You are on page 1of 17

1

I. PENDAHULUAN perkembangannya di pasar


internasional cenderung meningkat
1.1Latar Belakang
baik volume permintaan maupun nilai
Indonesia merupakan negara
(harganya).
kepulauan yang sangat kaya akan
Desa Mondung merupakan desa
sumberdaya alam yang begitu
yang berdasarkan iklim dan keadaan
berlimpah terutama sumberdaya
potensial geografisnya, memenuhi
perikanan, baik sumberdaya
syarat-syarat untuk pengembangan
perikanan hayati maupun non hayati.
usaha tambak (Syafii A 2006).
Salah satu pemanfaatan sumberdaya
Umumnya masyarakat desa Mondung
perikanan non hayati yaitu
bermata pencaharian sebagai
pengolahan air laut menjadi garam
petambak garam sedangkan untuk
dan untuk sumberdaya perikanan
tambak bandeng sendiri hanya
hayati yaitu pengolahan rumput laut,
dijadikan sebagai usaha sampingan
ikan teri, ikan bandeng dsb. Garam
saja setelah musim garam
dan Bandeng merupakan sumberdaya
berakhir.Akan tetapi, pengusaha
perikanan yang sama-sama di
tambak di Desa Mondung masih
budidaya pada tambak. Garam
menggunakan alat-alat yang masih
sebagai salah satu produk perikanan
bersifat tradisional dalam melakukan
non hayati yang memiliki prospek
kegiatan produksinya, sehingga bisa
bisnis yang cukup bagus, karena
berdampak pada hasil produksi
kebutuhan konsumsi akan garam per
(panen) dari usaha tersebut.
orang cukup tinggi. Menurut Purbani D
Apabila dikaji secara mendalam
(2003) kebutuhan garam nasional dari
kedua usaha di Desa Mondung
tahun ke tahun semakin meningkat
tersebut mempunyai prospek peluang
seiring dengan pertambahan
yang cukup bagus, mengingat
penduduk dan perkembangan industri
keduanya sangat menguntungkan
di Indonesia. baik dalam peningkatan pendapatan
Selain untuk garam, tambak juga masyarakat terutama pendapatan
bisa dimanfaatkan untuk usaha devisa negara, pemeliharaan
budidaya ikan bandeng. Baik bandeng lingkungan hidup dan penyediaan
maupun garam, keduanya selama ini lapangan pekerjaan. Oleh karena itu
masih tetap merupakan salah satu dalam penelitian ini akan dikaji lebih
andalan sektor perikanan, karena mendalam lagi usaha tambak garam
komoditas ini selain dapat dan bandeng tersebut.
menyumbang devisa dalam jumlah 1.2Perumusan Masalah
yang cukup besar, juga
2

Garam merupakan salah satu yang dilakukan oleh petambak


komoditas unggul di Madura, bandeng dan garam serta besarnya
khususnya di Kabupaten Pamekasan. keuntungan yang akan diperoleh.
Sedangkan bandeng komoditasnya Untuk itu diperlukan analisis finansial
masih nomer 2 setelah garam. Desa petambak bandeng dan garam untuk
Mondung merupakan salah satu melihat kelayakan usaha yang
sentra produksi garam dan bandeng dijalankan dalam usaha tersebut.
yang terdapat di Kabupaten 1.3Tujuan Penelitian
Pamekasan. Komoditas garam Penelitian ini bertujuan untuk
merupakan sumber penghasilan mengetahui pelaksanaan usaha
utama sebagian besar masyarakat tambak garam dan bandeng serta
Desa Mondung sedangkan bandeng menganalisis prospek dan kelayakan
merupakan sumber penghasilan usahanya.
kedua setelah garam. Karena pada 1.4 Kegunaan Penelitian
umumnya masyarakat di sana Hasil penelitian ini diharapkan
usahanya berprofesi sebagai dapat menjadi sumber informasi dan
petambak garam, sedangkan untuk rujukan penelitian bagi pihak-pihak
tambak bandeng sendiri akan mereka yang berkepentingan serta dapat
olah setelah musim garam berakhir, dijadikan masukan dan pedoman bagi
artinya petambak garam tidak akan petambak dalam mengembangkan
mengolah tambak bandengnya usahanya.
sebelum panen garamnya berakhir 1.5 Tempat dan Waktu
sampai akhir musim. Dalam kegiatan Penelitian ini dilaksanakan di
produksinya petambak garam dan Desa Mondung, Kecamatan
bandeng di Desa Mondung masih pademawu, Kabupaten Pamekasan,
menggunakan alat-alat tradisional, Provinsi Jawa Timur, pada bulan Juni
sehingga produktivitasnya masih sampai dengan Juli 2010.
rendah dan belum optimal. Kegiatan
produksi usaha tambak garam di Desa 2. METODE PENELITIAN
Mondung berlangsung selama 6 bulan Penelitian dilaksanakan di Desa
pada musim kemarau dengan 3 kali Mondung, Kecamatan Pademawu,
masa panen. Sedangkan untuk ikan Kabupaten Pamekasan, Provinsi Jawa
bandeng sendiri kegiatan produksinya Timur. Objek penelitian adalah
dilakukan setelah musim garam kegiatan usaha tambak garam dan
berakhir. bandeng yang dilakukan oleh
Dari gambaran di atas, penulis kelompok petambak di kawasan Desa
ingin mengevaluasi kelayakan usaha
3

