Professional Documents
Culture Documents
Latar Belakang
Akhir-akhir ini daerah gambut mendapat perhatian yang cukup besar, baik
dari segi luasan lahan yang dapat digunakan untuk lahan pertanian, pemukiman,
dari segi fungsi lingkungan hidup sebagai penyangga kehidupan yang beraneka
ragam dan menjaga perubahan iklim global. Pada waktu ini daerah gambut telah
memberi manfaat yang besar bagi masyarakat lokal (indigenous people) untuk
berbagai keperluan. Daerah rawa gambut telah lama menjadi daerah perburuan
ikan dan berbagai margasatwa yang memberikan sumber makanan dan sumber
dilestarikan sebagai tempat perlindungan plasma nutfah dalam bentuk suaka alam
lahan gambut yang ada di Indonesia tersebut sebagian besar terdapat di Sumatera
8,9 juta Ha yang berada di Pantai Timur, Pulau Kalimantan 6,3 juta Ha yang
Pulau Papua 10,9 juta Ha. Tanah gambut merupakan media yang kaya bahan
organik, kandungan bahan organik tanah gambut lebih dari 65%. Gambut
terlalu cepat dibandingkan dengan proses dekomposisi yang terjadi, hal ini terjadi
karena tanah gambut selalu tergenang oleh air atau jenuh air, hal ini membuat
(Suhardi, 2000).
sebuah dampak yaitu terjadinya degradasi pada lahan gambut akibat pembukaan
lahan gambut yang tidak terkendali dan tidak sesuai dengan ketetapan tentang
fungsi lahan gambut yang telah terbuka maka diperlukan suatu inovasi yang dapat
untuk menghasilkan berbagai barang dan jasa, maka plasma nutfah yang tahan
Karena pH dan kandungan hara tanah gambut yang rendah biasanya dalam
mengandung unsur K, Ca, Mg, P dan N, unsur Ca dan Na untuk menaikan pH.
Pada umumnya hanya lahan dasarnya (mineral) yang digunakan untuk pertanian,
cara, misalnya dibakar atau diaduk dengan tanah pada waktu dibajak
(Atmawigjaja, 1988).
Keragaman pemanfaatan gambut baik secara eks situ maupun in situ telah
berdampak pada lingkungan dan sekaligus turut merubah sifat-sifat gambut. Oleh
karena itu, kuantifikasi dampak pemanfaatan gambut perlu diungkap agar dalam
Tanah gambut
Masalah
Unsur hara dan pH
rendah
Fungi Bakteri
Pemilihan jenis
fungi dekomposer
Dekomposisi cepat
Manfaat Penelitian
bahan organik tanah gambut diharapkan dapat digunakan pada skala lapang,
sehingga unsur hara cepat tersedia di tanah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
Hipotesis Penelitian
1. Pemberian jenis fungi yang berbeda pada tanah gambut akan mengakibatkan
2. Pemberian jenis fungi yang berbeda pada tanah gambut sebagai media tanam
KONDISI UMUM
bulan dan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Selama 4 bulan untuk kegiatan pengamatan laju dekomposisi tanah gambut dan
Kecamatan Panai Tengah, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara. Desa Sei
Siarti berbatasan langsung dengan kecamata Kampung Rakyat, Provinsi Riau dan
salah satu daerah yang terletak di kawasan pantai timur Sumatera Utara. Secara
922.318 Ha yang terdiri dari 22 Kecamatan dan 242 Desa. Ibu kota Kabupaten
Labuhan Batu (Rantau Prapat) dengan ibu kota Provinsi Sumatera Utara (Medan)
berjarak sejauh ± 300 Km, dan dapat ditempuh dalam jangka waktu 7-8 jam
melalui jalur darat, dapat ditempuh dengan mobil dan kereta api. Sungai Bilah dan
sekitarnya terletak di dalam zona iklim Indo – Australia yang bercirikan suhu,
kelembaban dan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun. Musim hujan
berlangsung dari bulan November sampai dengan bulan Juni, dan musim kemarau
dari dimulai dari bulan Juli sampai dengan bulan Oktober. Selama musim hujan,
curah hujan bulanan rata-rata mencapai 130 – 301 mm, jumlah hari hujan
terbanyak yaitu pada bulan Januari dan Desember antara 10 – 16 hari hujan per
bulan.
Ketebalan tanah gambut yang terdapat di Desa Sei Siarti adalah berkisar
pertanian kering.
sebagai bahan bakar tenaga uap dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi