You are on page 1of 42

INDUSTRI

PENYAMAKAN KULIT
& TEKSTIL

Bahan Diskusi
Mata Kuliah Pilihan
TIKM-MST
Universitas Gadjah Mada
PENDAHULUAN
Industri Penyamakan Kulit :
 Industri yang mengolah kulit mentah menjadi kulit jadi.
Industri Tekstil :
 Industri yang memproduksi bahan tekstil & produk
tekstil
Keduanya merupakan industri yang
 didorong perkembangannya sebagai penghasil devisa
non migas
 menyerap tenaga kerja cukup banyak
 yang berefek domino yang besar
 berpotensi mengganggu lingkungan : kebutuhan air dan
bahan kimia, yang kemudian menjadi limbah
Kulit : Kerajinan Unggulan

Industri barang kulit pada umumnya dan kerajinan kulit


pada khususnya merupakan salah satu komoditi
unggulan dan primadona ekspor dari DIY. Komoditi ini
menempati posisi tertinggi dalam ekspor dari DIY.
Besarnya volume ekspor komoditi ini terbesar adalah
kulit lembaran tersamak dan sarung tangan dari kulit.
Namun demikian kerajinan kulit juga cukup potensial
terutama kerajinan tas, dompet, ikat pinggang, kerajinan
tatah sungging, sehingga banyak sentra industri kulit
yang cukup terkenal di Yogyakarta sekaligus mendukung
predikat Yogyakarta sebagai kota wisata.
Mengingat besarnya poteni industri kulit di Yogyakarta,
maka dukungan pemerintah juga cukup besar dan hal ini
terbukti dengan adanya Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Industri Barang kulit, Karet dan Plastik
yang ada di Yogyakarta di samping juga ada Akademi
Teknologi Kulit yang menghasilkan Ahli Madya di bidang
Industri Perkulitan
Bisnis kulit memang menguntungkan karena
pasar masih terbuka lebar.

 Namun untuk memulainya, pengusaha membutuhkan


modal besar.
 Dengan modal Rp 200 juta, pengusaha hanya dapat
memiliki 4 molen dan dikategorikan sebagai pengusaha
kecil. Namun, bisnis penyamakan kulit tidak harus
memiliki mesin yang banyak.
 Pengusaha yang tidak memiliki modal peralatan yang
cukup dapat menggunakan mesin milik pengusaha besar
asal memberikan bayaran yang sesuai.
Selain mesin,
 pengusaha pun harus membeli bahan-bahan
kimia untuk proses penyamakan kulit.
 Bahan-bahan kimia tersebut harganya sangat
mahal karena sebagian besar masih impor dari
Eropa.
 Hanya kapur dan garam yang tidak perlu impor,
sedangkan sisanya yang mencapai 60% dari
kebutuhan harus mengimpor.
 Namun, keuntungan yang diperoleh pun dapat
selangit bila pengusaha mampu membaca peta
pasar.
Faktor utama dan pendukung industi
pengolahan kulit:

 Permintaan akan kebutuhan bahan baku kulit


bagi peusahaan besar yang sangat banyak
 Tersedianya bahan baku didaerah tersebut
menyebabkan Industri kulit dapat berkembang
dan menjadi mata pencaharian di daerah
tersebut.
 Berada di daerah tropis yang memiliki
kelembapan rendah dapat mendukung dalam
pengolahan khususnya proses penjemuran
 Industri kulit merupakan industri yang
menjanjikan bila dikelola dengan baik.
Lembaga Studi untuk Pengembangan
Industri Kulit Indonesia

Info tentang industri kulit Indonesia :


http://leatherindonesia-blognews.blogspot.com/
INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

Kulit mentah Proses Pengerjaan Basah


Hides (Beam House)
skins

Proses Penyamakan
(Tanning)

Penyelesaian Akhir Kulit jadi


(Finishing) leather
Hide Kulit Mentah Skins
(Sapi, Kerbau, Kuda Kambing, Domba,
& Binatang besar Babi, Reptil dll
lainnya

