You are on page 1of 33

Membangun ICT

Indonesia
Membangun sektor ICT yang kompetitif
dalam perjalanan menuju konvergensi ICT

Richard Mengko
Jakarta 31 Mei 2005
Pendahuluan

Terdapat 2 kegiatan utama yang berbeda yaitu


pemanfaatan ICT secara luas di semua sektor serta
pengembangan sektor ICT itu sendiri

Pemanfaatan ICT perlu dikembangkan diberbagai


sektor, karena menjadi “enabler” menuju kompetisi masa
depan dalam menghadirkan berbagai metoda, proses
kerja dan jenis layanan baru, yang secara langsung akan
mempengaruhi tingkat daya saing suatu negara.

Untuk dapat dimanfaatkan secara luas, sektor ICT di


Indonesia (infrastruktur, aplikasi, konten dan industri)
harus dapat berkembang secara kompetitif menghadapi
kompetisi global dan berkelanjutan (sustainable)
Tantangan dalam membangun sektor ICT dan
pemanfaatannya yang kompetitif

Kompleksitas yang terjadi karena perkembangan


teknologi dan tumbuhnya integrasi (konvergensi) dari
berbagai jenis layanan dan jaringan pendukungnya.

Pergeseran struktur bisnis, karena perkembangan


teknologi, perluasan pasar dan inovasi layanan baru

Kebutuhan untuk mengembangkan berbagai program


dan kebijakan dalam mengoptimalkan pertumbuhan
infrastruktur ICT secara nasional yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan
Perkembangan Teknologi &
Konvergensi Jaringan
Saat ini sedang terjadi pergeseran teknologi komunikasi wireless
dari sistem generasi pertama (1G) di pertengahan dekade 1980
menuju sistem generasi ke empat (4G) yang dikenal sebagai NGcN
(Next Generation convergence Network).

Sistem 1G merupakan sistem “analog radio access – digital


switching” yang lebih diarahkan pada penggunaan percakapan
(voice) secara mobile (sistem AMPS).

Diskontinuitas terjadi pada pergeseran ke sistem 2G, dimana akses


dan switching menjadi sistem digital (64kb).Pada sistem 2G ini
selain layanan voice juga diperkenalkan layanan data, serta fasilitas
roaming yang lebih baik (sistem GSM, CDMA).
Pergeseran menuju 3G dikembangkan untuk menyempurnakan
berbagai standard & global connection yang belum terjadi pada
sistem 2G. Untuk menjamin kompatibilitas dan kontinyuitas layanan,
pergeseran menuju sistem 3G didahului oleh sistem perantara yang
dikenal sebagai sistem 2.5G

Pada sistem 3G, kecepatan data mengalami kenaikan yang cukup


signifikan (2Mb) serta diperkenalkannya konsep seamless roaming
dan interkoneksinya dengan IP based network.

Untuk mendorong konvergensi dari sistem GSM di Eropa dan


CDMA di USA, dibentuklah 3GPP (3G Partnership Project).

Sistem 4G (100Mb) dikembangkan untuk lebih mendorong berbagai


konvergensi yang telah diawali oleh sistem 3G, terutama dengan di
adopsinya MPLS (Multiprotocol Label Switching) untuk menjamin
interkoneksi jaringan WLAN, Internet, GPRS, Bluetooth dan jaringan
kabel dengan peningkatan Quality of Service (QoS)
Tantangan
dalam menyikapi pergeseran teknologi dari
2G ke 3G dan 4G:

Bagaimana menentukan lintasan (path) yang


optimal bagi Indonesia?

Apakah Indonesia memiliki suatu keunikan


tertentu, sehingga perlu menggunakan
pendekatan yang berbeda dengan negara lain?