Mondung tersebut serta perhitungan 6) Kelompok-kelompok kepentingan


finansial dari kegiatan tersebut. tertentu meliputi lembaga-lembaga
Menurut jenisnya penelitian ini non pemerintah, pengusaha, dan
adalah penelitian deskriptif, dengan pedagang.
menggunakan metode sampling. Jenis data yang akan digunakan
Menurut Notoatmojo, (2006:67) dalam penelitian ini adalah data text
menyatakan bahwa: ”penelitian dan data image. Data text adalah data
deskriptif dapat dipergunakan untuk yang berbentuk alfabet maupun
memecahkan atau menjawab numerik, data ini tidak mengikuti
permasalahan yang sedang dihadapi kaidah yang telah ditentukan dan
pada situasi sekarang”. Suharsimi dapat berbentuk apa saja, yang
(2001:63) menyatakan: ”deskriptif menentukan arti dari data tersebut
adalah suatu metode dalam meneliti adalah interpretasinya. Data image
status, kelompok manusia, suatu adalah data yang berupa gambar,
obyek, suatu situasi kondisi, suatu diagram, dan tabel yang dapat
sistem pemikiran ataupun suatu kelas memberikan informasi mengenai
peristiwa pada masa sekarang”. keadaan di tempat penelitian (Fauzi A
2.1 Jenis dan Sumber Data 2001). Data yang dikumpulkan
Data yang diperlukan dalam meliputi data produksi bandeng dan
penelitian ini berupa: garam, total biaya produksi dan
1) Karakteristik usaha tambak penerimaan, dan sistem pemasaran
bandeng dan garam, meliputi lahan, usaha tambak bandeng dan garam di
metode produksi dan Kegiatan Desa Mondung, Kabupaten
pemasaran hasil produksi usaha Pamekasan. Data text dan image ini
tambak bandeng dan garam. dikumpulkan dari berbagai pihak
2) Total biaya produksi usaha tambak antara lain petambak garam di Desa
bandeng dan garam meliputi biaya Mondung, Kepala Mondung, dan Dinas
tetap, biaya investasi dan biaya Perindustrian dan Perdagangan
variabel. Kabupaten Pamekasan. Pengumpulan
3) Total penerimaan usaha tambak data dilakukan dengan cara observasi
bandeng dan garam dan wawancara langsung dengan
4) Kondisi demografi meliputi jumlah responden. Wawancara dilakukan
penduduk, tingkat pendidikan, untuk mengumpulkan data mengenai
sarana dan prasarana lingkungan. besarnya biaya yang dikeluarkan
5) Kondisi fisik lingkungan meliputi petambak bandeng dan garam untuk
letak, luas dan iklim. kegiatan produksi, total penerimaan,
4

dan sistem pemasaran hasil produksi pertimbangan-pertimbangan tertentu.


usaha tambak bandeng dan garam. Responden diambil sebanyak 50%
Sumber data yang akan atau sebanyak 30 orang dari jumlah
dihimpun dan dipergunakan dalam total petambak 60 orang dengan
penelitian ini meliputi data primer dan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
data sekunder, baik berupa kualitatif Hal yang menjadi pertimbangan
maupun kuantitatif. Data primer dalam pengambilan sampel ini yaitu
diperoleh dengan observasi lapang responden yang memiliki beberapa
melalui pengamatan, pencatatan dan kriteria sebagai berikut :
wawancara langsung dengan 1) Responden yang dipilih adalah
petambak bandeng dan garam petambak penggarap usaha tambak
mengenai karakteristik dan kegiatan bandeng dan garam.
produksi tambak garam meliputi 2) Petambak yang dipilih sebagai
pemilikan lahan, usaha tambak responden adalah petambak yang
Bandung dan garam yang bersifat telah menjalani usaha tersebut
musiman, umur teknis dan ekonomis lebih dari 3 tahun, karena setiap
peralatan, total biaya, total tiga tahun sekali terjadi musim
penerimaan, sistem bagi hasil, sistem kemarau yang memiliki rentang
pemasaran, dan tingkat suku bunga, waktu lebih lama dari musim
Kepala Desa Mondung, dan Dinas penghujan, sehingga responden
Perdagangan dan Perisdustrian memiliki pengalaman, bagaimana
Kabupaten Pamekasan. Data sekunder cara memaksimalkan hasil produksi
diperoleh dari buku, internet, literatur garam, pada saat masa kemarau
dan laporan lain yang berkaitan memiliki rentang waktu lebih lama
dengan penelitian ini serta Dinas dari musim penghujan dan
Perindustrian dan Perdagangan di sebaliknya.
Kabupaten Pamekasan. 3) Petambak garam yang menjadi
2.2 Metode Pengambilan Sampel responden yaitu petambak garam
Populasi dalam penelitian ini yang menggarap lahan seluas satu
adalah petambak bandeng dan garam hektar, karena sebagian besar luas
yang bertempat di Desa Mondung, lahan yang digarap oleh petambak
Kabupaten Pamekasan. Teknik garam berukuran satu hektar.
pengumpulan sumber data yang 2.3 Metode Pengumpulan Data
dilakukan dalam penelitian ini, yaitu Teknik pengambilan data yang
dengan purposive sampling. Metode digunakan dalam penelitian ini yaitu
pengambilan responden dengan dengan menggunakan kuisioner dan
purposive sampling didasarkan pada wawancara langsung dengan
5

responden. Menurut Nazir M (2003), petak dengan ukuran alat 1m x 35


wawancara adalah proses keterangan cm .
untuk tujuan penelitian dengan cara 4) Raca’, untuk menghancurkan atau
tanya jawab sambil bertatap muka melunakkan garam yang masih
antara si penanya atau pewawancara mengkristal dengan ukuran alat 1m
dengan si penjawab atau responden x 30 cm.
dengan menggunakan alat yang 5) Siuran, untuk menuangkan air ke
dinamakan interview guide (panduan petak yang panjangnya 1m .
wawancara). 6) Kincir angin, untuk memompa air
laut yang akan dialiri ke petak-
3. HASIL DAN PEMBAHASAN petak dengan ukuran 2 m x 30 cm.
3.1 Aspek Teknis Peralatan yang digunakan untuk
1). Garam usaha tambak garam tersebut masih
Dalam proses pembuatan garam bersifat tradisional, karena hampir
tidak diperlukan bangunan khusus sebagian besar peralatan tersebut
atau pabrik, karena usaha tambak terbuat dari bambu atau kayu yang
garam yang dimiliki masyarakat Desa mudah rapuk (lampiaran 14).
Mondung ini bersifat industri berskala a) Proses pembuatan garam
kecil, sehingga proses produksi dapat Proses pembuatan garam rakyat
dilakukan di alam terbuka yang meliputi beberapa tahapan, antara
banyak membutuhkan sinar matahari lain :
secara langsung. 1) Persiapan
Adapun peralatan yang Pada tahap persiapan ini,
diperlukan dalam proses pembuatan petambak membangun dan
garam sebagai berikut : memperbaiki tanggul serta saluran air
1) Timbangan, alat semacam pada lahan penggaraman. Lahan yang
termometer yanng digunakan untuk sudah siap diisi air laut lalu
mengukur tingkat kadar garam air dikesapkan dan diratakan dengan
laut. menggunakan gulu’. Hal ini dilakukan
2) Gulu’, untuk mengeraskan petak untuk mencegah lahan dari kebocoran
atau lahan tempat pembuatan pada saat proses produksi
garam dengan ukuran alat 1m x 50 berlangsung.
cm. 2) Pemasukan air laut 1
3) Sorkot atau Ot kaot, untuk Air laut dimasukkan ke dalam
mengeruk atau mengais dan semua petak dari petak 1 hingga 10.
mengumpulkan bunga garam ke air laut didiamkan selama kurang
pinggir tanggul kecil pembatas lebih 3 hari untuk proses penguapan.
6

Volume air laut pada tiap yang telah Air laut yang sudah mencapai 23
mengalami proses penguapan akan 0
Be kemudian dimasukkan ke petak
berkurang, sehingga air laut dari kristalisasi yaitu petak yang
beberapa petak kurang lebih 1 – 3 digunakan untuk proses akhir
petak dikumpulkan menjadi satu pada pembuatan garam. Petak yang
satu petak. Petambak meratakan dijadikan meja kristalisasi pada panen
kembali tanah pada petak yang pertama yaitu petak ke 10. Air laut
kosong dengan menggunakan gulu’. yang sudah mencapai 23 0
Be
Petak yang telah di gulu’ siap untuk dimasukkan ke meja kristalisasi dan
dimasukkan air laut yang baru. dilakukan proses penguapan dengan
3) Pemasukan air laut II bantuan sinar matahari hingga
Petak yang telah kosong diisi salinitas air mencapai 25 – 27 0
Be.
kembali dengan air laut dan Pada tingkat salinitas tersebut akan
didiamkan selama kurang lebih 3 hari. tecipta bunga-bunga garam di
Petak yang sudah terisi air laut pada permukaan air. Bunga garam akan
proses pemasukan air laut I akan jatuh ke dasar petak jika jumlah
mengalami penurunan volume air laut bunga garam yang terbentuk sudah
dengan salinitas 6 0
Be (0Be adalah banyak.
derajat kepekatan suatu larutan yang 5) Proses pemanenan
dapat diukur dengan alat Hidrometer Proses pemanenan I dilakukan
atau Baumeter). Hal ini disebabkan setelah garam yang terbentuk sudah
proses penguapan yang terjadi, banyak dan salinitas air di meja
sehingga air laut yang mengandung kristalisasi sudah maksimal mencapai
salinitas 6 0
Be pada tiap petak 27 – 28 0Be. Salinitas air garam perlu
dikumpulkan pada satu atau beberapa dijaga, karena dapat mempengaruhi
petak. Petak yang sudah kosong kualitas garam yang dihasilkan.
diratakan kembali dengan Garam yang dihasilkan pada salinitas
menggunakan gulu’. Proses peputaran diatas 29 0Be akan mempunyai rasa
air laut ini berlangsung terus menerus pahit sehingga harga garam akan
hingga air laut mencapai 23 Be. Oleh 0
turun, sehingga petambak melakukan
karena itu, petambak melakukan pengontrolan setiap hari agar salinitas
pengecekan setiap hari dengan garam tidak terlalu tinggi. Air laut di
menggunakan timbangan guna meja kristalisasi yang mempunyai
mengetahui derajat salinitas pada tiap salinitas lebih dari 29 0
Be dilakukan
petak. peleburan dengan cara menuangkan
4) Proses kristalisasi air laut dari petak lain yang
mempunyai salinitas 23 0Be atau lebih
7

kecil dengan volume yang sama. kotoran terangkut bersama garam


Peleburan ini betujuan untuk (garam menjadi kotor)
menurunkan salinitas garam menjadi 4) waktu panen yang terlalu cepat.
25 0
Be. Perhitungan yang dilakukan Ada pun diagram alir proses
yaitu dengan menjumlahkan nilai produksi garam di Desa Mondung
salinitas air 1 dengan air 2 kemudian dapat dilihat pada Gambar 3.
Persiapan
dibagi dua yang nantinya akan
mengahasilkan kadar salinitas Pemasukan air laut 1

