Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Lalat atau Drosophila baik disadari ataupun tidak telah hadir dalam setiap
lingkungan kita. Dalam penelitian tentang lalat, orang pertama yang menggunakan
lalat buah (Drosophila malanogaster) sebagai objek penelitian genetika adalah
Thomas hunt morgan yang berhasil menemukan “pautan seks” dan “gen
rekombinan”.
Selama musim panas Drosophila malanogaster terdapat di semua bagian
dunia yang biasanya mengerumuni buah-buahan yang ranum dan tempat-tempat
sampah. Dalam pembiakan drosophila yang pertama kali kita butuhkan adalah
media. Di dalam pembuatan medium sebaiknya di gunakan air suling. Karena air
suling bebas dari bakteri yang dapat mempercepat proses pembusukan medium
biakan. Keasaman pH medium juga sangat penting bagi pertumbuhan
organisme,terutama kerja enzim yang sangat di pengaruhi oleh pH.
Pada saat makan, larva membuat saluran- saluran di dalam medium, dan
jika terdapat banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan baik.
Larva yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas
tissue dalam botoldan disini larva sakn meletakkan diri [pada tempat kering
dengan cairan seperti lem yang dihasilakn oleh kelenjar ludah dan kemudian
membentuk pupa.
Untuk bisa mengamati secara jelas baik bentuk morfologi, siklus hidup
dan lain-lain tentang Drosophila maka kita perlu mengembang biakkan serta
menangani Dorsophila secara benar Metamorfosis pada Drosophila termausk
metamorfosis sempurna, yaitu dari telur – larva instar I – larva instar II – larva
instar III – pupa – imago.
Drosophila telah digunakan secara bertahun- tahun dalam kajian genetika
dan perilaku hewan. Adapun ciri- ciri dorsophila antara lain warna tubuh kuning
kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang. Berukuran
kecil antara 3-5 mm. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang
terputus dekat dengan tubuhnya. Sungut arista umumnya berbentuk bulu,
memiliki 7-12 pecabangan. Crossvein posterior umumnya lurus, tidak
melengkung. Mata majemuk berbentuk bulat agak elips dan berwarna merah.
Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil
dibandinkan dengan mata majemuk. Thoraks berbulu - bulu dengan warna dasar
putih, sedangkan abdomen bersegmen lima dan bergaris hitam. Sayap panjang,
berwarna transparent, dan posisi bermula di thoraks.
Drosophila memiliki ciri morfologi yang berbeda antara jantan dan
betinanya. Pada Drosophila jantan Memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil bila
dibandingkan dengan yang betina.Memiliki 3 ruas dibagian abdomennya dan
memiliki sisir kelamin.Sedangkan pada yang betina ukuran relative lebih
besar,memiliki 6 ruas pada bagian abdomen dan tidak memiliki sisir kelamin.
Drosophila sp merupakan hewan yang bersayap, dan berukuran kecil. Maka dari
itu pengamatan morfologi hewan ini bisa dengan menggunakan alat Bantu seperti
LUV ataupun kaca pembesar (Soemartomo.S.S.1979)
Pada drosophila ditemukan 4 pasang kromosom.Pada lalat jantan dan lalat
betina umumnya adalah sama, tetapi ada sedikit perbedaan yaitu pada salah satu
kromosom jantan terdapat lengkungan seperti mata pancing. (Sepoetro.D.1975)
Pada Drosophila jantan dan betina dapat mudah dipisahkan dalam bentuk segmen-
segmenabdomen.Abdomen betina mempunyai ujung meruncing dan pola garis-
garis yang berbeda dari pada abdomen jantan.Kelamin lalat ditentukan sebagian
oleh kromosom X yang dimiliki individu.Nor,alnya lalat betina akan memiliki 2
kromosom X.Sedangkan lalat jantan hanya memiliki 1 kromosom X ditambah 1 Y
heterokromatik.Pada lalat buah kromosom Y tidak memiliki peranan penting
dalam penentuan jenis kelamin.PAda kromosom Drosophilla hanya sedikit gen
aktif. (Goodenough 1984)
Pada Drosophila sp ciri-ciri suatu mutan dinyatakan oleh gabungan dari
satu atau beberapa huruf dan angka,sesuai dengan nama dan symbol yang pertama
kali ditemukan oleh penemunya kepada mutan tersebut. Sedangkan lalat yang
berfenotip normal dibert tanda +. Cara ini sedah dianut sejak Morgan mulai
penelitian dengan hewan ini. Untuk sifat yang bersifat dominant ciri tersebut
ditulis dengan huruf besar sebaliknya jika resesif akan ditulis dengan huruf kecil.
