You are on page 1of 1

Permainan Gasing tidak asing lagi di Nusantara ini, karena gasing merupakan salah satu

permainan tradisional tertua di Indonesia. Masing-masing daerah mempunyai ciri khas tersendiri
pada gasing yang dimainkan di daerah itu. Kali ini kita akan bercerita tentang Permainan Gasing
di Tanjungpinang, Sebuah Pulau yang erat kaitannya dengan Budaya Melayu.

Di daerah Tanjung Pinang tepatnya di kampung Manisa, Baranti Sidrap, memiliki ke unikan
bentuk gasing yang dimainkan, beberapa bentuk gasing diantaranya: made’pak ( Gemuk ) dan
Malongke ( Kurus ) dengan tinggi 9 – 10,5 cm, diameter badan : 6 – 6,5 cm, keliling badan 18 –
20,7 cm dan berat : 147 – 200 gram.

Bahan / jenis kayu yang digunkan untuk membuat gasing adalah Ace – Ace.

Arena permainan gasing biasanya di tanah padat, halus, tidak retak, dan tidak berumput dengan
ukuran + seluas lapangan tenis berbentuk persegi panjang.

Permainan gasing di Tanjungpinang dimainkan oleh anak-anak / remaja / orang tua dengan
jumlah pemain sesuai kesepakatan. Sistem pertandingan bisa secara beregu maupun perorangan.
Aturan permainan pertandingan yaitu sistem pukul mati dan sistem diputar

Waktu pemain sesuai kesepakatn bersama diantara pemain. Peralatan pendukung bermain gasing
adalah tali yang panjangnya 157 – 185 cm dengan diameter pangkal 4 mm, ujung 2 mm. Bahan
tali umumnya berasal dari serat awaru. Teknik pembuatan tali gasing : ambil dua lembar serat
Awaru, dibuat tali pada pertengahan + 4 cm, kemudian dibuat tali + 4 mm (pangkal ) ke ujung +
mm ( makin keujung makin kecil )

Cara bermain dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : pertama, Regu 1 memukul mati semua
gasing, regu 2 manade’ ( melempar ) dengan jarak Gasing Tj. Pinangtertentu, contoh 10 meter
dipasang semua gasing lawan kemudian dilempar, kalau ada dikena, dapat point, dilanjutkan lagi
dengan pukul mati. Kalau tidak ada dikena pada waktu mangade’ atau tidak habis mati diadakan
pertukaran pemain. Kedua, pemain bersama memutar gasing ( sistem gugur ).

Menarik bukan? karena di Indonesia ini banyak berbagai macam bentuk gasing, saya pun
berminat melestarikannya dengan cara menjadi kolektor Gasing, namun sampai sekarang belum
terwujud. Sayangnya sampai saat ini Gasing jarang dimainkan oleh anak-anak Indonesia. Salah
satu bentuk pelastarian permainan gasing ini pernah saya tulis dalam postingan Festival Gasing,
31 Regu Gasing Siap Berlaga. Semoga permainan tradisional ini tidak tinggal nama saja.

You might also like