You are on page 1of 25

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL - REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI


Jl. Prof. Dr. Supomo, SH No. 10 Jakarta-12870
Telepon/Faximile: (021)-8307836 Email : mbptadimbD.esdm.ao.id www.djmmbp.esdm.go.id Kotak Pos: 4632yKBY

SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)


Nomor: 7/53/91.04/P2K-II/DJB/2009

Pada hari ini Senin tanggal Dua puluh tujuh bulan Juli Tahun dua ribu sembilan (27-07-
2009) berdasarkan Surat Perjanjian Kerja/Kontrak Nomor: 6/53/91.04/P2K-II/DJB/2009 tanggal
Dua puluh empat bulan Juli Tahun dua ribu sembilan (24-07-2009) kami yang bertanda tangan
dibawah ini:
I. Nama : Ir. Indriyatmoko, MM
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Non Fisik Direktorat Jenderal
Mineral, Batubara dan Panas Bumi
Alamat : Jalan Prof. Dr. Supomo, SH. No. 10, Jakarta Selatan bertindak
untuk dan atas nama Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan
Panas Bumi yang selanjutnya disebut: PIHAK PERTAMA

Memberi Perintah Kerja kepada:

II. Nama : Dra. Muflizah


Jabatan : Direktur
Alamat : Jl. Raya Pasar Minggu No. 39A Duren Tiga Pancoran Jakarta
Selatan, bertindak untuk dan atas nama PT. Tritunggal Selaras
Consultant Utama yang selanjutnya disebut : PIHAK KEDUA

Jenis Pekerjaan yang


diperintahkan : Pemantauan Produksi dan Evaluasi Kebutuhan Mineral
Industri di Pulau Jawa.

Jumlah Harga : Rp. 449.000.000,- (Empat ratus empat puluh sembilan juta
rupiah.),
(rincian terlampir)

Pembayaran dilakukan
melalui : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta II
dari Dana DIPA Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan
Panas Bumi Tahun Anggaran 2008

Ditujukan kepada : PT. Tritunggal Selaras Consultant Utama


Bank : Bank Mandiri KK Universitas Pancasila
No. Rek : 157-00-0044874-7

Pekerjaan tersebut :
a. Dimulai tanggal : 27 Juli 2009
b. Selesai tanggagal : 24 November 2009
Dengan ketentuan:

1. Jumlah harga tersebut akan dibayar dari dana DIPA Direktorat Jenderal
Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2009;
2. Tidak diperkenankan mengadakan perubahan harga dan ketentuan-
ketentuan yang tertuang dalam dokumen kontrok
3. Hasil pekerjaan secara keseluruhan diserahkan selambat-lambatnya
tanggal 24 November 2009 kepada Pemberi Perintah (Pejabat Pembuat Komitmen Non Fisik)
setelah dilakukan pemeriksaan/pengujian oleh Panitia Penguji dan Penerima Barang/Jasa Non
Fisik yang diangkat berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Mineral, Batubara dan Panas
Bumi No. 013.K/82/DJB/2009 tanggal 29 Januari 2009;
4. Segala sesuatu yang belum diatur/tercantum dalam ketentuan ini, berlaku
ketentuan umum yang lazim dipakai dalam perjanjian/kontrak;
5. Apabila terjadi perselisihan maka kedua belah pihak akan mengupayakan
penyelesaian secara musyawarah mufakat, namun bila tidak tercapai mufakat maka sepakat
menyelesaikan secara hukum yang berlaku dengan memilih tempat yang sama dan sah di
Kantor Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Selatan;
6. Untuk setiap hari keterlambatan penyerahan hasil pekerjaan, maka
kepada pelaksana pekerjaan akan dikenakan denda sebesar 1%0 (satu permit) dari nilai kontrak.

Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ini dibuat 6 (enam) eksemplar; 2 (dua) eksemplar diantaranya
bermeterai secukupnya dan berlaku sah setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


YANG DIBERI PERINTAH YANG MEMBERI PERINTAH

PT. Tritunggal Selaras Consultant Uatama Pejabat Pembuat Komitmen Non Fisik
Ditjen Mineral, Batubara dan Panas Bumi

Dra. Muflizah Ir. Indriyatmoko, MM


Direktur NIP. 100009684
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL - REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
Jl. Prof. Dr. Supomo, SH No. 10 Jakarta-12870
Telepon/Faximile: (021)-8307836 Email : mbptadimbD.esdm.ao.id www.djmmbp.esdm.go.id Kotak Pos: 4632yKBY

SURAT PERJANJIAN KERJA/KONTRAK


JASA KONSULTANSI PEMANTAUAN PRODUKSI DAN EVALUASI KEBUTUHAN
MINERAL INDUSTRI Dl PULAU JAWA

DARI DANA DIPA DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA


DAN PANAS BUMI
Tahun Anggaran 2009

Nomor: 6/53/91.04/P2K-II/DJ8/2009

Pada hari ini, Jum’at tanggal Dua puluh empat bulan Juli tahun duja ribu sembilan (24-07-2009),
kami yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : Ir. Indriyatmoko, M.M.
Jabatan : Pejabat Pembuat Kornitmen Non Fisik, Direktorat Jenderal Mineral, Batubara
dan Panas Bumi
Alamat : Jl. Prof. Dr. Supomo, SH No. 10 Jakarta Selatan
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Direktorat Jenderal Mineral,
Batubara dan Panas Bumi, sesuai Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Nomor : 2960.K/73/MEM/2008 tanggal 30 Desember 2008 yang
seianjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

II. Nama : Dra. Muflizah


Jabatan : Direktur
Alamat : Jl. Raya Pasar Minggu No. 39A Duren Tiga Pancoran Jakarta Selatan
Dalam hai ini bertindak untuk dan atas nama PT. Tritunggal Selaras Consultant
Utama, sesuai Anggaran dasarnya berdasarkan Akte Pendirian PT Nomor : 251
Tanggal 22 Februari 2006 oleh Notaris Dradjat Darmadji, SH dengan Akta
Perubshan rerakhir Nomor : 90 Tanggal 14 Agustus 2007 oleh Notaris Dradjat
Darmadji, SH yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak berdasarkan


1. Surat Penawaran Nomor: 61/Tender/VI/2009 Tanggal 24 Juni 2009
2. Surat Penetapan Peringkat Calon Pemenang Nomor :
4/53/91.04/P2K-II/DJB/2009 tanggal 10 Juli 2009;
3. Surat Keputusan Penunjukan Pemenang Seleksi Umum Nomor :
5/53/91.04/P2K-II/DJB/2009 tanggal 23 Juli 2009.