Apakah peluang Indonesia yang dapat


dimanfaatkan untuk menumbuhkan industri dan
menciptakan lapangan pekerjaan?
3G dan 4G
Pada saat ini sedang terjadi pergeseran dari 2G ke 3G,
dengan tahapan transisi 2.5G.
Solusi 3G didasarkan pada kesepakatan standard dan
arsitektur yang telah dicapai (sebagian inisiatif 3GPP,
MPLS).
Solusi 4G pada saat ini hanya berupa inisiatif bersama
yang belum disepakati secara menyeluruh dan masih
dikembangkan teknologinya.
Yang perlu diperhatikan dalam solusi 3G adalah bagian
mana yang akan dikembangkan lebih lanjut pada 4G dan
bagian mana yang hanya bersifat sementara.
Secara umum arsitektur 3G yang akan dilanjutkan pada
4G adalah features yang menuju konvergensi seperti
yang dinyatakan pada inisiatif 3GPP, UMTS & MPLS
Pergeseran yang terjadi
Overlapped features
untuk menjamin kompatibilitas 3G & 4G

2G
3G 4G

Overlapped features
untuk menjamin kompatibilitas 2G & 3G

Overlapped features antara 2G ke 3G, hanya bersifat sementara,


yang dalam pergeseran 3G ke 4G sudah tidak akan dijaga.

Terdapat 2 bagian utama pada 3G, bagian ke1 adalah


untuk menjamin kompatibilitas dengan 2G dan bagian ke2 adalah features
untuk dikembangkan lebih lanjut pada 4G.
Memahami makna pergeseran
Beberapa obyektif utama dari semua pergeseran
menuju 4G adalah:

Menuju broadband & IP based system


Penggunaan standard Multimedia (multi)
protocol termasuk untuk layanan digital video
dan TV akan menjadi tujuan.utama dalam
menyatukan berbagai layanan
Global interconnection akan didorong agar dapat
meng-enable berbagai layanan (berbagai
operator) dari suatu user terminal.
Rekomendasi bagi pengembangan
ICT Indonesia
Indonesia sedapat mungkin harus dapat meloncat
kedepan (menuju 4G), untuk menghindari investasi pada
arsitektur (teknologi) yang bersifat sementara.
Kesulitan yang dihadapi adalah belum lengkapnya
deskripsi dan teknologi untuk memasuki solusi 4G
secara menyeluruh.
Sebagai kompromi, kita perlu mendorong semua hal
pada 3G yang akan dikembangkan lebih lanjut pada 4G,
dan menghindari sedapat mungkin hal yang hanya
bersifat sementara (hal2 yang hanya dimaksudkan untuk
menjaga kompatibilitas dari 2G ke 3G).
Prioritas yang dapat dilakukan
Mendorong penggunaan IP based system di semua
tingkat, terutama dimulai dari “core architecture” yaitu
pada tingkat interkoneksi antar operator dan hubungan
SLJJ (kesepakatan standard IP based pada terminal
akses akan lebih lambat tercapainya).
Mendorong penggunaan standard teknologi yang sudah
tersedia saat ini, khususnya untuk interkoneksi antar
operator dan hubungan SLJJ (teknologi saat ini sudah
dapat melakukan hubungan SLJJ secara digital dengan
bandwidth hanya 9 kbps/channel – sepertujuh dari 64
kbps yang digunakan).
Mendorong hadirnya berbagai layanan baru serta
interkoneksi secara luas (closing the gap to future
lifestyle)
Pergeseran struktur bisnis
Pembangunan sektor ICT menjadi cukup kompleks,
karena berbagai aspek a.l : munculnya jaringan wireless
disamping jaringan kabel, interoperabilitas, kesepakatan
akan standard, komersialisasi berbagai layanan baru,
turunnya harga perangkat dan jasa layanan dll.

Bidang ICT saat ini dipenuhi bukan hanya oleh operator


telekomunikasi dan penjual perangkat, tetapi ditambah
dengan bergabungnya berbagai produk dan layanan
baru dibidang penyiaran (TV dan radio), jasa internet,
pemanfaatan jaringan lokal, pengembang software dll.
Daya saing dari operator telekomunikasi saat ini
sangat dipengaruhi oleh: pergeseran teknologi,
perluasan ruang kompetisi, perubahan dalam
komponen rantai pertambahan nilai serta
munculnya berbagai jenis layanan baru (value
creation)
Konvergensi yang sedang terjadi antara konten,
packaging, jaringan, infrastruktur dan terminal
akses, menyebabkan terjadinya perubahan
ataupun merger dalam struktur industri bidang
ICT
Bisnis dibidang ICT bergeser dari sudut
pandang “National bounded vertical business”
menuju “Global horizontal organization”
Menterjemahkan
konvergensi dimasa depan
Konvergensi voice, data & media
Konvergensi jaringan fix, wireless, broadcast & internet
Konvergensi informasi, komunikasi & entertainment
Konvergensi komputer, terminal komunikasi & kebutuhan
rumah tangga
Konvergensi media & jasa, konten & transaksi, produk &
jenis jasa
Konvergensi terminal akses & interoperabilitas jaringan
Konvergensi layanan Human to Human (e-mail, voice),
Human to Machine (browsing internet, GPS), Machine to
Machine (remote operation)
Tantangan menuju
konvergensi dimasa depan
didorong oleh:
Munculnya berbagai layanan data disamping layanan percakapan
(voice)
Kebutuhan pasar akan terminal Multi Standard baik untuk jaringan
wireless dan kabel
Munculnya interkoneksi antar berbagai jaringan (mobile, fix,
internet, GPRS, bluetooth, jaringan lokal (private networks) dll.
Sinergi antara keinginan operator telekomunikasi untuk menjadi
“market leader”, kebutuhan interoperabilitas dan konvergensi
berbagai jaringan informasi

