok yang tidak berpunya
(QS.Ali Imran :14, QS. Al Hasyr:7).
Ajaran Agama manapun (terutama Al Quran) selalu menetapkan pokok-
pokok asas pedoman bagi manusia dalam mengatur kehidupan bermasyarakat
dengan suatu ikatan kebersamaan (jamaah) sebagai tatanan persaudaraan dibawah
naungan nikmat Allah (yang didalam asar dasar negara RI disebut berlandaskan
asas Ketuhanan Yang Maha Esa).
Asas ini meletakkan kewajiban asasi kepada setiap pribadi agar hidup
beraturan-hukum, baik dalam urusan politik, ekonomi,sosial, maupun budaya,
sesuai dengan ketetapan Allah. Kewajiban asasi ini menjadi tanggung jawab
bersama (fardhu-kifayah), supaya terwujudnya setiap orang mendapatkan hak
asasi dalam memperoleh cara yang tepat dan berkesempatan luas dalam
memenuhi hajat hidup yang layak sebagai manusia.
Supaya, si fakir yang tak berharta, si miskin yang tak kuat mencari, si
janda yang tak mendapatkan nafkah, si yatim yang tak memiliki perlindungan,
bisa memperolehkan keselamatan setara dalam merawat hidup secara bersama
(jamaah). Agar si sakit mendapatkan rawatan, anak-anak mendapatkan hak
didikan, yang bodoh mendapatkan pelajaran, melalui kebersamaan yang
ditunaikan sebagai kewajiban asasi dalam tatanan hukum bermasyarakat atau
bernegara didunia.
Menghapus setiap kesewenangan yang mempertahankan kepentingan
kelompok atau perorangan dan golongan untuk tujuan menghimpun kekuasaan
ketangannya melalui pemaksaan, penindasan hak-hak hidup individu yang
terang-terangan merupakan musuh utama kemanusiaan, dan musuh setiap ajaran
agama, adalah merupakan kewajiban asasi yang tak boleh diabaikan. Disinilah
peran amar makruf nahi munkar itu.
Agama Islam menuntun setiap manusia agar hidup dalam masyarakat ber-
ulil amri (berpemerintahan) atas dasar musyawarah, dengan mengutamakan
keadilan dalam upaya menciptakan kemakmuran dalam kesejahteraan untuk
seluruh lapisan masyarakat sebagai rangkaian mencari redha Allah.
Karena itu perlu disimak perintah Allah, "Dan demikianlah Kami jadikan
kamu umat pertengahan supaya kamu menjadi saksi atas segala manusia
sebagaimana juga Pesuruh Allah menjadi saksi atas kamu" (QS.2:134).
Semua tindakan diluar kaedah ini akan mengundang bencana, termasuk
didalamnya privatisasi tanpa mengindahkan aspirasi umat.***

Padang, 31 Juli 1998

You might also like