You are on page 1of 5

Nama : Ana Fauziah

NIM : 1001112082
MK : Pengantar Ilmu Politik
Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional
Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Dosen : Dr. Alimin Siregar, MA

BANGSA, NEGARA DAN PEMERINTAH

Manusia dapat di kategorikan dalam berbagai kelompok. Pengelompokkan atas dasar


jenis kelamin secara konvensional dikenali dengan kategori wanita dan pria. Dari segi adat dan
bangsa dikenal berbeagai kelompok suku bangsa, seperti suku bangsa Jawa, Batak, Banjar,
Melayu, Arab dll. Berdasarkan juridis formal, manusia dikategorikan sebagai warga Negara dan
warga Negara asing. Seluruh kategori itu dipelajari dalam ilmu politik. Hal itu disebabkan
kategori-kategori tersebut sanagt berkaitan dengan konsep-konsep bangsa dan Negara.
Apabila permasalahan bangsa dibahas, dua konsep lain muncul, yaitu suku bangsa (ethnic
group) dan ras1. Suku bangsa merupakan pengelompokkan masyarakat berdasarkan kesamaaan
cirri-ciri fisik biologis, seperti warna kulit, bentuk wajah hidung dan mata bentuk rambut dan
perawakan.
Akan tetapi suatu suku bangsa dapat memilki lebih dari satu Negara, sama hlnya terhadap
ras. Tidak ada satu ras didalm satu Negara saja. Hal inilah yang membuktikan bahwa ras
bukanlah factor yang menentukan dari pembentukan bangsa dan Negara. Sebaliknya satu Negara
bias terdiri dari bermacm-macam suku, bangsa, ras dan agama. Begitu juga dengan Negara tidak
dikelompokkan berdasarkan kesamaan identitas cultural dan ciri fisiologis.

1
Uaraian selengkapnya mengenai suku bangsa (ethnic group) dan kaitannya dengan negara dapat dibaca pada
Richard H. Thompson. 1989. Theoris of Ethnicity:A Cultural Appraisal. New York.Greenwood Press
 BANGSA

 Definisi mengenai bangsa

Menurut Guibernau bangsa adalah negara kebangsaan memiliki unsur-unsur


penting pengikat, yaitu: psikologi (sekelompok manusia yang memiliki kesadaran
bersama untuk membentuk satu kesatuan masyarakat – adanya kehendak untuk hidup
bersama), kebudayaan (merasa menjadi satu bagian dari suatu kebudayaan bersama),
teritorial (batas wilayah atau tanah air), sejarah dan masa depan (merasa memiliki sejarah
dan perjuangan masa depan yang sama), dan politik (memiliki hak untuk menjalankan
pemerintahan sendiri).
Kemudian ada Ben Anderson, seorang ilmuan politik dari Universitas Cornell
merumuskan pengertian bangsa secara unik. Menurut pengamatannya bangsa merupakan
komunitas politik yang dibayangkan (imagind political community) dalam wilayah yang
jelas batasnya dan berdaulat2 dikatakan sebagai komunitas politik yang dibayangkan
karena bangsa yang paling kecil sekalipun para anggotanya tidak kenal satu sama lain .
dibayangkan secara terbatas karena bangsa yang paling besar sekalipun,yang
penduduknya ratusan juta jiwa, mempunyai batas wilayah yang relative jelas.
Dibayangkan secara berdaulat karena bangsa ini berada disuatu Negara yang mempunyai
kekuasaan atau seluruh wilayah dan bangsa tersebut. Akhirnya disebut sebagai komunitas
yang dibayangkan karena telepas dari adanya kesenjangan dan penindasan para anggota
bangsa itu selalu memandang satu sama lain sebagai saudara sebangsa dan setanah air.