Tantangan:
Dalam perjalanan menghadapi pergeseran ini, apakah akan muncul
peperangan standard ataukah suatu suasana “co-exist” demi
tercapainya manfaat optimal?
Merubah sudut pandang bahwa pihak lain akan lebih diuntungkan
bila terjadi interkoneksi ke sudut pandang bahwa siapa yang tidak
terkoneksi akan mati, atau setidaknya tidak “fully exploited”
Kebijakan mendorong konvergensi
• Contoh kebijakan untuk lebih mendorong laju
pembangunan sektor ICT yang kompetitif
1) Mengurangi kebijakan yang memisahkan operasi jaringan kabel
dan wireless dan lebih mengarahkan kebijakannya pada
mendorong konvergensi yang sedang berlangsung saat ini.
2) Kebijakan yang dibentuk perlu lebih diarahkan pada penanganan
masalah strategis dan menghindari “micromanaging”
3) Memberi ruang cukup bagi investor untuk mendapatkan return
yang menarik bagi investasi jaringan baru atau layanan baru.
4) Mendorong konvergensi, interkoneksi, perjanjian roaming dan
interoperabilitas jaringan.
5) Memberi ruang pada hadirnya operator dengan jasa lebih khusus
(mis: WLAN, messaging systems dll.).
6) Mendorong digunakannya terminal akses yang dapat mengakses
beberapa operator.
7) Mendorong perluasan jenis layanan yang dapat diakses oleh
berbagai jaringan, termasuk digital TV.
8) Mendorong penggunaan MAN dan WAN serta berbagai inovasi
layanan baru untuk mendorong konvergensi.
9. Mendorong penurunan harga layanan, peningkatan bandwidth serta
memperbaiki portability (mis: menyatukan tagihan langganan jaringan kabel
dan wireless).
10. Mendorong konvergensi jasa dan “bundled services” agar terjadi pasar
“quality based ICT” (mis: internet, multimedia messaging dan terminal
mobile).
11. Mengurangi hambatan konvergensi jaringan kabel dan wireless
12. Mendorong penggunaan wireless jarak dekat (2.4 GHz, bluetooth) untuk
berbagai jenis layanan (mis: remote control, MP3 dll.)
13. Mendorong konvergensi antara penggunaan telepon cordless, akses ke
jaringan kabel atau wireless serta internet untuk penggunaan rumah tangga.
14. Menghindari kompetisi yang tidak seimbang antar operator dalam menuju
konvergensi total.
15. Melarang operator untuk membatasi penggunaan suatu jenis terminal akses
dengan merek tertentu (yang penting adalah spesifikasinya dipenuhi).
16. Menghindari kebijakan yang menghambat produk atau jasa baru yang
mendorong konvergensi.
17. Mendorong diadakannya berbagai studi secara kontinyu mengenai manfaat
dan harga jasa layanan baru serta senantiasa memperhatikan evaluasi dari
pengguna jasa.
18. Mendorong pembangunan infrastruktur yang mengarah pada konvergensi
masa depan menggunakan IP based systems , dimulai dari core network
yang dapat diakses oleh berbagai jaringan.
• Contoh kebijakan untuk lebih mendorong
pemanfaatan ICT secara luas
1. Mendorong penggunaan jaringan komunikasi, komputer dan
internet di berbagai kegiatan untuk meningkatkan kecepatan
layanan serta meluaskan jangkauan layanan baik terhadap waktu
maupun jarak.
2. Mendorong turunnya harga penggunaan layanan jaringan
komunikasi dan internet, melalui perluasan jumlah pengguna,
bundled services, bulk discounts serta perluasan kompetisi menuju
“quality based ICT services”
3. Mengurangi berbagai hambatan yang masih dirasakan masyarakat
dalam memanfaatkan ICT, baik dalam keberadaan infrastruktur,
interkoneksi jaringan, terminal akses, perluasan aplikasi dalam
berbagai konteks, penyediaan konten dalam bahasa Indonesia
(content & context infrastructure) dll.
4. Menyelenggarakan beberapa pilot project baik untuk mendorong
suatu sektor / kegiatan khusus, maupun untuk hal2 strategis yang
dapat memberi dampak luas untuk memanfaatkan ICT secara luas
(mis: e-government, e-procurement, tele-education, USO dll.)
• Contoh kebijakan untuk mendorong pertumbuhan
industri dan lapangan pekerjaan
1. Mendorong terciptanya iklim investasi yang kondusif

