Professional Documents
Culture Documents
Perhatian
• Walaupun cedera tulang terlihat serius, kasus tersebut sering tidak mengancam
nyawa dan termasuk dalam secondary survey pada pasien trauma.
• Untuk semua dislokasi sendi yang membutuhkan manipulasi dan
reduksi pada ED, jangan berikan opioids IM, namun berikan secara IV. Karena
opioid yang diberikan lewat IM absorbsinya baik. Sehingga ketika dibutuhkan
conscious sedation, seseorang harus memastikan dosis efek penghilang nyerinya.
Hal ini akan menyebabkan supresi pernafasan dan hipotensi ketika dosis total
opioid IM diabsorbsi ke dalam sirkulasi.
• Untuk setiap cedera ortopedi, selalu ingat untuk mencatat status
neurovascular sebelum dan sesudah manipulasi/reduksi atau aplikasi gips.
Fraktur Klavikula
• Mekanisme trauma
1. Sebagian besar terjadi karena jatuh dengan tangan yang terulur.
2. Dapat juga terjadi karena hantaman langsung pada bahu, seperti: terjatuh pada
posisi samping.
• Manifestasi klinis :
1. Nyeri Tekan pada lokasi fraktur
2. Deformitas dengan pembengkakan lokal.
• X Ray: bisaanya Foto AP bahu cukup adekuat.
• Komplikasi : jarang, fragment fraktur dapat membahayakan struktur
neurovascular subklavial.
• Terapi: Broad arm sling dan control ke klinik ortopedik 5 hari
kemudian.
Dislokasi Sternoklavikula
• Mekanisme trauma : bisaanya akibat jatuh atau hantaman pada daerah anterior
bahu:
1. Asimetri dari inner end klavikula
2. Nyeri tekan lokal
• Manifestasi klinis:
1. Nyeri tekan dan bengkak pada sendi sternoklavikular
2. Nyeri pada saat lengan digerakkan dan pada saat kompresi bahu ke lateral.
3. Dengan cedera berat, klavikula medial bergeser relative terhadap manubrium.
4. Dispneu, disfagi, atau tersedak (pada dislokasi posterior karena kompresi
struktur mediastinal).
• X ray : AP dan Oblique view sulit untuk diinterpretasi. Diagnosa
biasanya berdasarkan pemeriksaan klinis. Namun tomogram atau CT mungkin
dapat dilakukan.
• Komplikasi : jarang, dislokasi mungkin dapat membahayakan
pembuluh darah posterior dari klavikula.
• Terapi:
1. Subluksasi minor : Broad arm sling, Analgesic dan control ke klinik ortopedi
setelah 3 hari.
2. Gross Displacement : MRS dibagian Ortopedi untuk eksplorasi / reduksi di
bawah GA.
Catatan : Cedera yang mengancam nyawa, bila mengenai struktur didekatnya
terjadi pada 25% kasus dislokasi posterior.
Fraktur Skapula
• Mekanisme trauma : bisaanya karena trauma langsung pada dada
posterolateral.
• Manifestasi klinis : nyeri local dan pembengkakan serta adanya associated
injury.
• X ray : AP bahu, dengan atau tanpa Scapular View.
• Komplikasi : Fraktur scapular bisaanya terkait dengan cedera intrathorax
yang signifikan seperti kosta, fraktur vertebral, fraktur klavikular, cedera
pembuluh darah pulmonal dan pleksus brachialis.
• Terapi :
1. Isolated Scapular Fracture : Broad arm sling dan analgesic, kontrol ke klinik
ortopedi setelah 3 hari.
2. Bersamaan dengan cedera intratoraks yang lain: MRS ke bedah umum.
Dislokasi bahu
Secara statistic : 96% dislokasi anterior, 3,4% posterior, 0,1% inferior (luxatio ercto).
Dislokasi Anterior
• Mekanisme trauma : jatuh yang menyebabkan rotasi eksternal bahu.
• Manifestasi :
1. Khas : penderita bisaanya menyangga lengan yang cedera pada bagian siku
dengan menggunakan tangan sebelahnya .
2. lengan dalam posisi abduksi ringan
3. Kontur terlihat ‘squared off’
4. Nyeri yang sangat.
• X ray : AP dan axial atau Y-Scapular view akan membantu
membedakan dislokasi anterior dengan posterior.
Catatan : X ray sangat penting menurut standar medikolegal untuk menyingkirkan
fraktur lain yang terjadi sebelum dilakukannya manipulasi dan Reduksi ( M & R).
ada peningkatan bukti yang menunjukkan bahwa dislokasi bahu yang rekuren dan
atraumatis tidak membutuhkan pre-M&R X ray. Namun, keadaan ini tidak
diterima secara luas dalam kalangan ahli ortopedi.
