You are on page 1of 6

Bab 10:

PERSEDIAAN
persediaan dan laporan keuangan
Persediaan biasanya merupakan aktiva lancar terbesar dari suatu perusahaan, dan diperlukan
pengukuran yang tepat untuk menjamin laporan keuangan yang akurat. Jika persediaan tidak dihitung
secara tepat, pengeluaran dan penerimaan tidak dapat dicocokkan secara benar. Jika persediaan akhir
tidak benar, maka hasilnya adalah saldo-saldo dari neraca berikut ini uga tidak akan benar: persediaan
barang dagangan, total aktiva, dan ekuitas pemilik modal. Ketika persediaan akhir tidak benar, harga
pokok penjualan barang dagangan dan laba bersih juga akan tidak benar di dalam laporan laba rugi.

sistem akuntansi persediaan


Dua sistem akuntansi persediaan yang paling sering digunakan secara luas adalah periodik dan
perpetual. Sistem persediaan perpetual memerlukan catatan akuntansi untuk menunjukkan jumlah
persediaan yang ada di tangan di setiap waktu. Sistem ini menggunakan akun yang terpisah dalam
buku besar pembantu untuk masing-masing persediaan barang, dan akun tersebut diperbaharui setiap
kali kuantitasnya bertambah atau diambil keluar. Dalam sistem persediaan periodik, penjualan dicatat
saat penjualan tersebut terjadi tetapi persediaannya tidak diperbaharui. Pemeriksaan persediaan fisik
harus dilakukan pada akhir tahun untuk menentukan harga pokok penjualan. Tanpa melihat sistem
akuntansi persediaan apa yang digunakan, adalah baik sekali untuk melakukan pemeriksaan persediaan
fisik sedikitnya sekali setahun.

menentukan kuantitas persediaan & Biaya


Seluruh barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan (baik secara fisik ada atau tidak di perusahaan
tersebut), termasuk dalam persediaan ketika suatu persediaan diambil. Ini memerlukan pemeriksaan
seluruh dokumen-dokumen pengiriman dan mengidentifikasi seluruh pengiriman barang dagangan
yang keluar. Menentukan kuantitas barang di tangan harus dilakukan sedikitnya oleh dua orang, dan
orang ketiga harus memeriksa ketepatan dari perhitungan tersebut (terutama jika barang-barang yang
mempunyai nilai moneter yang tinggi). Ketika menentukan harga pokok penjualan, seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk mendapatkannya dimasukkan dalam harga pembelian.

metode pembiayaan persediaan - periodik


Sistem periodik hanya mencatat penerimaan setiap kali penjualan dilakukan. Untuk menentukan harga
pokok penjualan, suatu pemeriksaan persediaan fisik harus dilakukan. Metode pembiayaan persediaan
yang umumnya paling digunakan adalah
1)- masuk pertama, keluar pertama (FIFO),
2)- keluar terakhir, masuk pertama (LIFO), dan
3)- biaya rata-rata atau biaya tertimbang rata-rata.
Metode-metode ini memperlihatkan hasil-hasil yang berbeda karena aliran biayanya didasarkan pada
asumsi-asumsi yang berbeda. Metode FIFO mendasarkan aliran biayanya atas urutan kronologis
dimana pembelian dilakukan, sedangkan metode LIFO mendasarkan aliran biayanya dalam urutan
kronologis yang sebaliknya. Metode biaya rata-rata memperlihatkan suatu aliran biaya yang
berdasarkan rata-rata tertimbang dari biaya-biaya unit.

membandingkan metode-metode pembiayaan persediaan


Pilihan metode pembiayaan persediaan mempengaruhi saldo dari
1)- persediaan akhir,
2)- harga pokok penjualan, dan
3)- laba kotor dan bersih.
Pada waktu periode kenaikan harga, metode FIFO biasanya menghasilkan persediaan akhir yang lebih
besar, harga pokok penjualan yang lebih kecil dan laba yang lebih besar. Selama periode kenaikan
harga, metode LIFO menghasilkan persediaan akhir yang lebih kecil, harga pokok penjualan yang lebih
besar dan laba yang lebih kecil. Pada waktu periode penurunan harga, pengaruh kedua metode tersebut
adalah berlawanan. Metode rata-rata biaya memperlihatkan hasil yang berada diantara metode LIFO
dan FIFO.

menggunakan metode non-biaya untuk menilai persediaan


Dalam keadaan tertentu, penilaian persediaan berdasarkan biaya adalah tidak praktis. Jika harga pasar
dari suatu barang jatuh dibawah harga pembelian, maka semakin rendah biaya atau penilaian metode
pasar yang direkomendasikan. Metode ini mengizinkan penurunan dalam nilai persediaan untuk
diimbangi dengan pendapatan dari periode tersebut. Ketika barang menjadi rusak atau usang, dan
hanya dapat dijual dibawah harga pembelian, mereka harus dicatat pada nilai bersih yang dapat
dicapai. Nilai bersih yang dapat dicapai adalah perhitungan harga penjualan dikurangi dengan biaya
apapun yang diadakan untuk membuang barang tersebut.

sistem persediaan periodik vs. perpetual


Terdapat perbedaan yang mendasar untuk akuntansi dan pelaporan transaksi persediaan barang
dagangan dengan sistem persediaan periodik dan perpetual. Untuk mencatat pembelian, sistem
periodik mendebit perkiraan Pembelian sedangkan sistem perpetual mendebit perkiraan Persediaan
Barang Dagangan. Untuk mencatat penjualan, sistem perpetual memerlukan ayat jurnal tambahan
untuk mendebit Harga Pokok Penjualan dan mengkredit Persediaan Barang Dagangan. Dengan
mencatat harga pokok penjualan untuk setiap penjualan, sistem persediaan perpetual mengurangi
kebutuhan akan ayat jurnal penyesuaian dan perhitungan harga pokok penjualan pada akhir periode
keuangan, keduanya yang mana diperlukan oleh sistem persediaan periodik.

metode pembiayaan persediaan - perpetual


Sistem persediaan perpetual memerlukan buku besar persediaan yang terpisah untuk mengurus masing-
masing barang. Buku besar persediaan menyediakan informasi terperinci mengenai pembelian, harga
pokok penjualan, dan persediaan di tangan. Setiap kolom memberikan informasi mengenai kuantitas,
biaya unit, dan biaya total. Ketika metode rata-rata biaya digunakan, rata-rata biaya unit masing-
masing barang dihitung setiap kali pembelian dilakukan. Keuntungan dari system persediaan perpetual
adalah tingkat pengendalian yang tinggi, yang membantu manajemen untuk tingkat persediaan yang
tepat, dan pemeriksaan fisik persediaan dapat dibandingkan dengan mudah. Kapanpun kekurangan
(misalnya barang hilang atau dicuri) ditemukan, perkiraan Kekurangan Persediaan harus didebitkan.

metode yang digunakan untuk menghitung biaya persediaan


Dalam operasi bisnis tertentu, melakukan pemeriksaan persediaan fisik adalah tidak mungkin atau tidak
praktis. Dalam situasi tersebut, maka perlu untuk menghitung biaya persediaan. Dua metode yang
sangat populer adalah
1)- metode persediaan eceran, dan
2)- metode laba kotor (atau marjin kotor).
Metode persediaan eceran menggunakan biaya untuk rasio harga eceran. Pemeriksaan fisik persediaan
dinilai secara eceran, dan kemudian dikalikan dengan rasio biaya (atau persentase) untuk menentukan
biaya perkiraan dari persediaan akhir. Metode laba kotor menggunakan rata-rata marjin laba kotor
tahun-tahun sebelumnya (misalnya penjualan dikurangi harga pokok penjualan dibagi dengan
penjualan). Laba kotor tahun sekarang dihitung dengan cara mengalikan penjualan tahun sekarang
dengan marjin laba kotor, sedangkan harga pokok penjualan tahun sekarang dihitung dengan cara
mengurangkan laba kotor penjualan, dan persediaan akhir dihitung dengan cara menambahkan harga
pokok penjualan untuk barang-barang yang tersedia untuk dijual.

