Professional Documents
Culture Documents
AMBANG EKONOMI
Pendahuluan
a. Kerusakan ekonomi
Kerusakan ekonomi merupakan komponen dasar dari konsep aras luka
ekonomi. menurut Stern et all. Kerusakan ekonomi adalah jumlah atau
tingkat kerusakan yang dapat kita gunakan ssebagai dasar untuk
mengeluarkan biaya melakukan tindakan pengendalian. Kerusakan ekonomi
ini dimulai pada saat besarnya kerugian akibat kerusakan sama dengan
biaya pengendalian yang dikeluarkan.
60
Dalam memahami kerusakan ekonomi ini, kita harus bisa membedakan
pengertian antara luka (injury) dan kerusakan (damage). Luka lebih diartikan
pada efek keberadaan penyakit pada tanaman inangnya (misal
menyebabkan bercak, layu, dll), sedangkan kerusakan lebih pada
pengukuran (lebih pada dampak ekonomi) efek keberadaan penyakit pada
tanaman inangnya (misal menurunkan hasil dan kualitas).
61
populasi terendah yang dapat menyebabkan kerusakan secara ekonomi”.
Secara matematika pengukuran ALE dapat modelkan sebagai berikut
C = P.d .e.k
Yang mana;
C = Biaya pengendalian
P = harga komoditi
e = intensitas penyakit (ALE)
d = koefisien proporsi kehilangan hasil
k = keefektifan tindakan pengendalian.
Y = a + bx
C
ALE = e =
P.b
dimana nilai b didapat dari persamaan regresi diatas.
62
diharapkan tindakan pengendalian yang dilakukan selain menekan penyakit
(keparahan penyakit) mencapai level yang dapat menimbulkan kerusakan
ekonomi, juga diharapkan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk pengendalian
lebih rendah (setidaknya sama dengan) nilai kehilangan hasil yang dapat
diselamatkan oleh tindakan pengendalian tersebut.
Model perkembangan penyakit, baik monosiklik dan polisiklik r (R) adalah laju
perkembangan penyakit, dimana nilainya bervariasi bergantung pada
virulensi patogen, ketahanan tanaman inang, dan lingkungan yang
mendukung. Jika xo, r dan ambang kerusakan telah diketahui, maka dapat
diprediksikan kapan penyakit akan mencapai/melebihi nilai ambang
kerusakan, sehingga petani harus tahu kapan harus melukan tindakan
pengendalian (pada waktu yang tepat).
Nilai AE ini bukanlah nilai yang konstan (statik) tetapi bervariasi bergantung
pada ALE (ketahan tanaman), fase pertumbuhan tanaman pada saat patogen
menginfeksi tanaman, keadaan iklim, geografi daerah, dan system budidaya.
RINGKASAN
Uraian tentang konsep aras luka ekonomi dalam pengambilan keputusan
tindakan pengendalian menenkankan pada efisiensi tindakan pengendalian
dalam suatu usaha pertanian. Dengan pemahaman yang baik dan
pengukuran yang benar di harapkan petani dapat menentukan kapan waktu
yang tepat (dan tidak tepat) untuk melakukan pengendalian terutama
pengendalian menggunakan fungisida. Sehingga tindakan pengendalian
yang dilakukan memberikan keuntungan (dalam arti besarnya biaya yang
dikeluarkan untuk pengendalian lebih kecil atau sama dengan besarnya nilai
kehilangan hasil yang dapat diselamat dari tindakan pengendalian yang
dilakukan tersebut),
63
LATIHAN
1. Manakah yang lebih luas aras luka ekonomi atau ambang ekonomi?
Jelaskan!
2. Sebutkan faktor-faoktor yang mempengaruhi nilai ALE dan AE?
3. Mengapa AE disebut juga dengan ambang tindakan?
DAFTAR PUSTAKA
James, WC. 1974. Crop loss assessment and modeling (chapter 14)
64
BAB IX
EPIDEMIOLOGI DALAM AGROEKOSISTEM
Pendahuluan
65
Perlu dipahami bahwa ekosistem bukan merupakan tingkat interaksi tertinggi
dalam ekologi. Kumpulan dari beberapa ekosistem yang memiliki tipe
vegatasi sama disebut biomes, misal tundra, savanna, padang pasir dan lain-
lain, sedangkan keseluruhan biomes disebut biosfer. Biosfer ini meliputi
seluruh bagian bumi tempat dimana ada kehidupan. Dalam ekologi juga
dikenal istilah biocenosis, yaitu komunitas yang kecil, misalnya komunitas
organisme yang hidup dalam suatu kolam.
Ekosistem tersusun dari dua komponen utama yaitu komponen abiotik yang
meliputi seluruh mahluk hidup (produsen, konsumen, dan pengurai) dan
komponen abiotik yang meliputi iklim dan materi. Hubungan timbal balik
antar komponen dapat dilihat antara lain dari rantai makanan dan pola
keragaman pada waktu dan tempat tertentu. Oleh karena adanya hubungan
yang komplek (hubungan mahluk hidup dengan mahluk hidup lain dan
mahluk hidup dengan lingkungannya) dalam suatu ekosistem, perubahan
satu komponen maka akan berdampak pada seluruh ekosistem tersebut.
