Professional Documents
Culture Documents
Dampak Globalisasi
Memasuki Alaf Baru
oleh H. Mas'oed Abidin
Pendahuluan
Zaman senantiasa mengalami perubahan Begitulah Sunatullah.
Yang Kekal hanyalah Sunnatullah, aturan yang telah ditetapkan oleh
Allah, Maha pencipta.
Menjelang berakhirnya alaf kedua dan memasuki abad baru, abad
dua puluh satu sebagai awal Alaf Baru, ditemui suatu kenyataan,
terjadinya lonjakan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan pesat.
Ditandai dengan lajunya teknologi komunikasi dan informasi
(information technology)1.
Suatu gejala yang disebut-sebut sebagai arus globalisasi2,
"perdagangan bebas, dengan persaingan yang tinggi dan tajam.
Era globalisasi akan terjadi perubahan-perubahan cepat.
Dunia akan transparan, terasa sempit, dan seakan tanpa batas.
Hubungan komunikasi, informasi, transportasi menjadikan satu
sama lain menjadi dekat, sebagai akibat dari revolusi industri, hasil dari
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
H. Mas’oed Abidin, 1
Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Sumbar –
Padang.
Dampak Globalisasi Memasuki Alaf Baru
Dampak Globalisasi
1. Globalisasi membawa banyak tantangan (sosial, budaya,
ekonomi, politik dan bahkan menyangkut setiap aspek kehidupan
kemanusiaan.
2. Globalisasi juga menjanjikan harapan-harapan dan kemajuan.
Harapan dan kemajuan yang menjanjikan, adalah pertumbuhan
ekonomi yang pesat, sebagai alat untuk menciptakan kemakmuran
masyarakat. Indonesia sebagai bagian dari Asia Tenggara.5
Apa artinya semua ini? Kita akan menjadi pasar raksasa yang
akan diperebutkan oleh orang-orang di sekeliling.
Bangsa kita akan dihadapkan pada "Global Capitalism". Kalau
kita tidak hati-hati keadaan akan bergeser menjadi "Capitalism
Imperialism" menggantikan "Colonialism Imperialis" yang sudah
kita halau 50 tahun silam. Dengan "Capitalism Imperialism" kita
akan terjajah di negeri sendiri tanpa kehadiran fisik si penjajah.
3. Globalisasi membawa perubahan prilaku, terutama pada
generasi muda (para remaja).
3.1. Masalah Remaja
H. Mas’oed Abidin, 2
Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Sumbar –
Padang.
Dampak Globalisasi Memasuki Alaf Baru
H. Mas’oed Abidin, 5
Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Sumbar –
Padang.
Dampak Globalisasi Memasuki Alaf Baru
H. Mas’oed Abidin, 6
Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Sumbar –
Padang.
Dampak Globalisasi Memasuki Alaf Baru
4. Generasi kedepan wajib digiring menjadi taat hukum. Upaya ini dapat
dilakukan dengan cara ;
a. memulai dari lembaga keluarga dan rumah tangga, memperkokoh
peran orang tua, ibu bapak ,
b. fungsionalisasi peranan ninik mamak dan unsur masyarakat secara
efektif,
c. memperkaya warisan budaya dengan setia mengikuti dan
mempertahankan, bertumpu kepada cita rasa patah tumbuh
hilang berganti
d. menanamkan aqidah shahih (tauhid), dan istiqamah pada agama
yang dianaut,
e. menularkan ilmu pengetahuan yang segar dengan tradisi luhur.
f. Apabila sains dipisah dari aqidah syariah dan akhlaq akan melahirkan
saintis tak bermoral agama, konsekwensinya ilmu banyak dengan
sedikit kepedulian.
g. Menanamkan kesadaran tanggung jawab terhadap hak dan
kewajiban asasi individu secara amanah,
h. penyayang dan adil dalam memelihara hubungan harmonis
dengan alam,
i. teguh politik, kukuh ekonomi,
j. melazimkan musyawarah dengan disiplin dan
k. bijak memilih prioritas pada yang hak sebagai nilai puncak budaya
Islam yang benar. Sesuatu akan selalu indah selama benar.
Budaya adalah wahana kebangkitan bangsa.
Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kekuatan
budayanya.
Generasi yang mampu mencipta akan menjadi syarat utama
keunggulan. Keutuhan budaya bertumpu kepada individu dan
masyarakat yang mampu mempersatukan seluruh potensi yang ada.
Millennium Ketiga
Millenium Baru akan diawali abad keduapuluh satu, ditandai
oleh;
a. mobilitas serba cepat dan modern,
H. Mas’oed Abidin, 7
Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Sumbar –
Padang.
Dampak Globalisasi Memasuki Alaf Baru
H. Mas’oed Abidin, 8
Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Sumbar –
Padang.
Dampak Globalisasi Memasuki Alaf Baru
Antisipasi Umat.
Umat mesti mengantisipasi dengan penyesuaian-penyesuaian agar
tidak menjadi kalah. Dalam persaingan dimaksud, beberapa upaya
semestinya disejalankan dengan ;
a. Memantapkan watak terbuka,
b. Pendidikan moral berpaksikan tauhid,
c. mengamalkan nilai-nilai amar makruf nahi munkar seperti
tertera dalam QS.31, Lukman:13-17.
d. Integrasi moral yang kuat, berakhlak dan memiliki
penghormatan terhadap orang tua,
e. mempunyai adab percakapan ditengah pergaulan,
f. pendalaman ajaran agama tafaqquh fid-diin,
g. berpijak pada nilai-nilai ajaran Islam yang universal, tafaqquh
fin-naas,
h. perhatian besar terhadap masalah sosial atau umatisasi, teguh
memilih kepentingan bersama dengan ukuran moralitas taqwa,
i. responsif dan kritis terhadap perkembangan zaman,
j. mengenal kehidupan duniawi yang bertaraf perbedaan,
k. memacu penguasaan ilmu pengetahuan,
l. kaya dimensi dalam pergaulan mencercahkan rahmatan lil
‘alamin menampilkan kecerahan bagi seluruh alam.
m. iman dan ibadah, menjadi awal dari ketahanan bangsa.
