You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Salah satu peralatan yang digunakan untuk mengatur lalu lintas
adalah lampu lalu lintas. Alat ini adalah alat untuk mengatur lalu lintas pada
jalan raya.
Banyaknya pemadaman listrik secara bergilir di indonesia,
mengakibatkan banyak lampu lalu lintas di perempat jalan raya tidak
berfungsi. Akibatnya, banyak terjadi kemacetan, dan membuat banyak polisi
sibuk untuk mengatur lalu lintas pada jalan raya tersebut. Maka dari itu, kami
membuat suatu alat yang dapat mengatur lalu lintas dengan tenaga mandiri.
Kami menyebut alat itu dengan sebutan ”Lampu Lalu Lintas Tenaga Mandiri”.
Prinsip utama dari lampu lalu lintas tenaga mandiri adalah
terdapatnya rangkaian elektromagnetic bertenaga mekanik yang dapat
mengubah tenaga mekanik menjadi listrik. Listrik tersebut digunakan untuk
penyuplai tegangan pada lampu lalu lintas.

1.2 Identifikasi Dan Pembatas Masalah


Dari penjelasan di atas laporan ini dibatasi pada pembuatan lampu
lalu lintas berbasis mikrokontroler atmega 8 serta bagaimana prinsip kerja
tenaga mandiri yang bersumber dari energi mekanik menggerakkan elektro
magnetik.

1.3 Rumusan Masalah


Beberapa perumusan masalah yang akan dibahas pada laporan ini
adalah:
1. Bagaimana menghasilkan suatu energi listrik dari tenaga mekanik?
2. Bagaimana prinsip kerja dari rangkaian elektromagnetic?
3. Bagaimana memprogram microcontroler Atmega8 sehingga dapat
mengatur kerja lampu lalu lintas?

1
4. Bagaimana menggunakan software BASCOM AVR untuk
pemrograman microcontroler Atmega8?

1.4 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan laporan ini adalah agar penulis bisa mengerti
bagaimana prinsip kerja dari rangkaian lampu lalu lintas tenaga mandiri,,
bagaimana merencanakan dan membuat program untuk microcontroler
Atmega8, serta bagaimana cara-cara pemrogramannya dengan
menggunakan BASCOM-AVR.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Microncontroller AVR Atmega8


Microcontrol dengan arsitektur RISC kini semakin banyak berkembang
pesat dan semakin banyak diminati dalam apliakasi sistem kendali. Salah
satu jenis microcontrol RISC yang sekarang banyak beredar dipasaran
adalah microcontroller jenis AVR (Alf and Vegards Risc Processor) yang
memiliki konsep hampir sama dengan dengan microcontroller PIC micro dari
Microchip Inc yang memiliki arsitektur RISC 8 bit.
Untuk mempelajari pemrograman microcontroller jenis AVR, perangkat
programer (Downloader) yang dibutuhkan dapat dibuat sendiri atau dapat
dibeli ditoko elektronik yang menyediakan papan pengembangan
microcontroller. Pemrograman AVR tergolong mudah dilihat dari Hardware
maupun Software yang digunakan dalam download program ke Memory
microcontroller.
Sedangkan untuk rangkaian microcontrollernya bisa langsung berupa
rangkaian aplikasi yang akan dibuat.
Secara umum micrcocontroler jenis AVR memiliki empat kelas, yaitu
keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATmega, dan AT86RFxx. Pada
dasarnya yang membedakan masing – masing kelas tersebut adalah memori,
periperhal, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan
semua microcontroller tersebut hampir sama.

3
2.1.1 Spesifikasi ATmega8

Berikut adalah fitur selengkapnya dari AVR ATmega8.

+ High-Performance, Low-Power AVR 8-bit RISC Microcontroller


+ Advanced RISC Architecture

• 130 Powerful Instructions - Most Single-clock Execution


• 32 x 8 General Purpose Working Registers
• Fully Static Operation
• Up to 16 MIPS Throughput at 16MHz
• On-chip 2-cycle Multiplier

+ High-Endurance Non-Volatile Memory segments

• 8K Bytes In-System Self-programmable Flash Program Memory


• 512 Bytes EEPROM
• 1K Bytes of Internal SRAM
• Write/Erase Cycles: 10,000 Flash / 100,000 EEPROM
• Data Retention: 20 years at 85`C / 100 years at 25`C
• Opitonal Boot Code Section with Independent Lock Bits
• In-System Programming by On-chip Boot Program
• True Read-While-Write Operation
• Programming Lock for Software Security

