You are on page 1of 8

KETERAMPILAN MENILAI (MENGEVALUASI)

Dra. Titik Harsiati, M.Pd

1. Pengertian dan Karakteristik Penilaian dalam Paradigma Konstruktivisme


Seiring dengan perkembangan belajar yang berorientasi pada pendekatan
konstruktivisme, terjadi juga perubahan paradigma dalam kegiatan penilaian.
Penilaian berbasis kelas adalah berbagai bentuk penilaian yang
merefleksikan proses belajar siswa, kemampuan siswa, dan motivasi/sikap-sikap
pembelajaran yang relevan dengan pembelajaran (O’Malley & Valdez Pierce,
1996). Pengertian tersebut menunjukkan bahwa sasaran penilaian kelas mencakup:
(1) proses belajar siswa, (2) kemampuan siswa, dan (3) aspek afektif siswa yang
relevan (misalnya, motivasi belajar, kerja sama, keaktifan, dan lain-lain). Menurut
paradigma baru penilaian, penilaian difungsikan untuk berbagai hal. Penilaian
diharapkan berfungsi sebagai umpan balik, deteksi dini terhadap kesulitan yang
dialai siswa, dan penentuan hasil belajar siswa.
Penilaian dalam paradigma konstruktivisme memiliki berbagai fungsi
berikut.
• Keeping track : menelusuri agar proses pembelajaran anak didik tetap
sesuai dengan rencana.
• checking-up : mengecek kelemahan-kelemahan yang dialami anak didik
dalam proses pembelajaran.
• finding-out : mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan
terjadi-nya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran.
• summing up : untuk menyimpulkan apakah anak didik telah mencapai
kompetensi yang ditetapkan.
Penilaian dalam kurikulum berbasis kompetensi memiliki karakteristik berikut.
• Berdasarkan acuan patokan (patokan tergambarkan pada indikator)
• Ketuntasan sekitar 75 % dari sejumlah indikator yang ditentukan
• Sekolah uji coba boleh diturunkan standarnya asalkan setiap tahun
meningkat
• Memberdayakan teknik self assessmen dan peer assessment
• Siswa diberi kesempatan menilai diri sendiri untuk mengetahui kelemahan
dan kekuatannya.
• Penilaian sejawat dan penilaian guru diperlukan sebagai alat
belajar dan validasi hasil penilaian
• Sistem penilaian berkelanjutan
• Menilai semua KD dalam kurikulum
• Memberikan tindak lanjut (remedial dan pengayaan)

1
Berkaitan dengan definisi tersebut, keterampilan menilai yang harus
dimiliki guru adalah keterampilan menilai baik selama pembelajaran maupun
menilai pada waktu terpisah. Selain itu, dari segi sasaran yang harus dinilai,
keterampilan menilai yang penting dikuasai guru mencakup: (1) keterampilan
menilai proses pembelajaran, (2) keterampilan menilai kemampuan siswa, dan (3)
keterampilan menilai aspek afektif yang relevan.
2. Keterampilan Menilai yang Harus Dimiliki Guru
Berkaitan dengan definisi tersebut, keterampilan menilai yang harus
dimiliki guru adalah keterampilan menilai baik selama pembelajaran maupun
menilai pada waktu terpisah. Selain itu, dari segi sasaran yang harus dinilai,
keterampilan menilai yang penting dikuasai guru mencakup (1) keterampilan
menilai proses pembelajaran, (2) keterampilan menilai kemampuan siswa, dan (3)
keterampilan menilai aspek afektif yang relevan.