2. Memfasilitasi R&D serta pembelian lisensi teknologi

3. Menyelenggarakan beberapa pilot project untuk


menumbuhkan kemampuan dalam negeri dan
terciptanya cluster industri

4. Memfasilitasi berbagai kerjasama untuk


menumbuhkan kreativitas dalam menciptakan jenis
layanan baru serta melakukan berbagai promosi
penggunaan ICT diberbagai kegiatan.
Integrasi penanganan • Pengembangan Infrastruktur (telekom, listrik, bandwidth, dll.)
• Interoperabilitas antar berbagai sistem
berbagai isu ICT • Efektifitas layanan (harga, kwalitas, keandalan, daya beli, dll.)
dan kebijakan pendukung • Pengembangan berbagai standard teknologi
______________________________________________________

• Riset dan keterkaitan ke industri


• Infrastruktur (Infrastructure Issues) • Pendidikan dan training

• Kemampuan SDM (Development of skills) • Peningkatan layanan dan USO


• Akses ke infrastruktur & informasi
• Layanan publik (Citizen services issues)
• Pengembangan industri dalam negeri & sistem insentif
• Kebijakan pajak, harga & perdagangan produk / jasa ICT

• Pengembangan konten bahasa Indonesia


• Industri (Business issues)
• Sharing Informasi & transparansi
• Pengembangan konten (Content issues) • Peningkatan kepercayaan transaksi
• Kerangka keamanan dan dukungan teknologi
• Faktor keamanan (Security issues)
• Perlindungan HaKI
• UU Informasi dan transaksi Elektronik
• Kompetisi, lisensi dan akses pasar
• Aspek legal (Legal issues)
• Struktur lembaga
• Kelembagaan (Institutional development) • Kerangka struktur operasi & aturan pendukung
• Komite standarisasi dan regulasi
• Kebutuhan masayrakat (Domestic demand) • Kerjasama Internasional

• Difusi ICT ke berbagai sektor


• Kerjasama Pemerintah, Swasta, Masyarakat
Sumber Lucent
Sumber Metaswitch
Sumber Lucent
13

HAPS
High
Altitude
Platform
Station High Altitude Long Operation

Airborne Relay Communications


11
12
OPERA
The EU-sponsored
Powerline project
„OPERA – Open PLC
European Research
Alliance“, which is part
of the larger broadband
project
„Broadband for All“,
started work on January
1, 2004 with allocated
budget of 20 millions
euros.
So, What Will Fill Up The Pipe?

Source: Internet2 QBone WG


Beberapa usulan / inisiatif:
Membeli lisensi radio link XRF untuk dikembangkan dan
diproduksi di Indonesia (Armein Langi)

Ikut terlibat dalam proyek pengembangan sistem GPS


Eropa – Galileo (Samaun Samadikun)

Merancang dan mem produksi motherboard PC dengan


harga dibawah $100 (Rio Seto)

Mereposisi dan mem-fokuskan kegiatan penelitian -


komoditi, service, experience atau transformasi -
(Hermawan Kartajaya)
Kerjasama ABG diharapkan dapat berperan
aktif (take the lead) untuk mewujudkan
 kerangka kebijakan pembangunan sektor ICT
 roadmap berbagai kegiatan di bidang ICT.
 berbagai rekomendasi

terimakasih, semoga bermanfaat …….

You might also like