+ Peripheral features

• Two 8-bit Timers/Counters with Separate Prescaler, one Compare


Mode
• One 16-bit Timer/Counter with Separate Prescaler, Compare Mode,
and Capture Mode
• Real Time Counter with Separate Oscillator
• Three PWM Channels
• 6-channel ADC with 10-bit Accuracy
• Byte-oriented Two-wire Serial Interface
• Programmable Serial USART

4
• Master/Slave SPI Serial Interface
• Programmable Watchdog Timer with Separate On-Chip Oscillator
• On-Chip Analog Comparator

+ Special Microcontroller features

• Power-On Reset and Programmable Brown-out Detection


• Internal Calibrated RC Oscillator
• External and Internal Interrupt Sources
• Five Sleep Modes: Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Power-
down, and Standby

+ I/O and Packages

• 23 Programmable I/O Lines


• 28-lead PDIP, 32-lead TQFP, and 32-pad QFN/MLF

+ Operating Voltages

• 2.7 - 5.5V (ATmega8L)

• 4.5 - 5.5V (ATmega)

+ Speed Grades

• 0 - 8MHz (ATmega8L)

• 0 - 16MHz (ATmega

+ Power Consumption at 4MHz, 3V, 25`C

• Active: 3.6 mA
• Idle Mode: 1.0 mA
• Power-Down Mode: 0.5 uA

5
Pin Layout

Gambar 2.1 Konfigurasi pin Atmega8

Fungsi dari masing-masing pin pada micrcontroller Atmega8 disajikan


dalam bentuk tabel berikut ini :
Tabel 2.1 Deskripsi Pin Atmega8
No.
Nama Pin Alternative Keterangan
Pin
T0 = Timer / Counter 0
external counter input
14 PB0 T0/XCK
XCK = USART External Clock Input/
Output
Timer / Counter 1 external counter
15 PB1 T1
input
AIN0 = Analog Comparator positive
input
16 PB2 INT2/AIN0
INT0 = Input untuk interupsi
external
AIN1 = Analog Comparator negative
input
17 PB3 OC0/AIN1
OC0 = Timer / Counter0 Output
Compare Match Output

6
18 PB4 SS SPI Slave Select Input
Jalur Input data untuk download
19 PB5 MOSI
Memory
9 PB6 XTAL1 Frekwensi mikrokontroler
10 PB7 XTAL2 Frekwensi mikrokontroler
Input Reset (0.9%Vcc dengan waktu
21 Reset
1,5µ s
6 Vcc +Vcc = 5Volt
22 GND Ground
2 PD0 RXD Port Serial Input
3 PD1 TXD Port Serial Output
4 PD2 INT0 Input 1 untuk interupsi external
5 PD3 INT1 Input 2 untuk interupsi external
Timer / Counter Output Compare B
5 PD4 OC1B
Match Output
Serial Clock untuk komunikasi 2
23 PC0 SCL
kabel
Serial Data input / output untuk
24 PC1 SDA
komunikasi 2 kabel
25 PC2 TCK JTAG Test Clock
26 PC3 TMS JTAG Test Mode Select
27 PC4 TDO JTAG Test Data Output
28 PC5 TDI JTAG Test Data Input
1 PC6 TOSC1 Timer Oscilator Pin 1
Power suplay untuk Port A dan
20 AVCC
untuk Analog to Digital Converter
22 GND Ground
Pin untuk referensi tegangan pada
21 AREF
Analog to Digital Converter

2.2 BASCOM AVR


Bascom-AVR merupakan software yang digunakan untuk
memprogram microcontrol Atmega8. Bahasa yang digunakan pada
software ini tergolong bahasa yang cukup mudah dipelajari dibandingkan

7
dengan bahasa assembler yang merupakan bahasa tingkat rendah, yaitu
bahasa basic.

Gambar 2.2 Icon BASCOM-AVR

Gambar 2.3 IDE pada BASCOM AVR

Selain itu BASCOM – AVR ini juga menyediakan library-library yang


berfungsi untuk menangani fungsi-fungsi khusus dalam pemrograman
AVR. Seperti penanganan waktu dan tanggal.

Bascom – AVR akan membuat programer AVR merasa sangat terbantu,


karena programer tidak perlu berfikir apa yang sedang dilakukan oleh
microcontroller seperti pada pemrograman AVR dengan menggunakan
Bahasa Assembler.

Namun Hal yang perlu diperhatikan jika menggunakan BASCOM-


AVR adalah menu configurasi pada IDEnya. Dengan mengatur menu ini,
maka akan menghasil file dengan extensi .cfg. file ini sangat penting,

8
karena file inilah yang akan menentukan pin-pin mana dari microcontroller
yang terhubung dengan komponen lain (seperti LCD, Ds1307 serta
keypad 4x4).

