You are on page 1of 10

c Ê

Makalah ini disusun untuk membahas mengenai euthanasia dan juga kontroversi yang
timbul. Dari berbagai kontroversi yang ada, akhirnya saya memutuskan untuk ikut pro.
Alasan-alasan mengapa saya memilih pro akan saya jelaskan nanti dalampembahasan.
Sebelum membahas lebih lanjut akan lebih baik jika kita mengetahui tentang pengertian
dari euthanasia. Euthanasia menurut kamus kedokteran Dorland halaman 775 berasal dari
bahasa Yunani yaitu eu dan thanatos, artinya :
1.Ê Kematian secara mudah atau tanpa rasa sakit
2.Ê Membunuh berdasarkan belas kasihan; dengan sengaja mengakhiri hidup seseorang
yang menderita penyakit dengan rasa sakit yang hebat dan tidak bisa disembuhkan.

Selain itu pengertian lain dari euthanasia adalah perbuatan yang dengan sengaja
memperpendek hidup ataupun dengan sengaja tidak berbuat untuk memperpanjang hidup
demi kepentingan pasien menurut Gezondheidsraad (Belanda).
 
 

embahasan mengenai euthanasia kali ini akan saya awali dengan metode metode
euthanasia yang diutarakan oleh Arli Aditya arikesit yang diposting di http://netsains.com/,
metode euthanasia ada 4, yaitu :

1.Ê Euthanasia sukarela: ini dilakukan oleh individu yang secara sadar menginginkan
kematian.
2.Ê Euthanasia non sukarela: ini terjadi ketika individu tidak mampu untuk menyetujui
karena faktor umur, ketidak mampuan fisik dan mental. Sebagai contoh dari kasus
ini adalah menghentikan bantuan makanan dan minuman untuk pasien yang berada
di dalam keadaan vegetatif (koma).
3.Ê Euthanasia tidak sukarela: ini terjadi ketika pasien yang sedang sekarat dapat
ditanyakan persetujuan, namun hal ini tidak dilakukan. Kasus serupa dapat terjadi
ketika permintaan untuk melanjutkan perawatan ditolak.
4.Ê Bantuan bunuh diri: ini sering diklasifikasikan sebagai salah satu bentuk euthanasia.
Hal ini terjadi ketika seorang individu diberikan informasi dan wacana untuk
membunuh dirinya sendiri. ihak ketiga dapat dilibatkan, namun tidak harus hadir
dalam aksi bunuh diri tersebut. Jika dokter terlibat dalam euthanasia tipe ini,
biasanya disebut sebagai µbunuh diri atas pertolongan dokter¶. Di Amerika Serikat,
kasus ini pernah dilakukan oleh dr. Jack Kevorkian.
Selain metode euthanasia, menurut Wikipedi euthanasia digolongkan menjadi 3 jenis,
yaitu :
1.Ê Etanasia agresif : atau suatu tindakan |   yaitu suatu tindakan secara
sengaja yang dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lain untuk
mempersingkat atau mengakhiri hidup si pasien. Misalnya dengan memberikan
obat-obatan yang mematikan seperti misalnya pemberian tablet sianida atau
menyuntikkan zat-zat yang mematikan ke dalam tubuh pasien.
2.Ê Etanasia non agresif : atau kadang juga disebut  |
 (etanasia
otomatis)yang termasuk kategori | |   yaitu dimana seorang pasien
menolak secara tegas dan dengan sadar untuk menerima perawatan medis dan
sipasien mengetahui bahwa penolakannya tersebut akan memperpendek atau
mengakhiri hidupnya. Dengan penolakan tersebut ia membuat sebuah "x  x "
(pernyataan tertulis tangan). c   pada dasarnya adalah suatu praktek
etanasia pasif atas permintaan.
3.Ê Etanasia pasif : juga bisa dikategorikan sebagai tindakan |  |   yang
tidak menggunakan alat-alat atau langkah-langkah aktif untuk mengakhiri
kehidupan si sakit. Tindakan pada etanasia pasif ini adalah dengan secara sengaja
tidak (lagi) memberikan bantuan medis yang dapat memperpanjang hidup pasien.
Etanasia pasif ini seringkali secara terselubung dilakukan oleh kebanyakan rumah
sakit.