Kulit awet kering Kulit basah Kulit awet garam

Proses Pengerjaan Basah

Proses Penyamakan

Finishing

Kulit Jadi
Kulit mentah  Kulit Jadi
dg Proses Penyamakan

Pada proses penyamakan, semua bagian kulit


mentah yang bukan collagen perlu dihilangkan
karena hanya collagen saja yang dapat
mengadakan (ber) reaksi dengan zat penyamak.
Sifat kulit jadi sangat berbeda dengan sifat kulit
mentah terutama dalam sifat organoleptis, fisis
maupun kimiawinya.
PROSES PENGERJAAN BASAH (BEAM HOUSE)
Bahan Kulit Mentah

Air, Bahan Pembasah, Bahan antiseptik Perendaman (Soaking)

Air, Kapur tohor, Perontok bulu Pengapuran (Liming)

Pembelahan (Splitting)

Air asam atau garam asam Buang Kapur (Deliming)


Siap disamak
nabati
Air, enzym Kikis Protein (Bating)
Siap disamak
minayak
Air, garam dapur, asam Pengasaman (Pickling)
Siap disamak
mineral
1. Perendaman (Soaking)
Untuk mengembalikan sifat-sifat kulit mentah
menjadi seperti semula, lemas, lunak dsb.
Setelah ditimbang, kulit mentah kering direndam
dalam 800-1000% air yg mengandung 1 g/L
obat pembasah dan antiseptik, misalnya tepol,
molescal, cysmolan dsb selama 1-2 hari.
Kulit dikerok dg pisau strek pada bagian daging,
kemudian diputar dg drum tanpa air selama 30
menit, agar serat-serat kulit menjadi longgar,
sehingga mudah dimasuki air dan kulit menjadi
lekas basah kembali.
1. Perendaman (lanjutan)

Pekerjaan perendaman ini dianggap cukup apabila


kulit telah menjadi lemas, lunak, tidak
memberikan perlawanan dalam pegangan atau
bila berat kulit telah menjadi 220-250% dari
berat kulit mentah kering, yang berarti kadar
airnya mendekati kulit segar (60-65%).
2. Pengapuran (Liming)

Untuk menghilangkan :
 epidermis dan bulu
 kelenjar keringat dan kelenjar lemak
 Semua zat-zat yang bukan collagen, sehingga
menjadi collagen yang aktif menghadapi zat-zat
penyamak.
Kulit direndam dlm larutan yg terdiri dari : 300-
400% air (dari berat kulit setelah direndam), 6-
10% Kapur Tohor (Ca(OH)2), 3-6% Natrium
sulfida (Na2S)
2. Pengapuran (lanjutan)

Perendaman dlm larutan kapur ini membutuhkan


waktu 2-3 hari. Setelah direndam 1-2 malam,
sebagian besar bulunya dapt lepas dan dapat
dihilangkan dengan dikerok menggunakan pisau
buang bulu atau mesin setting.
Kulit dibuang daging dan subcutisnya dg pisau
buang daging atau mesin fleshing sampai bersih,
kemudian dikerok lagi untuk mengeluarkan
kelenjar-kelenjar yg telah dipecahkan oleh
kapur.
3. Pembelahan (Splitting)

Untuk pembuatan kulit atasan dari kulit mentah yg tebal


(kerbau, sapi), kulit harus ditipiskan menurut tebal yg
dikehendaki dengan jalan membelah kulit tsb menjadi bbrp
lembaran, menggunakan mesin belah (Splitting Machine).
Belahan kulit yg teratas disebut bagian rajah ( nerf),
digunakan untuk kulit atasan yg terbaik. Belahan kulit di
bawahnya disebut split, yg juga dpt digunakan sbg kulit
atasan, dg diberi nerf palsu secara dicetak dg mesin press
(Embossing Machine), pada tahap penyelesaian akhir.
Selain itu, kulit split juga dapat dipergunakan untuk kulit sol
dalam, krupuk kulit, lem kayu dll.
Untuk pembuatan kulit sol, tidak dikerjakan proses
pembelahan karena diperlukan seluruh tebal kulit.
4. Pembuangan Kapur (Deliming)