Bab 11:
AKTIVA TETAP
Pengenalan terhadap aktiva pabrik
Aktiva pabrik adalah aktiva yang ditahan lebih dari satu tahun dan digunakan dalam operasi-operasi
perusahaan. Tanah, bangunan, peralatan, perabotan, dan mesin adalah contoh aktiva-aktiva pabrik.
Ketika suatu aktiva pabrik diperoleh pada awalnya, selurub biaya yang terjadi untuk perolehan dan
instalasi didebitkan pada perkiraan aktiva pabrik. Pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan
tanah dapat didebitkan baik pada Tanah, Perbaikan Tanah, atau Bangunan, tergantung dari seberapa
permanen mereka dan berapa lama mereka diharapkan untuk bertahan.

depresiasi
Seluruh aktiva pabrik, kecuali tanah, mengalami depresiasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi
depresiasi adalah fisik dan fungsional. Depresiasi fisik muncul dari penggunaan aktiva pabrik yang
sebenarnya. Depresiasi fungsional berhubungan dengan faktor-faktor keusangan seperti kemajuan
teknologi dan kebutuhan yang kurang akan suatu produk. Tujuan mencatat depresiasi adalah untuk
menunjukkan penurunan kegunaan dari suatu aktiva, bukan penurunan dari nilai pasarnya. Depresiasi
hanya mengurangi nilai perkiraan aktiva pabrik, dia tidak mengurangi perkiraan kas atau
mempengaruhi aliran kas.

menentukan depresiasi
Faktor-faktor yang menentukan beban depresiasi adalah biaya awal, nilai sisa dan usia kegunaan.
Depresiasi hanya dapat diperkirakan karena dia tergantung dari beberapa perubahan unsur-unsur yang
potensial. Nilai sisa adalah nilai apapun yang tetap ada setelah aktiva dihentikan. Perhitungan
depresiasi berdasarkan biaya awal dikurangi nilai sisa. Beberapa metode digunakan untuk menghitung
depresiasi. Metode garis lurus adalah yang paling terkenal. Metode-metode depresiasi yang berbeda
dapat digunakan untuk informasi laporan keuangan dan keperluan pajak.

metode garis lurus


Metode garis lurus untuk depresiasi membebankan jumlah yang sama dari depresiasi untuk setiap
periode selama usia kegunaan aktiva tersebut. Dia ditentukan dengan cara mengurangkan nilai sisa
dari biaya awal dan membaginya dengan jumlah tahun dari perkiraan usia. Oleh karena
kemudahannya, maka dia merupakan metode yang paling banyak digunakan.

metode unit produksi


Metode unit produksi menentukan beban depresiasi berdasarkan jumlah aktiva yang digunakan.
Panjangnya usia dari suatu aktiva ditunjukkan dalam bentuk kapasitas produksi. Biaya mula-mula
dikurangi nilai sisa apapun dibagi dengan kapasitas produksi untuk menentukan tingkat depresiasi unit
produksi pemakaian per unit. Sebagai contoh, pemakaian unit-unit dapat diperlihatkan dalam kuantitas
barang-barang yang diproduksi, jumlah jam yang digunakan, sejumlah pemotongan, jumlah mil yang
dikendarai atau muatan ton. Beban depresiasi dalam suatu periode ditentukan dengan cara mengalikan
pemakaian tingkat tetap unit produksi. Metode depresiasi ini umumnya digunakan ketika pemakaian
aktiva berubah-ubah dari tahun ke tahun.
metode saldo menurun
Metode saldo menurun (dikenal juga sebagai saldo menurun ganda) merupakan bentuk yang popular
untuk mempercepat depresiasi. Tingkat yang digunakan biasanya dua kali dari tingkat yang digunakan
oleh metode garis lurus. Metode ini tidak memperhitungkan perkiraan nilai sisa dalam menentukan
tingkat depresiasi atau menghitung depresiasi secara periodik. Meskipun demikian, suatu aktiva tidak
dapat didepresiasikan melebihi perkiraan nilai sisa. Beban depresiasi adalah lebih tinggi di tahun
pertama, dan menjadi lebih kecil di tahun berikutnya.

metode jumlah angka tahun


Metode jumlah angka tahun merupakan bentuk lain untuk mempercepat depresiasi. Depresiasi tahunan
dihitung dengan cara mengurangi nilai sisa dari biaya sebenarnya, dan mengalikan jumlah ini dengan
angka pecahan dari depresiasi. Penyebut pecahan adalah jumlah angka tahun dari usia kegunaan; untuk
usia 5 tahun, penyebutnya = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 =15. Pembilangnya adalah tahun dengan urutan
mundur. Untuk tahun pertama, pembilangnya adalah 5 dan pecahannya adalah 5/15.

