Professional Documents
Culture Documents
KALIBRASI ALAT
Oleh :
SAIDI USMAN
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2009
1
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan yang berjudul “ Kalibrasi Alat ”. adapun tujuan dari
percobaan ini adalah untuk mengetahui cara pengkalibrasian alat –alat gelas
sehingga diketahui ketelitian dari suatu pengukuran. Dari nilai pengukuran yang
diperoleh ditentukan keakuratan dan presisinya. Ada tiga alat gelas yang
dilakukan kalibrasi yaitu buret 5 mL, labu ukur 100 mL, dan pipet 10 mL. dari
percobaan terlihat akurasi nilai yang tidak baik, tetapi memiliki hasil presisi yang
baik. Nilai presisi yang didapat pada Labu ukur = 1,377 ; 1,258 ; 1,525. Buret =
0,23 ; 0,27 ; 0,21. Pipet = 1,057 ; 1,074. Hal kesalahan dari percobaan dapat
disebabkan oleh human error.
2
BAB I
PENDAHULUAN
Kalibrasi adalah menentukan nilai benar dalam membaca sebuah alat ukur
dengan membandingkan hasil pengukuran dengan nilai standar atau toleransi yang
pengkalibrasian alat - alat gelas dalam kimia ini perlu diliakukan karena setiap
tahun akibat pemanasan gelas - gelas kimia ini dapat memuai sehingga jika tidak
dikalibrasi maka nilai dalam pengukuran selanjutnya dapat berbeda dan hasil yang
ingin diperoleh.
ketelitian yang berbeda pada setiap suhu dan keadaan. Berbagai koreksi perlu
dilakukan untuk menentukan volume air dari beratnya yang masih bias
faktor :
dikalibrasi pertama kali untuk menentukan skalanya. Hal ini karena adanya
c. Perbedaan rapat jenis air dengan rapat batu timbang menyebabkan perbedaan
gaya teakan ke atas yang besarnya tergantung dari tekanan atmosfer dan
kelembabannya.
3
1.2 Tujuan Percobaan
pengkalibrasian alat - alat gelas sehingga dapat diketahui ketelitian dari suatu
pengukuran.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada kalibrasi Labu volumetri besar tidak dapat digunakan neraca analitis
basa, misalnya Labu 250 mL dapat berbobot sebanyak 100 g dan bila diisi air
dapat mencapai 350 g atau sekitar itu. Tentu saja bobot ini melebihi kapasitas
(Underwood, 1996).
adalah menggunakan kaca dalam keadaan tidak bersih. Alat laboratorium yang
terbuat dari kaca yang tampaknya bersih, dapat bersih dan dapat pula tidak bersih
menurut analisis mengenai apa artinya bersih. Permukaan yang tampaknya tidak
adanya kotoran seing menjadi tercemari oleh lapisan tipis yang tidak tampak dari
Analisa volumetri yang dikenal sebagai titrametri, dimana zat yang akan
dianalisis dibiarkan bereaksi dengan zat lain yang konsentrasi larutan yang tidak
secara cepat, reaksi berlangsung kuantitatif dan tidak ada reaksi disamping
(Khopkar, 2002).
