You are on page 1of 13

AGRITEK VOL. 17 NO. 6 NOPEMBER 2009 ISSN.

0852-5426

SEDIMENTASI DI KALI SURABAYA SEBAGAI DATA PENUNJANG


UNTUK MENGANTISIFASI BANJIR DI KOTA SURABAYA
Sedimentation in Kali Surabaya as a Supporting Data in Anticipating any Flood
Occurence in Surabaya City

Kusnan
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

ABSTRACT

For any flood controls of the Surabaya city, one of parts needed for flood control
is the sedimentation occurrence related to the properties and characteristics of Kali
Surabaya (Gunungsari). This sedimentation gradually will cause the silting up of riverbed
and the reduction of riverbed or river width, as a result, the water flow discharge from the
upper course area will undergo the overflow in the riverbed that have the low embankment.
When at the flow trip process toward the downstream part (Madura straight), if this flow
discharge does not retained in the riverbed wet longitudinal section then the flood happen.
To overcome the matter it is needed the sedimentation transportation calculation in the
average discharge of each year, as the balance of riverbed wet longitudinal section water
flow volume scale occupied by the Sedimentation, later it will be used as the supporting
data for the calculation of the future flood occurrence anticipation.
The result of yearly average sedimentation discharge 53.512 m3/s, taken place in
the Kali Surabaya area in 2006. While, from the research results by using formulations (1)
Meyer, Peter and Muller, (2) Enggulend and Hasen, (3) Acker and White respectively
showed results as follows: (1) the largest was 16.0142 m3/s, and the smallest was 0.0084
m3/day; (2) the largest was 202.3869 m3/day and the smallest was 0.0437 m3/day and (3) the
largest was 40.7085 m3/day and the smallest was 0.0821 m3/day. If of these three taken the
maximum namely the sediment occurrence = 202.3869 m3/year and minimum = 0.0437
m3/year, it meant that the occurred sedimentation volume in each year, so that it does not
cause in along Kali Surabaya, then it needed the calculation of sedimentation volume scale
in Kali Surabaya periodically, thus to offset (balance sediment and the overflowing of water
flow), and data obtained from this research can be used as the support to overcome
(anticipation) for the flood occurrence.

Keywords: Sediment transportation, flood prevention

ABSTRAK

Untuk pengendalian banjir kota Surabaya, salah satu bagian yang diperlukan
untuk pengendali banjir adalah kejadian sedimentasi yang menyangkut sifat dan
karakteristik Kali Surabaya (Gunungsari). Kejadian sedimentasi ini lambat laun akan
mengakibatkan pendangkalan dasar sungai dan mengecilnya palung sungai atau lebar
sungai, akibatnya debit aliran air dari daerah hulu akan mengalami aliran luberan pada
palung sungai yang mempunyai tanggul rendah. Pada saat proses perjalanan aliran menuju
bagian di hilir (selat Madura), jika debit aliran ini tidak tertampung pada penampang basah
palung sungai terjadilah banjir. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan perhitungan
transportasi sedimentasi pada debit rata-rata pertahun, sebagai balance besaran volume

162
AGRITEK VOL. 17 NO. 6 NOPEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

aliran air penampang basah dasar sungai yang ditempati oleh Sedimentasi, nantinya akan
dipakai sebagai data pendukung untuk perhitungan antisipasi terjadinya banjir mendatang.
Sedimentasi rata-rata per tahun 53,512 m3/dt, yang terjadi di daerah Kali
Surabaya tahun 2006, Sedangkan dari hasil penelitian dengan memakai perumusan (1)
Meyer, Peter dan Muller, (2) Enggulend dan Hasen, (3) Acker dan White masing-masing
menunjukan hasil seperti berikut : (1) terbesar 16,0142 m3/detik, dan terkecil 0,0084
m3/hari; (2) terbesar 202,3869 m3/hari dan terkecil 0,0437 m3/hari dan (3) terbesar
40,7085 m3/hari dan terkecil 0,0821 m3/hari. Jika dari ketiga ini diambil yang maksimal
yaitu kejadian sidemen = 202,3869 m3/tahun dan minimal =0,0437.m3/tahun, berarti
volume sedimentasi yang terjadi pada tiap-tiap tahun, supaya tidak mengakibatkan luapan
air atau lumberan aliran air, sebesar volume kejadian sedimentasi pada sepanjang Kali
Surabaya, maka diperlukan adanya perhitungan besaran volumen sidimentasi secara
priodik di Kali Surabaya, sehingga untuk mengimbangi (balance sediment dan aliran air
lumberan), dan hasil data-data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dipakai sebagai
pendukung data untuk mengatasi (antisipasi) akan terjadinya banjir.

