You are on page 1of 3

E.

Keadaan ma’rifatullah dalam kesufian


Ma’rifat adalah puncak ilmu dan keadaan. Oleh karenanya, manusia yang sudah berada
dalam ma’rifatullah adalah mereka yang sudah tidak pernah mengalami keterkejutan akal dan
rohani. Mereka tidak pernah lagi heran oleh apa pun. Sebab rasa heran dan takjub hanya
muncul dari sesuatu yang melebihi kemampuan, pengetahuan, dan kekuatan si pelaku.
Sementara orang-orang yang sudah dalam kondisi ma’rifatullah mereka yang oleh allah sudah
diberi kekuatan berdasar iradah dan qudrah-Nya.

Dzun nun al-mishri mengemukakan bahwa ma’rifat pada hakikatnya adalah firman allah
tentang cahaya rohani kepada kalbu-kalbu kita yang terdalam. Bahwa allah menyinari hati
manusia dan menjaganya dari kecemaran sehingga semua yang selain allah tidak begitu berarti
lagi di dalam hatinya.akhirnya semua pandangannya menjadi kontemplatif. Dalam dunia sufi,
ma’rifat memang merupakan suatu keadaaan kekahuman yang terus-menerus. Hanya saja
kekaguman tersebut terbagi menjadi dua yakni kekaguman kepada esensi dan kekaguman
kepada kualitas. Yang pertama adalah syirik dan kufur, karena seorang ma’rifat tidak mungkin
bias ragu-ragu mengenai esensi. Sedang yang kedua adalah kualitas terletak di luar lingkup akal

Menurut harun nasution, ma’rifat dapat dilihat pada kata-kata sufi:

1. Kalau mata yang terdapat dalam hati manusia terbuka, mata kepalanya tertutup,
saat itu yang dilihat hanya allah.
2. Ma’rifat itu c ermin, kalau seorang arif melihat ke cermin itu, maka yang
dilihatnya hanya allah
3. Sekiraznya ma’rifat mengambil bentuk materi semua orang yang melihat kepada-
Nya akan mati karena tak tahan melihat kecantikan serta keindahan-Nya.

Bagi sufi ma’rifat tidak berdiri sendiri.Abu bakar al-kalabadzi misalnya berpendapat bahwa
ma’rifat selalu bersama dengan mahabbah. Menurut dia, ma’rifat dan mahabbah merupakan
kembar yang selalu disebut bersama.keduanya menggambarkan dua aspek dari hubungan rapat
yang ada bagi sufi dengan tuhan. Mahabbah menggambarkan hubungan rapat dalam bentuk
cinta, sedang ma’rifat menggambarkan hubungan dekat dalam bentuk gnosis, pengetahuan
dangan hati sanubari.

Keadaan lahiriah ahli ma’rifat digambarkan allah dalam firmannya: engkau melihat
airmata mereka bercucuran disebabkan apa yang mereka ketahui sebagai kebenaran(qs.al
maidah/5:83). Kebenaran di sini bukan semata kebenaran lahiriah agama, namun kebenaran
rohani. Dimana ia berhasil menyaksikan tuhan dalam dirinya. Ia bermusahaddah,dan kemudian
mengalami penyatuan yang melarutkan keseluruhan dirinya. Sering pula orang menanyakan ,
bagaimana sebenarnya posisi antara ma’rifat, akal, dan ilmu pengetahuan? Samudera ilmu
sebenarnya ditentukan oleh ma’rifat, dan akal ditentukan oleh ilmu. Sementara ma’rifat
ditentukan oleh esensinya sendiri. Artinya, kalau tuhan menyebabkan seseorang memilki
ma’rifat akan diri-Nya sendiri sehingga dia mengenal tuhan lewat pengungkapan diri-Nya
sendiri kepadanya.
F. jalan menuju ma”rifat

Proses perjalaanan rohanimenuju allah sampaimencapai derajat sepiritual tertinggi serta


pencapaian ma’rifatullah, tidak lain merupakan apllikasi rohaniah dan pelaksanaan menyeluruh
dari firman allah. Seorang sufi yang telah mencapai muqamat ma’rifatullah adalah yang dalam
dirinya telah terkumpul semua sifat kebajikan, sebagaimana direfleksikan dalam syahadat
ingsun sejati sebagai bereikut:

a) Sifat-sifat allah, yang memilki sifat menutupi dan mengampuni kesalahan


b) Sifat Muhammad yang mempunyai sifat member syafaat dan menjadi
sahabat makhluk
c) Sifat abu bakar, yang memiliki sifat kejujuran dalam kebenaran dan
kebajikan
d) Sifat umar bin khattab yang memili sifat memerintah dan melarang
e) Sifat usman bin affan yang memilki sifat suka member makan orang miskin
dan menunaikan shalat malam di kala orang lain tertidur lelap
f) Ali bin abi thalib yang memilki sifat berilmu dan berani