dengan satuan ukuran panjang. Satu liter ( L ) didefinisikan sama dengan volume
pangkat tiga 10 cm3. Maka 1000 cm3 atau cc pada satuan ini pemakaian ukuran ini
5
adalah sangat penting, memperlihatkan pada kita bahwa 1 liter sama dengan 1000
ilmiah, volume ditunjukkan dalam liter atau mililiter dan ukuran ini telah
6
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan saat praktikum adalah sebagai
berikut : pipet, labu ukur, buret 50 mL, kertas saring, timbangan (neraca analitis),
a. Kalibrasi pipet
Diperiksa apakah pipet bersih, bagian dalamnya harus dilapisi air yang
merata, dan tidak perlu dikeringkan. Ditimbang labu erlenmeyer 100 mL yang
bersih dan kering sampai mg yang terdekat. Diisi dengan air suling, dibilas dan
diulangi 2 – 3 kali, dan diukur temperatur air suling. Diisi air suling sampai
Dipegang tegak lurus dan digunakan telunjuk utuk menutup muka ujung
pipet dan ujung bawah pipet ditempelkan ke dinding bejana yang dimiringkan 45º,
isinya tersebut dalam erlenmeyer 100 mL yang bersih dan kering serta telah
7
Ditunggu 10 detik sebelum pipet diangkat, jika seluruh isi pipet telah
sekali lagi, jika kedua hasil percobaan berbeda dari 0,039 diulangi lagi
percobaannya, diambil harga rata – ratanya dan ditentukan berat air yang
Ditimbang labu ukur yang bersih dan kering. Diisi dengan air suling yang
labu bagian dalam dengan gulungan kertas saring, diteteskan air suling dengan
memakai pipet tetes kedalam labu ukur sampai tanda batas. Ditimbang kembali
erlenmeyer yang berisi air suling dan dihitung. Volume serta kalibrasi dengan
c. Kalibrasi Buret 50 mL
buret hingga bersih bebas lemak 2 – 3 kali dengan air suling yang diketahui
temperaturnya, diisi dengan ai suling melalui corong kecil sampai sedikit diatas
tanda batas nol, ditaruh secara vertikal dengan menggunakan klem buret,
dikeluarkan airnya melalui kran sampai meniskus tepat pada batas nol.
8
Diperiksa apakah tidak ada gelembung udara dalam buret. Terutama
disekitar kran, bila ada gelembung dihilangkan dengan cara membuka kran besar
– besar, diulangi pengisian dengan air suling, tetesan air pada ujung kran harus
dibaca kembali dan dibaca desimal yang kedua dalam mL. ditentukan volume air
yang dikeluarkan. Ditimbang erlenmeyer ditanbah air dihitung volume air yang
koreksinya.
Diulangipercobaan sekali lagi, dilakukan hal yang sama untuk volume air
volume air rata rata yang sebenarnya dikeluarkan dan dibuat grafik dari kalibrasi
rata – rata persatuan mL sebagai ordinat dan bacaan buret dalam mL sebagai
absisnya.
9
BAB IV
10
Akurasi :-
Akurasi :-
4.2 Pembahasan
Kalibrasi adalah menentukan nilai benar dalam membaca sebuah alat ukur
dengan membandingkan hasil pengukuran dengan nilai standar atau toleransi yang
digunakan sebagai bahan pengkalibrasian volume karena kerapatan jenis air pada
11
Pada percobaan yang telah dilakukan dapat dilihat pada data pengamatan
bahwa nilai yang diperoleh jauh dari nilai yang telah ditetapkan, tetapi presisi dari
data tersebut terlihat baik. Presisi adalah kebolehulangan suatu percobaan yang
dapat disebabkan oleh bahan percobaan, selain dari human error. Dalam hal ini air
sebagai pengkalibrasi. Seharusnya air yang baik untuk pengkalibrasian ini adalah
aquades tetapi karena tidak tersedia pada saat praktikum maka digunakan air
karan. Hal ini sangat mempengaruhi dari nilai pengkalibrasian. Karena air kran
dan aquades memiliki komposisi yang berbeda seperti massa dan kandungan
didalamnya. Kemungkinan besar dalam air kran ini banyak mengandung mineral
Kalibrasi ini perlu dilakukan agar kita dapat menetahui ketelitian dari
suatu pengukuran. Karena setiap tahunnya material alat – alat gelas dapat berubah
12
BAB V
KESIMPULAN
dilakukan adalah :
1. Keakuratan nilai dari data yang diperoleh tidak baik, sedangkan presisi dari
2. Presisi yang diperoleh dari kalibrasi Buret adalah 0,23, 0,27, 0,21. Untuk
Labu ukur adalah 1,377, 1,258, 1,525 dan kalibrasi Pipet 1,057, 1,074.
13
DAFTAR PUSTAKA
John, dkk., 1990, General Organic and biological Chemistry, Sounders College
Publishing, New York.
