Professional Documents
Culture Documents
Peran dan perjuangan para ulama dalam membina nagari hari ini seringkali
tidak terikuti oleh pembinaan yang intensif, disebabkan :
Syarat utama menjadi muslim yang baik adalah bermanfaat terhadap orang
lain. Perlu diingat, bahwa “yang paling banyak diperhatikan oleh umat
adalah yang paling banyak memperhatikan kepentingan umatnya”.
Golongan bukanlah tujuan. Kelompok yang ada hanya sekedar
sarana untuk mencapai tujuan.
Alam semesta, memiliki dimensi ruang, waktu, volume, sebagai milik Allah.
Alam semesta digunakan bagi sebesar manfaat untuk manusia.
Konsekwensinya dai harus memiliki ilmu pengetahuan, dan tidak boleh
menjadikan dirinya tertutup, bahkan mesti selalu aktif. (QS.31-
Luqman:20).
Setiap da’I mengetahui bahwa seluruh dunia adalah tempat berkarya dan
beramal.
Maka tidak dapat tidak, seorang da’I mesti menempatkan diri ditengah
masyarakatnya, memiliki orientasi pengabdian yang luhur, sanggup
menawarkan alternatif dalam persoalan keumatan, menjawab masaalah
umat, pemecahan permasalahan umat, berperan sebagai seorang pemimpin
dalam membina masyarakat dengan penuh perhatian dan keikhlasan,
sehingga keberadaannya ditengah umat binaan menjadi perhatian dan
lanjutannya mendapatkan dukungan masyarakat kelilingnya.
Suatu gerakan dakwah akan lemah jika tidak mampu berfungsi seperti
sarang lebah atau kerajaan semut dengan penuh vitalitas, energik, dan
bernilai manfaat sesama masyarakatnya.
Bila umat Islam banyak membaca, maka umat Islam akan memimpin dunia
(QS,96-al ‘Alaq:1-5). Siapa yang paling banyak bisa menyelesaikan
persoalan masyarakat akan berkesempatan banyak mengatur masyarakat.
Para da’I perlu memiliki sikap jujur dan objektifitas mengambil pelajaran
berguna, Mampu melihat diri dari dalam, kritik konstruktif, identifikasi
kekurangan, karena yang tidak jujur kepada diri tidak akan dapat melatih
diri kepada yang benar.
Berbuat lebih baik, artinya para da’I mesti meyakini bahwa sukses hanya
dari Allah,
Umat yang berada ditangan pemimpin otoriter akan sama halnya dengan
mayat ditangan orang yang memandikannya.
Membuat rencana kerja agar dakwah tidak dikelola secara krisis, sehingga
pekerjaan rutin menjadi darurat. Akhirnya tujuan menjadi kabur. Salah
menempatkan sumber daya yang ada baik SDM, SDA, SDU,
mengakibatkan timbulnya kesalahan prioritas.
Dengan perencanaan matang gerakan dakwah akan berangkat dari hal yang
logis (ma’qul, rasionil), dan sasarannya akan dapat diterima oleh semua
pihak.
Dakwah bukan kerja part-time, sambilan dan sukarela bagi yang giat dan
aktif saja. Tetapi harus menjadi tugas full-time dari seluruh spesialis
ditengah masyarakat, oleh sarjana-sarjana spesialis, pedagang spesialis,
birokrat spesialis, sehingga dapat disajikan suatu social action.
Tugas yang tak boleh diabaikan dalam mencapai tujuan itu adalah merobah
imej dari konfrontatif kepada kooperatif. Akhirnya dapat dimengerti bahwa
kebajikan hanya ada pada hubungan yang terang, transparan, sederhana dan
tidak saling curiga.
Masyarakat akan pecah dan rugi hanya karena hidup saling mencurigai. Gila
kekuasaan akan berakibat berebut kekuasaan dan ujungnya masyarakat jadi
terkotak-kotak.
Nawaitu bekerja bukan untuk mencari sukses, harus dirubah dengan wujud
amal yang bermutu ditengah percaturan kesejagatan (globalisasi). Sebab
semakin kecil kesalahan semakin besar keberhasilan menyampaikan risalah
dakwah.
KHULASAH
a. Prinsipnya jelas, tidak campur aduk (laa talbisul haq bil bathil).
Spiritnya adalah;
1. Kebersamaan.
sa-ciok bak ayam sa-danciang bak basi.