2. 1 Penilaian terhadap Proses Belajar Siswa


Penilaian terhadap proses belajar siswa dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung. Penilaian ini bertujuan memberikan balikan terhadap efektivitas
pembelajaran dan deteksi dini kesulitan siswa dalam penguasaan kompetensi.
Keterampilan penilaian yang dilatihkan ini berkaitan dengan fungsi penilaian
untuk menelusuri agar proses pembelajaran anak didik tetap sesuai dengan
rencana, mengecek kelemahan-kelemahan yang dialami anak didik dalam proses
pembelajaran, mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya
kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran. Keterampilan guru yang
berkaitan dengan penilaian proses belajar dicontohkan berikut.
a. Keterampilan mengecek pemahaman/kompetensi siswa dengan bertanya
- Bertanya dalam proses pembelajaran untuk mengetahui apakah suatu
kompetensi sudah dikuasai siswa.
- Mempertanyakan gagasan siswa untuk melihat kedalaman
pemahaman.
b. Keterampilan memberikan balikan terhadap hasil karya siswa/jawaban
siswa baik lisan/tulis
- Memuji ketepatan jawaban siswa
- Mendeskripsikan kekuatan dan kelemahan secara proporsional dan
rinci
c. Keterampilan memberi makna terhadap kompetensi siswa (menyimpulkan
hasil pengamatan)
- Menyimpulkan penguasaan siswa terhadap kompetensi tertentu
- Menentukan grade siswa sesuai dengan hasil pengukuran yang
dilakukan.

2
d. Keterampilan memberi makna terhadap sikap siswa (menyimpulkan hasil
pengamatan)
- Menentukan indikator-indikator sikap tertentu
- Mengamati dan memaknai perilaku siswa
e. Keterampilan memberi makna terhadap pemahaman konsep siswa
- Menentukan indikator kesalahan konsep
- Menyimpulkan kesalahan konsep dengan mengecek pemahaman
melalui pemaparan model
f. Keterampilan mengambil langkah tindak lanjut yang relevan
Jika terjadi kesalahan konsep atau ketidakpahaman terhadap langkah suatu
kompetensi pembelajaran, guru menentukan tindak lanjut.
g. Keterampilan Memberikan Balikan
- Memberi penguatan jika siswa memahami/ dapat melakukan sesuai
dengan tujuan
- Terampil menyusun memotivasi jika siswa belum mencapai hasil
yang maksimal
h. Keterampilan memberikan pancingan untuk melakukan self assessment dan
peer assessment
- Pancingan agar siswa melakukan self assessment
- Pancingan agar siswa melakukan peer assessment
2. 2 Keterampilan Menilai Kompetensi/ Siswa
2.2.1 Keterampilan Menilai Kinerja Siswa
Keterampilan menilai kinerja mencakup (1) keterampilan menyusun tugas-
tugas kontekstual, dan (2) keterampilan menyusun rubrik.
Penilaian kinerja dapat didefinisikan sebagai bentuk penilaian yang meminta
siswa untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan, ketrampilan
dan kelakuan kerjanya ke dalam berbagai tugas yang bermakna dan melibatkan
siswa sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Karakteristik dari tes kinerja ada dua:
1) peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan kemampuannya dalam
mengkreasikan suatu produk atau terlibat dalam suatu aktivitas (perbuatan) seperti
melakukan eksperimen, praktik, dan sebagainya; 2) produk dari tes kinerja lebih
penting dari pada perbuatan atau kinerjanya.

Bagaimana langkah-langkah menyusun penilaian kinerja?

Persiapan tes kinerja dilakukan dalam beberapa tahapan.


Pertama dilakukan identifikasi tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan
penilaian kinerja. Kita dapat menentukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan:
 Konsep, keterampilan, atau pengetahuan apa yang akan kita nilai?

3
 Apa yang seharusnya diketahui oleh siswa?
 Bagaimana kinerja siswa yang diharapkan?
 Tipe pengetahuan apa yang akan dinilai: rasional, memori ataukah proses?

Kedua, memilih kegiatan yang cocok untuk menilai siswa. Selain berdasarkan
tujuan penilaian hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kegiatan untuk
penilaian kinerja antara lain sebagai berikut.
 Batasan waktu yang tersedia
 Ketersediaan sumber daya alat di kelas.
 Jumlah data yang diperlukan untuk mengetahui kualitas kinerja siswa.
Kegiatan dalam penilaian kinerja dapat dibedakan menjadi informal dan formal.
Kegiatan informal dilakukan jika guru menilai kinerja siswa tanpa sepengetahuan
siswa, misalnya bagaimana siswa berinteraksi dan bekerja dengan teman-temannya.
Penilaian kinerja formal adala penilaian kinerja untuk mengetahui bahwa dirinya
dinilai melalui kegiatan yang menunjukkan kinerjanya maupun dalam
menyelesaikan suatu proyek.

