You are on page 1of 5

Dosa Seputar Mayyit Dan Kuburan

‫ َمنْ يَ ْه ِد‬،‫ت أَ ْع َمالِنَ ا‬ ِ ‫س يِّئَا‬ َ ْ‫س نَا َو ِمن‬ ِ ُ‫ش ُر ْو ِر أَ ْنف‬


ُ ْ‫ستَ ْغفِ ُر ْه َونَ ُعو ُذ بِاهللِ ِمن‬ ْ َ‫إِنَّ ا ْل َح ْم َد هَّلِل ِ نَ ْح َم ُدهُ َون‬
ْ َ‫ست َِع ْينُهُ َون‬
ُ ‫ش َه ُد أَنَّ ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر‬
‫ اَللَّ ُه َّم‬.ُ‫س ْولُه‬ ْ َ‫ش َه ُد أَنْ الَ إِلَهَ إِالَّ هللا َوأ‬ْ َ‫ أ‬.ُ‫ي لَه‬َ ‫ضلِ ْل فَالَ هَا ِد‬ ْ ُ‫ض َّل لَهُ َو َمنْ ي‬ ِ ‫هللاُ فَالَ ُم‬
.‫ص ْحبِ ِه َو َم ِن ا ْهتَدَى بِ ُهدَاهُ إِلَى يَ ْو ِم ا ْلقِيَا َم ِة‬ َ ‫سلِّ ْم َوبَا ِركْ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو‬ َ ‫ص ِّل َو‬ َ

ْ ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوتُنَّ إِالَّ َوأَنتُ ْم ُّم‬


. َ‫سلِ ُم ْون‬ َّ ‫يَا أَيُّها َ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح‬

‫ث ِم ْن ُه َم ا ِر َج االً َكثِ ْي ًرا‬ ْ ‫ق ِم ْن َه ا‬


َّ َ‫زَو َج َه ا َوب‬ َ َ‫اح َد ٍة َو َخل‬
ِ ‫س َو‬ ٍ ‫ي َخلَقَ ُك ْم ِّمنْ نَ ْف‬ ْ ‫اس اتَّقُ ْوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذ‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َه ا الن‬
.‫سآ َءلُ ْونَ بِ ِه َو ْاألَ ْر َحا َم إِنَّ هللاَ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِ ْيبًا‬ َ َ‫ي ت‬ ْ ‫سآ ًء َواتَّقُوا هللاَ الَّ ِذ‬
َ ِ‫َون‬

َ‫صلِ ْح لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِ ْر لَ ُك ْم ُذنُ ْوبَ ُك ْم َو َمنْ يُ ِط ِع هللا‬ َ ً‫يَا أَ ُّي َها الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َوقُ ْولُ ْوا قَ ْوال‬
ْ ُ‫ ي‬.‫س ِد ْيدًا‬
‫ أَ َّمابَ ْعدُ؛‬.‫س ْولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَ ْوزًا ع َِظ ْي ًما‬
ُ ‫َو َر‬

‫ش َر األُ ُمو ِر ُم ْح َدثَاتُ َها َو ُك َّل‬


َّ ‫سلَّ َم َو‬
َ ‫صلَّى هللا َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ي ُم َح َّم ٍد‬ ِ ‫ َو َخ ْي َر ال َهد‬،َ‫َاب هللا‬
ُ ‫ْي َه ْد‬ ِ ‫فَإِنْ َخ ْي َر ا ْل َح ِدي‬
ُ ‫ث ِكت‬
‫ضالَلَ ٍة فِي النَّا ِر‬ َ ‫ضالَلَةٌ َو ُك َّل‬ َ ‫ُم ْح َدثَ ٍة بِ ْد َعةٌ َو ُك َّل بِ ْد َع ٍة‬
        Segala puji bagi Allah Subhannahu wa Ta'ala yang telah melimpahkan karunia dan
rahmatNya sehingga kita dapat menjalankan salah satu kewajiban yang diwajibkan kepada
kaum Muslimin yaitu Shalat Jum’at berjama’ah.

        Shalawat serta salam, semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi
wa Salam , sahabat, keluarga dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Jama’ah Jum’at rahimakumullah

        Saya berdiri di mimbar ini, ingin berwasiat kepada diri saya sendiri secara khusus dan
kepada jama’ah secara umum, yaitu bersama-sama meningkatkan iman dan taqwa kepada
Allah Subhannahu wa Ta'ala . Bertaqwa kepada Allah di mana saja kita berada sebagaimana
sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam :

.)‫ (رواه أحمد‬.‫سنَةَ تَ ْم ُح َها‬ َّ ‫ث َما ُك ْنتَ َوأَ ْتبِ ِع ال‬


َ ‫سيِّئَةَ ا ْل َح‬ ُ ‫َّق هللاَ َح ْي‬
ِ ‫ا ِت‬
        “Bertaqwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, iringilah perbuatan jelek,
dengan perbuatan baik niscaya akan menghapuskannya.” (HR. Ahmad 5/153).