• Komplikasi :
1. Rekuren
Catatan : Hill-Sachs lesion (fraktur kompresi aspek posterolateral dari humeral
head) dapat terlihat pada px yang sebelumnya menderita dislokasi anterior.
2. Avulsi Tuberositas mayor (banyak terjadi pada px > 45 tahun).
3. Fraktur anterior Plenoid lip
4. Kerusakan arteri aksilaris dan pleksus brakialis.
Catatan : Harus memeriksa :
1. Fungsi Nervus axillaris dengan memeriksa sensasi jarum pada deltoid atau
‘regimental badge’area.
2. Pulsasi pada pergelangan tangan
3. Fungsi Nervus radialis.
• Terapi :
1. Isolated anterior dislocation : M&R (dengan bermacam-macam teknik)
dibawah conscious sedation.
2. Dislokasi anterior dengan fraktur tuberositas humerus mayor atau minor :
M&R dibawah conscious sedation.
3. dislokasi anterior dengan fraktur proksimal shaft humeral : M&R dibawah
GA, pertimbangkan ORIF.
• Manajemen lanjutan : analgesic IV, BUKAN IM (tempatkan IV plug
untuk antisipsi M&R), kemudian X ray yang diikuti M&R dibawah conscious
sedation.
• M&R : merupakan teknik traksi yang disukai untuk digunakan
daripada teknik terdahulu seperti maneuver Hippocratic/Kocher’s.
Traksi harus dilakukan pada area critical care atau intermediate care dimana px
dapat dimonitoring, dan px berada pada kondisi conscious sedation (lihat bab
Conscious sedation).
1. Teknik Cooper-Milch
a. Dibawah conscious sedation, tempatkan penderita pada posisi supine
dengan siku fleksi 90o.
b. Luruskan siku dan dengan sangat perlahan pindahkan lengan pada
posisi abduksi penuh yang ditahan pada traksi lurus dimana seorang
asisten mengaplikasikan tekanan yang lembut pada sisi medial dan
inferior dari humeral head.
c. Adduksi lengan secara bertahap.
d. Pasang collar dan cuff, kemudian lakukan X ray post reduksi.
2. Teknik Stimson’s
Metode yang memanfaatkan gaya gravitasi, yang sering dilakukan pada ED
yang sangat sibuk.
a. berikan analgesik IV dimana penderita berbaring pada posisi pronasi
dengan lengan tergantung di sebelah trolley dengan beban seberat 2,5-
5kg terikat pada lengan tersebut.
b. Perlahan setelah 5-30 menit, lakukan relokasi bahu.
c. Pasang collar dan cuff, periksa x ray post reduksi.
3. Teknik Countertraction
Bermanfaat sebagai sebuah maneuver back-up ketika cara-cara diatas gagal.
a. Dibawah conscious sedation, tempatkan px berbaring supine dan
tempatkan rolled sheet dibawah aksila dari bahu yang terkena.
b. Abduksi lengan sampai 45o dan aplikasikan sustained in line traction
sementara. Asisten memasang traksi pada arah yang berlawanan
menggunakan rolled sheet.
c. Setelah relokasi, paang collar dan cuff, periksa X ray post reduksi.
d. Penempatan : klinik ortopedik setelah 3 hari.
4. Teknik Spasso, walaupun teknik ini tidak dikenal secara luas, namun teknik
ini telah digunakan pada departemen kami, dan kami anggap bahwa metode
ini merupakan metode yang paling mudah dilakukan dengan angka
keberhasilan yang tinggi.
a. Dibawah conscious sedation, letakkan lengan yang sakit dengan
dengan dinding dada.
b. Fleksikan lengan pada bahu, dan lakukan rotasi eksternal secar
simultan. Pada kebanyakan kasus, sebelum bahu mencapai fleksi
kedepan 90o, akan terdengar bunyi ‘clunk’, dan head humerus telah
kemabali pada posisinya.
c. Adduksi lengan
d. Pasang collar & cuff dan periksa X ray post reduksi.
Dislokasi posterior
• Mekanisme Trauma
1. Bisaanya karena jatuh pada tangan yang terotasi ke dalam serta terjulur atau
karena hantaman pada bagian depan bahu.
2. Terkait dengan kontraksi otot saat kejang atau cedera akibat tersetrum listrik.
• Manifestasi
1. Lengan terletak berotasi internal dan adduksi
2. Px merasakan nyeri, dan terdapat penurunan peregerakan dari bahu
• X ray : AP (Gambar 2a) dan Y scapular view (Gambar 2b)
Catatan : sangat mudah terjadi missdiagnosa dislokasi bahu posterior pada bahu
AP. Suspek dislokasi posterior jika terdapat ‘light bulb sign’ karena rotasi internal
bahu dan terdapat overlap antara head humerus dan glenoid labrum pada foto
bahu AP.