Gambar 2.4 Konfigurasi Chip yang Digunakan

Option yang penting untuk diperhatikan pada pemrograman AVR


dengan BASCOM-AVR adalah pada option CHIP. Pada option ini
programer diberi pilihan jenis chip yang akan digunakan (yang akan
diprogram). Jika programer akan menggunakan Atmega16, maka pilihlah
pada opsi chip dengan “m8def.dat”.

2.3 Generator

Michael Faraday (1791-1867), seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris,


membuat hipotesis (dugaan) bahwa medan magnet seharusnya dapat
menimbulkan arus listrik. Untuk membuktikan kebenaran hipotesis Faraday.
Berdasarkan percobaan, ditunjukkan bahwa gerakan magnet di dalam
kumparan menyebabkan jarum galvanometer menyimpang. Jika kutub utara

9
magnet digerakkan mendekati kumparan, jarum galvanometer menyimpang
ke kanan. Jika magnet diam dalam kumparan, jarum galvanometer tidak
menyimpang. Jika kutub utara magnet digerakkan menjauhi kumparan, jarum
galvanometer menyimpang ke kiri. Penyimpangan jarum galvanometer
tersebut menunjukkan bahwa pada kedua ujung kumparan terdapat arus
listrik. Peristiwa timbulnya arus listrik seperti itulah yang disebut induksi
elektromagnetik. Adapun beda potensial yang timbul pada ujung kumparan
disebut gaya gerak listrik (GGL) induksi.
Terjadinya GGL induksi dapat dijelaskan seperti berikut. Jika kutub utara
magnet didekatkan ke kumparan. Jumlah garis gaya yang masuk kumparan
makin banyak. Perubahan jumlah garis gaya itulah yang menyebabkan
terjadinya penyimpangan jarum galvanometer. Hal yang sama juga akan
terjadi jika magnet digerakkan keluar dari kumparan. Akan tetapi, arah
simpangan jarum galvanometer berlawanan dengan penyimpangan semula.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penyebab timbulnya GGL
induksi adalah perubahan garis gaya magnet yang dilingkupi oleh kumparan.
Menurut Faraday, besar GGL induksi pada kedua ujung kumparan sebanding
dengan laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi kumparan. Artinya,
makin cepat terjadinya perubahan fluks magnetik, makin besar GGL induksi
yang timbul. Adapun yang dimaksud fluks nmgnetik adalah banyaknya garis
gaya magnet yang menembus suatu bidang.
Generator

Generator atau pembangkit listrik yang sederhana dapat ditemukan pada


sepeda. Pada sepeda, biasanya dinamo digunakan untuk menyalakan lampu.
Caranya ialah bagian atas dinamo (bagian yang dapat berputar) dihubungkan
ke roda sepeda. Pada proses itulah terjadi perubalian energi gerak menjadi
energi listrik. Generator (dinamo) merupakan alat yang prinsip kerjanya
berdasarkan induksi elektromagnetik. Alat ini pertama kali ditemukan oleh
Michael Faraday.
Berkebalikan dengan motor listrik, generator adalah mesin yang mengubah
energi kinetik menjadi energi listrik. Energi kinetik pada generator dapat juga
diperoleh dari angin atau air terjun. Berdasarkan arus yang dihasilkan.
Generator dapat dibedakan menjadi dua rnacam, yaitu generator AC dan

10
generator DC. Generator AC menghasilkan arus bolak-balik (AC) dan
generator DC menghasilkan arus searah (DC). Baik arus bolak-balik maupun
searah dapat digunakan untuk penerangan dan alat-alat pemanas.
Generator AC

Gambar 2.5 Generator AC

Bagian utama generator AC terdiri atas magnet permanen (tetap), kumparan


(solenoida). cincin geser, dan sikat. Pada generator. perubahan garis gaya
magnet diperoleh dengan cara memutar kumparan di dalam medan magnet
permanen. Karena dihubungkan dengan cincin geser, perputaran kumparan
menimbulkan GGL induksi AC. OIeh karena itu, arus induksi yang ditimbulkan
berupa arus AC. Adanya arus AC ini ditunjukkan oleh menyalanya lampu pijar
yang disusun seri dengan kedua sikat. Sebagaimana percobaan Faraday,
GGL induksi yang ditimbulkan oleh generator AC dapat diperbesar dengan
cara:
memperbanyak lilitan kumparan,
menggunakan magnet permanen yang lebih kuat.
mempercepat perputaran kumparan, dan menyisipkan inti besi lunak ke
dalam kumparan.