14
Lembaran Pengesahan
PENGUKURAN
Oleh :
ZAINURA
15
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2009
ABSTRAK
16
BAB I
PENDAHULUAN
sehari-hari, apalagi dalam pekerjaan teknik, ilmiah, atau kapasitas medis, tanpa
pengetahuan tentang berat badan dan ukuran. Bagaimana bisa kita memahami
dosis obat yang berbeda, memastikan suhu tubuh atau tekanan darah, atau bahkan
membeli dalam jumlah yang tepat daging dan kentang untuk makan malam tanpa
memahami pengukuran.
beberapa standar referensi. Sebagai contoh, ketika Anda berhenti pada sebuah
Anda bagaimana berat Anda relatif terhadap semua sistem pengukuran gagasan
relatif terhadap standar. Ini dalam sebuah konsep penting yang muncul berulang
kali dalam kimia. It is a good idea to think it through for some familiar
17
measurements before tackling unfamiliar ones. Ini adalah ide yang baik untuk
Dalam rangka untuk belajar kimia itu perlu untuk membuat pengukuran
massa, panjang, luas, volume, waktu, suhu, panas, listrik, dan kuantitas. Semua
pengukuran seperti yang dibuat oleh perbandingan. Yaitu, standar tertentu diambil
1.2 Tujuan
18
BAB II
DASAR TEORI
pengukur telah built-in atau tingkat kesalahan, yang disebut kesalahan sistematis.
yang mungkin terlalu tinggi atau terlalu rendah. Kesalahan tersebut disebut
diukur, yaitu kedekatan kesepakatan ketika diukur quatitaty sama beberapa kali,
(Petrucci, 1993).
bekerja pada masing-masing neraca yang sama pada setiap ketinggian atau di
planet manapun, kita yakin bahwa kita benar-benar mengukur massa dengan
membandingkan objek yang tidak dikenal dikenal dengan massa. Satu neraca
Meskipun massa dan berat tidak sama, itu adalah praktek yang umum untuk
19
kerja untuk menggambarkan baik pengukuran massa atau berat (Kroschwitz,
1990).
adalah nilai sebenarnya. Biasanya, semakin tepat pengukuran yang lebih akurat,
tetapi tidak selalu begitu. Keakuratan dalam pengukuran tergantung pada seberapa
kedua akurasi, yang adalah betapa dekatnya mereka dengan nilai sebenarnya, dan
presisi, yang adalah seberapa baik mereka setuju dengan satu sama lain. Sebuah
pengukuran dibuat dengan tongkat meteran terbatas pada akurasi 1mm plus atau
minus. pengukuran volume dilakukan dengan silinder 100 mL lulus terbatas pada
akurasi sekitar ± 0,1 mL. semua pengukuran menghasilkan jumlah yang kami
yakin dan nomor yang merupakan perkiraan, pada oleh karena itu perlu diingat
20
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah labu ukur,
Adapun cara kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah sebagai
berikut: Di masukkan pipet 25 mL asam cuka kedalam labu ukur 250 mL,
phenopthalein kedalam larutan. Di titrasi dengan larutan baku basa sampai warna
larutan berubah menjadi merah muda yang kekal. Di ulangi titrasi terhadap 4
larutan lainnya.
21
BAB IV
4.2. Pembahasan
dalam suatu larutan. Proses pengenceran adalah proses pembuatan larutan suatu
zat yang berasal dari cairan pekatnya. Teknik pengenceran melibatkan teknik
22
Pada penelitian ini pengenceran asam cuka (CH3COOH) merupakan
pengenceran dari cairan kurang pekat. Titrasi adalah suatu metode penentuan
kadar (konsentrasi) suatu larutan dengan larutan lain yang telah diketahui
konsentrasinya. Hasil titrasi NaOH pada ulangan I, II, III, IV, dan V
menghasilkan volume 9.02 mL, 9.6 mL, 9.8 mL, 9.9 mL dan 10.3 mL. Rentang
angka antara volume-volume tersebut antara 0.58, 0.2, 0.1, dan 0.4 disebabkan
Phenophthalein), maka akan terjadi perubahan warna dan hal ini menandakan
keadaan ekuivalen, (artinya secara stoikiometri titran dan titer tepat habis
Pada titrasi NaOH, titik keseimbangan didapat pada ulangan I adalah 9.02
mL, ulangan II adalah 9.6 mL, ulangan III adalah 9.8 mL, ulangan IV adalah 9.9
mL dan ulangan V adalah 10.3 mL. Rata-rata yang peroleh adalah 9.724 mL.
