Professional Documents
Culture Documents
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
PENERIMAAN
Bagimu Negeri
Menyediakan api. Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati
Punah di atas menghamba Aku masih tetap sendiri
Binasa di atas ditindas Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai Bak kembang sari sudah terbagi
Jika hidup harus merasai Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani
Kalau kau mau kuterima kembali
Maju Untukku sendiri tapi
Serbu Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.
Serang
Terjang
HAMPA SAJAK PUTIH
DOA
SENJA DI PELABUHAN KECIL
kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
Biar susah sungguh menghembus diri dalam mempercaya mau
berpaut
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
aku hilang bentuk
remuk menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
aku tidak bisa berpaling
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa
terdekap
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
CINTAKU JAUH DI PULAU sebelum pada akhirnya kita menyerah
Waktu
AKU bicara perihal Cinta ????… Semua ini akan ditunaikan padamu oleh Sang
Cinta, supaya bisa kaupahami rahasia hatimu,
Apabila cinta memberi isyarat kepadamu, dan di dalam pemahaman dia menjadi sekeping
ikutilah dia, hati Kehidupan.
Walau jalannya sukar dan curam.
Dan pabila sayapnva memelukmu menyerahlah Namun pabila dalam ketakutanmu kau hanya
kepadanya. akan mencari kedamaian dan kenikmatan
Walau pedang tersembunyi di antara ujung- cinta.Maka lebih baiklah bagimu kalau
ujung sayapnya bisa melukaimu. kaututupi ketelanjanganmu dan menyingkir dari
Dan kalau dia bicara padamu percayalah lantai-penebah cinta.
padanya.
Walau suaranya bisa membuyarkan mimpi- Memasuki dunia tanpa musim tempat kaudapat
mimpimu bagai angin utara mengobrak-abrik tertawa, tapi tak seluruh gelak tawamu, dan
taman. menangis, tapi tak sehabis semua airmatamu.
Karena sebagaimana cinta memahkotai engkau,
demikian pula dia Cinta tak memberikan apa-apa kecuali dirinya
kan menyalibmu. sendiri dan tiada mengambil apa pun kecuali
dari dirinya sendiri.
Sebagaimana dia ada untuk pertumbuhanmu, Cinta tiada memiliki, pun tiada ingin dimiliki;
demikian pula dia ada untuk pemanakasanmu. Karena cinta telah cukup bagi cinta.
Sebagaimana dia mendaki kepuncakmu dan Pabila kau mencintai kau takkan berkata,
membelai mesra ranting-rantingmu nan paling “Tuhan ada di dalam hatiku,” tapi sebaliknya,
lembut yang bergetar dalam cahaya matahari. “Aku berada di dalam hati Tuhan”.
Demikian pula dia akan menghunjam ke akarmu
dan mengguncang-guncangnya di dalam Dan jangan mengira kaudapat mengarahkan
cengkeraman mereka kepada kami. jalannya Cinta, sebab cinta, pabila dia
Laksana ikatan-ikatan dia menghimpun engkau menilaimu memang pantas, mengarahkan
pada dirinya sendiri. jalanmu.
Dia menebah engkau hingga engkau telanjang. Cinta tak menginginkan yang lain kecuali
Dia mengetam engkau demi membebaskan memenuhi dirinya. Namun pabila kau mencintai
engkau dari kulit arimu. dan terpaksa memiliki berbagai keinginan,
Dia menggosok-gosokkan engkau sampai putih biarlah ini menjadi aneka keinginanmu:
bersih. Meluluhkan diri dan mengalir bagaikan kali,
Dia merembas engkau hingga kau menjadi liar; yang menyanyikan melodinya bagai sang
Dan kemudian dia mengangkat engkau ke api malam.
sucinya.
~ Khalil Gibran
Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya,
kau tiada takut membisikkan kata “Tidak” di
kalbumu sendiri, pun tiada kau
AKU SAJAK PUTIH
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang kan merayu Di hitam matamu kembang mawar dan
Tidak juga kauTak perlu sedu sedan itu melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Biar peluru menembus kulitku Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Aku tetap meradang menerjang Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Luka dan bisa kubawa berlari Menarik menari seluruh aku
Berlari
Hingga hilang pedih peri Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Dan aku akan lebih tidak perduli Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah…
Aku mau hidup seribu tahun lagi
PENERIMAAN
SENJA DI PELABUHAN KECIL
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
Aku masih tetap sendiri tiang serta temali. Kapal, perahu tiada
berlaut
Kutahu kau bukan yang dulu lagi menghembus diri dalam mempercaya mau
Bak kembang sari sudah terbagi berpaut
Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani Gerimis mempercepat kelam. Ada juga
kelepak elang
Kalau kau mau kuterima kembali menyinggung muram, desir hari lari
Untukku sendiri tapi berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi. bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.