Dengan ini menyatakan setuju dan sepakat untuk mengikatkan diri dalam suatu Perjanjian
Pemborongan Pekerjaan Jasa Konsultansi Pemantauan Produksi dan Evaluasi Kebutuhan Mineral
Industri di Pulau Jawa dengan nilai kontrak yang telah ditetapkan dan pasti, serta kedua belah pihak
juga menyatakan setuju untuk melaksanakan perjanjian ini sesuai dengan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku di Indonesia, dengar ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Definisi

Istilah-istilah yang digunakan dalam Perjanjian/Kontrak sebagaimana disebut di bawah ini harus
diartikan sebagai berikut:
1. “Dokumen Kontrak” adalah perikatan secara tertulis berikut lampirannya yang memuat
persyaratan dan ketentuan yang harus dipenuhi oleh para pihak;
2. “Tanggal Penyelesaian” adalah tanggal dimana Pengguna Barang/Jasa Pekerjaan telah
menerima hasil pekerjaan yang dituangkan dalam Berita Acara Penyerahan Pekerjaan;
3. “Pengguna Barang/Jasa” adalah pihak yang ditujukan sebagai pemilik pekerjaan yang
memberi tugas kepada Penyedia Barang/Jasa untuk melaksanakan pemborongan pekerjaan
sesuai dokumen kontrak atau disebut PIHAK PERTAMA:
4. “Penyedia Barang/Jasa” adalah perusahaan/mitra kerja yang telah ditunjuk untuk
melaksanakan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan dokumen Kontrak atau disebut PIHAK
KEDUA;
5. “Penawar Penyedia Barang/Jasa” adalah Dokumen Penawar lengkap yang diajukan
Penyedia Barang/Jasa kepada Pengguna Barang/Jasa;
6. “Harga Kontrak” adalah harga vang harus dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA berdasarkan kontrak;
7. “Panitia Pemeriksa/Penguji” adalah panitia yang diberi tugas dalam
pemeriksaan/pengawasan pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 2
DOKUMEN KONTRAK

Dokumen Kontrak terdiri dan harus dibaca serta merupakan bagian dari Kontrak ini, yaitu :
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1, Definisi
Pasal 2, Dokumen Kontrak

BAB II TUGAS DAN LINGKUP PEKERJAAN


Pasal 3, Jenis Pekerjaan
Pasal 4, Ketentuan dan Dasar Pelaksanaan Pekerjaan
Pasal 5, Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
Pasal 6, Pemeriksaan/Penguji Pekerjaan
Pasal 7, Serah Terima Pekerjaan
Pasal 8, Persyaratan Teknis Pekerjaan dan Tenaga Kerja

BAB III KEUANGAN


Pasal 9, Harga Kontrak Pekerjaan
Pasal 10, Tata Cara dan Syarat Pembayaran
Pasal 11, Jaminan Uang Muka

BAB IV LAIN-LAIN
Pasal 12, Hak dan Kewajiban Para Pihak
Pasal 13, Kenaikan Harga
Pasal 14, Keadaan Kahar (Force Majeure)
Pasal 15, Sangsi dan Denda Karena Keterlambatan
Pasal 16, Resiko
Pasal 17, Perselisihan dan Domisili
Pasal 18, Pemutusan Hubungan Kerja
Pasal 19, Amandemen Kontrak
Pasal 20, Ketentuan Tambahan
Pasal 21, Penutup

Larnpiran : Dokumen Seleksi Umum/RKS, Berita Acara Prakualifikasi, Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan, Surat Penunjukan. Surat penawaran.

BAB II
TUGAS/LINGKUP PEKERJAAN
Pasal 3
Jenis Pekerjaan

PIHAK PERTAMA memberikan tugas/pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima tugas/pekerjaan dari PIHAK PERTAMA berupa Pekerjaan Jasa Konsultansi
Pemantauan Produksi dan Evaluasi Kebutuhan Mineral Industri di Pulau Jawa sebagaimana tertera
pada Dokumen Seleksi Umum Nomor : 6/53/91.04/PPBJ-II/DJB/DBP/2009 tanggal 16 Juni 2009.

Pasal 4
Ketentuan dan Dasar Pelaksanaan Pekerjaan

Pekerjaan tersebut dalam Pasal 1 harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA, berdasarkan :

1. Undang-undang Nomor 41 Tahun 2008 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun Anggaran 2009 (Lembaran Negara Rl Tahun 2008 Nomor 171, Tambahan Lembaran
Negara Rl Nomor 4920)
2. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tanggal 3 November 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007 tanggal 23 Oktober 2007
3. Peraturan Menteri Keuangan Nornor : 134/PMK-06/2005 tanggal 27 Desember 2005
tentang Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
4. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 2960.K/73/MEM/2008
tanggal 30 Desember 2008 tentang Pengangkatan Pengelolaan APBN Tahun Anggaran 2009 di
Lingkungan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
5. Dokumen Seleksi Umum Nomor : 6/53/91.04/PPBJ-II/DJB/DBP/2009 tanggal 16 Juni
2009;
6. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) Nomor : 8/53/91.04/PPBJ-
II/DJB/DBP/2009 tanggal 18 Juni 2009.

Pasal 5
Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

Seluruh pekerjaan sebagaimana dimaksud Pasal 3 tersebut di atas, harus dilaksanakan dalam jangka
waktu 4 (empat) bulan terhitung sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani
kedua belah pihak dan seluruh pekerjaan harus selesai dan diserahkan paling lambat tanggal 24
November 2009.

Pasal 6
Pemeriksaan/Pengujian Pekerjaan

1. Panitia Penguji/Penerima Barang/Jasa Non Fisik yang diangkat berdasarkan Keputusan


Direktur Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi Nomor. 013.K/82/DJB/2009 tanggal 29
Januari 2009, untuk melakukan Pengujian/ Penerimaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang
sudah dan sedang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA;
2. Setiap tahap pekerjaan yang sudah selesai atau yang akan diserahterimakan dari PIHAK
KEDUA harus dilakukan Pengujian/Pemeriksaan yang dituangkan dalam Berita Acara;
3. Apabila hasil Pengujian/Pemeriksaan terhadap pekerjaan yang diserahkan oleh PIHAK
KEDUA dinyatakan tidak memenuhi syarat sesuai ketentuan, maka PIHAK KEDUA
diwajibkan untuk memperbaiki/mengganti sehingga memenuhi persyaratan yang ditentukan
dalam Dokumen Seleksi Umum/RKS.

Pasal 7
Serah Terima Pekerjaan

1. Penyerahan pekerjaan dilakukan sesuai dengan yang tertuang dalam dokumen yang
menyertai penyerahan pekerjaan;
2. Apabila hasil pekerjaan tidak sesuai dengan yang ditetapkan dalam Kontrak, PIHAK
PERTAMA berhak menolak hasil pekerjaan tersebut, dan PIHAK KEDUA harus
memperbaiki pekerjaan yang tidak sesuai tersebut dengan biaya sepenuhnya ditanggung
penyedia barang/jasa;
3. Perpanjangan waktu penyerahan pekerjaan dapat dipertimbangkan atas permohonan tertulis
dari PIHAK KEDUA dengan alasan/bukti yang dapat diterima oleh PIHAK PERTAMA
sebelum berakhirnya batas waktu penyerahan pekerjaan yang dimaksud.