Kata kunci : Transportasi sedimen Kali Surabaya, sebagai cegah banjir

PENDAHULUAN kemarau, serta perubahan kecepatan yang


dipengaruhi oleh aktivitas manusia.
Sedimen (sediment transport) yang Sebagai akibat dari perubahan volume
terbawa oleh aliran sungai dalam kaitannya sedimen adalah terjadinya penggerusan
dengan debit sungai, mempunyai arti dibeberapa tempat serta terjadinya juga
penting dalam kegiatan pengembangan pengendapan pada dasar sungai yang
sumberdaya air. Data sedimen diperlukan nantinya dapat mempengaruhi perubahan
untuk perencanaan tanggul banjir sungai, dasar sungai. Perubahan ini akan berakibat
perencanaan lebar dan kemiringan saluran pada kondisi muka air yang terjadi dan
irigasi, kondisi tingkat erosi pada daerah aliran pada sungai tersebut dapat berakibat
pengaliran sungai, perencanaan Jembatan luber dari palung sungai (banjir luberan air
(Soewarno, 1991). kiriman) , sehingga fungsi dari sungai akan
Proses sedimentasi itu sendiri dalam mengalami perubahan. Hal ini akan
konteks hubungan dengan sungai meliputi, membawa dampak langsung kepada data
penyempitan palung, erosi, transportasi perhitungan sedimen yang terjadi, data
sedimentas (transport sediment), pengen- perhitungan sedimen merupakan proses
dapan (deposition), dan pemadatan yang rumit dengan kompleknya parameter
(Compaction) dari sedimen itu sendiri. yang mempengaruhi, sehingga pengukuran
Karena prosesnya merupakan gejala sangat volume sedimen masih merupakan
komplek, dimulai dengan jatuhnya hujan perkiraan yang terbaik terhadap besarnya
yang menghasilkan energi kinetic yang hasil sedimen. Namun demikian, beberapa
merupakan permulaan proses terjadinya rumus perhitungan sedimen yang
erosi tanah menjadi partikel halus, lalu didasarkan pada analisa pada analisa
menggelinding bersama aliran, sebagian teoritis akan sangat berguna, jika data
akan tertinggal di atas tanah, sedangkan yang tersedia cukup panjang. Ketelitian
bagian lainnya masuk kedalam sungai hasil sedimen akan bertambah besar, jika
terbawa aliran menjadi sedimen. Besarnya periode pengukuran data cukup panjang.
volume sedimen terutama tergantung pada Dari hasil monitoring terhadap hasil
perubahan kecepatan aliran, karena pengukuran sedimen pada daerah hulu
perubahan pada musim penghujan dan sebagai awal terjadinya sedimen yaitu
pengukuran di Waduk Sutami pada periode

163
AGRITEK VOL. 17 NO. 6 NOPEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

sebelumnya, tedapat indikasi bahwa memiliki mata air yang berasal dari anak-
jumlah sedimen yang masuk ke Waduk anak sungainya yang berasal dari Gunung
Sutami meningkat secara draktis pada Arjuna dan mengalir ke daerah barat dan
priode 1992 s/d 2002. Untuk utara mengelilingi Gunung Kelud.
menanggulangi hal ini telah dilakukan Dibagian hilir Kali Brantas mengalir
penanggulangan sebagai berikut : melalui Kota Mojokerto kemudian terbagi
● Penghijauan atau reboisasi tanaman menjadi dua yaitu Kali Pororng dan Sungai
pada daerah lahan yang kritis, usaha yang lebih kecil yang dinamakan Kali
ini upaya untuk sebagai penahan erosi Surabaya.
tanah. Kali Surabaya sebagai muara Kali
● Pembuatan/ revitalisasi / rehabilitasi Brantas dimulai dari Kota Mojokerto
Chek Dam yang ada pada daerah mengalir sepanjang ± 30,35 km ke timur
bagian hulu yaitu di Waduk laut melalui Sidoarjo, Gresik, Surabaya
Sengguruh dan Waduk Lesti. dan bermuara di Selat Madura. Adapun
fungsi utamanya terkait dengan keempat
Selama beberapa tahun terahkir telah Wilayah tersebut diantaranya:
dilakukan penghijauan kembali lahan- ● Sebagai alternatif pembuang utama
lahan kritis untuk mengendalikan erosi untuk mengatisipasi berkembangnya
sebagai sumber asal sedimen. Tetapi akibat kota dimasa mendatang.
laju sedimen yang berlebihan pada tahun- ● Sebagai sistem pengambilan / Intake
tahun sebelumnya mengakibatkan aku- ● Sebagai altrnatip pengendali banjir
mulasi sedimen di dasar waduk sudah ● Propek ke depan sebagai potensi
melampaui kapasitas tampungan rencana. wisata ( transportasi air)
Fakta yang terjadi adalah walaupun Kali Surabaya di musim penghujan
kapasitas tampungan sedimen yang akan mengalir debit yang besar akibat air
ditetapkan telah terlampaui, hingga saat ini hujan yang turun di daerah pengalirannya
Waduk Sutami masih tetap bisa beroperasi. (DAS) sendiri, juga berupa limbahan dari
Usia Waduk Sutami yang bila ditinjau dari Kali Brantas berupa air kiriman, maupun
besarnya jumlah sedimen yang masuk sidementasi yang berasal aliran, dimulai
terhadap tampungan sedimen rencana dari bagian hulu (DAW Sutami ke Kali
mestinya telah berakhir, yang berarti telah Brantas Mojokerto). Sebaliknya pada
melampaui batas kapasitas tampungan muim kemarau dimana kebutuhan air
sedimen yang telah direncanakan, hal meningkat, sedangkan ketersediaan air
diatas akan membawa dampak langsung menurun, maka untuk meninggikan elevasi
pada operasi Waduk Sutami pada saat permukaan air pada musim kemarau,
mengaliri air untuk keperluan irigasi pada diperlukan pembangunan Dam-dam atau
daerah-daerah bagian hilir, diantaranya pintu air yang dimaksudkan, untuk
Kali Brantas, yang pengaliran diteruskan menaikan elevasi permukaan air saat
menuju ke Kali Surabaya. musim kemarau, sehingga memungkinkan
Ada dugaan kuat bahwa sedimentasi terjadi pengambilan air secara gravitasi dan
yang terjadi bersumber dari erosi-erosi pada musim penghujan debit air tidak
lahan-lahan kritis pada Derah Aliran meluap (meluber) dari sepanjang kali
Waduk (DAW) yang cenderung semangkin Surabaya, akan tetapi jika limbahan
meluas, kemudian terjadi pengangkutan kiriman sedimen dari Kali Brantas ini tidak
sedimen akibat aliran Sungai Kali Brantas diatisipasi besaran volumenya akan mem-
dan anak-anak cabang Sungai yang bawa dambak langsung menambah besar
menjadikan endapan pada dasar Waduk, Debit banjir, maka untuk mengatisipasi
kalau dicermati secara aktual dilapangan terjadinya banjir perlu pendataan sedi-
Kali Brantas memiliki total daerah mentasi yang terjadi akibat pertambahan
pengaliran kurang lebih 12.000 km²,