varians yang diperoleh adalah 0.417411, standar deviasi adalah 6.6441 %. Suatu
larutan telah setimbang dapat dilihat dengan cara melihat perubahan warna yang
23
BAB V
KESIMPULAN
1. Titrasi NaOH pada ulangan I, II, III, IV, dan V adalah 9.02 mL, 9.6 mL, 9.8
mL, 9.9 mL, dan 10.3 mL rentang angka yang terjadi disebabkan oleh
2. Rata-rata (X) yang diperoleh adalah 9.724 mL, varians adalah 0.417411,
standar deviasi adalah 0.6460 dan relative standar deviasi atau RSD adalah
6.644 %.
perubahan warna. Titik ekuivalen pada larutan NaOH adalah I adalah 9.02
mL, II adalah 9.6 mL, III adalah 9.8 mL, IV adalah 9.9 mL, dan V adalah
10.3 mL.
24
DAFTAR PUSTAKA
Malone, L.J, 1994, Basic Concepts of Chemistry. Lhon Willey & Sons Inc, New
York.
Petrucci, R.H and Harword, W.S, 1993, Principles and Modern Application,
MacMillan Publishing Company, New York.
25
Lembaran Pengesahan
KATION
(PEMISAHAN GOLONGAN I-III)
Oleh :
SAIDI USMAN
26
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2009
ABSTRAK
27
BAB I
PENDAHULUAN
anion adalah ion yang bermuatan negatif yang cenderung menangkap satu atau
lebih elektron (Menuju ke anoda). Ion adalah atom atau sekumpulan atom yang
umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida dan ammonium
karbonat. Di dalam kation ada beberapa golonga yang memiliki ciri khas tertentu
diantaranya :
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Ion golongan ini adalah Hg2+, Bi2+, Cu2+, Cd, As, Sb, Sn
28
3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida
encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana
netral/amonikal. Kation golongan ini adalah : Co2+, Fe2+, Al2+, Cr, Ln, Zn.
golongan I – III
29
BAB II
DASAR TEORI
golongan I,II, dan III, direaksikan dengan (NH4)2. dan larutan penyangga seperti
NH3, NH4CL. Dalam kondisi ini, Mn2+ ,CO2+ dan Pb2+ mengendap sebagai hidrat
dengan Hg2+ dan Pb2+ Sebagai sulfida larutan yang mengandung kation golongan
dapat kita tetapkan data setidaknya golongan –golongan kation dan dapat juga
memisahkan golongan – golongan ini untuk pemisahan lebih lanjut (Hiskia dan
Tupamahu, 2001).
atom bermuatan negatif disebut anion. Reagensia golongan yang dipakai untuk
klasifikasi kation yang paling umu adalah asam klorida, hidrogen sulfida, dan
30
ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi
Ion adalah atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik. Ionisasi
adalah proses pembentukan ion. Atom atau kelompok atom yang terionisasi
+n n-
ditandai diatas atau ,di mana n adalah jumlah elektron yang hilang atau
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
Adapun alat yang dgunakna adalah tabung reaksi, pipet tetes, erlenmeyer,
dan pemanas.
Adapun bahan yang digunakan adalah larutan Pb2+ Aqudes, Hcl, Hg,
a. Kation Golongan I
31
bagi dua: tabung I ditambahkan HNO3, amati dan tabung II dutambahkan
NaOH,amati
Dengan ammonia
Tambahkan HCL encer , amati apa yang terjadi. tambahkan HNO3 catat
hasilnya.
Tambahkan KI, amati apa yang terjadi . Endapan kita bagi dua: tabung I
32
ditambahkan ammonia, amati dan tabung II ditambahkan natrium
tiosulfat, amati.
b. Kation Golongan II
Dengan ammonia
Tambahkan NaOH, amati apa yang terjadi (reaksi ini untuk membedakan
dengan merkuri).