Pasal 8
Persyaratan Teknis Pekerjaan dan Tenaga Kerja

1. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang dituangkan dalam


dokumen Seleksi Umum;
2. PIHAK KEDUA harus memenuhi segala petunjuk pelaksanabn pekerjaan dan pengarahan
serta perintah dari Pemberi Pekerjaan berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK);
3. PIHAK PERTAMA berhak untuk melakukan pengendalian pekerjaan yang terdiri atas
pengawasan, pengoreksian dan pengujian pekerjaan dilakukan oleh Panitia Penerima/Penguji
Barang/Jasa Non Fisik Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi;
4. PIHAK KEDUA wajib menugaskan tenaga ahli dalam jumlah cukup sesuai kebutuhan
pekerjaan;
5. Penunjukan/Penugasan tenaga ahli harus memenuhi kualifikasi, kemampuan dan
pengalaman dibidangnya dengan melampirkan curiculum vitae;
6. Jika PIHAK PERTAMA memhta PIHAK KEDUA untuk mengganti tenaga ahli dengan
alasan kurang memenuhi persyaratan, maka PIHAK KEDUA harus memenuhinya.
7. Cara Pelaksanaan Kegiatan
a. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan Pemantauun Produksi den Evaluasi Kebutuhan Mineral Industri di
Pulau Jawa dilakukan dengan inventarisasi data realisasi produksi dan penjualan bahan
galian nineral industri dan pemanfaatannya oleh sektor industri, serta analisa keekonomian
dan evaluasi terhadap kebutuhan mineral industri
b. Tahap Kegiatan
Tahapan pelaksanaan kegiatan Pemantauan Produksi dan Evaluasi Kebutuhan Mineral
Industri di Pulau Jawa adalah sebagai berikut
1. Inventarisasi data potensi, cadangan, produksi, penjualan dan pemanfaatan
bahan galian industri di Pulau Jawa melalui Dinas Pertambangan dan Energi
Kabupaten/Provinsi maupun pelaku usaha pertambangan bahan galian industri di Pulau
Jawa;
2. Inventarisasi sektor industri yang menggunakan bahan galian industri serta
jumlah kebutuhannya;
3. Evaluasi dan analisis produksi bahan galian industri terhadap jumlah
kebutuhan untuk sektor industri;
4. penyusunan data rencana suply dan demand mineral industri di Pulau Jawa;
5. Diskusi dan konsolidasi di lingkungan Diqen Mineral, Batubara dan Panas
Bumi
6. Penyusunan Data dan Laporan Pemanvauan Produksi dan Evaluasi
Kebutuhan Bahan Galian Industri di Pulau Jawa/
7. Rekomendasi prioritas bahan galian industri yang potensial di kembangkan
di Pulau jawa
BAB III
KEUANGAN

Pasal 9
Harga Kontrak Pekerjaan

Jumlah harga keseluruhan pekerjaan adalah sebesar Pp. 449,000.000,- (Empat ratus empat puluh
sembilan juta rupiah.),- termasuk didalamnya perhitungan-perhitungan pajak, dan semua kewajiban
pembayaran lainnya yang menjadi tanggungan PIHAK KEDUA sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku, dan harga pekerjaan tersebut dibebankan pada Anggaran Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bum! Nornor.
0150.0/020-06.1/-/2009 tanggal 31 Desember 2008 Tahun Anggaran 2009.

Pasal 10
Tata Cara dan Syarat-syarat Pembayaran

1 Pembayaran atas Harga Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 9, dilaksanakan. melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta II,
secara bertahap melalui rekening :

PT. Tritungpal Selaras Consultant Utama


Bank : Bank Mandiri KK Universitas Pancasila
No. Rekening : 157-00-0044874-7

2 Pembayaran dilakukan 3 (tiga) kali angsuran berdasarkan prestasi


pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dan dibayarkan setelah
dilakukan pengujian/pemeriksaan yang dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani
oleh kedua belah pihak.
3 Diberikan uang muka kepada PIHAK KEDUA sebesar 100%
(Seratus persen) dari jaminan uang muka atau sebesar 20 % dari nilai kontrak, apabila PIHAK
KEDUA berminat;
4 Pembayaran kepada PIHAK KEDUA dilakukan dengan pengaturan
sebagai berikut:
a. Apabila PIHAK KEDUA mengajukan uang muka perincian pembayarannya
sebagai berikut:

No Uraian Jumlah
1 Pembayaran Uang Muka sebesar 20 20% x Rp 449.000.000,- = Rp. 89.800.000,-
% dari nilai kontrak borongan Dh = Delapan puluh sembilan juta delapan ratus ribu
rupiah,-

2 Pembayaran Tahap I sebesar 30 % Rp. 134.700.000,- - Rp 26.940.000,-


= Rp. 107.760.000,-
30% x Rp. 449.000.000,- Dh = Seratus tujuh juta tujuh ratus enam puluh ribu
= Rp. 134.700.000.- rupiah,-
Dikurangi Pengembalian Uang
Muka 30% x Rp. 89.800.000,-
= Rp. 26.940.000,-

3 Pembayaran Tahap II sebesar 40 % Rp. 179.600.000,- - Rp 35.920.000,- = Rp.


40% x Rp. 449.000.000,- 143.680.000,-
= Rp. 179.600.000,- Dh = Seratus empat puluh tiga juta enam ratus
Dikurangi Pengembalian Uang delapan puluh ribu rupiah,-
Muka 40% x Rp. 89.800.000,-
= Rp. 35.920.000,-

4 Pembayaran Tahap III sebesar 30 % Rp. 134.700.000,- - Rp 26.940.000,


30% x Rp. 449.000.000,- = Rp. 107.760.000,-
= Rp. 134.700.000,- Dh = Seratus tujuh juta tujuh ratus enam puluh ribu
Dikurangi Pengembalian Uang rupiah.
Muka 30% x Rp. 89.800.000,-
= Rp. 26.940.000.-

b. Apabila PIHAK KEDUA tidak mengajukan uang Muka perincian pembayarannya


sebagai berikut:
1 Pembayaran tahap I : 30 % x Rp.449.000.000,- = Rp. 134.700.000,-(Seratus
tiga puluh empat juta tujuh ratus ribu rupiah) akan dibayarkan setelah PIHAK KEDUA
menyerahkan Laporan Pendahuluan.
2 Pembayaran tahap II : 40 % x Rp. 449.000.000,- = Rp. 179.600.000.-(Seratus
tujuh puluh sembilan juta enam ratus ribu rupiah) akan dibayarkan setelah PIHAK KEDUA
menyerahkan Laporan Antara/Draf Laporan Akhir.
3 Pembayaran tahap III : 30 % x Rp. 449.000.000,- = Rp. 134.700.000,-
(Seratus tiga puluh empat juta tujuh ratus ribu rupiah) akan dibayarkan setelah PIHAK
KEDUA menyerahkan Laporan Akhir.

Pasal
11 Jaminan Uang Muka

Apabila PIHAK KEDUA mengambil Uang Muka, sebagaimana. Pasal 10 ayat (4) huruf/kolom a,
maka PIHAK KEDUA harus menyampaikan Jaminan Uang Muka dengan nilai sebesar Uang
Muka 20 % dari nilai Kontrak atau sebesar Rp 89.800.000.,- (Delapan puluh sembilan juta delapan
ratus ribu rupiah.),- yang dikeluarkan/diterbitkan oleh Bank Umum atau Bank Pemerintah.

BAB IV
LAIN-LAIN
Pasal 12 Hak dan Kewajiban Para Pihak

1 Hak dan Kewajiban Pengguna Jasa


a. Berhak menerima hasil pekerjaan dari Penyedia Jasa sesuai dengan jenis
pekerjaan yang diperjanjikan;
b. Berhak meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa;
c. Berhak melakukan pengawasan, penelitian, pemeriksaan dan pengujian
terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia jasa, Pengujian/Evaluasi harus dilakukan
bersama oleh Panitia Penguji Barang dan Jasa, kemudian hasil pemeriksaannya dituangkan
dalam satu Berta Acara;
d. Berhak menolak atau mengembalikan hasil pekerjaan kepada Penyedia
Jasa, apabila ternyata pekerjaan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan perjanjian;
e. Berhak memeriksa dan menggandakan dokumen pengeluaran yang telah
diaudit sampai dengan 1 (satu) tahun setelah berakhirnya kontrak dengan sepengetahuan
Penyedia Jasa atau Kuasanya;
f. Berhak memiliki seluruh dokumen yang disiapkan oleh Penyedia Jasa;
g. Berkewajiban membayar jumlah harga pekerjaan sesuai kontra-, perjanjian,
apabila Penyedia Jasa telah memenuhi semua kewajiban.