3 Ê   

Setelah mengetahui mengenai metode dan kategori euthanasia, kita juga perlu
mengetahui sejarah asal-muasal istilah euthanasia. Sejarah ini saya dapatkan dari wikipedia
yaitu Kata etanasia berasal dari bahasa Yunani yaitu "eu" (= baik) and "thanatos" (maut,
kematian) yang apabila digabungkan berarti "kematian yang baik". Hippokrates pertama kali
menggunakan istilah "euthanasia" ini pada "sumpah Hippokrates" yang ditulis pada masa
400-300 SM.

Sumpah tersebut berbunyi: "Saya tidak akan menyarankan dan atau memberikan obat
yang mematikan kepada siapapun meskipun telah dimintakan untuk itu".

Dalam sejarah hukum Inggris yaitu x   sejak tahun 1300 hingga saat "bunuh diri"
ataupun "membantu pelaksanaan bunuh diri" tidak diperbolehkan.

 Ê    



  

Menurut hukum yang berlaku di berbagai negara ada yang menyatakan bahwa
euthanasia diperkenankan seperti di negara Belanda dan Belgia. Selain itu ada pula negara
yang memberi toleransi tentang pelaksanaan euthanasia seperti negara bagian Oregon di
Amerika Serikat, Kolombia, dan Swiss. Dan ada juga beberapa negara yang menyatakan
euthanasia sebagai kejahatan, seperti Spanyol, Jerman dan Denmark. Untuk lebih lengkapnya
akan saya sampaikan pendapat dari berbagai negara tersebut sesuai sumber yang saya
dapatkan dari Wikipedia, sebagai berikut :

1.Ê Belanda

Di Belanda telah diterbitkan Undang-Undang yang mengizinkan euthanasia pada


tanggal 10 April 2001, dan dinyatakan efektif berlaku pada tanggal 1 Aprli 2002.
Undang-Undang ini menjadikan Belanda sebagai negara pertama di dunia yang
melegalkan praktik euthanasia

2.Ê Australia

Negara bagian Australia Utara adalah tempat pertama di dunia dengan undang-undang
yang mengizinkan euthanasia dan bantuan bunuh diri, hal ini dibuktikan dengan
diterimanya UU yang disebut "Right of the terminally ill bill" (UU tentang hak pasien
terminal) pada tahun 1995 oleh pemerintah negara bagian Australia Utara. Tetapi
undang-undang ini tidak bertahan lama karena pada bulan Maret 1997, senat
mengambil keputusan bahwa undang-undang itu ditarik kembali.

3.ÊBelgia

Belgia adalah negara ketiga yang melegalkan praktik euthanasia setelah Belanda dan
Negara Bagian Oregon di Amerika Serikat. Hal ini dibuktikan dengan dilegalkannya
praktik euthanasia oleh parlemen Belgi pada akhir September 2002.

4.ÊAmerika Serikat

Oregon adalah satu-satunya negara bagian di Anerika Serikat yang hukumnya secara
eksplisit mengizinkan pasien yang sudah tidak mungkin disembuhkan lagi(pasien
terminal) mengakhiri hidupnya. Undang-Undang ini dikeluarkan pada tahun 1997
tentang kematian yang pantas(  |  |
 
    x ). Undang-undang ini
hanya menyangkut bantuan bunuh diri bukan euthanasia. Syarat-syarat untuk
melakukan hal ini antara lain pasien terminal berusia 18 tahun ke atas boleh minta
bantuan untuk bunuh diri, jika mereka diperkirakan akan meninggal dalam enam bulan
dan keinginan ini harus diajukan sampai tiga kali pasien, dimana dua kali secara lisan
(dengan tenggang waktu 15 hari di antaranya) dan sekali secara tertulis (dihadiri dua
saksi dimana salah satu saksi tidak boleh memiliki hubungan keluarga dengan pasien).
Dokter kedua harus mengkonfirmasikan diagnosis penyakit dan prognosis serta
memastikan bahwa pasien dalam mengambil keputusan itu tidak berada dalam keadaan
gangguan mental. Hukum juga mengatur secara tegas bahwa keputusan pasien untuk
mengakhiri hidupnya tersebut tidak boleh berpengaruh terhadap asuransi yang
dimilikinya baik asuransi kesehatan, jiwa maupun kecelakaan ataupun juga simpanan
hari tuanya.