33
c. Katium Golongan III
biru tua . tambahkan KOH, maka akan terbentuk endapan coklat . positif
adanya Fe2+.
endapan putih , dan akan berwarna biru bila teroksidasi. Positif adanya Fe3+.
terbentuk endapan coklat dari MnO2 dan abu-abu dari Ag. Positif adanya
Mn2+.
tetes Ammonium thyocyasat. Akan terbentuk warna biru dari larutan dan
34
BAB IV
a. Kation Golongan I
35
b) Hg2+ + NH4 Warna bening.
c) Hg2+ + NaOH Warna bening dan endapan kuning.
b. Kation Golongan II
36
(larutan tidak dikocok) endapan coklat susu.
4.2. Pembahasan
37
Kation adalah ion yang bermuatan positif yang cenderung melepaskan /
kehilangan atau lebih elektron. Kation golongan I terdiri dari Pb 2+,Hg2+ dan Ag+
(pada percobaan ini). Kation golongan dua terdiri dari Hg 2+ dan Cu2+ (pada
percobaan ini) dan kation golongan III terdiri dari Fe2+, Fe3+, Mn2+ dan Co2+ (pada
percobaan ini).
a. Kation Golongan I
Pada ion Pb2+ yang bereaksi dengan larutan HCL encer yang lalu
dipanaskan, larutan berubah menjadi putih dan semacam serat-serat dalam larutan
tersebut. Hal ini menandakan bahwa asam klorida encer membentuk lapisan
pelindung berupa timbal klorida ( PbCl2 ) namun pengaruhnya sedikit. Lalu pada
timbal yang direaksikan dengan larutan K2CrO4 membentuk endapan kuning, lalu
larutan yang menghasilkan endapan kuning tadi dipisahkan menjadi dua bagian,
yaitu yang pertama direaksikan dengan larutan HNO3 membentuk endapan, dan
Pada ion Hg2+ yang direaksikan dengan larutan HCL dan NH 4 tidak
dengan larutan NH4 juga tidak menghasilkan perubahan apapun. Ion Hg2+ yang
kuning.
Ion Ag+ yang direaksikan dengan larutan HCL menghasilkan warna yang
keruh lalu ketika ditambahkan larutan NH4 terjadi endapan berwarna putih lalu
ditambahkan lagi larutan HNO3 yang menghasilkan larutan berwarna putih dan
38
mengendap. Ketika ion Ag+ direaksikan dengan larutan KI terjadi hijau pudar dan
mengendap. Ketika ion Ag+ yang ditambahkan larutan KI direaksikan lagi dengan
b. Kation Golongan II
perubahan apapun,warna tetap bening. Ion Hg2+ ( dalam reaksi ini dipakai HgCl2 )
Ion Cu2+ yang direaksikan dengan larutan KI, menghasilkan larutan coklat
keemasan yang mengendap selama dua menit. Lalu ditambahkan lagi dengan
Na2S2O2 terjadi larutan berwarna kuning kunyit yang endapannya berwarna coklat
susu pudar. Terbentuknya larutan seperti ini dikarenakan tabung reaksi dikocok /
digoyang. Bila tidak dikocok / digoyang maka akan terbentuk larutan berwarna
bagian atas berwarna merah dan dibawah berwarna biru. Lalu ditambahkan
berwarna merah pada bagian bawah dan warna kuning pada bagian atas ( hal ini
39
Larutan AgNO3 yang direaksikan dengan larutan NH4OH menghasilkan
larutan putih, lalu ditambahkan dengan larutan MnCl2 terbentuk endapan putih
dan larutan berwarna putih. Pada percobaan ini tidak terbukti adanya kation Mn 2+
dalam larutan karena tidak adanya endapan coklat dan MnO2 dan abu-abu dari Ag
berwarna merah muda. Hal ini membuktikan adanya kation Co2+ dalam larutan.
berwarna biru tua , lslu ditsmbshksn dengan KOH maka terbentuk endapan coklat.
berubah warna adalah karena terjadinya kekosongan pada orbital d (orbital d tidak
terisi penuh). Adapun penyebab terjadi endapan pada suatu reaksi adalah karena
reaksi tersebut telah mencapai keadaan setimbang dimana suatu reaksi mencapai
dalam suasana asam mineral encer. kation golongan III adalah membentuk
Bila suatu reaksi tidak menghasilkan perubahan apapun maka telah terjadi
40
BAB V
KESIMPULAN
adalah :
encer.