2 Hak dan Kewajiban Penyedia Jasa


a. Berhak menentukan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan;
b. Berhak menerima pembayaran dari Pengguna Jasa sesuai dengan Kontrak Perjanjian
yang telah ditetapkan;
c. Berkewajiban merinci setiap biaya-biaya yang berhubungan dengan pelaksanaan
perjanjian, sehingga dapat dilakukan pemeriksaan keuangan;
d. Berkewajiban melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada Pengguna
Jasa;
e. Berkewajiban memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan oleh oleh
Pengguna jasa sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan,
f. Berkewajiban menyerahkan seluruh hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai
dengan jadual yang telah ditetapkan dan Kontrak Perjanjian.

Pasal 13
Kenaikan Harga

Untuk pelaksanaan Kontrak Perjanjian ini tidak ada claim kenaikan harga kecuali Perintah secara
khusus mengaturnya

Pasal 14
Keadaan Kahar

1. Yang dimaksud dengan keadaan kahar adalah suatu keadaan/kejadian


diluar kekuasaan atau kemampuan kedua belah pihak, keadaan dimaksud antara lain, adalah :
a. Peperangan;
b. Kerusuhan;
c. Kevoiusi;
d. Bencana Alam (Banjir, Gempa Bumi, Badai, Gunung Meletus,
Tanah Longsor, Wabah Penyakit dan Angin Ribut)
e. Kebakaran;
f. Pemogokan.

2. Dalam hal terjadi keadaan kahar PIHAK KEDUA memberikan


kepada PIHAK PERTAMA dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender sejak terjadinya
keadaan Kahar, apabila dilampauinya jangka waktu tersebut, PIHAK KEDUA
memberitahukan dan tidak menunjukan bukti keadaan Kahar, maka hak untuk menuntut akibat
keadaan Kahar kepada PIHAK PERTAMA tidak dapat dilakukan;
3. Sesuai dengan jangka waktu dan bukti terjadinya keadaan Kahar yang
merugikan PIHAK KEDUA, yang diajukan kepada PIHAK PERTAMA maka PIHAK
PERTAMA harus rnenyelesaikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 15
Sanksi dan Denda Karena Keterlambatan

1. Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat rnenyelesaikan pekerjaan


sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan yang tercantum pada Pasal 5 Kontrak Perjanjian ini,
maka untuk setiap hari keterlambatan, PIHAK KEDUA wajib membayar denda keterlambatan
sebesar 1‰ (satu permil) dari nilai pekerjaan/kontrak;
2. Denda-denda tersebut dalam ayat 1 Pasal ini, akan diperhitungkan
dengan kewajiban pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA;
3. Besarnya denda yang dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA atas
keterlambatan pembayaran kepada PIHAK KEDUA adalah sebesar bunga terhadap nilai
tagihan yang terlambat dibayarkan, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu
menurut ketetapan Bank Indonesia.

Pasal 16
RESIKO

1. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA tidak sesuai dengan yang


diminta dalam kontrak, maka PIHAK KEDUA wajib memperbaiki atau mengganti dalam
jangka waktu yang disepakati;
2. Segala biaya yang diakibatkan kesalahan sebagaimana dimaksud
dimaksud dalam ayat 1 pasai ini, menjadi tangungjawab PIHAK KEDUA.

Pasal 17
Perselisihan dan Domisili

1. Perselisihan yang timbul mengenai pelaksanaa Kontrak Perjanjian ini


akan diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat antara kedua belah pihak;
2. Perselisihan yang tidak dapat diselesaikan secara musyawarah akan
diusahakan penyelesaiannya melalui suatu Komisi yang anggotanya terdiri dari wakil PIHAK
PERTAMA wakil PIHAK KEDUA dan anggota lainnya yang dipilih atas persetujuan PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang semuannya akan duduk dalam Komisi Penyelesaian;
3. Apabila Komisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal ini tidak
berhasil mencapai suatu penyelesaian, maka permasalahan akan diajukan ke Pangadilan Negeri
Jakarta Selatan.

Pasal 18
Pemutusan Hubungan Kerja/Kontrak

1. PIHAK PERTAMA berhak memutuskan kontrak perjanjian ini


secara sepihak, dergan pemberitahuan sebelumnya secara tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut
kepada PIHAK KEDUA, apabila
a. Secara langsung atau tidak langsung dcngan sengaja memperlembat penyelesaian
pekerjaan sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Kontrak Perjanjian ini;
b. Memberikan keterangan tidak benar yang merugikan atau dapat merugikan PIHAK
PERTAMA, sehubungan dengan perjanjian ini.

2. PIHAK KEDUA berhak memutuskan Kontrak Perjanjian ini secara


sepihak, apabila :
a. PIHAK PERTAMA dengan sengaja tidak memberikan informasi-informasi yang
benar dalam rangka pelaksanaan pekerjaan;
b. `PIHAK PERTAMA melalaikan kewajiban sebagaimana tersebut dalam Pasal 12
ayat (1) huruf d Kontrak Perjanjian ini, yang berakibat merugikan PIHAK KEDUA.

3. Jika terjadi pemutusan Kontak Perjarjian secara sepihak oleh PIHAK


PERTAMA sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, PIHAK PERTAMA dapat
menunjuk perusahaan lain atas kehendak dan berdasarkan pilihannya sendiri untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut PIHAK KEDUA harus menyerahkan kepada PIHAK
PERTAMA semua arsip dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan kontrak perjanjian
ini.

Pasal 19
Amandemen Kontrak

1. PIHAK PERTAMA bersepakat dengan PIHAK KEDUA untuk melakukan


Arnandemen/ Perubahan Kontrak sepanjang tidak terjadi keadaan kahar. Amandemen Kontrak
dapat dilakukan apabila ada perubahan pekerjaan yang disebabkan oleh sesuatu hal yang
dilakukan oleh kedua belah pihak atau perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya
perubahan pekerjaan
2. Apabila terjadi Anandemen Kontrak PIHAK PERTAMA bersepakat dengan
PIHAK KEDUA untuk mengatur dalam Amandemen Kontrak yang tidak merugikan kedua
belah pihak.

Pasal 20
Ketentuan Tambahan

1. Apabila perubahan dalam hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian


akan diatur kemudian secara musyawarah oleh kedua belah pihak dan akan dicantumkan dalam
Adendum/Amandenen yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan perjanjian
ini;
2. Jika terdapat kekeliruan atau kekurangan dalam Kontrak Perjanjian
ini akan diadakan perubahan atau peninjauan kembali oleh kedua belah pihak.

Pasal 21
PENUTUP

Demikian Surat Kontrak Perjanjian ini dibuat dalam keadaan sadar, tanpa paksaan dan
ditandatangani oleh kedua belah pihak di Jakarta pada hari, tanggal bulan dan tahun sebagaimana
tarsebut di atas, dalam rangkap 6 (enam) dan 2 (dua) rangkap dibubuhi materai secukupnya dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama.
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA
YANG DIBERI PERINTAH YANG MEMBERI PERINTAH

PT. Tritunggal Selaras Consultant Uatama Pejabat Pembuat Komitmen Non Fisik
Ditjen Mineral, Batubara dan Panas Bumi

Dra. Muflizah Ir. Indriyatmoko, MM


Direktur NIP. 100009684
SURAT PERJANJIAN / KONTRAK
APPRAISAL PENGADAAN SARANA OPERASIONAL

Nomor : 3511/1799
Tanggal : 14 September 2009

Pada hari ini Senin tanggal empat betas bulan September tahun dua ribu sembilan (14-9-2009)
bertempat di Jakarta kami yang bertanda tangan dibawah ini setuju mengadakan perjanjian antara
pihak-pihak :

PIHAK PERTAMA

Nama : Ir. Hj. WAHJU PUDJIASTUTI, MSi.