membandingkan metode-metode depresiasi


Metode-metode depresiasi yang berbeda memberikan hasil yang berbeda juga, dan dalam beberapa
keadaan kegunaan dari metode depresiasi tertentu disarankan. Ketika penggunaan aktiva berfluktuasi
dari waktu ke waktu, metode unit produksi dianjurkan. Untuk aktiva yang kegunaannya menurun lebih
awal, dan mereka ditujukan terhadap biaya pemeliharaan yang tinggi sehubungan dengan
bertambahnya usia mereka, maka bentuk dari depresiasi yang dipercepat harus digunakan, misalnya
metode saldo menurun dan jumlah angka tahun.

depresiasi dan pendapatan pajak


Untuk kepentingan pajak, metode depresiasi garis lurus, saldo menurun, jumlah angka tahun, dan unit
produksi diperkenankan sebelum tahun 1981. Antara tahun 1980 dan 1987, baik metode garis lurus
maupun Sistem Pemulihan Biaya Dipercepat / Accelerated Cost Recovery System (ACRS) dapat
digunakan. Undang-undang Perbaikan Pajak / The Tax Reform Act tahun 1996 merevisi ACRS dengan
menyediakan daftar nilai depresiasi untuk delapan kelas aktiva pabrik. Penggunaan metode depresiasi
dipercepat mengurangi kewajiban pajak dan meningkatkan aliran kas.

meninjau kembali perhitungan depresiasi


Oleh karena depresiasi merupakan perkiraan, maka dia perlu sering direvisi secara periodik selama
kehidupan aktiva. Kesalahan dalam memperkirakan nilai sisa, tahun-tahun umur kegunaan, ataupun
keduanya memerlukan suatu revisi. Revisi dari depresiasi hanya mempengaruhi beban depresiasi di
masa yang akan datang.

membukukan beban depresiasi


Ketika depresiasi dibukukan, perkiraaan Beban Depresiasi didebitkan, dan Akumulasi Depresiasi
dikreditkan. Akumulasi Depresiasi merupakam perkiraan lawan/pengganti aktiva yang menurunkan
nilai aktiva pabrik. Penggunaan perkiraan lawan/pengganti membolehkan aktiva untuk diperlihatkan
pada biaya, dan dengan demikian memberikan perhitungan yang lebih mudah jika suatu revisi
diperlukan atau metode depresiasi yang berbeda digunakan. Pada saat suatu aktiva terjual, maka
seluruh perkiraan yang berhubungan dengan depresiasi aktiva tersebut disesuaikan.

Belanja modal dan pendapatan


Pembelanjaan atas aktiva pabrik terdiri atas dua kategori: 1)-
belanja modal: pembelanjaaan ini meningkatkan kapastitas produktif, efisiensi atau usia kegunaan dari
aktiva, dan 2)- belanja pendapatan: pembelanjaan ini termasuk mempertahankan dan memperbaiki
aktiva. Jika belanja meningkatkan efisiensi atau kapasitas suatu aktiva pabrik, maka perkiraan Aktiva
Pabrik didebitkan. Jika belanja meningkatkan umur kegunaan dari suatu aktiva pabrik, maka perkiraan
Akumulasi Depresiasi didebitkan. Belanja pendapatan dibebankan di tahun yang bersangkutan.

pelepasan aktiva pabrik


Aktiva pabrik dapat dilepas dengan cara menbuang, menjual, atau menukarkannya dengan aktiva lain.
Tanpa memperhatikan bagaimana aktiva pabrik dilepaskan, nilai buku aktiva menjadi samasekali tidak
berguna, dia diambil dari semua catatan perusahaan dengan cara mendebit perkiraan Akumulasi
Depresiasi dan mengkredit perkiraan Peralatan. Ketika suatu aktiva dibuang sebelum usia kegunaanya
dinilai, maka kerugian harus didebitkan pada perkiraan Kerugian atas Pelepasan Aktiva Pabrik.

pelepasan aktiva pabrik


Ketika suatu aktiva pabrik terjual, perkiraan Kas dan Akumulasi Depresiasi selalu didebitkan, dan
perkiraan Peralatan dikreditkan. Pada saat terdapat kerugian atau keuntungan dari penjualan, maka
baik perkiraan Kerugian atas Pelepasan Aktiva Pabrik ataupun Keuntungan atas Pelepasan Aktiva
Pabrik akan memiliki suatu catatan akuntansi. Ketika aktiva pabrik yang lama ditukarkan dengan
aktiva pabrik yang baru, maka biasanya disetujui bahwa keuntungan apapun dari suatu pertukaran tidak
perlu diakui. Jumlah yang dimiliki setelah kredit untuk tukar tambah diketahui sebagai boot (sejumlah
uang yang diserahkan besama aktiva terpakai untuk memperoleh aktiva baru), dimana dia juga
memerlukan pembayaran tunai. Catatan transaksi akuntansi untuk keadaan ini adalah Mendebit
Depresiasi Akumulasi (peralatan lama)
Mendebit Aktiva Pabrik (peralatan baru)
Mengkredit Aktiva Pabrik (paralatan lama)
Mengkredit Kas.