5.Ê Indonesia

Berdasarkan hukum di Indonesia, euthanasia melanggar KUH pasal 344 yang


menyatakan bahwa ´Barang siapa menghilangkan nyawa orang lain atas permintaan
orang itu sendiri, yang disebutkannya dengan nyata dan sungguh-sungguh, dihukum
penjara selama-lamanya 12 tahun´. Juga demikian halnya nampak pada pengaturan
pasal-pasal 338, 340, 345, dan 359 KUH yang juga dapat dikatakan memenuhi unsur-
unsur delik dalam perbuatan euthanasia.

6.ÊSwiss

Di Swiss euthanasia dilakukan dengan cara memberikan obat dosis tinggi yang
mematikan. emberian obat dapat dilakukan kepada penduduk Swiss ataupun warga
negara asing apabila yang bersangkutan memintanya sendiri. Ketentuan ini diatur
dalam Kitab Undang-Undang Hukum idana Swiss pasal 115 yang ditulis tahun 1937
dan mulai dipergunakan sejak tahun 1942.

Œ Ê c
   

Golongan orang yang pro euthanasia pasti mengetahui sosok Dr. Jack Kevorkian, doter
dari Amerika yang mendapat yang julukan ³Dr. Death´ karena membantu 130 pasiennya
yang memiliki penyakit kronis untuk mengakhiri hidupnya.banayk orang yang mengutuk
perbuatannya, tetapi ada juga yang membelanya. Kaum yang yang membela menyebut bahwa
Kevorkian adalah dokter yang menunlukkan belas kasihan mendalam pada pasien dengan
penyakit kronis. Selain Kevorkian ada juga kasus mengenai dr. Nigel Cox dari Inggris
yangmengakhiri hidup Lilian Boyes, seorang pasien dan sekaligus teman baiknya selama 14
tahun. Cara dr. Cox mengakhiri hidup pasiennya adalah dengan memberikan suntikan
{   x
x| Ia melakukan itu karena merasa iba dengan penderitaan dan rasa sakit
hebat yang dialami pasiennya. Hal ini didukung oleh 2 anak dari Lilian Boyes yang
menyetujui bahkan mebela dr. Cox dengan mengatakan bahwa dr. Cox telah merawat ibu
merek dengan sungguh-sungguh. Dari dua kasus diatas dapat saya simpulkan bahwa secara
umum dari dokter melakukan euthanasia adalah belas kasih pada pasien yang amat menderita
karena penyakitnya sudah tidak ada harapan sembuh. Alasan-alasan logis pro euthanasia yang
lain antara lain:

1.Ê Adanya hak moral bagi setiap orang untuk mati terhormat. Maka seseorang
mempunyai hak memilih cara kematiannya.
2.Ê Adanya hak µprivacy¶ yang secara legal melekat pada tiap orang. Maka seseorang
berhak sesuai privacy-nya (band. ro-choice dalam kasus Aborsi).
3.Ê Euthanasia adalah tindakan belas ± kasihan/kemurahan pada si sakit. Maka tidak
bertentangan dengan peri-kemanusiaan. Meringankan penderitaan sesama adalah
tindakan kebajikan.
4.Ê Euthanasia adalah juga tindakan belas kasih pada keluarga. Bukan hanya si sakit yang
menderita, tetapi juga keluarganya. Meringankan penderitaan si sakit berarti
meringankan penderitaan keluarga khususnya penderitaan psikologis.
5.Ê Euthanasia mengurangi beban ekonomi keluarga. Dari pada membuang dana untuk
usaha yang mungkin sia-sia, lebih baik uang dipakai untuk keluarga yang masih
hidup.
6.Ê Euthanasia meringankan beban biaya sosial masyarakat, bukan hanya dari segi
ekonomi tetapi juga beban sosial misalnya dengan mengurangi biaya perawatan
mereka yang cacat secara permanen.