• Komplikasi : kerusakan arteri aksilaris dan nervus brakialis.
• Terapi : prinsip sama dengan dislokasi anterior
1. Untuk isolated dislokasi posterior, coba M&R dibawah IV conscious sedation.
2. Untuk dislokasi posterior dengan fraktur tuberositas, coba M&R dibawah
conscious sedation.
3. Untuk dislokasi posterior dengan fraktur humeral shaft, MRS untuk M&R di
bawah GA, pertimbangkan ORIF.
• Teknik :
1. Dibawah kondisi IV conscious sedation, pasang traksi pada lengan pada posisi
abduksi 90o.
2. Kadang countertraction dengan seorang asisten menggunakan rolledsheet
dibawah aksilla perlu dilakukan.
3. Secara perlahan lengan dirotasikan ke eksternal.
4. Setelah relokasi dilakukan pada kasus yang pertamakali terjadi pada seorang
dewasa muda, aplikasikan strapping bersama dengan collar dan cuff.
5. Setelah relokasi pada lansia, aplikasikan collar & cuff dan pertimbangkan
early mobilization.
• Disposisi : Klinik ortopedi setelah 3 hari.
Dislokasi Inferior
• Mekanisme trauma : bisaanya karena jatuh dengan lengan berada pada posisi
abduksi.
• Manifestasi klinis :
1. Abduksi lengan atas dengan posisi ‘hand over head’
2. Hilangnya kontur bulat dari bahu.
• X ray : foto AP cukup untuk mendiagnosa.
• Komplikasi : kerusakan arteri aksilaris dan nervus brakialis.
• Terapi : prinsipnya sama dengan dislokasi yang lain:
1. Untuk dislokasi dengan atau tanpa fraktur tuberosita, coba M&R dibawah IV
conscious sedation.
2. Untuk dislokasi dengan fraktur humeral neck, coba M&R dibawah GA, KIV
ORIF>
• Teknik :
1. Dibawah kondisi IV conscious sedation, aplikasi traksi yang steady pada
lengan yang dibduksi.
2. kadang diperlukan counter traction dengan seorang asisten menggunakan
rolled sheet yang ditempatkan pada akromion.
3. Setelah relokasi, pasang collar & cuff.
• Disposisi : kontrol ke poli ortopedi setelah 3 hari.
• Komplikasi :
1. Kerusakan arteri brakialis
a. Cek pulsasi radialis dan capillary refill.
b. Cari adanya kepucatan dan dingin pada ekstremitas, nyeri, parestasi
atau paralysis pada lengan bawah.
2. Cek jari dan ibu jari untuk mencari deficit neurologist terkait dengan
kerusakan Nervus radialis, ulnaris atau medianus.
Catatan : Dokumentasikan hasil pemeriksaan tersebut.
• Terapi :
1. Jika terdapat displacement minimal (<10-15o) pasang long arm back slab dan
control ke klinik ortopedi setelah 1-2 hari. Berikan KIE yang jelas mengenai
ancaman Compartment syndrome (gejala dan tandanya).
2. Jika terdapat pembengkakan pada daerah siku dengan minimal angulated
fracture. Pertimbangkan meng-MRS-kan px untuk observasi sirkulasi.
3. Jika displacement > 15o, pasang long arm backslab dan rencanakan M&R.
Dislokasi Siku
• Mekanisme trauma : karena pada posisi tangan terulur, yang paling
sering ditemukan adalah dislokasi posterolateral.
• Manifestasi :
1. Deformitas siku dengan nyeri tekan dan bengkak
2. Bentukan segitiga antara olekranon, epicondilus lateral dan medial mengalami
kerusakan.
• X ray : AP dan lateral siku.
• Komplikasi : cedera arteri brakialis, nervus ulnaris atau medianus
• Terapi : M & R di bawah IV conscious sedation
1. Dengan posisi px supine, paang traksi pada garis lengan
2. Fleksi ringan siku mungkin dipelukan selama mempertahankan traksi.
3. setelah relokasi, pasang long arm back slab
4. Jika tidak ada bukti kerusakan neurovascular, control ke klinik ortpedi setelah
3 hari.
5. jika terdapat kerusakan neurovascular walaupun sangat ringan, MRS di bagian
ortopedi untuk observasi.
6. pastikan bahwa sendi telah tereduksi, X ray kadang bisa menipu.
Fraktur Olekranon
• Mekanisme trauma : bisaanya karena jatuh pada siku, juga karena
kontraksi yang kuat pada otot trisep.