buku besar tambahan untuk aktiva pabrik


Ketika perusahaan mempunyai sejumlah besar aktiva pabrik untuk tetap ditelusuri, maka kegunaan
buku besar tambahan dianjurkan. Informasi yang terperinci dari masing-masing aktiva pabrik disimpan
dalam buku besar tambahan. Seluruh aktiva pabrik dapat diidentifikasi secara khusus dengan angka
yang diberikan. Bagian pertama dari angka berhubungan dengan perkiraan buku besar umum,
sementara bagian kedua dari angka menunjukkan identifikasi yang diberikan terhadap aktiva. Secara
periodik, adalah disarankan untuk membandingkan saldo-saldo dalam buku besar tambahan dengan
perkiraan-perkiraan pengendalian dalam buku besar umum. Buku besar tambahan sangat berguna
dalam menentukan beban depresiasi, memilah bentuk pajak dan asuransi, sama halnya seperti
membukukan pelepasan aktiva pabrik.

metode penyusutan gabungan


Metode depresiasi penyusutan gabungan menentukan depresiasi dari sekelompok aktiva pabrik yang
sama dengan menggunakan suatu nilai tunggal. Nilai ini ditentukan dengan cara membagi depresiasi
tahunan dengan biaya total yang sebenarnya dari aktiva. Meskipun peralatan tertentu dalam kelompok
mungkin ditanbahkan dan diberhentikan, metode ini mengasumsikan bahwa gabungan tersebut akan
tetap didak berubah. Keuntungan dan kerugian dari pemberhentian atau pelepasan aktiva tidak diakui.

menyewakan aktiva pabrik


Suatu perusahaan dapat menyewa suatu properti untuk jangka waktu tertentu dibawah suatu kontrak
yang dikenal sebagai sewa guna usaha. Orang yang menyewakan (lessor) adalah pemilik dari properti,
dan penyewa (lessee) adalah pihak yang memiliki hak untuk menggunakan properti. Sewa guna usaha
yang meliputi lebih dari sebagian besar umur aktiva, dan juga memindahkan kepemilikan kepada
penyewa pada akhir sewa guna usaha, disebut dengan menyewakan modal. Aktiva yang berada
dibawah modal harus ditunjukkan dalam neraca, dan oleh karenanya Aktiva Pabrik didebitkan dan
perkiraan kewajiban modal dikreditkan.

aktiva tidak berwujud


Aktiva tidak berwujud tidak mempunyai keberadaan fisik. Mereka tidak dipegang untuk penjualan,
dan biasanya mereka bernilai lebih tinggi bagi perusahaan. Mereka termasuk paten, hak cipta, merek
dagang, goodwill, dan hak kelola. Kecuali untuk goodwill, sebagian besar aktiva tidak berwujud
menerima perlindungan hukum untuk penggunaan ekslusif. Biaya perolehan perlindungan hukum
untuk aktiva tidak berwujud harus didebitkan pada perkiraan aktiva tidak berwujud. Kerugian nilai
periodik dari aktiva tidak berwujud disebut dengan amortiasi, dan dibebankan setiap tahun. Biaya
penelitian dan pengembagan diperlakukan sebagai beban pada tahun yang bersangkutan, dan tidak
dianggap sebagai aktiva tidak berwujud karena keberhasilan mereka di masa yang akan datang tidak
pasti.

deplesi
Alokasi periodik atas penggunaan sumber daya alam disebut dengan deplesi. Lapisan mineral, batu
bara, kayu, gas alam, dan minyak tanah merupakan subyek dari deplesi. Beban Deplesi didebitkan dan
Akumulasi Deplesi dikreditkan untuk jumlah penggunaan selama periode yang bersangkutan.
Penggunaannya didasarkan atas tahun berjalan produksi sebagai hitungan pecahan kapasitas total, dan
penentuannya pada dasarnya sama dengan metode depresiasi unit produksi.

You might also like