164
AGRITEK VOL. 17 NO. 6 NOPEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

besaran sidementasi berakumulasi jumlah- bersangkutan, bukan curah hujan disuatu


nya. titik tertentu. (Sosrodarsono, 1983).
Terkait dengan fungsi utamanya Kali Curah hujan ini dinyatakan dalam
Surabaya, maka studi dalam openelitian millimeter.Untuk menghitung curah hujan
adalah menghitung pergerakan transportasi ini ada beberapa cara yaitu :
sedimen di Kali Surabaya, hal ini penting ●Cara rerata aljabar/hitung
untuk dilakukan, dengan maksud untuk ●Cara poligon thiessen
mengetahui sejauh mana kondisi sungai ●Cara isohyet
tersebut dengan sifat dan karateristik Harga rata-rata hitung didapatkan
terhadap jumlah volume sidimen yang dengan menjumlahkan curah hujan dari
akan dihasilkan oleh kali sungai tersebut, semua tempat pengukuran selama kala
pada saat musim kemarau atau hujan. ulang 10 tahun.
Sedimentasi sendiri adalah siklus Dalam penelitian digunakan dengan
hidrologi yang tidak dapat dihindari, maka cara Thiessen dianggap bahwa data curah
dengan data-data pergerakan sedimen yang hujan dari suatu tempat pengamatan dapat
telah diketahui nantinya dapat dilakukan dipakai untuk daerah pengaliran disekitar
studi-studi perencanaan lanjutan, agar baik tempat itu yaitu pada stasiun Gunungsari,
pengendapan maupun pengeseran yang Wonokromo dan Tandes Banyuurip (hasil
terjadi di sungai masih dalam batasan pencatatan diolah dengan cara polygon
normal yaitu dengan jalan memastikan thiessen hasil pada lampiran)
bahwa kapasitas transportasi dari sedimen
sama dengan jumlah sedimen yang masuk b.Hujan Harian Maksimum.
ke dalam sungai tersebut. Hal ini dapat Untuk mendapakan hitungan Debit
dilakukan dengan membuat bangunan- hujan maksimum keperluan Debit banjir
bagunan pengendali / pengontrol sedimen rencana yang terjadi, memakai kala ulang
ialah suatu tanggul, krib, strek dam 10 (sepuluh) tahun, menggunakan
(Soemarto, 1995). perumusan curah hujan rancangan dengan
Menghidari sedimen yang berlebihan, log Person type III, untuk dipakai control
akan mengurangi dampak yang perhitungan dimensi potongan melintang
ditimbulkan seperti banjir pada musim Kali Surabaya pada daerah Gunngsari dan
penghujan dan tidak tersedianya air untuk Wokromo . Adapun Langkah–langkah
industri, pengelolaan air minum (PDAM) urutan perhitungan sebagai berikut :
maupun irigasi pada musim kemarau.Dari
masalah tersebut diatas timbul masalah ●Data curah hujan x1, x2, x3….xn
seberapa besar volume sidimentasi yang menjadi log x1…..log xn
terjadi di Kali Surabaya, sebagai bagian
n
penyebab banjir. ●Rerata log x =Σi=1 log xi
n
Simpangan baku Sn = (logXn – log x)²
METODE PENELITIAN n-1