Karena semua proses penyamakan dapat dikatakan


berlangsung dlm lingkungan asam, maka kapur di dlm
kulit harus dibersihkan sama sekali. Kapur yg masih
ketinggalan akan mengganggu proses-proses
selanjutnya, misalnya
 Untuk kulit yg akan disamak nabati, kapur akan bereaksi
dg zat penyamak menjadi Kalsium Tannat yg berwarna
gelap dan keras yg mengakibatkan kulit mudah pecah.
 Untuk kulit yg akan disamak krom, kapur akan
menaikkan basisitas krom, bahkan mungkin akan
menimbulkan pengendapan Krom Hidroksida yg sangat
merugikan.
4. Pembuangan Kapur (lanjutan)

Pembuangan kapur mempergunakan asam atau


garam asam, misalnya : H2SO4, HCOOH,
(NH4)2SO4, Dekaltal dll.
Kulit dicuci dlm drum atau paddle dg air mengalir
selama 30 menit, guna menghilangkan kapur yg
tak terikat, kemudian putar g 200-300% air,
0,75-1,5% asam yg dimasukkan sedikit demi
sedikit dan dijaga agar pH tdk turun dari 6-7
agar kulit tidak menjadi bengkak.
4. Pembuangan Kapur (lanjutan)

Pembungan kapur dianggap cukup bila 2/3-3/4


kapur dlm kulit telah terhilangkan. Sisa kapur yg
masih tertinggal dpt dilihat pada penampang
kulit bagian tengah berwarna merah ketika
ditetesi indikator pp, akan dpt dihilangkan pada
proses selanjutnya.
5. Pengikisan Protein (Bating)
Proses ini menggunakan enzim protease untuk melanjutkan
pembuangan semua zat-zat bukan collagen yg belum
terhilangkan dlm proses pengapuran a.l.: sisa2 akar bulu dan
pigment, sisa-sisa lemak yg tak tersabunkan, sedikit atau
banyak zat-zat kulit yg tdk diperlukan artinya untuk kulit
atasan yg lebih lemas membutuhkan waktu proses bating yg
lebih lama, dan sisa kapur yg masih ketinggalan.
Bahan yg digunakan biasanya Oropon atau Enzylon, yg di
dlmnya mengandung, a.l. protease, ammonium sulfat, serbuk
kayu dll. Yg dpt bekerja baik dlm pada pH=8 dan suhu 35 oC.
Kulit diputar dlm drum dg 200-300% air hangat, 0,8-1,5%
Oropon atau Enzylon selama 30 – 60 menit, kemudian
dikeluarkan dan dikerok lagi (Scudding) untuk menghilangkan/
mengeluarkan zat2 yg tdk dpt dihilangkan dg enzim.
5. Pengikisan Protein (lanjutan)
Tanda-tanda kulit sudah dibating dg cukup adalah

 Kulit menjadi lunak bila ditekan dg ibu jari, dan


bekasnya lama kembali (thumb test).
 Timbul gelembung udara kecil-kecil pada permukaan
kantung udara kulit (air permeability test)
 Penampang lintang kulit akan berwarna putih bila
ditetesi dg indikator pp.

Kulit kemudian dicuci bersih.


6. Pengasaman (Pickling)
Proses ini dikerjakan untuk kulit samak krom atau samak
sintesis dan tdk dikerjakan untuk kulit samak nabati atau
samak minyak.
Maksud proses pengasaman adalah untuk mengasamkan
kulit pada pH 3-3,5, tetapi kuli dlm keadaan tidak
bengkak, agar kulit dpt menyesuaikan dg pH bahan
penyamak yg akan dipakai.
Selain itu pengasaman ini juga berguna untuk :
 Menghilangkan sisa kapur yg masih tetinggal
 Menghilangkan noda-noda besi yg diakibatkan oleh Na 2S
dlm pengapuran agar kulit menjadi putih bersih,
terutama untuk kulit yg agan disamak putih.
6. Pengasaman (lanjutan)

Kulit diputar dlm drum dg 80-100% air, 10-12% garam


dapur, selama 10-20 menit.
Tambah 0,5 – 1% asam (H2SO4, HCOOH atau lainnya)
masukkan 3 kali, putar terus-menerus selama 2 jam
pada pH tetap (3-3,5) dan seluruh penampang kulit
berwarna kuning jika ditetesi indikator Bromo Cresol
Green (BCG).
Dlm proses penyamakan dg bahan penyamak Krom cairan
pikel dpt langsung dipakai dlm proses penyamakan,
tetapi kadangkala langsung dibuang.
Tahap Proses Penyamakan (Tanning)

Proses penyamakan dimulai dari kulit pikel untk


kulit yg akan disamak krom dan sintan,
sedangkan untuk kulit yg akan disamak nabati
dan disamak minyak tdk melalui proses pickling.