1.2 Tujuan
III
PEMBAHASAN
Orang pertama yang menggunakan Lalat buah (Drosophila melanogaster)
sebagai objek penelitian genetika adalah Thomas Hunt Morgan yang berhasil
menemukan “pautan seks” dan “gen rekombinan”. Ada beberapa keuntungan
sehingga lalat buah banyak dijadikan objek untuk kajian-kajian genetik, di
antaranya :
1. Lalat buah (Drosophila melanogaster) mudah dipelihara dalam
laboratorium karena makanannya sangat sederhana, hanya memerlukan
sedikit ruangan dan tubuhnya cukup kuat.
2. Pada temperatur kamar (suhu ruangan), Lalat buah (Drosophila
melanogaster) dapat menyelesaikan siklus hidupnya kurang lebih dalam
12 hari.
3. Jumlahnya di alam sangat berlimpah dan mudah didapati.
4. Lalat buah (Drosophila melanogaster) dapat menghasilkan keturunan
dalam jumlah yang besar.
5. Jumlah kromosom relatif sedikit, yaitu 4 pasang dan memiliki “Giant
Chromosme”. kromosom ini terdapat dalam sel-sel kelenjar ludah yang
besarnya 100 kali lipat dari kromosom biasa, sehingga mudah diamati di
bawah mikroskop cahaya.
6. Lalat buah (Drosophila melanogaster) memiliki berbagai macam
perbedaan sifat keturunan yang dapat dikenali dengan pembesaran lemah.
Lalat buah (Drosophila melanogaster) ini memiliki beberapa jenis mutan
(individu yang dihasilkan karena adanya mutasi) yang dapat diamati
dengan perbesaran yang lemah pula.
7. Perkembangan dari siklus hidupnya mudah di amati, karena terjadi di luar
tubuhnya mulai dari telur, larva, pupa hingga menjadi dewasa (imago).
Pada pengamatan ini, praktikan mengganti media di dalam botol media. Lalat
yang telah dimasukkan ke dalam botol media, mati hanya dalam waktu beberapa
jam saja. Hal ini dapat disebabkan karena ketidaklayakan media yang pertama kali
diberikan. Karena telah dicampur beberapa bahan untuk mencegah kontaminasi
mutan lain seperti bakteri, tungau, atau jamur. Alkohol yang berasal dari bahan
anti jamur menyebabkan lalat tidak dapat bertahan lama.
Media dalam botol akhirnya diganti dengan pisang ambon bulu busuk
yang dilumatkan. Kemudian, lalat dimasukkan ke dalam botol media pada pukul
09.00. Jumlah lalat yang dimasukkan ke dalam botol media sekitar 13 ekor. Pada
tanggal 10 september 2008 pukul 04.00 mulai ditemukan beberapa bercak-bercak
putih. Menurut literatur, bercak-bercak putih berukuran kurang dari 0.5 mm
tersebut tidak lain adalah telur dari Drosophila melanogaster. Pengamatan
dilanjutkan lagi hingga mulai muncul larva instar 1 setelah 2 hari. Larva instar 1
berukuran kurang lebih 0.5 mm, berwarna putih, dan terlihat adanya pergerakan
(motil).
Perubahan berikutnya terlihat saat larva instar 1 mulai membesar
ukurannya pada hari ke 3, inilah yang disebut larva instar 2. Selain itu,
pergerakannya terlihat lebih aktif dibanding larva instar 1. Saat mengamati
munculnya larva instar 2, terlihat adanya kontaminasi jamur. Hari berikutnya,
ukuran larva makin bertambah besar dan fase larva instar 3 mulai muncul.
Pergerakan larva ini aktif di atas media maupun di dinding botol. Saat
pengamatan larva instar 3, media di dalam botol mengalami kenaikan permukaan
akibat gas yang menekan di bagian dasar. Gas tersebut diperkirakan dari adanya
hasil fermentasi oleh jamur yang tumbuh di sekitar permukaan media. Namun
setelah larva berubah menjadi larva instar 3, jamur yang ada di permukaan media
menghilang. Larva-larva tersebut yang memakan jamur yang tumbuh di atas
permukaan media. Namun, setelah hilangnya jamur bagian dasar media mulai
berair.