Perhitungan Debit Banjir Rencana ●Skewness Cs = n (log Xn – log X)³


(n – 1) (n – 2) Sn³
a. Hujan Rerata Daerah kajian
Curah hujan yang diperlukan untuk ●Menghitung logaritmatic hujan dengan
penyusunan suatu rancangan pemanfaatan kala ulang yang diinginkan
air dan rancangan pengendalian banjir pada
penentuan dimensi drainase (saluran) Log X = log X + K. Sn
adalah curah hujan rata-rata diseluruh
daerah Gunungsari, Wonokromo, yang Sedimentasi

165
AGRITEK VOL. 17 NO. 6 NOPEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

kohesif oleh air yang mengalir dinyatakan


a.Konsep dasar sedimen banyaknya dengan berat massa, atau
Dasar sungai biasanya tersusun oleh volume per satuan waktu.
endapan dari material berupa partikel
sedimen yang terbawa oleh aliran sungai
material tersebut dapat terangkut kembali,
apabila kecepatan aliran cukup tinggi.
Besarnya volume sedimen terutama
tergantung dari perubahan kecepatan
aliran, karena perubahan pada musim
penghujan, maupun musim kemarau, serta
perubahan kecepatan yang dipengaruhi 1 muka air 2
aktivitas manusia. (Soewarno, 1991).
Sebagai akibat dari perubahan volume H
sedimen adalah terjadi terjadinya T1 aliran air H-2d
penggerusan (degredasi) di beberapa T2
tempat serta pendangkalan (agradasi) di 2d
tempat lain pada dasar sungai, dengan
demikian pada umumnya bentuk dasar
sungai akan berubah. Apabila air mengalir
pada suatu alur (sungai atau saluran), maka Gambar 1. Hidrolika Sungai
air tersebut akan menyebabkan pengikisan
(scour) pada permukaan tanahnya. Jika banyaknya angkutan sedimen T maka
Partikel-partikel tanah yang berupa satuannya bisa N/det (Newton per detik)
lumpur (sediment), kerikil, maupun kerikil dimana 1kg gaya =9,76 N
agak besar diameternya dapat terlepas dari
dasar alur (bed) atau tebing (bank), partikel c. Mekanisme Pengangkutan
tersebut akan terbawa oleh aliran air dan Sedimen.
peristiwa ini lazim disebut " Pengangkutan
sedimen (Sediment Transport)". Untuk Didasarkan pada mekanisme pengang-
memperkirakan perubahan itu telah banyak kutannya dapat dibedaan atas dua jenis:
dikembangkan rumus-rumus berdasarkan ● Sedimen dasar alur (Bed Load)
percobaan lapangan maupun laboratorium ●Sedimen layang (Suspended Load)
hidrolika. Untuk aliran turbulen, struktur
aliran hanya dapat diberikan dengan cara Sesuai dengan asal dari material
empiris. Begitu juga dengan gerakan terangkut, angkutan sedimen mempunyai
partikel atau butiran. Hampir semua sifat angkutan sebagai berikut :
perobaan yang telah ada diperoleh dari ●Angkutan material dasar alur (Bed
argumentasi fisika yang umum (Soejadi, Material Transport)
1991). Dari uraian tersebut diatas sebagai ● Muatan tercuci (Wash Load)
tujuan pokoknya adalah tentang
pengangkutan sedimen untuk mengetahui Dalam proses terjadinya sedimen pada
pada keadaan tertentu, apakah terjadi erosi, aliran alur sungai (palung sungai) dapat
pengendapan atau terjadi angkutan diketahui seperti pada Gambar 2.
seimbang (Equilibrium transport)

b.Proses Hidrolika. Bed Load Bed material transport


Proses hidrolika dapat digambar
seperti pada Gambar 1. yaitu perpindahan
tempat bahan sedimen granulair non Asal
Mekanisme mula

166
AGRITEK VOL. 17 NO. 6 NOPEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Hal yang terkait dengan tersebut


menurut Tsubaki dan Furuya telah
dijadikan perumusan :
Suspended Load Wash Load
U/U* = 5,75.Log (R/Ks) + 6

dimana : U= kecepatan karakteristik rata-


Gambar 2. Mekanisme pengangkutan rata, U* = kecepatan geseran (√g.R.S),
Sedimen R=Jari-jari hidraulis, g = percepatan
Garis batas yang membedakan gravitasi (m/det²), S= kemiringan hidraulis
gerakan bed load dan suspended load dan Ks=d.65, sehinga distribusi pada
tidaklah dapat ditetapkan dengan pasti, keadaan kristis adalah :
namum Einstain memberikan perkiraan
lapisan dasar mempunyai ketebalan 2 d Ucr/U*cr = 5,75 Log ( R/Ks) + 6
sebagai lapisan bed load seperti gambar 1.
Peristiwa bergeraknya material dasar alur dimana : Ucr=Kecepatan karakteristik
adalah akibat adanya gaya seret yang kritis rata-rata, U*cr = Kecepatan geser
ditimbulkan oleh aliran air pada dasar kritis.
saluran, gaya ini adalah suatu tarikan air Shieds memberikan hubungan antara
pada penampang basah yang disebut batas angka Reynold (Re) dengan τcr dan
sebagai unit tractive force. Ucr, yang persamaannya sebagai berikut
Besarnya gaya seret dinyatakan
dengan perumusan : Re = U*. d /ς = 11,6 . d/ζ