Secara umum ekosistem dibagi dalam dua bentuk yaitu ekosistem alami dan
ekosistem buatan. Contoh ekosistem alami adalah hutan hujan tropis dan
gurun pasir, sedangkan ekosistem buatan contohnya ekosistem pertanian.
Dalam ekosistem alami, eksistensi suatu penyakit pada tanaman inangnya
biasanya endemik di suatu tempat tertentu, dan akan menjadi epidemi dalam
suatu pola tanam monokultur. Ekosistem pertanian sebagai bentuk
ekosistem buatan sangat rawan (tempat yang mendukung) untuk terjadinya
epidemi suatu penyakit karena pada umumnya ekosistem pertanian
vegetasinya hanya sejenis (monokultur). Perbedaan yang mendasar antara
ekosistem alami dengan ekosistem buatan adalah pada kompleksitasnya dan
keragamannya.
66
dimana penyakit tanaman berada, tempat terjadinya evolusi patogenisitas
dan resistensi, dan pengaruh pertanian pada interaksi patogen dengan
tanaman inangnya.
67
Interaksi diatas dapat diilustrasikan dalam piramida ekologi berikut:
kedua
Konsumen/
Heterotrop
pertama
Produsen/Autotrop
68
konsumen tingkat kedua, jamur juga dapat menempati aras tropi ketiga
(konsumen tingkat dua) yang mendapat makanan dari konsumen pertama.
Sebagai contoh adalah jamur yang menyerang serangga ataupun jamur yang
memarasit jamur lain. Peran jamur dalam dalam ekosistem dapat tabel
berikut
Aras tropi jamur dalam ekosistem:
Cara hidup Tropik level
hiperparasit konsumen tingkat dua
parasit obligat
konsumen tingkat
parasit fakultatif
pertama
sapropit
dekomposer
Tabel diatas dapat dilihat bahwa jamur pada awalnya (sebagian besar)
bersifat saprofit. Setelah mengalami evolusi dalam jangka waktu yang lama,
sebagian beradaptasi dan berkembang menjadi parasit dengan berbagai
tingkat parasitisisme. Perkembangan jamur dari sprofit ke parasit adalah
evolusi yang terjadi secara berulang pada beberapa waktu pada beberapa
jenis jamur. Apapun tingkat aras tropi jamur, jamur (penyakit tanaman)
merupakan bagian dari sistem alami. Ketika manusia mulai campur tangan,
manusia menyebabkan perubahan dalam sistem alami, membuat sistem
yang sederhana (ekosistem pertanian), memanipulasi genetik tanaman
secara bersamaan yang secara tidak langsung menyebabkan co-evolusi
genetik parasit. Dengan kata lain aktifitas manusia mendorong terjadinya
epidemi.
69
terjadinya interaksi antara tanaman inang dan parasit cukup lama untuk
berkembang bersama, maka penyakit berada pada level yang rendah (tidak
merugikan).
RINGKASAN.
Ekosistem secara umum dibedakan menjadi dua yaitu ekosistem buatan dan
ekosistem alami. Dari segi susunannya, pada umumnya ekosistem alami
lebih komplek dan lebih beragam. Dalam ekosistem alami semua komponen
penyusunnya berinteraksi membentuk suatu kesetabilan sedangkan dalam
ekosistem buatan karena keragamannya yang rendah maka tingkat
interaksinya pun rendah. Pada ekosistem alami jamur (penyakit tanaman)
memainkan peran yang penting dan selalu dalam keseimbangan sehingga
tidak merupakan suatu masalah. Pada ekosistem buatan, oleh karena
adanya campur tangan manusia maka jarang terjadi keseimbangan, dan
disini jamur dapat berkembang melewati batas sehingga timbul masalah,
dengan kata lain aktifitas manusia mendorong terjadinya epidemic suatu
penyakit.
LATIHAN.
70
1. Jelaskan perbedaan antara ekosistem alami dan ekositem buatan?
2. Sebutkan dan jelaskan komponen penyusun ekosistem?
3. Jelaskan perbedaan karateristik ekosistemalami dan ekosistem
buatan?
4. Jelaskan mengapa epidemi penyakit jarang terjadi dalam ekosistem
alami?
5. Jelaskan mengapa aktivitas manusia dalam ekosistem dapat
mendorong terjadinya epidemi?
DAFTAR PUSTAKA
Agro-ecosystems Man and Disease
71
BAB X
PENGELOLAN PENYAKIT TANAMAN
Pendahuluan
72
Pada awalnya manusia cenderung melakukan tindakan pemberantasan
(menghilangkan sampai habis atau nol) terhadap patogen yang menginfeksi
tanaman tanpa memperhatikan aspek ekonomi dan ekologi dari tindakan
yang dilakukan tersebut. Perkembangan selanjutnya, manusia tidak lagi
melakukan pemberantasan tetapi pengendalian. Pengendalian merupakan
usaha untuk mengurangi suatu penyakit dengan satu/lebih teknik tertentu
tanpa bermaksud memberantas sampai nol. Tindakan pengendalian pada
umumnya dilakukan setelah suatu penyakit diketahui sudah berasosiasi
dengan tanaman.