Selanjutnya, larva instar 3 mulai melakukan pergerakan ke bagian atas
botol, mengurangi pergerakannya dan diam menempel pada bagian dinding atas
botol. Larva instar 3 ini mulai akan berubah menjadi prepupa yang berwarna
putih. Prepupa kemudian berubah menjadi fase pupa. Dan imago pun akhirnya
muncul setelah 10 hari lamanya.
Waktu yang diperlukan Drosophila melanogaster untuk pergiliran yang
dilakukan praktikan 2 adalah 8 hari. Lamanya perubahan telur menjadi imago
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti suhu lingkungan (rendah, ideal atau
tinggi) dan perlakuan yang diberikan masing-masing praktikan seperti pemberian
intensitas cahaya (botol diletakkan di tempat gelap atau terang).
Dalam mengembangbiakkan Drosophila melanogaster dalam botol
medium teramati adanya kontaminasi dengan tumbuhnya jamur diatas medium
buah pisang ambon bulu busuk yang dilumatkan. Hal ini disebabkan karena media
semakin membusuk. Selain itu, beberapa saat botol sempat ditaruh di tempat yang
cukup lembab (di dalam lemari). Namun, setelah beberapa waktu dilakukan
pengamatan kembali, jamur yang tumbuh di atas medium buah tersebut
menghilang karena Drosophila memakan jamur yang tumbuh dalam medium
buah dalam botol. Hal ini memperlihatkan bahwa Drosophila melanogaster,
sejenis serangga biasa yang umumnya tidak berbahaya yang merupakan pemakan
jamur yang tumbuh pada buah.
Pada pengamatan, praktikan perlu mengetahui dan mempelajari siklus
hidup Drosophila melanogaster sebelumnya. Dengan mempelajari siklus
hidupnya, akan lebih mudah untuk diamati fase-fase pergiliran keturunannya dan
mudah diamati proses penurunan sifatnya. Genom Drosophila memiliki
kemiripan 77% dengan genom pada manusia, hal ini yang menyebabkan
Drosophila melanogaster sebagai model yang ideal untuk dipelajari. Selain itu,
juga dapat diaplikasikan untuk meningkatkan jangka hidup manusia dan
mempelajari mortalitas manusia.
IV
KESIMPULAN
1. Tahapan-tahapan fase pertumbuhan Drosophila melanogaster adalah;
telur – larva instar I – larva instar II – larva instar III – prepupa – pupa
– imago
2. Lama fase telur sekitar 19 jam, larva instar1 sekitar 1 hari, larva instar
2 sekitar 1 hari, larva instar 3 sekitar 1 hari, prepupa 2 hari, dan pupa 3
hari. Lama siklus hidup lalat Drosophila melanogaster sejak telur
menjadi imago adalah selama 10 hari. Lama perubahan dari telur
menjadi imago bervariasi tergantung kondisi lingkungan termasuk
suhu lingkungan, pencahayaan, kepadatan dan ketersediaan makanan.
3. Dalam memelihara Drosophila melanogaster, botoL media diusahakan
berada pada kondisi lingkungan yang ideal yaitu sekitar 25°C. Selain
itu, perlu diperhatikan ketersediaan media makanannya. Jumlah
Drosophila melanogaster yang dimasukkan ke dalam botol cukup
beberapa pasang saja sehingga memberikan ruang pada Drosophila
melanogaster untuk hidup. Botol media juga sebaiknya diletakkan di
tempat dengan cahaya remang-remang yang tidak terlalu besar
intensitas cahayanya.
DAFTAR PUSTAKA
Shorrocks, B. 1972. Drosophila. London: Ginn & Company Limited.
Lindsley, Dan. 1992. The Genome of Drosophila melanogaster. California:
Academic Press Inc,.
Hartwell,L.H, Hood, L.,Goldberg,.,Reynolds, Silver, Veres. 2004. Genetics From
Genes To Genoms second edition. New Delhi: McGraw-Hill Publishing
Company LTD.
Borror.J.D,Triplehorn. 1992. Pengenalan Pengajaran Serangga. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada Press.
Ashburner, Michael. 1989. Drosophila, A Laboratory Handbook. USA :
Coldspring Harbor Laboratory Press.
Silvia, Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsenterasi Formaldehida
Terhadap Perkembangan Larva Drosophila. Bandung : Jurusan Biologi
Universitas Padjdjaran.
Strickberger, Monroe, W. 1962. Experiments in Genetics with Drosophila.
London: John Wiley and Sons, inc..