τo = γ .R.S dimana : ς = Kekentalan kenematis, d =


diameter butiran, S= total lapisan laminair
dimana : γ = Gaya seret, R=Berat Jenis, dan ζ = 11,6. ς/ U*.
dan S= Kemiringan dasar alur Butiran sedimen dapat diketahui dari
perbandingan τo dengan τcr dan U*
Bila kecepatan aliran kecil, material dengan U*cr. jika ketentuan sebagai
dasar alur tidak / bergerak dan bila berikut:
kecepatan bertambah secara bertahap pada
suatu saat sebagian material dasar alur τo > τcr butir bergerak
akan mulai bergerak, gerakan ini τo < τcr butir diam
dinamakan gerakan awal sedimen U* > U*cr butir bergerak
(Incipient motion), sedangkan kecepatan U* < U*cr butir diam
aliran pada butiran (ritical shear velocity)
= U.Cr dan Gaya seret yang terjadi adalah
Gaya seret kritis (critical tractive force).

Tabel . 1 Hubungan antara temperatur (T) dengan kekentalan Kenematik (ς)

T 0 5 10 15 20 25 30 35 40 ºC
ς 1,7 1,5 1,3 1,14 1,01 0,90 0,80 0,72 0,65 10‾6m²/dt
9 2
Sumber : Dinas Pengairan RI

167
AGRITEK VOL. 17 NO. 6 NOPEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Gambar 3. Peta Lokasi Kajian / Studi dalam Penelitian (Kali Surabaya)

Gambar 3. Lokasi Kajian Kali Surabaya Gunungsari-Wonokromo

d.Karakteristik Angkutan Sedimen.

168
AGRITEK VOL. 17 NO. 6 NOPEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Untuk mengetahui karakteristik sungai akan berubah, Permasalahan yang


angkutan sedimentasi, perlu diketahui pola ada sesudah dan sebelum pengendalian
aliran sungai pada Kali Surabaya (di sedimen ini adalah terletak pada
daerah Gunungsari) dengan mengadakan kemiringan dasar sungai. Dari hasil
pembagian daerah berdasarkan kemiringan perhitungan total angkutan sedimen dapat
sungai / elevasi ketinggian dasar sungai dihitung dengan perumusan :
(Cross Section) pada pembagian daerah
hasil penelitian terdahulu (Agung.C, 2006) H = ( n.Q/B√ I )0,6 ; Untuk B> 10.H
seperti ditunjukan pada Tabel 2. U = Q/A
Pembagian kemiringan pada daerah Kali U*= √ g.H.I
Surabaya Dgr = D[ g(s-1)/ ς² ]1/3
Fgr = U*n'. (U'*)1-n'/√ g.D(s-1)
U'* = U rata-rata / 5,64. log (10H/D)
Tabel 2. Bagian kemiringan Kali Surabaya Ggr = c[Fgr/A' - 1]m
S = Ggr.Urata-rata.D(Urata-rata/U*)n'
No Nama Elevasi Landai Kete-
Daerah ranga Untuk material kasar (Dgr > 60)
n
1. Daerah 0 600m
n=0 c = 0,0247 dan U* = U*'.
2. Daerah I
3. Daerah II Parameter c, A'. n' dan m berhubungan
4. Daerah III dengan harga Dgr yang didapat dari : c =
10.[2,86 log Dgr- (log Dgr)² - 3,53 ]
e. Data-data Sedimen
Analisa gradasi butiran sedimen dimana:
diperoleh dari laboratorium proyek A' = 0,23/Dgr + 0,14
Penanggulangan bencana Alam Gunung n' = 1,00 – 0,56 log Dgr
dan Banjir. Dalam analisa gradasi sedimen m = 9,66/Dgr + 134
ialah dengan mengambil sampel tanah di
hilir over flow kantong sedimen atau hasil
erosi pada lahan-lahan gundul , kemudian HASIL DAN PEMBAHASAN
diperiksa di laboratorium mekanika tanah
untuk ditetapkan besaran butir-butir Debit banjir rencana
(gradasi), agar penentuan kecepatan waktu Hasil perhitungan debit banjir rencana
bersamaan dengan aliran dapat diketahui dengan kala ulang 10 (sepuluh) tahun
kecepatannya. yaitu tahun 1994 – 2004, dilakukan
metode Theissen dengan Log Person Type
f. Analisa Sedimen III, sesuai daerah aliran Sungai Surabaya
Dalam perhitungan angkutan sedimen yang terdekat di daerah Gunungsari dan
total (bed material load) dicoba dengan Wonokromo, menunjukan besaran 81,856
metode (1) Meyer, Peter dan Muller; (2) m3/dt, debit ini mengalir di Kali Surabaya
Enggulend dan Hasen; (3) Akers and merupakan hasil debit banjir rencana
Whitev Perhitungan total angkutan akibat air hujan, yang dipakai dasar
sedimen disini, dihitung dalam dua tahap perencanaan perhitungan penampang
yaitu sebelum dan sesudah adanya usaha basah yang ada dilapangan, ternyata dari
penanggulangan material sedimen yang data analisis tersebut diatas menunjukan
terjadi, yang dilaksanakan oleh Proyek bahwa dimensi (ukuran) saluran Kali
Brantas Hilir. Setelah ada usaha Surabaya, mampu penampung debit aliran
penanggulangan akibat bencana banjir akibat air hujan di daerahnya, debit aliran
rutin, dan dengan cara model ini belum termasuk tambahan sedimentasi
pengelontoran, maka kemiringan dasar