• Manifestasi klinis : nyeri tekan local dan bengkak/bruising (memar) di
daerah olekranon.
• X ray : AP dan lateral siku.
• Terapi :
1. Jika tidak terdapat displacement dari fraktur, atau ada tapi minimal, pasang
long arm back slab dan control ke klinik ortopedi setelah 5 hari.
2. Jika fraktur displaced, pasang long arm back slab dan MRS untuk M&R
dibawah GA, KIV ORIF
Fraktur Colles
• Mekanisme trauma : bisaanya karena jatuh dengan tangan terulur.
• Manifestasi klinis : khas : Deformitas bentuk ‘dinner fork’ dengan
nyeri tekan local.
• X ray : lateral (gambar 4a) dan AP (gambar 4b) pergelangan tangan.
• Komplikasi : malunion : delayed rupture dari M. Extensor pollicis
longus; kompresi nervus medianus; sudeck’s atrophy.
• Terapi reduksi :
1. pasang longitudinal traction untuk ‘disimpact’ fracture.
2. Kemudian pasang flexion and ulnar deviation force pada fragmen
menggunakan jari atau ibu jari.
3. Setelah reduksi pasang short arm backslab dengan posisi lengan bawah
pronasi, ulnar deviasi dan fleksi ringan pada pergelangan tangan.
4. Jika X ray ulang menunjukkan reduksi yang memuaskan, pasang sling
dansarankan px untuk mobilisasi bahu, siku dan jari.
• Disposisi:
1. jika reduksi memuaskan : control ke klinik ortopedi dalam 2 hari.
2. Jika fraktur terbuka atau intraartikular, MRS ke bagian ortopedi untuk M&R
dibawah GA atau ORIF.
Fraktur Barton’s
Merupakan bentuk fraktur Smith dimana hanya bagian anterior radius yang terlibat.
• Mekanisme trauma : karena jatuh pada saat tangan terulur.
• Manifestasi klinis: nyeri tekan local, pembengkakan dan deformitas.
• X ray : foto AP dan lateral pergelangan tangan.
• Terapi : pasang short arm volar slab dan MRS pada bagian ortopedi untuk ORIF.
Dislokasi Lunate
• Mekanisme trauma : bisaanya karena jatuh dengan tangan yang
terulur.
• Manifestasi klinis : nyeri tekan local dan bengkak
• X ray : AP dan lateral pergelangan tangan (gambar 8)
• Komplikasi : palsy nervus medianus/avaskularnekrosis/sudeck’s
atrophy.
• Terapi :
1. Reduksi dibawah Bier’s Block
2. Monitor tanda vital dan EKG.
• Teknik Reduksi
1. Pasang traksi untuk mensupinasi pergelangan tangan
2. Luruskan pergelangan tangan, pertahankan tarikan tersebut.
3. Aplikasikan tekanan dengan ibu jari pada lunate.
4. Fleksikan pergelangan tangan secepatnya ketika anda merasakan lunate masuk
ke dalam tempatnya.
5. Pasang short arm back slab pada posisi pergelangan tangan agak fleksi.
• Disposisi
1. bila reduksi berhasil, control ke klinik ortopedi setelah 2 hari.
2. Jika percobaan reduksi tidak berhasil, pasang backslab dan MRS untuk ORIF
Dislokasi Perilunate
• Mekanisme trauma : karena jatuh saat tangan terulur atau hantaman
langsung pada tangan.
• Manifestasi klinis : nyeri tekan local, bengkak, dan deformitas.
• X ray : AP dan oblique view dari metacarpal.
• Terapi :
1. Jika fraktur undisplaced, pasang short arm backslab dan control ke klinik
ortopedi dalam 2-3 hari.
2. Jika fraktur displaced, coba reduksi di bawah Bier’s block, diikuti dengan
aplikasi backslab. Control ke klinik ortopedi dalam 2-3 hari.
3. Jika fraktur melibatkan metacarpal neck, splint harus diluruskan diluar PIPJ
dengan MCJP pada saat fleksi 90o. control ke klinik ortopedi dalam 2-3 hari.
Fraktur Rennett’s
Merupakan fraktur metacarpal ibu jari, dimana ada fragmen medial kecil dari tulang yang
miring, namun tetap terhubung dengan ‘trapezium’.
• X ray : AP dan Lateral view dari metacarpal ibu jari.
Catatan : garis vertical fraktur melibatkan trapezo-metacarpal joint dan terdapat
subluksasi proksimal dan lateral dari metacarpal ibu jari.
• Terapi : pasang scaphoid thumb spica backslab dan MRs pada bagian hand surgey
untuk ORIF.