sesungguhnya..
Pemasukan air laut II
Garam yang sudah terbentuk di
dasar petak dihancurkan dengan
Proses kristalisasi
menggunakan raca’. Hal ini dilakukan
untuk mempermudah pengumpulan
Proses
garam, kemudian di tumpuk di pinggir pemanenan

tanggul meja kristalisasi. Garam yang 2). Bandeng


sudah terkumpul didiamkan selama 2 Dalam proses pembesaran juga
hari agar lebih kering untuk tidak diperlukan bangunan khusus
mempermudah pengemasan. Meja atau pabrik, karena usaha tambak
kristalisasi yang sudah dipanen bandeng yang dimiliki masyarakat
dimasukkan air laut yang mempunyai Desa Mondung ini bersifat industri
salinitas 22 -23 0Be kembali. Air laut berskala kecil, sehingga proses
tersebut, diperoleh dari petak lain di produksi dapat dilakukan di alam
mana selama proses kristalisasi I, terbuka.
petak lain juga mengalami proses Adapun peralatan yang
penguapan hingga air laut mempunyai diperlukan dalam proses pembuatan
salinitas 22 -23 0
Be. Proses ini garam sebagai berikut :
berlangsung terus menerus selama 1) Jala, alat yang digunakan untuk
proses pembuatan garam berlangsung mengambil ikan pada proses
pada musim kemarau. Kualitas garam pemanenan.
yang dihasilkan rendah. Rendahnya 2) Jaring serok, untuk mengambil
kualitas garam rakyat disebabkan oleh kotoran yang ada pada permukaan
hal-hal sebagai berikut : tambak .
1) Kualitas air laut yang polutant 3) Ember, untuk menyebar pakan.
2) Struktur tanah yang kurang 4) Kincir angin, untuk memompa air
memadai yang akan dialiri ke tambak.
3) Teknologi proses dengan kristalisasi Peralatan yang digunakan untuk
total, sehingga banyak kotoran- usaha tambak bandeng tersebut juga
8

masih bersifat tradisional (lampiaran penahan banjir dari luar, mecegah


15). agar tanah tidak longsor dan
a) Proses pembesaran Bandeng mencegah merembesnya air tambak
Proses pembesaran bandeng keluar. Sementara untuk perbaikan
meliputi beberapa tahapan, antara saluran air ini dilakukan dengan
lain : mengganti pipa yang sudah mulai
1. Persiapan Tambak rusak, berkarat atau pecah. Untuk
Sebelum dilakukan penebaran perbaikan saluran pembuangan
benur perlu dilakukan persiapan baik dilakukan dengan mengganti filter air
pada tambak baru maupun tambak yang telah berlubang sehingga saat
lama/bekas, kedua-duanya harus pergantian air maupun pengurasan
melalui tahap persiapan. Persiapan tambak tidak ada ikan yang lolos
tambak ini dimaksudkan untuk keluar. Selain itu juga dilakukan
menciptakan kondisi lingkungan yang pembersihan bak penampungan air
sesuai dan memenuhi syarat bagi bersih yang akan disalurkan ke
media hidup ikan Bandeng selama tambak, sehingga air yang masuk ke
proses pemeliharaan tambak benar-benar dalam kondisi
2. Pengolahan, pembalikan dan bersih
pengeringan Pengolahan tanah dasar tambak
Tahap pertama yang dilakukan juga dilakukan dengan melakukan
dari persiapan tambak adalah pembersihan dasar tambak dari sisa
pengolahan tanah. Pengolahan tanah kotoran. Hal ini dilakukan dengan cara
ini dimaksudkan untuk memastikan pengerukan lumpur, kotoran dan sisa
bahwa tanah tidak lagi menyimpan pakan yang mengendap di dasar
organisme penyakit. Pengolahan tambak, sehingga dasar tambak
tanah yang dilakukan di kawasan ini benar-benar dalam kondisi bersih.
meliputi pematang tambak, perbaikan Setelah bersih kemudian tahap
saluran air, perbaikan dan selanjutnya dilakukan pembalikan dan
penggantian peralatan tambak yang pengeringan tanah.
rusak, pengerukan lumpur, kotoran Tahap selanjutnya yang
dan sisa pakan yang mengendap. dilakukan setelah pengolahan tanah
Perbaikan pematang ini dilakukan adalah pembalikan dan pengeringan
dengan mengganti plastik (gedeg) tanah dasar tambak. Proses
yang melapisi pematang terutama pembalikan dan pengeringan dasar
yang sudah mulai aus atau sudah tambak ini dimaksudkan untuk
rusak, sehingga pematang dapat memperbaiki kondisi dasar tambak.
berfungsi dengan baik sebagai Melalui pengeringan dengan sinar
9