        Hadits di atas menerangkan bahwa dosa-dosa kecil dapat dihapus dengan mengerjakan
amalan yang baik dan benar. Dosa yang sudah berjangkit di kalangan masyarakat ini sangatlah
banyak dan juga mereka menganggapnya itu hal biasa dan lumrah.
        Hal yang demikian tidak bisa ditinggalkan karena gunung yang begitu besar terdiri dari
kerikil-kerikil kecil, jika dosa kecil ditumpuk maka akan menjadi besar seperti gunung.

Jama’ah Jum’at rahimakumullah

        Banyak sekali amalan yang dapat menjerumuskan ke dalam dosa dengan tidak terasa,
tidak sengaja atau kita pernah menyaksikan atau melakukannya.

Di antaranya adalah:

1. Meratapi Jenazah

        Kematian pasti akan terjadi pada setiap makhluk yang bernyawa, namun yang ditinggal
mati apakah bisa bersabar ataukah tidak? Salah satu kemungkinan besar yang dilakukan oleh
manusia, jika ditinggal mati oleh orang yang dicintainya adalah meratapi jenazah. Misalnya
dengan menangis sejadi-jadinya, berteriak-teriak sekeras-kerasnya, memukuli muka sendiri,
mengoyak-ngoyak baju, menggunduli rambut, menjambak-jambak atau memotongnya. Semua
perbuatan tersebut menunjukkan ketidakrelaan terhadap taqdir, disamping menunjukkan tidak
sabar terhadap musibah.

        Nabi Muhamamad Shallallaahu alaihi wa Salam mengecam orang yang melakukan
ratapan berlebihan kepada mayit.

Dan Dari Abdullah bin Mas ‘ud Radhiallaahu anhu  meriwayatkanyag artinya:

“Tidak termasuk golongan kami yang menampar pipi, merobek-robek baju dan yang
meratap dengan ratapan jahiliyah.” (HR. Al-Bukhari, Fathul Bary 3/163).

        Sedih dan berduka cita atas kepergian orang yang dicintai adalah wajar namun tidak boleh
berlebihan sebagaimana hal yang di atas tadi. Bersabar dan menerima terhadap musibah adalah
lebih baik dan lebih mulia karena semuanya terjadi atas kehendak Allah Subhannahu wa
Ta'ala . Dan ini semua telah digariskan olehNya sehingga manusia tinggal menjalani apa yang
sudah menjadi ketentuannya.

2.Menginjak Dan Duduk Di atas Kuburan

        Ketika mengiring jenazah atau berziarah kubur, sebagian orang ada yang tidak
memperhatikan jalan yang mesti dilaluinya, sehingga disana sini menginjak-injak kuburan
dengan tanpa rasa hormat sedikitpun kepada yang sudah meninggal.

        Dan yang menunggu pemakaman jenazah dengan seenaknya duduk di atas kuburan,
pemandangan seperti ini sering terlihat di masyarakat, padahal Rasullah Shallallaahu alaihi wa
Salam mengancam akan hal yang semacam itu.
        Abu Hurairah Radhiallaahu anha berkata, Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam
bersabda:

َ ِ‫ص إِلَى ِج ْل ِد ِه َخ ْي ٌر لَهُ ِمنْ أَنْ يَ ْجل‬


.)2/667 ،‫ (رواه مسلم‬.‫س َعلَى قَ ْب ٍر‬ ُ ‫س أَ َح ُد ُك ْم َعلَى َج ْم َر ٍة فَت َْح ِر‬
َ َّ‫ق ثِياَبَهُ فَت ََخل‬ َ ِ‫ألَنْ يَ ْجل‬

          “Sungguh seseorang dari kalian duduk di atas bara api sehingga terbakar bajunya
hingga tembus ke kulitnya, hal itu lebih baik baginya daripada duduk di atas kuburan.” (HR.
Muslim 2/667).

 3.Mencari Berkah di Kuburan

        Kepercayaan bahwa para wali yang telah meninggal dunia dapat memenuhi hajat, serta
membebaskan manusia dari berbagai kesulitan adalah syirik. Karena kepercayan ini, mereka
lalu meminta pertolongan dan bantuan kepada para wali yang telah meninggal dunia. Padahal
mereka meminta tolong kepada Allah dalam setiap shalatnya namun dalam prakteknya mereka
meminta realisasinya kepada selain Allah.