Jabatan : Kepala Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan Dinas Kebersihan Provinsi
DKI Jakarta selaku Kuasa Pengguna Anggaran Appraisal Pengadaan Sarana
Operasional berkedudukan di Jalan Mandala V Nomor 67 Cililitan Besar
Jakarta Timur, telah ditunjuk dan atas nama Gubernur Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta, selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut PIHAK
PERTAMA.

PIHAK KEDUA

Nama : BAHARUN NAZIR, SE


Jabatan : Direktur Utama PT. SEKEPAR BILIKON, yang berkedudukan di Duta Mas
Fatmawati Blok A1/14-16 Jl. RS. Fatmawati No. 39, Cipete Utara,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan selanjutnya disebut berdasarkan Akte
Perubahan Notaris Widyatmoko, SH, Nomor 22 Tanggal 27 Juni 2008 di
Jakarta dalam hal ini sesuai dengan ketentuan anggaran dasarnya bertindak
untuk dan atas badan usaha tersebut, selanjutnya dalam perjanjian ini disebut
PIHAK KEDUA

dengan ini kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan perjanjian pemborongan pekerjaan
berdasarkan ketentuan - ketentuan sebagaimana tercantum dalam BAB dan Pasal - Pasal di bawah
ini:

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
LINGKUP TUGAS DAN LINGKUP PEKERJAAN

1. PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA


dan diterima PIHAK KEDUA untuk melaksanakan pekerjaan Appraisal Pengadaan Sarana
Operasional, sesuai Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-
SKPD) Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2009,
Organisasi / SKPD : 1.08.004 DINAS KEBERSIHAN 0.16.02.00.0000.000
Urusan Pemerintahan : 1.03 PEKERJAAN UMUM
Program : 01 Program Penerapan Kaidah Good Governance
dalam penyelenggaraan urusan Pekerjaan Umum
Kegiatan : 066 Appraisal Pengadaan Sarana Operasional
Kode Rekening : 5.2.2.21.08 Belanja Jasa Konsultansi Penilai/Appraisal

2. PIHAK KEDUA mempunyai kewajiban kepada PIHAK


PERTAMA untuk melaksanakan dan menyelesaikan Pekerjaan Appraisal Pengadaan Sarana
Operasional, sesuai dengan Ketentuan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang tercantum dalam
Surat Perjanjian/Kontrak

Pasal 2
DASAR PERJANJIAN / KONTRAK

Dasar Surat Perjanjian / Kontrak dan pelaksanaan pekerjaan pemborongan ini menjadi lampiran dan
bagian yang mengikat serta tidak terpisahkan dalam perjanjian ini adalah dokumen Surat
Perjanjian / Kontrak, yang meliputi :
1. Surat Penawaran Harga (SPH);
2. Berita Acara Hasil Penunjukan Langsung;
3. Undangan dan Jadual Penunjukan Langsung Penyedia Barang / Jasa;
4. Penjelasan Pekerjaan dan Daftar Hadir Panitia Pengadaan Barang /
Jasa melalui Penunjukan Langsung serta peserta Penunjukan Langsung Penyedia Barang / Jasa;
5. Pembukaan Surat Penawaran Harga dan Daftar Hadir Pengadaan
Barang / Jasa melalui Penunjukan Langsung;
6. Hasil Pembukaan Surat Penawaran Harga dan Daftar Hadir
Pengadaan Barang / Jasa melalui Penunjukan Langsung;
7. Surat Persetujuan Penetapan Penunjukan Langsung Penyedia
Barang/Jasa Kegiatan Appraisal Pengadaan Sarana Operasional;
8. Keputusan Kepala Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan tentang
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Kegiatan Appraisal Pengadaan Sarana Operasional;
9. Rencana Kerja dan Syarat - Syarat ( RKS );
10. Kerangka Acuan Kerja;
11. Jadual Pelaksanaan Pekerjaan;
12. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Pefangkat Daerah
(DPA-SKPD) Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2009;

Pasal 3
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pelaksanaan pekerjaan ini berpedoman kepada peraturan perundang - undangan, ketentuan umum
dan persyaratan teknis yang berlaku, dibawah ini :

1. Ketentuan Umum

a. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
c. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 152 Tahun 2004 tentang Pedoman
Pengelolaan Barang.
d. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 130 Tahun
2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
e. Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 17 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Barang Daerah.
f. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Barang Darah Khusus Ibukota Jakarta.
g. Surat Edaran Sekretaris Daerah Nomor 21/SE/2008 tanggal 23 April 2008 perihal
Biaya Langsung Personil dan Non Personil Untuk Jasa Konsultansi di Provinsi DKI Jakarta.

Pasal 4
PENGENDALIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Pengendali Teknis, Administrasi dan Operasional kegiatan adalah


Kepala Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta.
2. Pengendali Teknis adalah Kepala Bidang Teknik Pengelolaan
Kebersihan selaku Kuasa Pengguna Anggaran yang bertanggung jawab terhadap semua
kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan.

BAB II
KETENTUAN ADMINISTRASI UMUM

Pasal 5
HARGA BORONGAN

1. Kedua belah pihak secara pasti (fixed) telah sepakat untuk menyetujui
bahwa harga borongan untuk pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada pasal 1 diatas
seluruhnya sebesar Rp, 41.030.000,00 (Empat puluh satu juta tiga puluh ribu rupiah) termasuk
segala macam pajak.
2. Harga borongan untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut dalam ayat 1
pasal ini, dilaksanakan berdasarkan Dokumen Surat Perjanjian / Kontrak dan Dokumen lainnya,
yang sebagaimana tersebut pada pasal 2 Surat Perjanjian / Kontrak ini.

Pasal 6
BEBAN BIAYA DAN PAJAK

1. PIHAK KEDUA wajib membayar segala biaya sehubungan dengan


pembuatan Surat Perjanjian / Kontrak, termasuk biaya Materai.
2. PIHAK KEDUA wajib membayar Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
dan pajak -pajak lainnya yang pembayarannya dilakukan sesuai dengan peraturan perundang -
undangan yang berlaku.
Pasal 7
PENYESUAIAN DAN KONPENSASI HARGA BORONGAN

1. Penyesuaian harga borongan dapat diberikan kepada PIHAK


KEDUA yang diakibatkan adanya ekskalasi biaya dan perhitungan penyesuaian biaya harus
disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.
2. Kompensasi diberikan bila terbukti merugikan Penyedia Barang / Jasa
dalam hal - hal sebagai berikut :
a. PIHAK PERTAMA memodifikasi atau mengubah jadwal dengan pihak lain yang
dapat mempengaruhi pekerjaan PIHAK KEDUA.
b. Keterlambatan pembayaran kepada PIHAK KEDUA.
c. PIHAK PERTAMA tidak memberikan gambaran-gambaran, spesifikasi atau
instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan.
d. PIHAK PERTAMA menginstruksikan kepada PIHAK KEDUA untuk melakukan
pengujian tambahan, dan ternyata setelah dilaksanakan pengujian tidak ditemukan
kerusakan / kegagalan / penyimpangan.
e. Kompensasi diberikan berupa penambahan harga Surat Perjanjian / Kontrak dan atau
jangka waktu penyelesaian pekerjaan.
3. Kenaikan Harga Bahan, Barang, Peralatan dan Upah setelah
penandatanganan Surat Perjanjian / Kontrak dan selama masa pelaksanaan pekerjaan
berlangsung ditanggung oleh PIHAK KEDUA.
4. PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan klaim / tuntutan, kecuali
apabila ada pengumuman dari Pemerintah Republik Indonesia atau Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta dalam Bidang Moneter, secara resmi menyatakan tentang kenaikan tersebut yang diatur
dalam ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 8
JANGKA WAKTU