matahari langsung maka desinfeksi menaikkan pH tanah pemberian kapur


dasar tambak dari organisme patogen juga berfungsi untuk mempercepat
(bakteri, virus, protozoa) dapat proses penguraian bahan organik,
dilakukan. Selain itu dengan mengikat kelebihan gas asam arang
penyinaran matahari langsung dapat (CO2) yang dihasilkan oleh proses
membunuh telur, larva, dan stadia pembusukan bahan organik dan
dewasa hama, perbaikan struktur dan pernafasan biota air, efek panasnya
tekstur tanah, penghilangan lapisan kapur juga berfungsi sebagai
filamentous algae yang tidak desinfektan yang bisa mematikan
diinginkan. Penyinaran matahari kuman.
langsung juga berfungsi untuk proses 4. Pengisian dan Persiapan Air
pengoksidasian senyawa-senyawa Tahap pertama yang dilakukan
tereduksi (seperti H2S, nitrit, ion besi, pada saat persiapan air adalah
methan dll), dekomposisi dan pemberian pupuk. Pupuk ini akan
mineralisasi bahan organik, sehingga berperan dalam menyediakan unsur
dasar tambak juga bebas dari bahan hara (nutrien) bagi pertumbuhan
beracun yang dapat membahayakan pakan alami dan perkembangan
ikan selama proses pemeliharaan fitoplankton yang akan ditebar
nantinya. Pembalikan dan (inokulan). Pada tambak di kawasan
pengeringan dasar tambak ini ini pupuk yang digunakan adalah
dilakukan selama kurang lebih 2-3 pupuk triple urea dan kandang. Pada
minggu bila cuaca mendukung yaitu saat pemberian pupuk kapsitas air
dalam kondisi cerah. Proses ini telah dipenuhi sesuai dengan
dilakukan sampai tanah benar-benar kedalaman tambak. Indikasi yang
kering dan retak-retak yang dapat digunakan untuk mengetahui
menandakan bahwa tanah sudah siap pertumbuhan plankton adalah dengan
untuk digunakan kembali. melihat warna air. Setelah pemberian
3. Pengapuran pupuk biasanya air tambak akan
Kegiatan pengapuran di kawasan berwarna hijau-coklat yang
ini dilakukan dengan menggunakan menandakan bahwa plankton telah
kaptan (CaCO3) setelah lahan benar- tumbuh.
benar kering dengan dosis yang 5. Aklimatisasi dan Penebaran benur
sesuai. Pengapuran ini dimaksudkan Penebaran benur di kawasan ini
untuk mendapatkan (pH) kurang lebih dilakukan pada sore hari yaitu sekitar
8 yang sesuai untuk lingkungan hidup pukul 15.00-16.00. Hal ini dilakukan
ikan bandeng dan algae yang menjadi karena pertimbangan pada sore hari
pakan alami bandeng. Selain untuk benur akan mendapatkan lingkungan
10

media penebaran yang kadar jumlah maksimal yang dapat dicapai


oksigennya (DO-Dissolved Oxygen) bila ingin mendapatkan panen
semakin membaik. Sebelum ditebar bandeng dengan size dan kuantitas
ke tambak terlebih dahulu benur yang memadai. Bila jumlah ini
diaklamatisasi atau dilakukan ditingkatkan maka selain jumlah hasil
penyesuaian dengan kondisi produksi yang tidak optimal maka
lingkungan tambak. Penyesuaian ini dikhawatirkan tingkat mortalitas dari
dilakukan dengan cara memasukkan bandeng selama proses pemeliharaan
benur-benur yang masih berada di juga akan semakin tinggi. Namun
dalam plastik ke tambak, kemudian untuk mendapatkan hasil yang
kantong-kantong plastik tersebut diinginkan tersebut harus diikuti pula
dibuka penutupnya dan sedikit demi dengan penambahan saprotam
sedikit air tambak dimasukkan ke (sarana produksi tambak) guna
dalam plastik. Setelah itu benur-benur memenuhi kebutuhan selama proses
tersebut didiamkan mengapung dalam pemeliharaan
plastik-plastik tersebut selama 10-15 6. Pemanenan
menit, kemudian plastik-plastik yang Kegiatan panen ikan Bandeng di
berisi benur tersebut dituang ke kawasan ini dilakukan sebanyak dua
dalam tambak. Proses aklimatisasi kali dalam satu tahun atau sebanyak 2
tersebut dilakukan baik untuk kali siklus produksi selama satu tahun.
penyesuaian suhu, salinitas, pH Pemanenan ini dilakukan ketika ikan
maupun parameter lainnya. Proses dinilai sudah siap dipanen baik dari
aklimatisasi ini dimaksudkan untuk segi umur maupun size. Ikan-ikan di
mencegah tingginya tingkat kematian sini dipanen pada usia 5-6 bulan dan
(mortalitas) pada saat dan setelah sudah mencapai size rata-rata 0,6 kg.
penebaran. Kegiatan panen di kawasan ini
Jumlah benur yang ditebar pada dimulai pada sore hari sekitar pukul
tambak-tambak di kawasan ini rata- 17.00 atau 18.00 untuk pengurangan
rata seragam baik ukuran maupun air tambak, karena tambak yang
jumlahnya. Hal ini dikarenakan luas cukup luas sehingga membutuhkan
tambak yang ada di kawasan ini rata- waktu lama untuk pengurasan air.
rata sama yaitu 1 Ha, sehingga antara Pengurasan air ini dilakukan dengan
tambak yang satu dengan yang lain membuka saluran pembuangan air
saling mengikuti. Jumlah benur yang tambak dan penyedotan air dengan
ditebar pada tambak di kawasan ini menggunakan diesel untuk
berada pada kisaran hingga 500-1.000 mempercepat prosenya. Setelah air di
ekor/Ha tambak.Jumlah ini merupakan dalam tambak sudah surut kira-kira
11