169
AGRITEK VOL. 17 NO. 6 NOPEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

dan air kiriman dari daerah Kali Brantas lumberan) dapat diketahui, dan hasil data-
Mojokerto. data yang diperoleh dalam penelitian ini
Debit air kiriman dari Kali Brantas dapat dipakai sebagai data tambahan
Mojoketo dapat dikendalikan lewat pendukung untuk mengatasi (antisipasi)
pengoperasian bangunan-bangunan Dam/ akan terjadinya banjir kedepan.
Cek Dam yang berada sepanjang Dam Jika data sedimen tersebut diambil
Mlirip (Mojokerto) sampai dengan Dam yang maksimal sebesar 202,3869 m3/hari
Jagir (Surabaya), Gambar 4 dan 5. atau 0,0023 m3/dt (untuk di Daerah
Sedangkan untuk besaran debit sedimen Gunungsari –Wonokromo) dan secara total
yang terjadi perlu pendataan secara priodik rata-rata pertahun 53,512 m3/dt
lewat perhitungan yang telah ditentukan (Mojokerto-Wonokromo), maka kejadian
dalam Kajian penelitian ini. ini secara priodik/komulatip merupakan
tambahan debit yang perlu diperhatikan
Debit Sedimentasi dalam perhitungan penanggulangan banjir
Setelah menganalisa tiap-tiap yang terjdi masa akan datang.
penampang di Kali Surabaya pada daerah
Gunungsari-Wonokromo, diketahui sifat- Pengangkutan Sedimentasi
sifat dan karakteristiknya dan menganalisa Kali Surabaya merupakan salah satu
material sungai dalam penentuan sifat cabang Kali Brantas dibagi menjadi dua
endapan (sedimentasi), selanjutnya bagian yaitu Kali Porong dan Kali
dilakukan perhitungan transport sediment Surabaya, sampai di Surabaya di
dengan jarak setiap 300 meter penampang Wonokromo pecah /dibagi menjadi Kali
(Po, P3, P6, P9, P12, P15), menggunakan 3 Mas dan Kali Jagir (Wonorejo) masing-
(tiga) metode yang telah ditentukan. masing bermuara di Selat Madura. Kali
Debit sedimentasi rata-rata per tahun Surabaya mengalir sepanjang ± 42 km dari
53,512 m3/dt, yang terjadi di daerah Kali Kota Mojokerto, khusus untuk keperluan
Surabaya tahun 2006 (Dam Mlirip penelitian ini diambil pada lokasi daerah
Mojokerto-Dam Jagir Surabaya). Kali Surabaya (Gunungsari dan
Sedangkan dari hasil penelitian dengan Wonokromo) seperti Gambar 4 dan
memakai perumusan (1);Meyer, Peter dan 5. .
Muller, (2) Enggulend dan Hasen, (3)
Acker dan White masing-masing
menunjukan hasil seperti berikut : (1)
terbesar 16,0142 m3/detik, dan terkecil
0,0084 m3/hari; (2) terbesar 202,3869
m3/hari dan terkecil 0,0437 m3/hari dan
(3) terbesar 40,7085 m3/hari dan terkecil
0,0821 m3/hari.
Jika dari ketiga ini diambil yang
maksimal yaitu kejadian sedimen =
202,3869 m3/tahun dan minimal = 0,0437
m3/tahun, berarti volume sedimentasi yang
terjadi pada tiap-tiap tahun, supaya tidak
mengakibatkan luapan air atau lumberan Gambar 4. Daerah hulu Kali Surabaya
aliran air, besaran debit volume kejadian Dam Mlirip Mojokerto
sedimentasi pada sepanjang Kali Surabaya,
diperlukan kejadian perhitungan besaran
volumen sidimentasi secara priodik di Kali
Surabaya, agar data untuk mengimbangi
(balance sediment terhadap aliran air

170
AGRITEK VOL. 17 NO. 6 NOPEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

ditentukan oleh prosentase kelongsoran


deposit (material sedimen) dan kemiringan
dasar ini dapat dibedakan seperti Tabel 5.