Ketiga, menentukan kriteria kualitas kinerja siswa. Dalam kurikulum berbasis


kompetensi kriteria dapat kita temukan pada indikator kompetensi. Penyusunan
kriteria dapat pula dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal di bawah ini.
 Mengidentifikasi secara keseluruhan kinerja yang akan dinilai
 Mendaftar aspek-aspek penting dari kinerja atau produk
 Membatasi jumlah kriteria yang dapat diamati
 Menyatakan kriteria dalam bentuk karakteristik produk atau kelakuan siswa
yang dapat diamati.
 Menyusun kriteria agar dapat diamati dengan efektif.

Keempat, menyusun rubrik kinerja. Penilaian kinerja tidak memiliki kriteria benar
salah melainkan ingin mengetahui derajat kesuksesan atau kualitas. Untuk itu
diperlukan sebuah rubrik yang sederhana dan jujur yang mencerminkan kriteria
kinerja.
Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam menilai kinerja antara lain sebagai
berikut.
 Pendekatan ceklis, dalam pendekatan ini kita mengindikasikan apakah
elemen tertentu kinerja terdapat dalam ceklis.
 Pendekatan naratif, pada pendekatan ini guru menuliskan narasi apa yang
terjadi pada saat pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan ini guru dapat
menentukan seberapa dekat kinerja siswa dengan standar yang ada.
 Pendekatan skala rating, dalam pendekatan ini guru mengidentifikasi
seberapa besar derajat kinerja mendekati standar.
 Metode hapalan, dalam hal ini guru mengandalkan memorinya untuk
menentukan apaka siswa sukses atau tidak.
Tes kinerja dapat dimanfaatkan misalnya untuk mengukur kemampuan anak
membaca, kegiatan fisik atau olahraga, dan praktikum. Idealnya guru harus dapat
mengamati keseluruhan kinerja siswa, namun jika jumlah siswa terlalu banyak perlu
dicarikan alternatif dengan membuat tabel-tabel pengamatan yang praktis.
Pada tes unjuk kerja, penilai mengamati penampilan siswa dalam
mendemonstrasikan suatu kemampuan pedoman/rubrik yang telah dikembangkan.

4
Pengamatan dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek atau skala rating.
Pedoman penilaian pada tes performansi berkaitan erat dengan masalah rubrik.
Rubrik adalah pedoman penilaian suatu performansi . Rubrik berupa sebuah daftar
yang memuat indikator-indikator dari sebuah kompetensi dan penafsirannya. Rubrik
merupakan alat untuk melakukan penyekoran, penilaian, dan menentukan “grade”
dari sebuah unjuk kerja. Rubrik berisi daftar standar yang spesifik untuk
menentukan tingkatan pencapaian siswa.

2.2.2 Keterampilan Menilai Produk/Karya Siswa


Penilaian produk adalah penilaian terhadap kompetensi siswa dalam
menghasilkan produk dengan spesifikasi tertentu. Pada penilaian produk, penilai
mengamati/menilai hasil karya siswa sesuai dengan pedoman yang telah
dikembang-kan. Pengamatan dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek atau
skala rating. Pedoman penilaian pada penilaian produk berkaitan dengan rubrik.
Rubrik adalah pedoman penilaian terhadap suatu performansi (suatu karya). Rubrik
berupa sebuah daftar yang memuat indikator-indikator dari sebuah kompetensi dan
pemaknaannya. Rubrik merupakan alat untuk melakukan penyekoran, penilaian,
dan menentukan “grade” dari sebuah produk/unjuk kerja. Rubrik berisi daftar
standar yang spesifik untuk menentukan tingkatan pencapaian siswa sesuai dengan
karya yang dihasilkan.