Tahap penyamakan untuk masing-masing cara


adalah sbb.
Penyamakan dg Bahan Penyamak Nabati
a. Cara Counter Current
Kulit direndam dlm bak penyamakan yg berisi larutan
ekstrak nabati sekitar 0,5oBe selama 2 hari.
Selanjutnya kepekatan cairan dinaikkan secara
bertahap sampai kulit menjadi masak yaitu 3-4oBe
untuk kulit yg tipis seperti kulit lapis, kulit tas, kulit
pakaian kuda dll, sedangkan untuk kulit-kulit tebal
seperti kulit sol, ban mesin dll akan masak pada
kepekatan 6-8oBe.
Untuk kulit sol yg keras dan baik biasanya setelah kulit
tersamak masak dg larutan ekstrak, penyamakan
masih dilanjutkan lagi dg cara kulit ditanam dlm
babakan dan diberi larutan ekstrak pekat selama 2-5
minggu.
Penyamakan dg Bahan Penyamak Nabati
(lanjutan)
b. Sistem Samak Cepat

Didahului dg penyamakan awal menggunakan


200% air, 3% ekstrak Mimosa (Sintan) putar
dlm drum selama 4 jam. Putar terus, tambahkan
zat penyamak hingga masak. Diamkan selama 1
malam dlm drum.
Penyamakan dg Bahan Penyamak
Mineral
a. Menggunakan Bahan Penyamak Krom
Zat penyamak krom yg biasa digunakan adalah dlm
bentuk kromium sulfat basa. Basisitas dari garam krom
dlm larutan, menunjukkan berapa banyak total valensi
krom diikat oleh hidroksil, sangat penting penting dlm
penyamakan kulit. Pada basisitas total antara 0-
33,33%, molekul krom terdispersi dlm ukuran partikel
yg kecil (optimum untuk penyamakan). Zat penyamak
komersial yg paling banyak digunakan mempunyai
basisitas 33,33%. Jika zat penyamak krom ini ingin
difiksasikan di dlm substansi kulit, maka basisitas dari
cairan krom harus dinaikkan shg mengakibatkan
bertambah besarnya ukuran partikel zat penyamak
krom.
Penyamak Mineral (lanjutan)

Dlm penyamakan diperlukan 2,5-3% Cr2O3. Untuk


Chromosal B yg kandungan Cr2O3 nya hanya 25% maka
pemakaiannya diperlukan 100/25 x 2,5% Chromosal B
atau 10% Chromosal B. Obat ini dilarutkan dg 2-3 kali
cair, dan direndam selama semalam. Kulit yg telah
diasamkan, diputar dlm drum dg 80-100% air, 3-4%
garam dapur, selama 10-15 menit kemudian bahan
penyamak krom dimasukkan sbb.
1/3 bag dg basisitas 33,3% putar selama 1 jam
1/3 bag dg basisitas 40-45% putar selama 1 jam
1/3 bag dg basisitas 50% putar selama 3 jam.
Penyamak Mineral (lanjutan)

Dapat juga ditempuh cara lain yaitu krom dimasukkan


sekaligus dg basisitas 33,3%, putar selama 1-11/2 jam,
biasanya krom telah masuk keseluruhan penampang
kulit. Proses selanjutnya adalah menaikkan basisitas
krom sampai 59% dg penambahan soda abu yg sudah
diencerkan dg air (:10) dlm 3 tahapan pemasukkan dg
interval waktu 15 menit. Selanjutnya putar terus
menerus selama 5-6 jam.
Kulit kemudian diuji kemasakannya dg cara direbus dlm air
mendidih selama 1 menit. Kulit telah dianggap masak
bila setelah direbus, luas kulit tidak mengkerut lebih dari
10% dan tetap lemas. Kulit bila belum masak,
basisitasnya dinaikkan lagi dg menambah 0,1-0,2% soda
abu dan diputar lagi selama 1-2jam kemudian diuji rebus
kembali. Kulit bila telah masak dikeluarkan dari drum,
digantung (aging) selama 1-2 hari.
Penyamak Mineral (lanjutan)

b. Menggunakan Bahan Penyamak Aluminium (tawas putih)