        Firman Allah dalam Al-Qur’an:

        “Hanya kepadaMu-lah kami menyembah dan hanya kepadaMu-lah kami meminta
pertolongan.” (Al-Fatihah: 5).

        Termasuk dalam katagori menyembah kuburan adalah memohon kepada orang-orang
yang telah meninggal, baik para nabi, orang-oarng shalih atau lainnya untuk mendapatkan
syafa’at atau melepaskan diri dari berbagai kesukaran hidup.

        Sebagian mereka, bahkan membiasakan dan mentradisikan menyebut nama syaikh atau
wali tertentu, baik dalam keadaan berdiri maupun duduk atau ketika ditimpa musibah atau
kesukaran hidup.

        Di antaranya ada yang menyeru: Wahai Muhammad “. Ada lagi yang menyebut
“Wahai Ali” Yang lainnya menebut: Wahai Syaikh” atau Wahai Syaikh Abdul Qadir
Jaelani”, Kemudian ada yang menyebut: “Wahai Syadzali”. Dan masih banyak lagi sebutan
lainnya.

Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman dalam Surat Al-A’raaf:

          “Sesungguhnya orang-orang yang kamu seru selain Allah itu adalah makhluk (yang
lemah) yang serupa dengan kamu”. (Al-A’raaf: 194).

        Sebagian penyembah kuburan ada yang berthawaf (menge-lilingi) kuburan tersebut,
mencium setiap sudutnya ada juga yang mencium pintu gerbang kuburan dan melumuri
wajahnya dengan tanah dan debu dari kuburan sebagian ada yang bersujud ketika
memandangnya, berdiri didepannya dengan penuh khusyu, merendahkan diri dan menghinakan
diri seraya mengajukan permintaan dan memohon hajat.

Jamaah Jum’at Rahimakumullah

        Mencari berkah di kuburan tidaklah asing bagi sebagian orang lebih-lebih di masa
sekarang ini dimana kebutuhan yang penting harus dipenuhi namun jalan untuk mengaisnya
sangatlah sulit kemudian mereka memakai jalan pintas yaitu dengan bersemedi dan tafakur di
kuburan dengan harapan akan dibukakan jalan baginya. Kemudian ada yang meminta sembuh
dari sakit, mendapatkan keturunan, digam-pangkan urusannya dan tak jarang di antara mereka
yang menyeru: Ya Sayyidy aku datang kepadamu dari negeri yang jauh maka janganlah
engkau kecewakan aku “ Dan ada juga yang mengatakan “Ya Sayyidy aku ini adalah hamba
yang hina dina dan engkau hamba yang mulia maka sampaikanlah hajat hamba kepada
Tuhanmu”

        Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:

          “Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyem-bah sembahan-
sembahan selain Allah yang tidak dapat mengabulkan (do’a)nya sampai hari kiamat dan
mereka lalai dari (memperhati-kan do’a mereka.” (Al- Ahqaf: 5).

        Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam besabda:

َ َّ‫َمنْ َماتَ َوه َُو يَ ْدع ُْو ِمنْ د ُْو ِن هللاِ نِ ًّدا د ََخ َل الن‬
.)‫ (رواه البخاري‬.‫ار‬

          “Barangsiapa yang meninggal dalam keadaan menyembah sesembahan selain Allah
niscaya akan masuk kedalam Neraka” (HR. Al-Bukhari, 8/176).

        Sebagian mereka, mencukur rambutnya di pekuburan dan ada yang membawa buku yang
berjudul: Manasikul Hajjil Masyahid” (Tata cara Beribadah Haji di Kuburan Keramat),
sebelum mereka menunaikan ibadah haji ditanah suci Mekkah, mereka terlebih dahulu
menunaikan haji di Tanah Pekuburan Keramat.

jamaah Jum’at yang berbahagia

        Berdasarkan uraian di atas maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa fitnah kuburan dan
mayit telah menjadi tradisi dan adat bagi masyarakat kita sekarang ini.

        Dan oleh sebab itu kami mengajak saudara-saudara kaum Muslimin untuk bersama-sama
meninggalkan hal tersebut dengan penuh keikhlasan kepada Allah. Dan kita meminta kepada
Allah semoga saudara-saudara kita yang masih melakukan hal itu dapat dibukakan pintu
hatinya untuk menerima kebenaran.

Akhiru da’wana ‘anil hamdu lillahi rabbil ‘alamin.