Untuk menggunakan rubrik dalam tugas performansi perlu diperhatikan hal-


hal berikut.
Perencanaan Tugas
• Tugas diberi konteks yang jelas dan menuntut siswa berpikir tingkat tinggi.
• Tugas diidentifikasi dari konteks komunikasi nyata dan bermakna bagi siswa
• Pertimbangkan bagaimana cara mengatasi keragaman siswa
• Tugas merupakan pengalaman belajar bermakna
• Tugas dirancang sesuai dengan tujuan (kompetensi) yang harus dicapai
• Tugas dirancang sama untuk semua siswa dengan waktu yang cukup
• Tersedia sumber dan perlengakapan yang layak
• Tugas dapat didekati siswa dengan berbagai cara.

Penentuan Rubrik dan Kriterianya


• Kriteria mengandung indikator yang sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai.
• Kriteria didefinisikan secara jelas
• Kriteria dan indikatornya disepakati bersama dengan siswa
• Dibahas contoh-contoh penerapan kriteria
• Terdapat ukuran level/tingkatan secara jelas dan mendidik (memotivasi)
• Mencakup aspek yang penting dari suatu kompetensi (standar ”ideal” suatu
produk)
• Penekanan aspek dalam rubrik disesuaikan dengan level siswa (pemula, sedang,
lanjut)

5
Peran Siswa dalam Penentuan Kriteria dalam Rubrik
• Kriteria perlu diberitahukan kepada siswa dan didiskusikan
• Beri kesempatan siswa untuk menambah kriteria yang sesuai
• Siswa diberi kesempatan untuk berlatih berdasarkan kriteria tersebut
• Siswa perlu diberikan balikan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
• Siswa perlu memiliki pengetahuan/keterampilan pendahuluan
• Siswa perlu menggunakan kriteria untuk menilai pekerjaan/penampilannya
sendiri.
Tips Penilaian Produk
(1) Penilaian berisi balikan bermakna dan spesifik dari kualitas produk yang
Dihasilkan (bisa deskriptif/kualitatif) dengan pedoman/rubrik yang jelas
(2) Penilaian memberikan balikan tentang kelemahan dan kekuatan siswa
(3) Memberi kesempatan untuk pendiskusian hasil (melalui konferensi)
(4) Menekankan pada apa yang telah dapat dikerjakan siswa secara positif sehingga
mempersuasi siswa untuk berbuat lebih baik
(5) Bermakna bagi siswa sebagai bahan revisi dan peningkatan kemampuan disertai
bukti-bukti yang akurat
Contoh
Penilaian Produk pada Keterampilan Menulis
Instrumen keterampilan menulis berupa tes performansi dan rubrik. Contoh
tugas menulis dan rubriknya dicontohkan berikut.
Tugas Menulis dengan Rangsang Buku
Bacalah sebuah buku dan buatlah resensinya!
Tugas menulis
Amati keadaan perpustakaan sekolah kita, buatlah laporan tentang perpustakan
tersebut!
1) Buatlah garis besar laporan ( tulis apa saja yang harus dilaporkan)
2) Kembangkan kerangka menjadi beberapa kalimat laporan
Rubrik penilaian (tiga indikator dalam 1 rubrik)
Indikator yang Aspek yang dinilai Rincian
dinilai
Mencatat hal-hal Kelengkapan dan 3 = mencatat pokok-pokok yang harus dilaporkan
yang harus ketepatan hal yang (letak/lokasi, ukuran, buku yang tersedia, cara
dilaporkan harus dilaporkan peminjaman, siapa yang bertugas
2 = tepat 2 unsur
1 = tepat 1 unsur
Penyusunan Ketepatan dan 4 = menuliskan 6 kalimat secara tepat dan sesuai
Laporan kelengkapan dengan yang diamati
3 = menuliskan 5 kalimat secara tepat dan sesuai
dengan yang diamati
2 = menuliskan 4 kalimat scara tepat dan sesuai
1 = menuliskan 6 kalimat scara tepat dan sesuai
dengan yang diamati
Kemampuan Ketepatan 3 = dapat menemukan semua kesalahan dalam
menyunting penyuntingan laporannya dan memperbaikinya secara tepat
2 = menemukan dan memperbaiki 50% kesalahan
1 = menemukan dan memperbaiki secara tepat kurang
dari 25%

Misalnya kriteria ketuntasan 7 (70 %) siswa yang mendapat skor di bawah 7


berarti tidak tuntas.