Kulit yg telah diasamkan diputar dg :
 40-50% air
 10% tawas putih
 1-2% garam, putar selama 2-3 jam, lalu ditumpuk
semalam
Esok harinya kulit diputar lagi selama 30 – 60 menit, lalu
digantung dan dikeringkan pada udara yg lembab
selama 2-3 hari. Kulit diregang dg tangan atau mesin
sampai cukup lemas.
Penyamakan dg Bahan Penyamak Minyak

Kulit yg akan disamak minyak biasanya telah disamak


pendahuluan dg formalin. Kulit dicuci untuk
menghilangkan kelebihan formalin kemudian diperah
untuk mengurangi airnya, diputar dg 20-30% minyak
ikan selama 2-3 jam, tumpuk 1 malam selanjutnya
digantung dan diangin-anginkan selama 7-10 hari.
Tanda-tanda kulit yg masak : Kulit bila ditarik mudah mulur
dan bekas tarikan kelihatan putih. Kulit yg telah masak,
dicuci dg larutan Na2CO3 1%. Untuk menhilangkan
kelebihan minyak dicuci dg air sabun, lalu teruskan dg
air bersih, selanjutnya keringkan dan akhirnya diregang.
Kulit siap untuk Kulit siap untuk Kulit siap untuk
disamak nabati disamak minyak disamak krom

Penyamakan awal Penyamakan awal Penyamakan awal

Perendaman
Penyamakan Penyamakan
Pengetaman ulang ulang

Pemucatan Netralisasi
Pemerahan

Pengecatan Dasar
Pengecatan
Pengeringan
dasar
Penggemukan
Pelembaban
Pelemasan Penggemukan

Peregangan & Pementangan

KULIT KRAS SIAP DI FINISH


2. Pengetaman (Shaving)

Kulit yg telah masak ditumpuk selama 1-2 hari,


kemudian diperah dg mesin atau tangan untuk
menghilangkan sebagian besar airnya, lalu
diketam dg mesin ketam pada bagian daging
guna mengatur tebal kulit agar rata.
Kulit ditimbang guna menentukan jumlah bahan
kimia yg akan diperlukan untuk proses-proses
selanjutnya, kemudian dicuci dg air mengalir
selama setengah jam.
3. Pemucatan (Bleaching)

Hanya dikerjakan untuk kulit samak nabati dan


biasanya digunakan asam-asam organik, dg
tujuan :
 Menghilangkan flek-flek besi dari mesin ketam.
 Menurunkan pH kulit yg berarti memudakan
warna kulit

Cara mengerjakan proses pemucatan :


Kulit diputar dg : 150-200% air hangat (36o-40oC),
0,5-1,0% asam oksalat selama 30 – 60 jam.
4. Penetralan (Neutralizing)

Hanya dikerjakan untuk kulit samak krom. Kondisi kulit


samak krom sangat asam (pH : 3-4) maka kulit perlu
dinetralkan kembali agar tidak mengganggu dlm proses
selanjutnya. Penetralan biasanya mempergunakan
garam alkali misalnya NaHCO3, Neutrigan dll.
Caranya : kulit diputar dg 200 % air hangat (40-60oC), 1-
2% NaHCO3 atau Neutrigen selama 30-60 menit.
Penetralan dianggap cukup jika 1/3 – ¼ penampang kulit
bagian tengah berwarna kuning thd indikator Bromo
Cresol Green (BCG), sedangkan kulit bagian tepi
berwarna biru. Kulit kemudian dicuci kembali.
5. Pengecatan Dasar (Dyeing)

Tujuan pengecatan dasar ialah untuk memberikanwarna


dasar pada kulit agar pemakaian cat tutup nantinya
tidak terlalu tebal, shg cat tidak mudah pecah.