tinggal ¼ m atau setinggi 0,375 m musim penghujan yang dapat


dari dasar tambak maka maka proses menyebabkan ikan cepat rusak
pengambilan ikan dimulai. Hal ini (membusuk). Sementara itu untuk
biasanya dilakukan pada kondisi mencegah penurunan kualitas ikan
sudah menjelang pagi sekitar pukul yang telah dipanen ini maka ikan-ikan
03.00 atau 04.00 pagi. Pengambilan tersebut disimpan di dalam box
ikan dari dalam tambak ini dilakukan (kotak-kotak) pendingin yang diberi
secara manual oleh beberapa orang hancuran es (es curah) untuk
tenaga kerja borongan dengan mempertahankan agar ikan tetap
menggunakan jaring. Setelah ikan- berada pada suhu 00C – 50C. Pada
ikan tersebut terkumpul, kemudian Kawasan ini box pendingin dan
dibawa ke tempat penyortiran untuk kendaraan angkut telah disediakan
untuk di sortir berdasarkan size dan oleh pembeli karena di sini ada
kualitas Bandeng yang dalam hal ini pembeli yang tetap mengambil dan
meliputi tingkat kesegaran dan menampung hasil panen mereka,
kesehatan ikan. Setelah disortir sehingga untuk kegiatan pasca panen
kemudian ikan-ikan tersebut semua peralatan dan kebutuhannya
ditimbang dan dimasukkan ke dalam dipenuhi sendiri oleh pembeli.
cool box yang telah disiapkan 3.2 Prospek Kegiatan Usaha
sebelumnya oleh pembeli. Ikan-ikan Tambak Garam dan Tambak
yang telah dimasukkan ke dalam cool Bandeng
box kemudian diberi es curah untuk 1) Aspek Potensi Usaha Tambak
tetap menjaga kualitas kesegaran Usaha tambak di Desa Mondung
ikan. Hal ini dilakukan karena ikan- sudah dilakukan secara turun
ikan ini akan dipasarkan langsung temurun, sehingga keahlian dan
sehingga harus tetap terjaga kualitas pengetahuan diperoleh dari
kesegarannya sampai ke tangan pengalaman sejak kecil. Para
konsumen. petambak bangga melakukan usaha
Kegiatan panen ini dimulai dan tambak tersebut, karena petambak
dilakukan pada pagi-pagi sekali untuk mampu menjaga warisan nenek
mencegah hal-hal yang tidak moyang, yaitu keahlian untuk
diinginkan, seperti buruknya kualitas mengelola tambak baik itu garam
ikan akibat panas matahari langsung maupun bandeng. Petambak tidak
pada suhu tinggi kesegaran ikan akan beralih profesi, karena hanya
cepat menurun. Selain itu panen bertambak menjadi satu-satunya
dilakukan pada pagi buta juga untuk keahlian yang mereka kuasai selain
menghindari pengaruh air hujan saat sempitnya lahan pekerjaan yang ada
12

saat ini. Kegiatan usaha tambak di keberadaan organisasi tersebut juga


Desa Mondung masih bersifat dapat membantu petambak dalam
tradisional dalam berproduksi memperoleh pinjaman modal dan
terutama peralatan yang digunakan dapat membantu pemasaran hasil
terbuat dari dari bahan yang mudah produksi para petambak di Desa
rapuk seperti kayu atau bambu. Mondung.
Sampai sekarang para petambak di 2) Aspek Pemasaran
Desa Mondung masih menggunakan  Tambak Garam
kincir angin dalam kegiatan Proses saluran pemasaran pada
produksinya, sehingga hal tersebut usaha tambak garam relatif pendek.
dapat menghambat dalam kegiatan Garam dari hasil pemanenan di jual
produksi. berdasarkan kualitas yang dihasilkan.
Usaha tambak di Desa Mondung Untuk garam dengan kualitas 1 (K1)
sebenarnya memiliki potensi yang dijual pada koperasi milik PT. Garam,
cukup besar, mengingat lokasinya sedangkan garam KII dan KIII dijual ke
yang sangat strategis dekat dengan pedagang pengumpul yang datang
laut dan cuaca yang sangat panas sendiri ke lokasi tambak garam. Harga
merupakan daya dukung dalam jual garam di lokasi penelitian
menjalankan usaha tersebut. Kegiatan ditentukan oleh pedagang pengumpul,
usaha tambak garam dan bandeng di karena sampai saat ini belum ada
Desa Mondung belum mendapat ketentuan harga yang pasti dari
dukungan dan perhatian khusus dari pemerintah daerah maupun
pemerintah daerah Kabupaten pemerintah pusat mengenai harga jual
Pamekasan. Hal tersebut dapat dilihat garam. Pedagang ini selalu aktif
belum adanya organisasi petambak- mencari informasi kapan garam
petambak yang memiliki program tersebut akan dipanen. Jadi, para
kerja untuk meningkatkan kuantitas penggarap dan petambak garam tidak
dan kualitas hasil produksinya di Desa perlu memasarkan sendiri garam yang
Mondung. Jika saja pemerintah daerah dipanen tersebut. Pedagang
membentuk sebuah organisasi yang pengumpul melakukan pembayaran
khusus menangani usaha tersebut secara tunai ke petambak garam pada
yang dapat menyediakan berbagai waktu semua garam sudah dipanen.
macam peralatan modern, seperti Pedagang ini yang akan menjual
menyediakan mesin pompa, mesin garam ke perusahaan-perusahaan
pencucian khusus garam yang garam untuk diolah kembali dan di
nantinya dapat membantu dalam jual dalam bentuk kemasan. Pedagang
kegiatan produksi. Selain itu, pengumpul umumnya merupakan
13