41
DAFTAR PUSTAKA
Hiska, A. Dan Tupamahu, M.S. ,2001. Stoikiometri Energitika Kimia. PT. Citra
Aditya Bakti. Bandung.
42
Lembaran Pengesahan
KATION
(PEMISAHAN GOLONGAN IV-V)
Oleh :
SAIDI USMAN
43
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2009
ABSTRAK
44
BAB I
PENDAHULUAN
Di dalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu
diantaranya :
Golongan IV : kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, dan III.
ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini
Adapun tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan sifat – sifat dari
45
BAB II
DASAR TEORI
subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada golongan II
B). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat
khas yang tidak dimiliki oleh unsur - unsur golongan utama, seperti sifat
Ion adalah atom yang memiliki muatan listrik. Kation adalah ion yang
bermuatan positif, sedangkan anion adalah ion yang bermuatan negatif. Kation
golongan IV bereaksi dengan golongan I, II, dan III. Kation ini membentuk
suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kuantitatif
merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur
– unsur serta ion – ionnya dalam larutan. Reagensia golongan yang dipakai untuk
46
klasifikasi kation yang paling umum adalah HCl, hidrogen sulfida, ammonium
H2SO4 pekat, Na2S2O3, KCl atau HCl pekat. Larutan yang mengandung kation
golongan ammonium sulfida, bersama dengan kation golongan I, II, dan III
direaksikan dengan (NH4)2, dan larutan penyangga seperti NH3, NH4Cl. Dalam
kondisi ini Mn2+, Co2+ dan Pb2+, mengendap sebagai hidrat dengan Hg2+ dan Pb2+
sebagai sulfide larutan yang mengandung kation dari golongan II dan III (Harjadi,
1993).
47
BAB III
METODELOGI KERJA
a. Alat
Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet tetes, batang pengaduk.
b. Bahan
A. Kation Golongan IV
48
b. Dengan kalium kromat
B. Kation Golongan V
lakmus, terjadi perubahan warna biru pada kertas. Filtrat ditambahkan NaOH dan
dipanaskan, lalu diatasnya diberikan batang pengaduk yang telah dicelupkan HCl
pekat, terjadi gas. Dimasukkan NH4+ ke dalam tabung reaksi, ditambahkan reagen
49
BAB IV
2.
Ca2+ + (NH4)2C2O4
CaC2O4 Endapan putih Kristal +
50
NH4+
4.2 Pembahasan
A. Kation Golongan IV
Kation golongan IV bereaksi dengan golongan I,II, dan III. Kation ini
klorida dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba 2+ dan
Ca2+.
51
Ketika larutan yang mengandung Ba2+ direaksikan dengan
adanya Ca2+.
B. Kation Golongan V
terakhir. Kation golongan ini meliputi NH4+. Pada pengujian sifat-sifat NH4+,
52
dicelupkan kertas lakmus biru, kertas lakmus tidak berubah warna dan tetap biru.
bening, dan ketika diberikan batang pengaduk yang telah dicelupkan kedalam HCl
BAB V
KESIMPULAN
2. Pada pengujian spesifik Ba2+ yang ditambahkan K2CrO4, terbukti adanya Ba2+
4. Larutan NH4+ bersifat basa terbukti dengan perubahan warna kertas lakmus
menjadi biru.
5. Terjadi gas pada penambahan NaOH pada filtrat NH4+ yang diberikan batang
53
DAFTAR PUSTAKA
Vogel, 1975, Buku Tulis Kimia Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro, Terjemahan oleh Setiono, dkk, 1985, Kalman Media Pustaka:
Jakarta.
54
Lembaran Pengesahan
UJI ANION
Oleh :
55
Asisten
SAIDI USMAN
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2009
ABSTRAK
56
BAB I
PENDAHULUAN
sistematis. Biasanya anion diperiksa secara terpisah. Beberapa asam yang sangat
mudah terurai dalam bagian-bagian yang mudah menguap telah dapat ditentukan
pada pemerikasan dengan H2SO4 encer dan pekat. Walaupun tidak ada pembagian
4. Golongan sisa
57
H3PO4, H3SO4, H2CO3, CH3COOH
Tujuan dari percobaan adalah untuk mengetahui jenis anion yang terdapat
dalam larutan.