Cat dasar yg dipakai untuk kulit ada 3 macam :


 Cat direct, untuk kulit samak krom,
 Cat asam untuk kulit samak krom dan nabati.
 Cat basa, untuk kulit samak nabati.

Cat dasar pada umumnya dipakai untuk pengecatan dasar


kulit secara diputar sbb.
Kulit samak krom

Kulit diputar selama 60-90 menit dg : 150-200% air pada suhu 40oC,
2-3 % cat asam (prosentase dihitung thd berat kulit setelah
shaving). Cek penampang kulit untuk melihat masuknya cat ke dlm
kulit. Jika masuknya cat sudah sesuai yg dikehendaki kemudian
tambahkan perlahan-lahan asam formiat yg sudah diencerkan dg air
1:10 sebanyak 1/5 bagian dari jumlah cat yg digunakan. Putar
selama 30 menit cek pH 3,5.

Kulit samak nabati


Kulit setelah dipucatkan dan dicuci, kemudian diputar di
dlm drum dg : 200-300% air pada suhu 40oC, 1-2% cat
asam, putar selama 30-60 menit, tambah asam formiat
sebanyak cat yg dipakai, guna memfiksasikan cat pada
kulit agar tidak luntur.
6. Peminyakan (Fat liquoring)

Tujuan proses peminyakan pada kulit antara lain sbb.:


 Untuk pelumas serat-serat kulit, agar kulit menjadi tahan
tarik dan tahan getar.
 Menjaga serat kulit agar tidak lengket satu dg yg lainnya
 Membuat kulit tahan air.

Oleh karena peminyakan kulit biasanya dikerjakan pada


waktu kulit masih dlm keadaan basah, maka minyak yg
dipakai harus minyak yg dpt larut dlm air, ialah minyak
yg sudah disufonasi atau disulfatasi misalnya :
sulfonated cod oil, sulfonated oil, Turkeys red oil dll.
6. Peminyakan (lanjutan)

Kulit setelah dicat dasar, diputar selama 30-60


menit dg 150%-200% air 40-60oC; 4-15%
emulsi minyak. Ditambahkan 0,2-0,5% asam
formiat untuk memecahkan emulsi minyak.
Minyak akan tertinggal dlm kulit dan airnya
dibuang. Kulit ditumpuk pada kudakuda selama
satu malam.
7. Pelumasan (Oiling)

Pelumasan hanya dikerjakan untuk kulit sol samak nabati.


Tujuan pelumasan ialah untuk menjaga agar bahan
penyamak tidak keluar ke permukaan kulit sebelum kulit
menjadi kering, yg berakbat kulit menjadi gelap
warnanya dan mudah pecah nerf-nya bila ditekuk.

Kulit sol sebagian besar airnya diperah kemudian kulit


diulas dg campuran : 1 bag minyak parafin, 1 bag
minyak sulfonir, dan 3 bag air.

Kulit diulas tipis tetapi rata kedua permukaannya,


kemudian dikeringkan.
8. Pengeringan
Kulit diperah airnya dg mesin atau tangan kemudian
dikeringkan. Proses ini bertujuan untuk menghentikan
semua reaksi kimia di dlm kulit. Kadar air pada kulit
menjadi 3-14%.

9. Pelembaban
Setelah dikeringkan, kulit dibiarkan 1-3 hari pada udara
biasa agar kulit menyesuaikan dg kelembaban udara
sekitarnya. Kulit kemudian dilembabkan dg ditanam dlm
serbuk kayu yg mengandung air 50-55% selama 1
malam, kulit akan mengambil air dan menjadi basah dg
merata. Kulit kemudian dikeluarkan dan dibersihkan
serbuknya.
10. Peregangan dan Pementangan

Kulit diregang dg tangan atau mesin regang. Tujuan dari


peregangan adalah untuk menarik kulit sampai
mendekati batas kemulurannya, agar jika dibuat barang
kerajinan tidak terlalu terlalu mulur, agar jika dibuat
barang kerajinan tidak mulur, tidak merubah bentuk dan
ukuran.
Setelah diregang sampai lemas, kulit kemudian dipentang
dan setelah kering kulit dilepas dari pentangannya,
digunting bagian tepinya sampai lubang-lubang dan
keriput-keriputnya hilang.

You might also like