6
2.2.3 Keterampilan Menilai Aspek Afektif Siswa
Dalam penilaian aspek afektif lembar observasi guru merupakan alat
penilaian yang cukup penting. Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan
data tentang aspek afektif yang terjadi pada diri siswa. partisipasi siswa dalam
pembelajaran, sikap khusus siswa, maupun respon siswa dalam kegiatan
membaca, menyimak, berbicara, maupun menulis. Lembar observasi juga dapat
dimanfaatkan untuk mencatat problema dan tingkat perkembangan siswa dalam
menguasai isi pembelajaran, sikap/kemampuan siswa bekerja sama, partisipasi
siswa, kemampuan bertanya, atau minat siswa terhadap pembelajaran.
Observasi merupakan suatu metode untuk mengadakan pencatatan secara
sistematis tentang tingkah laku seseorang dengan cara mengamati objek baik secara
langsung maupun tidak langsung. Agar pengamatan yang dilakukan dapat diperoleh
informasi yang benar, harus dipilih teknik observasi yang tepat.
Tagihan aspek afektif berkaitan erat dengan penjabaran life skill. Instrumen
yang digunakan berupa jurnal, daftar cek, atau lembar observasi. Contoh alat
penilaian untuk menjaring aspek afektif siswa dalam pembelajaran BI dicontohkan
berikut.

Nama Kerjasama Keaktifan/ketekunan keterbuka berpikir


an kritis
terhadap
kritik

Apakah yang dimaksud Penilaian Afektif ?

Penilaian afektif adalah penilaian terhadap aspek-aspek non intelektual


seperti sikap, minat, motivasi dan sebagainya. Penilaian afektif diperlukan
mengingat afektif berpengaruh terhadap perilaku siswa di masa depan. Alasan
mengapa kita perlu mempromosikan pentingnya sikap positif siswa terhadap belajar
karena siswa yang memiliki sikap positif terhadap belajar akan menjadi pembelajar
di masa depan. Banyak studi juga menunjukkan bahwa sikap dan minat
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Apa sajakah yang bisa menjadi fokus Penilaian Afektif?

Beberapa hal yang dapat menjadi fokus penilaian afektif diantaranya adalah
sikap antara lain.
 Sikap terhadap mata pelajaran. Siswa seharusnya memiliki sikap yang
lebih baik pada suatu mata pelajaran (misalnya matematika) pada akhir semester
dari pada ketika mata pelajaran tersebut diberikan pertama kali. Setidaknya

7
siswa tidak memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran setelah pembelajaran
berlangsung.
 Sikap positif terhadap belajar. Siswa diharapkan memiliki sikap yang
baik terhadap belajar. Siswa yang memiliki sikap positif terhadap belajar
cenderung menjadi pembelajar pada masa depan.
 Sikap positif terhadap diri sendiri. Meskipun harga diri siswa dipengaruhi
oleh keluarga dan kejadian di luar sekolah, hal-hal yang terjadi di kelas
diharapkan dapat meningkatkan harga diri siswa.
 Sikap positif terhadap perbedaan. Siswa perlu mengembangkan sikap
yang lebih toleran dan menerima perbedaan seperti etnik, jender, kebangsaan
dan keagamaan.
 Life Skill Siswa
Kecakapan personal mencakup kemandirian siswa, ketekunan, kepercayaan
diri, tanggung jawab, dan sebagainya. Kecakapan sosial mencakup kemampuan
bekerja sama, kemampuan berbeda pendapat, keterbukaan terhadap kritik, dan
aspek sosial yang lain.
 Sikap umum
Selain itu penilaian afektif juga dapat melihat fokus nilai semacam kejujuran,
integritas, keadilan dan nilai kebebasan

2.2.4 Keterampilan Menilai Pemahaman Siswa


Pemahaman siswa biasanya dinilai dengan tes. Tes adalah serangkaian
tugas/soal yang harus dikerjakan siswa dan dapat diskor berdasarkan
benar/tidaknya jawaban siswa. Tes dapat berupa tes objektif maupun tes esai.
Penyusunan tes meliputi (1) penentuan kompetensi dasar yang akan diukur, (2)
penentuan indikator, (3) penentuan soal, dan (4) penentuan skor/kriteria.

You might also like