1. PIHAK KEDUA dalam melaksanakan pekerjaan seperti dimaksud


pada pasal 1, diwajibkan menyelesaikan serta menyerahkan seluruh hasil pekerjaan tersebut
dalam jangka waktu 1 (satu) bulan, terhitung mulai tanggal 14 September 2009 sampai dengan
tanggal 14 Oktober 2009.
2. Jangka waktu pelaksanaan setiap bagian pekerjaan ditetapkan sesuai
jadwal pelaksanaan pekerjaan (time schedule) pada lampiran Surat Perjanjian / Kontrak ini.
3. Waktu penyelesaian tersebut dalam ayat 1 dan 2 pasal ini tidak dapat
diubah PIHAK KEDUA, kecuali PIHAK PERTAMA telah memberikan persetujuan tertulis
dan diatur di dalam perjanjian tambahan (addendum)

Pasal 9
CARA PEMBAYARAN

1. PIHAK PERTAMA akan melaksanakan pembayaran harga


borongan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada pasal 5 ayat 1 di atas kepada PIHAK dengan
cara sekaligus sebesar Rp. 41.030.000,00 (Empat puluh satu juta tiga puluh ribu
rupiah) setelah prestasi pekerjaan yang dilakukan setelah pelaksanaan pekerjaan mencapai 100
% yaitu Laporan Akhir telah selesai dinyatakan dengan Nilai Bobot Pekerjaan, Berita Acara
Kemajuan Pekerjaan dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang ditandatangani oleh kedua
belah pihak.
2. PIHAK PERTAMA dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak
berkas tagihan dari PIHAK KEDUA diterima, harus sudah mengajukan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) untuk pembayaran prestasi kerja.

Pasal 10
SERAH TERIMA PEKERJAAN

1. Setelah pekerjaan selesai 100 % (seratus persen) dilakukan


penyerahan hasil pekerjaan (Serah Terima I) dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. PIHAK KEDUA mengajukan permohonan secara tertulis kepada PIHAK
PERTAMA untuk dilakukan penyerahan pekerjaan.
b. PIHAK PERTAMA melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh PIHAK KEDUA. Bilamana terdapat kekurangan-kekurangan dan atau
cacat hasil pekerjaan, PIHAK KEDUA wajib memperbaiki / menyelesaikan.
c. PIHAK PERTAMA menerima penyerahan pekerjaan setelah seluruh hasil
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan surat perjanjian / kontrak.
2. Hasil penyerahan pekerjaan, harus dituangkan dalam Berita Acara
dan dinyatakan dengan jelas tidak dapat, dapat diterima atau dapat diterima dengan catatan.
Berita Acara dimaksud ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
3. Apabila PIHAK KEDUA tidak melakukan hal sebagaimana ayat 1
dan 2 pada pasal ini, PIHAK PERTAMA dapat memperhitungkan pembayaran kepada
PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAB III
KETENTUAN ADMINISTRASI PELAKSANAAN

Pasal 11
MULAI PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Selambat - lambatnya 3 (tiga) hari sejak tanggal penandatanganan


kontrak, PIHAK KEDUA harus sudah memulai melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Surat
Perjanjian / Kontrak ini.
2. Apabila sampai batas waktu yang ditetapkan sebagaimana ayat 1
pasal ini PIHAK KEDUA belum juga melaksanakan pekerjaan, segala resiko keterlambatan
penyelesaian pekerjaan menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA dan kondisi tersebut tidak
dapat dijadikan sebagai alasan keterlambatan pekerjaan.

Pasal 12
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

1. Yang dimaksud keadaan kahar / memaksa (force majeure ) dalam


perjanjian ini adalah suatu keadaan yang terjadi diluar kemampuan PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA sehingga pelaksanaan pekerjaan yang telah ditentukan dalam surat
perjanjian / kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi, yaitu :
a. Bencana alam (gempa burni, tanah longsor, badai dan banjir);
b. Perang, revolusi, makar, huru hara, pemberontakan, kerusuhan dan kekacauan
(kecuali karyawan kontraktor);
c. Kebakaran ( kecuali disebabkan dalam pelaksanaan pekerjaan atau kelalaian PIHAK
KEDUA)
d. Keadaan memaksa yang dinyatakan secara resmi oleh pemerintah.
2. Keadaan kahar ini tidak termasuk hal - hal yang merugikan yang
disebabkan oleh perbuatan atau kelalaian para pihak.
3. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh karena
terjadinya keadaan kahar tidak dapat dikenai sanksi.
4. Siapa yang menanggung kerugian akibat terjadinya keadaan kahar,
diserahkan pada kesepakatan kedua belah pihak.
5. Hal - hal yang diambil untuk mengatasi terjadinya keadaan kahar,
diserahkan kepada kesepakatan dari kedua belah pihak.
6. Apabila terjadi keadaan kahar maka PIHAK KEDUA
memberitahukan dalam waktu 14 hari, dari hari terjadinya keadaan kahar dengan menyertakan
keadaan kahar dari instansi yang berwenang

Pasal 13
SANKSI DAN DENDA

1. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan sesuai dengan isi surat


perjanjian / kontrak ini, atau tidak melaksanakan pekerjaan selambat - lambatnya 3 hari sejak
tanggal penandatanganan akan dikenakan sanksi, yang secara berjenjang sesuai dengan
urutannya, diatur sebagai berikut.
a. Teguran
1) Teguran tertulis dibuat oleh Kuasa Pengguna Anggaran dalam bentuk Surat
Teguran I dan disampaikan langsung kepada PIHAK KEDUA yang bersangkutan.
2) Tembusan Surat Teguran I disampaikan kepada Pengawas Teknis.
3) Isi Surat Teguran I harus sudah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dalam
waktu 4 hari kerja sejak Surat Teguran I diterima.
4) Apabila isi Surat Teguran I tersebut sampai batas waktu yang ditentukan
tidak dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA, maka akan diberikan Surat Teguran II yang
dibuat oleh Kepala Unit.
5) Isi Surat Teguran II harus sudah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dalam
waktu 4 hari kerja sejak Surat Teguran II diterima.
b. Peringatan
1) Peringatan tertulis dibuat oleh Kepala Unit dalam bentuk Surat Peringatan,
apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan isi Surat Teguran II dalam batas waktu
yang ditentukan.
2) Tembusan Surat Peringatan disampaikan kepada Badan Pengawas Daerah
(Bawasda) Provinsi DKI Jakarta.
3) Isi Surat Peringatan harus sudah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA
dalam waktu 4 hari kerja sejak Surat Peringatan diterima.
c. Pada Surat Teguran dan Surat Peringatan akan dinyatakan dengan jelas, tentang :
1) Pada pembuatan Sanksi yang lebih awai dicantumkan ancaman sanksi
berikutnya, misalnya dari Teguran I, Teguran II, Peringatan sampai dengan Pencabutan /
Pembatalan Surat Perjanjian / Kontrak.
2) Dan hal - hal lain yang dianggap perlu.