BAB II
DASAR TEORI
bertindak sebagai asam dan anion bertindak sebagai basa. Larutan yang diperoleh
akan bersifat netral, asam / basa, tergantung pada kuat relatif kation asam atau
anion basa. Anion terdiri dari beberapa macam, yaitu anion yang menghasilkan
seperti kation. Pada dasarnya proses yang dipakai ada dua, yaitu proses yang
melibatkan identifikasi produk yang di dapat dengan asam, dan proses yang
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menentukan melalui reaksi-reaksi yang
bersifat membedakan anion yang sedang dicari dan anion lain (Underwood,
1986).
58
Anion merupakan ion negatif, di mana dalam beberapa kation bertindak
sebagai asam dan anion bertindak sebagai basa. Pengujian terhadap anion relatif
dengan gangguan minimum dari ion-ion lain yang ada dalam larutan. Pemisahan
dan identifikasi secara sistematis dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
Mendeteksi Cl-, Br-, atau I- dalam larutan berair dapat dilakukan dengan
AgNO3 . Semua perak halida tidak larut, karena perbedaan Ksp, mula-mula
(aq)
AgI, kemudian AgBr dan akhirnya AgCl2 mengendap dari larutan yang
Br-, I- dapat pula dideteksi melalui reaksi dengan Cl2 (Harjadi, 1986).
59
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
Alat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi dan raknya, pipet tetes,
saringan.
1. Analisa NO3-
60
Sampel ditambahkan Na2CO3, kemudian disaring. Filtratnya sebagai
3. Analisa CNS-
asam oksalat dan diamati, dan pada tabung II ditambahkan natrium hidroksida
dan diamati.
4. Analisa C2O42-
5. Analisa CrO42-
61
Es + AgNO3 dan diamati, larutan kemudian dibagi 2. tabung I
diamati.
ditambahkan asam asetat dan diamati, dan tabung II ditambahkan HNO 3 dan
diamati.
6. Analisa S2O32-
7. Analisa SO42-
asam sulfat dan diamati, tabung II ditambahkan asam klorida dan diamati, dan
62
Es + Pb(CH3COO) dan diamati, keemudian larutan ini dibagi 2.
Tabung I ditambah asam klorida dan diamati, dan tabung II ditambah alkohol
dan diamati.
NaOH CH3COOH
Bm = 40,01 gr / mol Bm = 60,05 gr / mol
Td = 139 0C Td = 117,9 0C
Tl = 318 0C Tl = 16,6 0C
ρ = 22,139 gr/cm3 ρ = 1,04 gr/dm3
K2CrO4 H2SO4
Bm = 194,02 gr / mol Bm = 98,08 gr / mol
Td = 968,3 0C Td = 250 0C
Tl = -2,1 0C Tl = 10 0C
ρ = 2,12 gr/cm3 ρ = 1,840 gr/cm3
HNO3 CHCL3
Bm = 63 gr / mol Bm = 119 gr / mol
Td = -998 0C Td = 610C
Tl = -1123 0C Tl = -30C
ρ = 4,33 gr/cm3 ρ = - gr/cm3
AgNO3 H2O
Bm = 63,9 gr / mol Bm = 18 gr / mol
Td = -998 0C Td = 100 0C
Tl = -1123 0C Tl = 0 0C
ρ = 4,33 gr/cm3 ρ = 1 gr/cm3
KMnO4 HCl
Bm = 158,03 gr / mol Bm = 36 gr / mol
Td = 240 0C Td = 115 0C
Tl = 96 0C Tl = 85,05 0C
63
ρ = 2,703 gr/cm3 ρ = 1,05 gr/dm3
BAB IV
64
3. Analisis CNS-
Sample + Na2CO3 Larutan bening, sedikit keruh
Es + AgNO3 Larutan putih dan sedimen
Es + FeCl2 Larutan orange
Larutan dipisah menjadi dua:
Tabung I + H2C2O4 Larutan orange dan sedimen
Tabung II+ NaOH Larutan orange dan endapan
(lebih pekat)
2-