Tabel 5. Kemiringan Dasar Sungai

No. Kemi- Bentuk Aliran


ringan yang terjadi
Gambar 5. Derah hilir Kali Surabaya dasar
Gunungsari-Wonokromo 1 20% Debris
2 50% Kelongsoran
Menurut pembentukanya Kali Surabaya 3 80% Tebing
merupakan sungai alluvial, hal ini ditandai Gerak Jatuh batu
dengan banyaknya sedimen pada dasar
sungai dan adanya pulau-pulau gosong dari
Dalam mengevaluasi pergerakan butiran
pasir gundukan, sedimen dasar yang
sedimen dapat diketahui dari perbandingan
muncul kepermukan dasar sungai,
τo dengan τcr dan U* dengan U*cr. jika
didaerah hulu diakibatkan pengaruh
ketentuan sebagai berikut butir:
aktivitas Gunung Kelud merupakan salah
τo =0,2> 0,02=τcr bergerak
satu gunung berapi yang masih aktif,
τo=0,2 < 0,25=τcr diam
akibat dari letusannya beberapa ratus tahun
U*=0,31> 0,25=U*cr bergerak
lampau menghasilkan ratusan juta meter
U*= 0,031<0.43=U*cr diam
kubik (m3) material yang terlempar ke
lereng-lereng gunung beransur-ansur
Dalam penelitian ini yang terjadi di
terbawa masuk kedalam Kali Brantas dan
Kali Surabaya Gunungsari-Wonokromo
cabang-cabang termasuk ke Kali Surabaya.
termasuk Bentuk Aliran Debris, karena
Masuknya sedimen dari aliran Sungai
kemirigan sungai pada daerah Kali
Brantas berasal dar akibat aliran Waduk
Surabaya Gunungsari dan Wonokromo
Sutami dan hasil letusan dalam jumlah
dasar kemiringan sungai < 20%.
besar akan menyebabkan bekurangnya
/perubahan bentuk palung (penampang)
Analisa Sedimentasi
sungai, yang dibarengi kenaikan dasar
Dalam perhitungan angkutan sedimen
sungai. Hal ini menyebabkan tidak
Total (bed material load) dicoba dengan 3
tersedianya air dalam jumlah yang
(ketiga) metode yaitu : Hasil Debit
memadai pada musim kemarau dan
sedimentasi rata-rata pertahun 53,512
sebaliknya pada musim penghujan terjadi
m3/dt, yang terjadi di daerah Kali
banjir. Proses pengangkutan sedimen ini
Surabaya tahun 2006 (untuk Dam Mlirip
sesuai mekanisme yang ditunjukan pada
Mojokerto-Dam Jagir Surabaya),
Gambar 2.
Sedangkan dari hasil penelitian dengan
memakai perumusan (1);Meyer, Peter dan
Karakteristik Angkutan sediment
Muller, (2) Enggulend dan Hasen, (3)
Untuk mengetahui karakteristik
Acker dan White masing-masing
angkutan sedimen tergantung dari pola
menunjukan hasil: (1) terbesar 16,0142
aliran sungai yang terjadi di Kali Surabaya
m3/detik, dan terkecil 0,0084 m3/hari; (2)
khususnya pada daerah Gunungsari-
terbesar 202,3869 m3/hari dan terkecil
Wonokromo, dengan mengadakan
0,0437 m3/hari dan (3) terbesar 40,7085
pembagian daerah berdasarkan kemiringan
m3/hari dan terkecil 0,0821 m3/hari. Jika
sungai / elevasi ketinggian dasar sungai
dari ketiga ini diambil yang maksimal
(Gambar 6). Hal ini disebabkan karena
yaitu kejadian sedimen = 202,3869
karakteristik angkutan sedimen sangat
m3/tahun dan minimal = 0,0437.m3/tahun.

171
AGRITEK VOL. 17 NO. 6 NOPEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

terjaga dari persyaratan untuk digunakan


sebagai bahan baku Air Minum menurut
KESIMPULAN DAN SARAN SNI.