orang yang memang bekerja di produksi yang dilakukan oleh


perusahaan produsen garam, pengusaha. Hasil panen dari
sehingga petambak mempunyai pengusaha tambak ini adalah sebagai
informasi mengenai harga garam. berikut :
Dalam proses transaksi jual beli, 1. Saluran pemasaran langsung,
pedagang pengumpul menanggung dalam proses ini pengusaha
biaya transportasi di atas truk sampai tambak langsung memasarkan
gudang perusahaan dan biaya karung hasil kepada konsumen
yang digunakan untuk mengemas 2. Saluran pemasaran tidak
garam rakyat, sedangkan petambak langsung, selain pemasaran
menanggung semua biaya dari lahan langsung pengusaha tambak juga
sampai dengan garam diangkat ke menggunakan saluran pemasaran
truk. Garam yang sudah berada di tidak langsung dalam menjual
gudang ditimbang kembali dengan hasil produksinya
menggunakan timbangan guna Pemasaran hasil tambak ini
mengetahui jumlah garam yang mempunyai peluang yang cukup
masuk ke gudang. Penimbangan ini besar, karena permintaan ikan
juga dilakukan untuk menetapkan Bandeng masih cukup tinggi.
berapa yang harus dibayarkan kepada 3) Aspek Finansial
pedagang pengumpul sesuai dengan Analisis finansial dapat dilakukan
jumlah garam yang masuk ke gudang. dengan menghitung biaya investasi
 Tambak Bandeng dan biaya produksi, yang kemudian
Hasil panen ikan Bandeng dinilai kelayakan investasinya melalui
selanjutnya dijual kepada pembeli penilaian Net Present Value (NPV),
(agen) yang sudah siap untuk Internal Rate of Return (IRR), Net
membeli hasil panen, harga dari ikan Benefi-Cost Ratio (net B/C), Break
bandeng itu sendiri antara 10.000- Even Point (BEP), Payback Period (PP),
15.000/kg. Pemasaran hasil panen dan analisis sensitivitas. Dari segi
dilakukan di beberapa daerah antara finansial kegiatan usaha tambak
lain: garam dan bandeng layak dan
- Pamekasan menguntungkan untuk dijalankan oleh
- Sampang petambak di Desa Mondung, karena
- Sumenep nilai BEP yang diperoleh lebih kecil
Setiap usaha pemasaran dari total penerimaan, nilai payback
merupakan aspek utama dari kegiatan periode tidak melebihi umur proyek
usaha tersebut, pemasaran ini usaha tambak tersebut dan
merupakan tujuan dari kegiatan berdasarkan kriteria investasi, nilai
14

NPV positif, Net B/C >1, dan IRR > • Rp1.73


8.461,54
discount rate, sedangkan dari hasil
(40 karung)
analisis sensitivitas usaha tambak 9. Perkiraan Cash
Flow *
garam dan bandeng di Desa Mondung a. NPV
• Rp12.4 • Rp12.6
23.413,09 68.017,55
tidak layak untuk dijalankan, karena b. Net B/C

NPV lebih kecil dari nol (NPV<0), c. IRR • 1,59 • 1,61

NetB/C lebih kecil dibandingkan 1 (Net • 29,95


• s30,26
%
%
B/C<1), dan IRR lebih kecil
dibandingkan dengan tingkat suku 10 Analisis
. Sensivitas
bunga yang berlaku didaerah **
a. NPV • Rp • Rp
penelitian (IRR<discount rate) dan 109.446,16 108.709.26
b. Net B/C
cukup sensitif, apabila terjadi • 0,99 • 0,99
c. IRR :
penurunan harga jual garam maupun • 12,85 • 12,85
% %
bandeng.
Tabel Analisis Profitabilitas Usaha
Tambak Garam dan Tambak
Bandeng
No Variabel Tambak Garam Tambak
Bandeng 4. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Modal Tetap Rp 20.925.000,00 Rp 20.925.000,00
4.1 KESIMPULAN
2. Penerimaan Rp 20.060.000,00 Rp 13.500.000,00
Berdasarkan hasil penelitian
3. Biaya produksi tentang analisis finansial usaha
a. Bia Rp 1.412.500,00 Rp 1.426.250,00
ya Tetap Rp 17.715.000,00 Rp 7.720.000,00 tambak garam dan bandeng dapat
b. Bia
ya disimpulkan sebagai berikut :
Variabel
1) Pelaksanaan usaha tambak garam
4. Keuntungan Rp 6.932.500,00 Rp 4.353.750,00
lebih tergantung oleh keadaan
a. Pe Rp 5.199.375,00 Rp 3.264.750,00
milik Rp 1.733.125,00 Rp 1.089.000,00 cuaca dibandingkan dengan usaha
b. Pen
ggarap tambak bandeng, karena tambak
garam sangat membutuhkan sinar
5. Rentabilitas 17,30% 14,47% matahari dalm proses produksinya.

6. R/C 1,36 1,47 Untuk prospek kegiatan usaha


tambak di Desa Mondung
7. Payback 4,02 tahun 6,40 tahun
Periode sebenarnya memiliki potensi yang
8. BEP
a.KI
• Rp1.54 • Rp3.33 cukup besar, mengingat lokasinya
4.604,32 1.206,74
yang sangat strategis dekat dengan
b.KII (59 karung) (222 kg)
laut dan suhu yang sangat panas
• Rp1.88
c.KIII 0.965,15 merupakan daya dukung dalam
(64 karung)
menjalankan usaha tersebut.
15