d. Pencabutan / Pembatalan surat perjanjian / kontrak


1) Pencabutan / Pembatalan surat perjanjian / kontrak dilakukan oleh Kuasa
Pengguna Anggaran, apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan isi Surat Peringatan
dalam batas waktu yang ditentukan.
2) Tembusan Surat Peringatan disampaikan kepada Badan Pengawasan
Daerah Provinsi DKI Jakarta, Biro Administrasi Sarana Perkotaan, Biro Keuangan, Biro
Hukum, Biro Perlengkapan Provinsi DKI Jakarta,
e. Pencabutan Izin Usaha
1) PIHAK KEDUA yang dikenakan sanksi pencabutan / pembatalan surat
perjanjian / kontrak, selanjutnya dikenakan pencabutan surat izin usaha untuk seluruh
badan usaha yang dimiliki.
2) PIHAK PERTAMA dengan diketahui Kepala Unit Satuan Kerja membuat
surat pemberitahuan kepada Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI Jakarta,
dengan tembusan kepada Kepala Inspektorat Provinsi DKI Jakarta, Biro Hukum, Badan
Pengelola Keuangan Daerah, Biro Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Provinsi DKI
Jakarta dan Pengawas Teknis yang bersangkutan, yang disampaikan selambat -
lambatnya 3 hari sejak Pembatalan / Pencabutan Surat Perjanjian / Kontrak
dilaksanakan.

2. PIHAK KEDUA yang dikenakan pencabutan / pembatalan surat


perjanjian / kontrak dan dikenakan pencabutan izin usaha, tidak berhak menerima sisa prestasi
yang belum dibayarkan dan jaminan pelaksanaan menjadi milik Daerah (disetorkan ke Kas
Daerah).
3. Untuk menyelesaikan sisa pekerjaan atas pencabutan / pembatalan
surat perjanjian / kontrak, maka diatur sebagai berikut :
a. Dengan persetujuan Gubernur atau Kepala Unit / Satuan Kerja dapat dilakukan
penunjukan kepada pihak lain, sepanjang harga penawarannya tidak melebihi pagu anggaran
yang tersedia dan memperhatikan batas waktu berakhirnya tahun anggaran.
b. Apabila penyedia barang / jasa yang ditunjuk tidak bersedia melaksanakan
pekerjaan, maka dilakukan pelelangan ulang atau penunjukan langsung sesuai ketentuan
peraturan dan perundang - undangan yang berlaku.
4. Terhadap PIHAK KEDUA yang melakukan keterlambatan
pelaksanaan (cidera janji) dari jangka waktu yang tercantum dalam surat perjanjian / kontrak,
yang disebabkan karena kesalahan dan kelalaiannya sendiri secara sengaja atau tidak disengaja
akan dikenakan sanksi finansial berupa denda, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Besarnya denda kepada PIHAK KEDUA atas keterlambatan penyelesaian
pekerjaan adalah 1 0/00 (satu permil) dari nilai kontrak untuk setiap hari keterlambatan yang
dilakukan.
b. Perhitungan denda tersebut dituangkan dalam berita acara denda yang
ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
c. PIHAK PERTAMA membuat Surat Pemberitahuan Kepala Biro
Keuangan memperhitungkan denda tersebut, dari angsuran pembayaran yang tercatat dalam
Surat Perintah Membayar (SPM) kepada PIHAK KEDUA dan dibukukan sebagai
penerimaan daerah.

Pasal 14
PERUBAHAN / ADDENDUM KONTRAK

1. Perubahan / addendum kontrak adalah merupakan kesepakatan para


pihak untuk melakukan perubahan / addendum surat perjanjian / kontrak, yang terjadi apabila:
a. Perubahan pekerjaan karena disebabkan oleh suatu hal yang dilakukan oleh para
pihak dalam surat perjanjian / kontrak ini, yang menurut ketentuan peraturan dan perundang
- undangan yang berlaku dinyatakan sebagai pekerjaan tambah kurang, sehingga merubah
lingkup pekerjaan dalam surat perjanjian / kontrak.
b. Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pelaksanaan
pekerjaan, atau disebabkan suatu hal yang mengakibatkan perpanjangan waktu pelaksanaan
pekerjaan.
2. Perubahan Jadwal pelaksanaan pekerjaan yang dapat diberikan,
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Keterlambatan yang diluar kemampuan para pihak dalam surat perjanjian / kontrak,
yang dianggap layak dan wajar untuk diberikan perpanjangan waktu antara lain, karena
terjadinya
1. Pekerjaan tambah.
2. Perubahan / penyesuaian perencanaan (disain).
3. Keterlambatan pembayaran disebabkan oleh PIHAK PERTAMA.
4. Masalah yang timbul di luar kesengajaan PIHAK KEDUA.
5. Kondisi kahar / memaksa (force mayeure).
b. PIHAK KEDUA mengajukan secara tertulis permohonan perpanjangan waktu
pelaksanaan kepada PIHAK PERTAMA atas rekomendasi dan pertimbangan teknis secara
tertulis dari Tim Teknis.
c. Surat permohonan diajukan selambat - lambatnya 6 (enam) hari kerja sebelum
berakhirnya jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang ditetapkan dalam surat perjanjian / kontrak.
d. PIHAK PERTAMA dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan, apabila
alasan yang diusulkan oleh penyedia barang / jasa dan rekomendasi dari pengawas teknis
dapat diterima, serta dengan memperhatikan batas waktu berakhirnya tahun anggaran atas.
e. Persetujuan perpanjangan waktu merupakan kesepakatan yang harus dituangkan
dalam berita acara perpanjangan waktu pelaksanaan.
f. Apabila perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan, PIHAK KEDUA harus
memperpanjang / memperbaharui jaminan pelaksanaan, disesuaikan dengan batas
perpanjangan waktu yang disetujui.

3. Berdasarkan Berita Acara pekerjaan tambah kurang dan perpanjangan


waktu pelaksanaan pekerjaan, selanjutnya dibuat Perubahan / Addendum Surat Perjanjian /
Kontrak, yang merupakan pernyataan kesepakatan kembali dan ditandatangani dan dilengkapi
Materai seperti halnya Surat Perjanjian / Kontrak.
4. Perubahan / Addendum Kontrak Surat Perjanjian / Kontrak harus
dibuat selambat - lambatnya 3 hari, sebelum berakhirnya jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
yang ditetapkan dalam Surat Perjanjian / Kontrak.
5. Perubahan / Addendum Surat Perjanjian / Kontrak hanya diberikan /
dilakukan 1 kali saja.

Pasal 15
RISIKO

1. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA musnah karena kelalaian


PIHAK KEDUA sebelum diserahkan kepada PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA
bertanggungjawab atas segala kerugian yang timbul.
2. Jika pada waktu pelaksanaan terjadi .kemacetan - kemacetan akibat
tidak tersedianya bahan dan alat - alat karena kesalahan PIHAK KEDUA, maka segala resiko
akibat kemacetan pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
3. Apabila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan yang
mengakibatkan kerugian Negara, menjadi tanggung jawab sepenuhnya PIHAK KEDUA dan
PIHAK PERTAMA dibebaskan dari segala tuntutan hukum.