73
Pada prinsipnya semua teknik pengendalaian bertujuan untuk menekan
suatu penyakit sehingga tidak menimbulkan kerugian secara ekonomis.
Secara umum prinsip dasar pengendalian penyakit tanaman dapat
digolongkan menjadi 6 yaitu: ekslusi, eradikasi, proteksi, resistensi,
penghindaran, dan terapi.
1. Ekslusi (exclusion); merupakan usaha untuk mengendalikan suatu
penyakit dengan cara mencegah masuknya suatu inokulum patogen
kedaerah lain.
2. Eradikasi (eradication); usaha untuk mengendalikan suatu penyakit
dengan cara menghilangkan inokulum ataupun tanaman inang
(tanaman inang alternative) atau juga dengan menonaktifkan inokulum
yang ada.
3. Proteksi (protection); usaha untuk mengendalikan suatu penyakit
dengan cara meningkatkan ketahanan tanaman.
4. Penghindaran (avoidance); merupakan usaha untuk mengendalikan
suatu penyakit dengan cara memilih waktu dimana inokulum suatu
penyakit tidak ada atau konsidi yang kurang tepat untuk
berkembangan penyakit.
5. Terapi (therapy); usaha untuk mengendalikan suatu penyakit dengan
cara memberikan perlakuan pada bagian tanaman sebelum ditanam.
74
eksponensial. Secara matematika kedua model tersebut dirumuskan sebagai
berikut:
Model Polisiklik x =x 0 e rt
Yang mana:
Q dan x0 = jumlah inokulum awal,
R dan r = kecepatan infeksi,
t = waktu, dan
e = 2,72 (bilangan alam)
Keedua model tersebut dapat kita lihat bahwa ada 3 (tiga) cara yang dapat
kita lakukan untuk menekan x yaitu;
1. menekan jumlah inokulum awal (Q dalam model monosiklik dan x0
pada polisiklik), (sebenarnya x0 menunjukkan lebih kepada keterjadian
penyakit, tetapi dapat pula digunakan senagai petunjuk jumlah
inokulum awal),
2. menekan kecepatan infeksi (R dalam model monosiklik dan r dalam
polisiklik), dan
3. menekan durasi/waktu untuk terjadinya epedemi (waktu, t, pada akhir
epidemi).
Model monosiklik semua komponen (Q, R, dan t) memiliki kemampuan yang
sama untuk meningkatkan nilai x, sedangkan pada model polisiklik hanya x0
yang sangat berperan dalam meningkatkan x.
75
a. Model Monosiklik
Dari model diatas jelas bahwa Q, R, dan t mempunyai pengaruh yang sama
besar terhadapat x (linear). Pengurangan jumlah inokulum awal (Q) atau
pengurangan laju infeksidari pathogen akan berdampak pada berkurangnya
tingkat penyakit dengan proporsi yang sama pada waktu tertentu. Jika t dapat
dikurangi (misalnya dengan penanaman lebih awal), maka penyakit akan
berkurang secara proporsional.
b. Model polisiklik
• jika r sangat tinggi, pengaruh langsung dari pengurangan x0 yaitu akan
memperlambat terjadinya epidemi.
• jika r sangat tinggi, x0 harus ditekan/dikurangi sampai pada level yang
rendah untuk mendapatkan effect yang significan pada epedemi.
• pengurangan r memiliki efek yang relative lebih besar pada terjadinya
epidemi dari pada mengurangi x0.
• pengurangan x0 akan memberikan hasil yang baik bila r dari suatu
pathogen adalah rendah atau bila r juga ditekan.
Empat konsep diatas akan lebih mudah dipahami atau diingat bila nilai x0 dan
r kita gunakan dalam model matematikan.
76
• Exclusion—mengurangi jumlah inokulum awal dengan mencegah
masuknya sumber inokulum ke daerah lain.
• Exclusion—karantina
RINGKASAN
Tujuan akhir dari suatu tindakan pengendalian penyakit tanaman adalah
untuk menekan suatu penyakit sampai batas yang tidak menyebabkan
kerusakan secara ekonomi. Epidemiologi memberikan kepada kita bahwa
77
tindakan pengendalian dapat dilakukan dengan tiga konsep dasar (strategi)
atau cara yaitu (1) dengan mengurangi (atau menghambat) penyakit pada
awal musim (X0), (2) dengan menekan laju perkembangan penyakit (r)
selama periode pertumbuhan tanaman, dan (3) dengan menghambat watu
terjadinya suatu epidemi.
LATIHAN
1. Jelaskan konsep dasar pengendalian penyakit dan berikan contohnya
DAFTAR PUSTAKA
WWW.Aspnet.org/education/advancedPlantPath/Topics/Epidemiologi/Managent
Strategies.htm.
78