Sifat-sifat tersebut diperoleh kaum sufi dari hasil mujahaddah, perjalanan spiritual, atau
lelaku semadi-nya, di mana mereka meraih kekuatan jiwa batiniah dengan cara:

1. Menghadapkan wajah dalam beribadah secara total kepada allah


2. Merenungkan allah disertai rasa takut berpisah dengan-Nya
3. Menafikan diri untuk merenungkan dengan baik
4. Selalu menempuh jalan spiritualitasme mistis, melalui berbagai muqamat sufi,
riyadhah batin dalam dzikir, wirid, mujahaddah, dan meditasi sehingga
memperoleh kondisi kemanunggalan

Selanjutnya untuk sampai ke tingkat ma’rifat sufi harus memilki komponen dalam
hatinya yang mencapai hal itu. Menurut al-usyairi, ada tiga komponen dalam tubuh manusia
yang digunakan oleh sufi dalam hubungan dengan tuhan, yaitu qalb, roh, dan sir

Qalb untuk mengetahui sifat-sifat tuhan, roh untuk mencintai tuhandan sir untuk
melihat tuhan. Sir lebih halus daripada roh, dan roh lebih halus daripada qalb.qalb biasa
diartikan sebagai hati, tetapi qalb tidak hanya buntuk merasa. Ia juga bias berpikir

Namun ada perbedaan antarea qalb dengan akal. Akal tidak bias memperoleh
pengetayhuan yang sebenarnya tentang tuhan. Sdang qalb bisa mengetahui hakikat dari segala
yang ada, dan jia dilimpahi cahaya tuhan bisa mengetahui rahasia-rahasia tuhan

G.tokoh ma’rifat
a) Dzunun al mitri
Mempunyai nama lengkap abu al faidh tsauban dzunnun bin Ibrahim al mitri, berasal
dari nauhah dan wafat [ada 245 h. ia lahir di akhmim, sebuah tempat di sisi kanan sungai nil.
Dulunya dikenal sebagai nam latopolis.dia seorang ahli hikmah, ahli rekayasa kimia. Disamping
itu ia juga seorang sufi yang paling berhak disebut peletak dasar-dasar tasawauf, karena lngkah-
langkahnya yang mengungkapkan sinya;-sinyal tasawuf dan dia juga orang pertama yang
menafsirkan isyarat-isyarat sufistik dan berbicara tentang paham ini.menurut sumber berita, ia
mendapatkan ilmu dengan jalan kewalian dan ia juga punya banyak karamah.

Dzunun merupakan orang pertama yang memunculkan karakter-karakter theosofis


khusus pada tasawuf. Ia mempunyai teori mengenai ma’rifat, di samping itu juga teori cinta.
Kedua teori ini banyak memuat nilai falsaafi yang dikemasnya dengan bentuk sederhana, lalu
sedikit demi sedikit semakin tampak di tangan kaum sufi, khususnya para sufi falsafi

b) Abu yazid al busthami

Bernama lengkapthaifur bin isa bin adam bin sarozan. Berasal dari bistam, sebuah
wilayah besar di qumas. Wafat pada tahun 261/264 h. dia sufi pertama yang meletakkan
konsep fana sfistik. Dengan demikian, ia dianggap orang pertama yang merefleksikan fase
peralihan penting tasawuf menuju orientasi filsafat murni, berpijak pada konsep ittihad dadn
wihdah. Teorinya tentang fana dibangun atas dasar konsep muraqabah (merasa diawasi tuhan),
sebbuah konsep yang dalam filsafat hindi identik dengan terma samadhy dan bdyana berearti
merenung , dan samadhy berarti istighraq( melebur dengan tuhan, jadi abu yazid adalahsufi
yang memasaukkan konsep itihad ke dalam wilayah mistik islam; konsep yng pernah trend dan
besar di Persia hingga masa sasanisme. Fana yang membawa abu yazid kepada ittihad juga
membazwa al hallaj kepada paham hulul(inkarnasi), maksudnya inkarnasi lahut pada nasut
atau konsep tuhan manusia.

Sebebarnyta babu yazid al busthami menyatakan bahwa di surga senantiasa melihat


allah tanpa hijab, bahkan, arif menjadi pahala bagi surge, dan surge menjadi bencana bagi arif,
bila memang ada neraka, maka apa salahnya seandainya allah mengampuni segenggam debu.
Maksudnya kemulliaan bagi allah karena membakar segengganm debu.

You might also like