Pasal 16
PENYELESAIAN DAN TEMPAT KEDUDUKAN PERSELISIHAN

1. Surat perjanjian / kontrak ini dibuat dengan pengertian tidak


diharapkan timbulnya perselisihan, namun apabila terjadi perselisihan pendapat tentang
pelaksanaan Surat Perjanjian / Kontrak ini langkah pertama adalah berupaya melakukan
penyelesaian secara musyawarah oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
2. Dalam hal secara musyawarah yang dilakukan tidak dicapai suatu
penyelesaian, maka PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju bahwa masalahnya akan
diputuskan oleh Gubernur, dimana apapun keputusannya adalah mengikat bagi Kedua Belah
Pihak.
3. Apabila dalam hal ini perselisihan tidak dapat diputuskan oleh
Gubernur, maka dilakukan upaya penyelesaian oleh Badan Arbitase Nasional Indonesia (BANI)
sampai didapatkan suatu kesepakatan yang dapat diterima oleh Kedua Belah Pihak.
4. Apabila masih juga tidak dicapai penyelesaiannya, langkah terakhir
adalah melalui jalur hukum, yaitu melalui Penyelesaian Perselisihan di pengadilan, dimana
segala resiko akibat dari keputusan pengadilan harus dapat diterima oleh para pihak dalam Surat
Perjanjian / Kontrak.
5. Tempat penyelesaian hukum Pengadilan Negeri, yang
pelaksanaannya sesuai domisili PIHAK PERTAMA dipilih Kantor Pengadilan Negeri
Kotamadya Jakarta Timur.

Pasal 17
PEMUTUSAN PERJANJIAN / KONTRAK

1. PIHAK PERTAMA dapat membatalkan secara sepihak Surat


Perjanjian / Kontrak ini tanpa menggunakan ketentuan pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang -
undang Hukum Perdata setelah PIHAK PERTAMA memberikan peringatan / teguran tertulis 3
kali berturut - turut tetapi PIHAK KEDUA tetap tidak mengindahkannya, dalam hal :
a. Dalam waktu 7 hari dari terhitung sejak tanggal Surat
Perjanjian / Kontrak ini ditandatangani oleh Kedua Belah Pihak, PIHAK KEDUA tidak
memulai melaksanakan pekerjaan ini sebagaimana diatur dalam pasal 1 surat perjanjian /
kontrak ini.
b. Dalam waktu 7 hari berturut - turut tidak melanjutkan
pekerjaan yang telah dimulainya.
c. Secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja
memperlambat penyelesaian pekerjaan ini.
d. Memberikan keterangan tidak benar yang dapat merugikan
PIHAK PERTAMA, sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini.
e. Jika PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan ini tidak
sesuai dengan jadwal waktu (time schedule) yang telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA.
f. PIHAK KEDUA nyata - nyata tidak dapat melaksanakan atau
melanjutkan pekerjaan yang ditugaskan.
g. PIHAK KEDUA telah menyerahkan sebagian atau seluruh
pekerjaan kepada PIHAK KETIGA tanpa persetujuan tertulis PIHAK PERTAMA.

2. Jika terjadi Pemutusan Perjanjian / kontrak secara sepihak oleh


PIHAK PERTAMA sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini, maka PIHAK PERTAMA dapat
menunjuk penyedia barang jasa lain untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. PIHAK KEDUA
segera menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA dokumen kontrak lengkap dengan lampiran -
lampirannya dan seluruh keterangan lain yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang
telah dilakukan PIHAK KEDUA.
3. Apabila terjadi pemutusan Surat Perjanjian / Kontrak sebagaimana
dimaksud ayat 2 pasal ini, maka PIHAK PERTAMA akan memperhitungkan dan menetapkan
pembayaran berdasar penilaian prestasi pelaksanaan pekerjaan yang telah diselesaikan oleh
PIHAK KEDUA.
4. Dalam hal demikian, maka Jaminan Pelaksanaan dan Jaminan yang
telah diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA menjadi milik negara
sebagaimana diatur dalam pasal 9 dan 10 Surat Perjanjian / Kontrak ini.

BAB IV
KETENTUAN TEKNIS PELAKSANAAN

Pasal 18
PENANGGUNG JAWAB PELAKSANA TEKNIS

1. PIHAK KEDUA dalam melaksanakan pekerjaan diwajibkan


menunjuk seorang penanggung jawab yang bertugas sebagai penanggung jawab teknis dan
diajukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA untuk menerima dan melaksanakan
petunjuk - petunjuk dan perintah dari PIHAK PERTAMA yang berhubungan dengan pekerjaan
tersebut.
2. Petugas yang ditunjuk PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud ayat
1 pasal ini, terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA.
3. Apabila petugas tersebut melalaikan atau tidak melaksanakan
petunjuk-petunjuk atau perintah- perintah yang telah diberikan, maka PIHAK KEDUA wajib
memenuhi permintaan tersebut.

Pasal 19
RENCANA DAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. PIHAK KEDUA mernbuat rencana kerja dan jadwal


pelaksanaan pekerjaan secara terinci dan harus diketahui PIHAK PERTAMA terlebih dahulu
setelah berkonsultasi dengan pengawas Teknis.
2. PIHAK KEDUA diwajibkan untuk melaksanakan
pekerjaan yang tercantum dalam surat perjanjian / kontrak ini, sesuai dengan rencana kerja dan
jadwal pelaksanaan pekerjaan tersebut pada ayat 1 pasal ini, serta jangka waktu seperti yang
diatur dalam pasal 8 surat perjanjian/ kontrak ini.
3. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas rencana dan
jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah dibuatnya serta resiko - resiko yang timbul oleh
karenanya.

Pasal 20
PENUTUP

1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam surat perjanjian ini atau perubahan-perubahan yang
dipandang perlu oleh kedua belah pihak akan diatur lebih lanjut dalam surat perjanjian
tambahan (addendum) yang nantinya merupakan bagian tidak terpisahkan dari surat perjanjian /
kontrak ini.
2. Surat perjanjian / kontrak ini dibuat rangkap 14 (empat belas), 2 (dua) diantaranya asli
bermaterai cukup, dan mempunyai kekuatan hukum yang sama, masing - masing untuk PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA serta pihak -pihak lain yang berkepentingan yang berkaitan
dengan pekerjaan ini.
3. Surat perjanjian / kontrak pekerjaan ini ditandatangani oleh kedua belah pihak di Jakarta
pada hari dan tanggal tersebut di atas, dan dinyatakan berlaku sejak tanggal penandatanganan.

PIHAK - PIHAK YANG MENGADAKAN


PERJANJIAN / KONTRAK

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


PT. SEKEPAR BILIKON KEPALA BIDANG
TEKNIK PENGELOLAAN KEBERSIHAN
Selaku Kuasa Pengguna Anggara

BAHARUNNAZIR, SE Ir. Hj. WAHJU PUDJIASTUTI, Msi


Direktur Utama Nip 510102808

Mengetahui :
KEPALA DINAS KEBERSIHAN
PROVINSI DKI JAKARTA
Ir. EKO BHARUNA, MT
NIP. 470055081

Tembusan :
1. Kepala Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan Dinas Kebersihan Provinsi
DKI Jakarta selaku Kuasa Pengguna Anggaran (Asli Kesatu)
2. Direktur Utama PT. SEKEPAR BILIKON ( Asli Kedua )
3. Kepala Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta
4. Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Provinsi DKI Jakarta
5. Inspektur Provinsi DKI Jakarta
6. Kepala Biro Prasarana dan Sarana Kota Provinsi DKI Jakarta
7. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi DKI Jakarta
8. Kepala Kantor Pelayanan Pajak
9. Kepala Kantor Perbendaharaan Kas Daerah
10. Sekretaris Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta.
11. Bendahara Pengeluaran Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta

You might also like