Disamping alasan diatas ada juga alasan lain mengenai euthanasia ynag dikemukan
kelompok-kelompok pro euthanasia, mereka menekankan bahwa pengambilan keputusan
euthanasia itu sifatnya pribadi dan merupakan wewenang dari orang yang bersangkutan. Jika
seseorang memiliki penyakit kronisdan sudah tidak dapat disembuhkan lagi, maka orang
tersebut berhak memilih cara dan waktu kematian yang mereka inginkan dengan beberapa
bantuan yang diperlukan.

Alasan diatas adalah berbagai alasan mengenai tindakan euthanasia aktif, sedangkan
alasan untuk euthanasia pasif akan saya jabarkan dalam sebuah studi kasus yang demikian.
Jika ada pasien dengan kanker ganas yang secara medis sudah tidaka dapat ditolong lagi dan
ia hanya dapat hidup dengan alat bantu seperti ventilator dan bila itu dilepas orang tersebut
akan meninggal maka akan lebih baik apabila alat tersebut dilepas saja atau dilakukan
euthanasia pasif. Hal ini didasarkan pada berbagai ajaran agama yang mengatakan bahwa
hidup dan mati diatur oleh Yang Diatas, dan apabila kita tetap memaksa untuk
mempertahankan untuk memasang alat bantu tersebut sama saja kita memperlambat/menunda
kematian pasien yang sudah di depan mata hal itu tentu bertentangan dengan ajaran agama,
karena kita menghalangi kekuasaan Tuhan untuk mengambil nyawa seseorang.

Selain hal diatas, alasan lain yang menjadi alasan dari kasus euthanasia adalah motif
ekonomi. Mengingat untuk tetap mempertahankan pemasangan alat bantu pernapasan
(ventilator) juga membutuhkan biaya yang besar. Maka akan lebih baik jika anggaran untuk
merawat orang yang jelas sudah tidak punya harapan hidup maka akan lebih baik anggaran
tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan hidup bagi anggota keluarga yang masih
hidup dan memiliki harapan atau masa depan yang cerah.

Mana lebih berdosa mempertahankan hidup yang sebenarnya sudah tidak bisa
dipertahankan lagi dengan mengorbankan orang lain atau mempercepat kematian. Berapa
banyak keluarga di Indonesia jadi melarat total, karena hanya ingin memperpanjang
kehidupan seseorang untuk beberapa hari saja.
o 

Setelah berbagai uraian di atas dapat saya simpulkan bahwa euthanasia adalah salah
satu tindakan medis yang dilakukan untuk mengakhiri hidup pasien yang sudah tidak
memiliki harapan hidup lagi. Euthanasia merupakan otonomi individu, jadi sebaikknya bila
seseorang sudah memutuskan untuk melakukan euthanasia tidak perlu ada pertentangan yang
ditimbulkan oleh pihak-pihak lain yang tidak punya hubungan dengan pasien

Euthanasia boleh dilakukan asalkan dengan berbagai persetujuan baik dari pasien,
keluaraga pasien, atau pihak yang memiliki hubungan dekat dengan pasien. Tetapi keputusan
dari pasien sendiri lebih dapat ditoleransi.
M ÊM  

6Ê http://id.wikipedia.org/wiki/Etanasia
6Ê http://netsains.com/2007/11/euthanasia-dan-kematian-bermartabat-suatu-tinjauan-
bioetika/
6Ê http://sahabatsurgawi.net/bina iman/euthanasia.html
6Ê http://www.in-christ.net/artikel/misi/euthanasia_sebuah_dilema_abuabu_dunia
_kedokteran
6Ê http://www.kapanlagi.com/h/0000162740.html
cc

Mc   3

 
  

Disusun oleh :

Hasta Adin Nugraha

G1G009031

DE ARTEMEN ENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEDOKTERAN GIGI

2009

You might also like