Contoh generator AC yang akan sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-
hari adalah dinamo sepeda. Bagian utama dinamo sepeda adalah sebuah
magnet tetap dan kumparan yang disisipi besi lunak. Jika magnet tetap
diputar, perputaran tersebut menimbulkan GGL induksi pada kumparan. Jika
sebuah lampu pijar (lampu sepeda) dipasang pada kabel yang
menghubungkan kedua ujung kumparan. lampu tersebut akan dilalui arus
induksi AC. Akibatnya, lampu tersebut menyala. Nyala lampu akan makin

11
terang jika perputaran magnet tetap makin cepat (laju sepeda makin
kencang).

BAB III

PEMBUATAN ALAT

3.1 Konstruksi Lampu Lalu-Lintas Tenaga Mandiri

12
40 cm
40 cm

Gambar 3.1

Gambar 3.1 Ini adalah gambar miniatur dari lampu lalu lintas energi listrik
bertenaga mekanik

Bahan :
~Aluplat dengan ukuran 40 cm x 40 cm
~Plat almunium
~Engsel 4 buah

3.2 Pembuatan Rangkaian

13
A1

A2
Input V
3 x 1.2 ke
volt
A3
Mikrokon
troler

A4

Gambar 3.2 Rangkaian power supply

GAMBAR 3.2 ini adalah rangkaian power supply yang digunakan di lampu
lalu luntas energi listrik bertenaga mekanik

14
Gambar 3.3 rangkaian mikrokontroler

Gambar 3.3 ini adalah gambar rangkaian mikrokontroler yang digunakan di


lampu lalu lintas energi listrik bertenaga mekanik

3.3 Tabel Kebenaran

Lampu
H2 K2 M2 H1 K1 M1 Heksa Penyalaan
PB.5 PB.4 PB.3 PB.2 PB.1 PB.0
0 1 1 1 1 0 &H1E 30 detik
1 0 1 1 1 0 &H2E 3 detik
1 1 0 0 1 1 &H33 30 detik
1 1 0 1 0 1 &H35 3 detik

Tabel 3.1

15
Lampu
H4 K4 M4 H3 K3 M3 Heksa Penyalaan
PC.5 PC.4 PC.3 PC.2 PC.1 PC.0
0 1 1 1 1 0 &H1E 30 detik
1 0 1 1 1 0 &H2E 3 detik
1 1 0 0 1 1 &H33 30 detik
1 1 0 1 0 1 &H35 3 detik

Tabel 3.2

3.4 Flow Chart

16
START

INISIALISASI “ m8def.dat”

PortB = Output

PortC = Output

PortB = &H1E

PortC = &H1E

Tunda 5sec

PortB = &H2E

PortC = &H2E

Tunda 2sec

PortB = &H33

PortC = &H33

Tunda 5sec

PortB = &H35

PortC = &H35

Tunda 2sec

Gambar 3.4 Flowchart Program

Gambar 3.4 Flowchart dari lampu lalu lintas energi listreik bertenaga mekanik
BAB IV

17
PENGUJIAN ALAT

4.1 Pengujian 1
Pengujian pertama alat ini dilakukan dengan cara mengukur tegangan
yang maksimum yang keluar dari setiap generator ac dengan melakukan 5
kali sampling.
Atuasi
NO Tegangan (Volt)
1 Tekan 1
2 Tekan 2
3 Tekan 3
4 Tekan 4
5 Tekan 5

4.2 Pengujian 2
Pengujian kedua alat ini dilakukan dengan cara mengukur tegangan
yang maksimum yang keluar dari setiap generator ac dengan melakukan 5
kali sampling.

18
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah menyelesaikan pembuatan dan produksi lampu lalu lintas
tenaga mandiri dengan microcontroller Atmega8, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Alat ini dapat berfungsi untuk mengatur lalu lintas tanpa perlu supply daya
dari PLN (tenaga mandiri).
2. Alat ini menggunakan microcontroller keluarga AVR dari Atmel karena
microcontroller dari keluarga ini mempunyai ukuran memory yang cukup
besar serta kecepatan dalam eksekusi perintah.
3. Alat ini hanya bisa bekerja apabila ada suatu benda yang menekan
rangkaian mekanik. Yang dapat mengkonversi energi mekanik menjadi
energi elektromagnetic, lalu menghasilkan energi listrik yang dapat
menyuplai daya yang dibutuhkan oleh lampu lalu lintas.

5.2 Saran
Sebagai akhir dari laporan ini ada beberapa saran yang dapat
disampaikan yaitu :
1. Alat ini memiliki tenaga mandiri, yaitu tenaga yang dapat dihasilkan
sendiri tanpa harus ada supply daya dari PLN.
2. Sebaiknya, alat ini digunakan untuk jalan raya yang ramai. Agar
pengkonversian energi mekanik dapat berjalan dengan sempurna.

19
DAFTAR PUSTAKA

20

You might also like