‫‪Khutbah kedua:‬‬

‫اجا َوقَ َم ًرا‬


‫س َر ً‬
‫س َما ِء بُ ُر ْو ًجا َو َج َع َل فِ ْي َها ِ‬ ‫ص ْي ًرا‪ ،‬تَبَا َر َك الَّ ِذ ْ‬
‫ي َج َع َل فِي ال َّ‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذ ْ‬
‫ي َكانَ بِ ِعبَا ِد ِه َخبِ ْي ًرا بَ ِ‬
‫ش َه ُد‬‫ُمنِ ْي ًرا‪ .‬أَ ْ‬

‫ش ْي ًرا َونَ ِذ ْي ًرا‪َ ،‬ودَا ِعيَا إِلَى ا ْل َح ِّ‬


‫قَ‬ ‫ي بَ َعثَهُ بِا ْل َح ِّ‬
‫ق بَ ِ‬ ‫سولُهُ الَّ ِذ ْ‬ ‫ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ وأَ ْ‬
‫ش َه ُد اَنَّ ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ ُو َر ُ‬
‫اجا‬ ‫بِإِ ْذنِ ِه َو ِ‬
‫س َر ً‬

‫سلِ ْي ًما َكثِ ْي ًرا‪ .‬أَ َّما بَ ْعدُ؛‬


‫سلِّ ْم تَ ْ‬ ‫ُمنِ ْي ًرا‪ .‬اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ص ِّل َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬
‫ص ْحبِ ِه َو َ‬

‫ا أَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُوا اتَقُوا هللاَ َو ْلتَ ْنظُ ْر نَ ْف ٌ‬


‫س َما قَ َّد َمتْ لِ َغ ٍد َواتَّقُوا هللاَ إِنَّ هللاَ َخبِ ْي ٌر بِ َما تَ ْع َملُ ْونَ ‪.‬‬

‫سلِّ ُم ْوا تَ ْ‬
‫سلِ ْي ًماِ‬ ‫صلُّ ْونَ َعلَى النَّبِ ِّي‪ ،‬يَاأَيُّها َ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُ ْوا َ‬
‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫‪.‬نَّ هللاَ َو َمالَئِ َكتَهُ يُ َ‬

‫س ْو ِل هللاِ أَ ْج َم ِعيْنَ ‪.‬‬ ‫ض َي هللاُ تَ َعالَى عَنْ ُك ِّل َ‬


‫ص َحابَ ِة َر ُ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َو َر ِ‬

‫َ بَّنَا الَ تُ ِز ْغ قُلُ ْوبَنَا بَ ْع َد إِ ْذ َه َد ْيتَنَا َوه َْب لَنَا ِمن لَّ ُد ْن َك َر ْح َمةً إِنَّكَ أَنتَ ا ْل َوه ُ‬
‫َّاب‪.‬‬

‫ص ْب ًرا َوثَبِّتْ أَ ْقدَا َمنَا َوا ْن ُ‬


‫ص ْرنَا َعلَى ا ْلقَ ْو ِم ا ْل َكافِ ِريْنَ ‪.‬‬ ‫َربَّنَا أَ ْف ِر ْغ َعلَ ْينَا َ‬

‫سلِ ِميْنَ ‪َ ،‬وأَلِّفْ بَيْنَ قُلُ ْوبِ ِه ْم َوأَ ْ‬


‫صلِ ْح َذاتَ بَ ْينِ ِه ْم َوا ْن ُ‬
‫ص ْر ُه ْم‬ ‫صلِ ْح ُوالَةَ ا ْل ُم ْ‬ ‫سلِ ِميْنَ ‪َ ،‬وأَ ْ‬‫سالَ َم َوا ْل ُم ْ‬ ‫اَللَّ ُه َم أَ ِع َّز ْا ِإل ْ‬
‫َعلَى َعد ُِّوك‬
‫سالَ ِم َوا ْل ُم ْ‬
‫سلِ ِميْنَ‬ ‫صالَ ُح ْا ِإل ْ‬ ‫ِّ‬
‫‪َ .‬و َعد ُِّو ِه ْم َو َوف ْق ُه ْم لِ ْل َع َم ِل بِ َما فِ ْي ِه َ‬

‫سلِّ ْط َعلَ ْينَا بِ ُذنُ ْوبِنَا َمنْ الَ يَ َخافُ َك فِ ْينَا َوالَ يَ ْر َح ُمنَا‪.‬‬
‫اَللَّ ُه َم الَ تُ َ‬

‫سنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّا ِر‪.‬‬ ‫سنَةً َوفِي ِ‬
‫اآلخ َر ِة َح َ‬ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َ‬

‫سلِيْنَ َوا ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َر ِّب ا ْل َعالَ ِميْنَ ‪.‬‬ ‫صفُ ْونَ ‪َ ،‬و َ‬
‫سالَ ٌم َعلَى ا ْل ُم ْر َ‬ ‫س ْب َحانَ َربِّ َك َر ِّب ا ْل ِع َّز ِة َع َّما يَ ِ‬
‫ُ‬

‫‪Nama : Zulkarnain‬‬
‫‪Kelas : XI IPA 1‬‬

You might also like