Kesimpulan
Dari perhitungan debit Banjir rencana DAFTAR PUSTAKA
yang dipakai sebagai kontrol terhadap
dimensi saluran Sungai Kali Surabaya, Anonymous. 1987. Bendungan Besar di
memakai perhitungan kala ulang 10 tahun, Indonesia. Jakarta Pusat Penelitian
yaitu tahun 1994 – 2004. Hasil Debit dan Pengembangan Pengairan
sedimentasi rata-rata per tahun 53,512 Departemen Pekerjaan Umum.
m3/dt, yang terjadi di daerah Kali ___1999. Panduan Perencanaan
Surabaya tahun 2006. Sedangkan dari Bendungan Urugan, Volume III
hasil penelitian dengan memakai (Desain pondasi&tubuh
perumusan (1) Meyer, Peter dan Muller, bendungan). Jakarta PU Dirjen
(2) Enggulend dan Hasen, (3) Acker dan Pengairan Direktorat Bina Teknik
White masing-masing menunjukkan hasil Irrigation Engineering Service
seperti berikut : (1) terbesar 16,0142 Center Bersama Japan International
m3/detik, dan terkecil 0,0084 m3/hari; (2) Coope ratio Agency JICA.
terbesar 202,3869 m3/hari dan terkecil Bowles, J.E. 1991. Sifat-sifat Fisis dan
0,0437 m3/hari dan (3) terbesar 40,7085 Geo Teknis Tanah (Metan),
m3/hari dan terkecil 0,0821 m3/hari. Erlangga, Jakarta.
Jika dari ketiga ini diambil yang Cedergren, H.R. 1989. Seepage, Dranage,
maksimal yaitu kejadian sidemen = And Flow Nets, John Wiley & Sons.
202,3869 m3/tahun dan minimal = Chichester, Brisbane, Toronto,
0,0437.m3/ tahun, berarti volume Singapore.
sedimentasi yang terjadi pada tiap-tiap Das, BM. 1988. Principles of Geotechnical
tahun, supaya tidak mengakibatkan luapan Engineering, PWS Publisher.
air atau lumberan aliran air, sebesar Endah, N. & Mochtar, I.B.
volume kejadian sedimentasi pada (penerjemah). 1988. Mekanika
sepanjang Kali Surabaya. Oleh karena itu Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa
diperlukan perhitungan volume Geoteknis), Jilid 1, PT. Gelora
sedimentasi secara priodik di Kali Aksara Pratama, Surabaya.
Surabaya, untuk mengimbangi (balance Kasiro, 2003. Perilaku & Stabilitas
sediment dan aliran air lumberan). Data- Rembesan air Bendungan Krisak,
data yang diperoleh dalam penelitian ini Jateng Sebelum dan Sesudah
dapat dipakai sebagai pendukung data Perbaikan, Jurnal PIT IX HATHI,
untuk mengatasi (antisipasi) terjadinya Senggigi – NTB.
banjir. Munir, M. 1995. Geologi dan Mineralogi
Tanah, Unbraw Barawijaya,
Saran Malang.
Untuk mencegah pendangkalan sungai Najoan Theo F. dan Carlina
Kali Surabaya dengan adanya sedimentasi Soetjiono.1993. Instrumen tasi
akibat banjir kiriman yang berasal dari Geoteknik dalam Evalu asi
daerah hulu, yang melewati daerah-daerah Keamanan Bendungan Tipe Urugan,
pegunungan gundul dan telah banyak J. Penelitian &Pengembangan
didirikan perumahan baru, diperlukan Pengairan Th. 7 KW IV(26): 1.
rutinitas program penggelotoran pada Rahardjo. 1992. Simulasi Garis Depresi
setiap 10 tahun. Pendangkalan dapat dan Debit Rembesan air Pada Tubuh
terkontrol dan kualitas air sungai akan Bendung Homogen Dengan

172
AGRITEK VOL. 17 NO. 6 NOPEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Pendekatan Model Fisik, Unibraw Waterway, Port, Coastal and ocean


Brawijaya Malang. Engineering, Polandia
Richard dan Sebayang, N.1998. Zona Thien NTM, Fredhud M.D, Fredlud D.G,
Pelindung dan Pencegah Bocoran Hung V.Q, (2001). Speepage
Pada Bendungan Urugan Batu modeling in saturated/Unsaturated,
Permukaan lapis beton (Concrete Jour nal Internasional Conference
Fage Rockfill Dam), Jurnal PIT XV on Management of The land Water
HATHI, Bandung. Resources, Hanoi Vietnam.
Sahid, 2005. Pengantar Komputasi Verruijt. 1969. Theory of Groundwater
Numerik dengan Matlab, CV.Andi Flow, Delft University of
Offset, Yogyakarta. Technology, The Netherlands.
Schuring, D.J. 1997. Scale Models in Wani, W.H. 1989. Konservasi Tanah di
Engineering, A Wheaton and Co., Indonesia Suatu Rekaman dan
Buffalo New York Analisa, Rajawali Press, Jakarta.
. Wardhana. 2002. Matematika Teknik.
Unipres Brawijaya, Malang.
Soetjiono, C.dan Sunarto. 1998. Metode Wesley. L.D.1977. Mekanika Tanah,
Pengurugan Bertahap Bendungan Badan Penerbit Pekerjaan umum,
Tipe Urugan di atas Pondaisi Jakarta Selatan.
Bertanah lunak Kecamatan Zhang.L, Yu .X, Hu.T. 1998. Optimization
Balikpapan Utara, Katim Timur, of compaction zoning in loess
Jurnal PIT XV HATHI, Bandung. embankments. Journal Departemen
Sulisz, W. 1995. Effect of Permeability on of Civil Engineering, University of
Stability of Rubble Base, Journal of Forida.

Gambar 6. Potongan Melintang Kali Surabaya Gunungsari-Wonokromo

173
AGRITEK VOL. 17 NO. 6 NOPEMBER 2009 ISSN. 0852-5426

Gambar 7. Potongan Melintang Kali Surabaya Gunungsari-Wonokromo

174

You might also like