Ketahanan umat bangsa terletak pada kekuatan ruhaniyah
keyakinan agama dengan iman taqwa dan siasah kebudayaan.
Bila penduduk negeri beriman dan bertaqwa dibukakan untuk
mereka keberkatan langit dan bumi (QS.7,al-A’raf:96).
Langkah-langkah kedepan;
a. pembinaan human capital melalui keluasan ruang gerak
mendapatkan pendidikan,
b. pembinaan generasi muda yang akan mewarisi pimpinan
berkualiti, memiliki jati diri, padu dan lasak, integreted inovatif.
H. Mas’oed Abidin, 10
Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Sumbar –
Padang.
Dampak Globalisasi Memasuki Alaf Baru
H. Mas’oed Abidin, 11
Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Sumbar –
Padang.
1
Catatan
Perkembangan cyber space, internet, informasi elektronik dan digital, walaupun
kenyataannya sering terlepas dari sistim nilai dan budaya sangat cepat terkesan
oleh generasi muda yang cenderung cepat dipengaruhi oleh elemen-elemen baru
yang merangsang.
2
Globalisasi sebenarnya dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau proses
menjadikan sesuatu mendunia (universal), baik dalam lingkup maupun
aplikasinya, the act of process or policy making something worldwide in scope or
application menurut pengertian The American Heritage Dictionary.
3
Dimana dalam persaingan bebas bentuk apapun, yang kuat akan bisa bertahan
dan yang lemah akan mati sendiri (Wardiman, 1997).
4
Ungkapan Ja’far Bin Abi Thalib, lihat Al Islam Ruhul Madaniyah, Musthafa al
Ghulayaini, terungkap sebagai berkiut, "Kunna nahnu jahiliyyah, na’budul
ashnam, wa na’kulul maitah, wa nuqat-ti’ul arham, wa nusi-ul-jiwaar, wa nakkul ul
qawiyyu minna dha'ifun minna," artinya: "Kami masyarakat jahiliyyah, yang kuat
dari kami berkemampuan menelan yang lemah di antara kami."
Kehidupan sosial jahiliyyah itu telah dapat diperbaiki dengan kekuatan Wahyu
Allah, dengan aplikasi syari'at Islam berupa penerapan ajaran tauhid ibadah dan
tauhid sosial (Tauhidic Weltanschaung). Ini suatu bukti tamaddun pendekatan
historik yang merupakan keberhasilan masa lalu (the glory of the past), sesuai
Firman Allah, "Demikian itulah umat sebelum kamu. Bagi mereka amal usahanya,
dan bagi kamu amal usahamu." (Q.S. 2: 141)
5
Sebelum terjadinya krisis ekonomi, 1997-dampaknya masih terasa hingga
hingga sekarang), dalam tiga dasawarsa (1967-1997) ini telah menikmati
pertumbuhan ekonomi yang pesat. Bank Dunia menyebut sebagai "The Eight East
Asian Miracle" yang berkembangan menjadi macan Asia bersama: Jepang, Taiwan,
Korea Selatan, Hong Kong, Thailand, Singapura, Malaysia.
Dalam bidang ekonomi ini, negara-negara Asean menikmati pertumbuhan
rata-rata 7-8 % pertahun, sementara Amerika dan Uni Eropa hanya
berkesempatan menikmati tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata 2,5 sampai 3
% pertahun.
Populasi Asean sekarang 350 juta, diperkirakan tahun 2003 saat memasuki AFTA,
populasi ini akan mencapai 500 juta (Adi Sasono, Cides, 1997).
Bila pertumbuhan ekonomi ini dapat dipelihara, Insya Allah pada tahun 2019, saat
skenario APEC, maka kawasan ini akan menguasai 50,7 % kekayaan dunia,
Amerika dan Uni Eropa hanya 39,3% dan selebihnya 10 % dikuasai Afrika dan
Amerika Latin (Data Deutsche Bank, 1994).
6
Budaya sensate memuja nilai rasa panca indera, menonjolkan keindahan sebatas
yang di lihat (tonton), di dengar, dirasa, di sentuh, dicicipi, dengan tumpuan
kepada sensual, erotik, seronok, kadang-kadang ganas, mengutamakan
kesenangan badani (jasmani). Orientasinya hiburan melulu, terlepas dari kawalan
agama, adat luhur, moral akhlak, ilmu dan filsafat, dan tercerabut dari budaya
dan nilai-nilai normatif lainnya. Seni dibungkus selimut art for art’s sake, sensual,
eksotik, erotik, horor, ganas, yang lazimnya melahirkan klub malam, night club,
kasino dan panti pijat.
Budaya sensate ini dipertajam dampaknya dalam kehidupan remaja oleh budaya
popular kekota (urban popular culture) yang hedonistik (mulai berkembang 1960),
dan berkembang lagi US culture imperialisme (uncle Sam Culture) dan the
globalization of lifestyle gaya hidup global, world wide sing (Madonna, Michael
Jakson, dll) sejak tahun 1990 di pra kondisi globalisasi.