2) Berdasarkan hasil perhitungan sebuah organisasi seperti KUD


analisis usaha dan kriteria investasi (Koperasi Unit Desa) untuk usaha
dengan discount rate 12,9%, maka tambak garam dan bandeng yang
tambak garam dan bandeng memiliki program kerja untuk
merupakan usaha yang layak dan meningkatkan kuantitas dan
menguntungkan untuk dijalankan di kualitas garam dan bandeng di
Desa Mondung pada luas lahan satu Desa Mondung yang dapat
hektar, karena keuntungan yang menyediakan berbagai macam
diperoleh lebih besar, waktu peralatan modern, seperti
pengembalian investasinya lebih menyediakan mesin pompa, mesin
cepat dan nilai NPV lebih besar dari pencucian khusus garam yang
nol (NPV>0), NetB/C lebih besar dari nantinya dapat membantu dalam
1 (Net B/C>1), dan IRR lebih besar kegiatan produksi.
dari tingkat suku bunga yang 3) Petambak di Desa Mondung
berlaku didaerah penelitian disarankan untuk lebih
(IRR<discount rate). meningkatkan usahanya baik itu
3) Berdasarkan analisis sensitivitas garam maupun bandeng, mengingat
menunjukkan bahwa usaha tambak kedua usaha tersebut layak dan
garam dan bandeng di Desa menguntungkan untuk dijalankan.
Mondung tidak layak untuk
dijalankan apabila terjadi DAFTAR PUSTAKA
penurunan harga jual, karena NPV
Amri, Khairul dan Iskandar Kanna.
lebih kecil dari nol (NPV<0), NetB/C
2008. Budi Daya Bandeng
lebih kecil dari 1 (Net B/C<1), dan Secara Intensif, Semi
Intensif, dan Tradisional. PT.
IRR lebih kecil dari tingkat suku
Gramedia Pustaka Utama.
bunga yang berlaku di daerah Jakarta.
penelitian (IRR<discount rate).
Burhanuddin S. 2001. Prosiding
4.2 SARAN Forum Pasar Garam. Jakarta:
1) Proses produksi usaha tambak Badan Riset Kelautan dan
Perikanan .
garam dan bandeng perlu terus
dikembangkan dan diterapkan Desrosier NW. 1988. Teknologi
Pengawetan Pangan. Edisi
secara lebih guna meningkatkan Ketiga. Penerjemah:
hasil produksi yang sudah tercapai Muljohardjo M. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
untuk kelangsungan jangka waktu Terjemahan dari The
yang lama. Technology Of Food
Preservation.
2) Pemerintah Kabupaten Pamekasan
diharapkan dapat membentuk Farida, Luluk. 2001. Analisis Usaha
Budidaya Padi (Oryza sativa)
16

Bersama Udang Windu Lipsey RG, PN Courant, DD Purvis, PO


(Penaeus monodon) (Pandu) Steiner. 1997. Pengantar
Di Desa Rejosari, Kecamatan Ekonomi Mikro. Penerjemah :
Deket, Kabupaten Wasana J dan Kirbrandoko.
Lamongan, Jawa Timur. Jakarta: Binarupa Aksara.
Skripsi tidak diterbitkan. Terjemahan dari : Economics
Malang : Jurusan Manajemen 10th Editor.
Sumberdaya Perikanan Fakultas
Perikanan Unibraw. Nazir M. 2003. Metode Penelitian.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Fauzi A. 2001. Panduan Singkat
Prinsip-Prinsip Penelitian Purbani D. 2003. Proses
Sosial Ekonomi. Bogor. Pembentukan Kristalisasi
Jurusan Sosial Ekonomi Garam 1.
Perikanan, Fakultas Perikanan http://www.geocities.com/trisakt
dan Ilmu Kelautan Institut igeology84/Garam.pdf. [16
Pertanian Bogor. Pp 28. Desember 2003].

Gittinger JP. 1986. Analisis Ekonomi Rahardi, F, Regina Kristiawati,


Proyek-Proyek Pertanian. Nazaruddin. 2003. Agribisnis
Edisi kedua. Penerjemah: Perikanan. Penebar Swadaya.
Sutomo S dan K Mangiri. Jakarta: Jakarta.
Universitas Indonesia.
Terjemahan dari Economic Riyanto, B. 2001. Dasar-dasar
Analysis Of Agriculture. Pembelanjaan Perusahaan.
BPFE. Yogyakarta hal 35.
Gray C, P Simanjuntak, LK Sabur, PVL
Maspaitella, RCG Varley.1992. Saifudin Azwar, 1998. Metode
Pengantar Evaluasi Proyek. Penelitian, Pustaka Pelajar,
Jakarta. Gramedia Pustaka Jakarta.
Utama.
Suharsimi, Arikunto. 2001. Prosedur
Hernanto F. 1989. Ilmu Usaha Tani. Penelitian Suatu Pendekatan
Jakarta: Penebar Swadaya. Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.

Husnan S dan E Pujiastuti. 2004. Soekartawi, 1990. Teori Ekonomi


Dasar-dasar Manajemen Produksi (Dengan Pokok-
Keuangan. Yogyakarta: UPP pokok Bahasan Analisis
AMP YKPH. Fungsi Cobb-Douglas),
Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Husnan S dan Suwarsono. 1994. Studi
Kelayakan Proyek. Syafii A. 2006. Potret
Yogyakarta: UPP AMP YKPH. Pemberdayaan Petani
Garam. Surabaya: Untag Press.
Kadariah, L Karlina dan C Gray. 1978.
Pengantar Evaluasi Proyek. Winardi. 2001. Ekonomi Manajerial.
LPFE. Jakarta: Universitas Cetakan Pertama. Bandung:
Indonesia. Mandar Maju.

Kadarsan HW. 1995. Keuangan Winarno FG. 1995. Gizi dan


Pertanian dan Pembiayaan Makanan Bagi Bayi dan Anak
Perusahaan Agribisnis. Sapihan Pengadaan dan
Cetakan kedua. Jakarta : PT Pengelolaannya. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. Pustaka Sinar Harapan.
17

You might also like