Otto Bauer dan Ernest Rinan, menekankan arti bangsa lebih pada kehendak untuk
hidup bersama.
Sedangkan Ki Bagoes Hadikoesoemo atau Tuan Munandar lebih menekankan
pada "persatuan antara orang dan tempat"
Menurut Rawink yaitu Bangsa adalah Sekumpulan manusia yang bersatu pada satu
wilayah dan memunyai keterikatan dengan wilayah tersebut. Dengan batas teritori tertentu dan
terletak dalam geografis tertentu.
2
Benedict Anderson.1991.Imaginet Communities,Refflection on the Origin and Spreat of Nationalism.London dan
New York:Verso,hlm.6-7
Menurut pakar kenegaraan Jalobsen dan Lipman bangsa adalah suatu kesatuan budaya
(cultural unity) dan kesatuan politik (political unity).
Bangsa dalam arti sosiologi-antropologi, ialah persekutuan hidup yang berdiri sendiri dan
masing-masing. Anggota persekutuan terikat oleh satu kesatuan ras, bahasa, agama dan adat
isiadat.
Bangsa dalam arti politik, suatu masyarakat yang berada dalm suatu wilayah yang sama
dan mereka tunduk pada kedaulatan Negara sebagai kekuasaan tertinggi keluar dan kedalam.
 Terbentuknya Negara
a. Factor Obyektif
1. Kesamaan keturunan
2. Wilayah
3. Bahasa
4. Adat istiadat
5. Kesamaan politik
6. Perasaan, dan;
7. Agama (Hans Kohn)
b. Factor Subyektif
1. Sikap
2. Persepsi
3. Sentiment

 Negara
Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik, Negara adalah organisasi
pokok dari kekuasaan politik. Negara adalah alat (agency) dari masyarakat yang
mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat
dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat. Manusia hidup dalam
suasana kerja sama, sekaligus suasana antagonis penuh pertentangan Negara adalah
organisasi dalam sesuatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap
semua golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan dari
kehidupan bersama itu. Negara menetapkan cara-cara dan batas-batas sampai dimana
kekuasaan dapat digunakan dalam kehidupan bersama,baik oleh individu,golongan atau
asosiasi,maupun oleh Negara sendiri. Negara mempunyai dua tugas :
a. Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asocial,yakni
yang bertentangan satu sama lain,supaya tidak menjadi antagonis yang membahayakan;
b. Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-
golongan kearah tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhnya. Negara
menentukan kegiatan-kegiatan asosiasi-asosiasi kemasyarakatan disesuaikan satu sama
lain dan diarahkan kepada tujuan nasional.
Pengendalian ini dilakukan berdasarkan sistem hukum dan dengan
perantaraan pemerintah besrta segala alat perlengkapannya . kekuasaan Negara
mempunyai organisasi yang paling kuat dan teratur.

 Definisi Mengenai Negara

a. Roger H. Soltau :”Negara adalah agen (agency) atau kewenangan (authorithy)


yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama
masyarakat (the state is an agency or authority managing or controlling these
(common) affairs on behalf of and in the name of community)3
b. Harold J. Laski:”Negara adalh suatu massyarakat yang di integrasikankarena
mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih
berkuasa daripada individu atau kelompok yang merupakanbagian dari
masyarakat. Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan
bekerjasama untuk memenuhi terkabulnya keinginan-keinginan mereka
bersama. Masyarakat merupakan negar kalu cara hidup yang harus ditaati
baik oleh individu maupun oleh assosiasi-asosiasi ditentukan oleh suatu
wewenang yang bersifat memaksa dan mengikat (the state is a society which
is integrated by possessing a coercive authority legally supreme over any
individual or group which is part of society. A society is a group human
beings living together and working together for the satisfaction of their mutual
wants. Such a society is a state when the way of live to which individuals and

3
Soltau, An Introduction to Politics, hlm. 1
association must conform is defined by a coercive authority binding upon
them all)4.
c. Max Weber: “Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli
dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah (the State
is A Human society that (succesfully) claims the monopoli of the legitimate
use of physical force within a given territory)5
d. Robert M. Maclver: “Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan
penertiban di dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan
berdasarkan system hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintahyang
untuk maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa (the state is an association
which, acting through law as promulgated by a government endowed to this
end with coercive power, maintain within a community territorially
demarcated the universal external condition of social order)6
e. George Hellineck: “Negara adalh organisasi kekuasaan dari sekelompok
manusia yang mendiami wilayah tertentu.
f. Hegel: “Negara adalah organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintetis dari
kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal.
g. Kranenburg: “Negara adalah organisasi yang timbul karena adanya kehendak
dari suatu golongan atau bangsa.
h. Karl Max: “Negara adalh alat kelas yang berkuasa yang digunakan untuk
mengekploitasi dan menindas kelass lain.

4
Harold J. Laski, The State in Theority and Practice (New York: The Viking Press, 1947), hlm. 8-9.
5
H.H. Gerth and C. Wright Mills, trans., eds and introduction, from Max Weber: Essay in Sociology (New York:
Oxford University Press, 1958), hlm. 78
6
R.M. Maclver, the Modern State (London: Oxford University Press,1926), hlm.22.

You might also like