4. Analisis C2O4
Sample + Na2CO3 Bening sedikit keruh
Es + AgNO3 (ungu) Larutan putih dan endapan
Es + KMnO4 (ungu) Larutan ungu kehitaman
Es + MnCl2 (pink pudar) Larutan putih dan endapan
CNS + AgNO3 Larutan bening dan endapan
putih
CNS + KMnO4 Larutan coklat bening
CNS + MnCl2 Larutan bening
5. Analisis CrO42-
Sample + Na2CO3 Larutan bening
Es + AgNO3, Larutan putih susu dan endapan
Larutan dipisah menjadi dua:
Tabung I + NH3 Putih susu dan endapan
Tabung II + HNO3 Larutan bening dan endapan
kuning
K2CrO4 + AgNO3 + HNO3 Terbentuk tiga lapisan :
Bening orange, coklat, dan
K2CrO4 + AgNO3 +NH4 endapan merah
Larutan kuning dan endapan
merah
2-
6. Analysa S2O3
Sample + Na2CO3 Larutan bening
Es + AgNO3 Larutan hitam dan endapan
65
Es + KMnO4
Endapan coklat tua (pekat)
Es + K2CrO4 + HCl
Larutan kuning (pekat)
Es + K2CrO4 + Air
Larutan kuning
Na2S2O4 + AgNO3
Endapan hitam
Na2S2O4 + KMnO4
Na2S2O4 + KMnO4 + HCl
Endapan coklat (pekat)
Na2S2O4 + KMnO4 + HCl
Larutan kuning (pekat)
Larutan kuning
2-
7. Analisa SO4
Sample + Na2CO3 Larutan bening
Es + AgNO3 Endapan putih susu
Es + Pb(CH3COO)2, Endapan putih susu
Larutan dipisah menjadi dua:
Tabung I + HCl Endapan putih susu, larutan
bening
Tabung II + alkohol Endapan putih
4.2 Pembahasan
ion negatif di mana dalam beberapa garam kation bertindak sebagai asam dan
anion bertindak sebagai basa. Larutan yang diperoleh dapat bersifat netral. Asam
1. Analisis NO3 –
66
larutan FeSO4 dan solusi ditambah FeSO4 solusi dan setuju larutan larutan H2SO4
menjadi berawan dan panas. Reaksi yang menghasilkan panas disebut reaksi
larutan KMnO4 larutan CCl4 dan beberapa tetes, terlihat lapisan terpisah.
Dimana lapisan atas berwarna ungu pekat dan larutan bawah bening. Ini
3. Analisis CNS-
Ketika ES ditambahkan FeCl2 solusi, Larutan menjadi orange. Lalu ketika larutan
dibagi menjadi dua, di mana tabung pertama yang mengandung larutan ES dan
FeCl2 dan H2C2O4 dan terbentuk endapan orange. Kemudian tabung kedua berisi
larutan FeCl2 ES, dan NaOH, terbentuk larutan orange dan endapan.
4. Analisis C2O42-
engendap.
larutan KMnO4 dan terbentuk larutan endapan cokelat. Selanjutnya larutan CNS-
67
ditambahkan larutan MnCl2 dan terbentuk larutan bening. Hal ini dinyatakan tidak
5. Analisa CrO42-
mengendap. ketika larutan dibagi menjadi dua, tabung pertama berisi ES, larutan
AgNO3, dan larutan NH4+, terbentuk larutan berwarna putih susu dan sedimen.
Selanjutnya, ES, larutan AgNO3 dan larutan HNO3 dalam tabung kedua, terbentuk
larutan bening dengan endapan putih kuning dan gelembung gas.Hal ini
menyatakan bahwa ada kandungan Cl- yang mengendap dan sampel tidak
6. Analisa S2O32-
ditambahkan larutan K2CrO4 dan larutan HCl, terbentuk larutan kuning pekat. Dan
ES ditambahkan dengan larutan K2CrO4 dan air, terbentuk larutan kuning. Hal
7. Analisa SO42-
dibagi dua: Tabung I ditambahkan HCl , terbentuk endapan putih, larutan bening,
68
BAB V
KESIMPULAN
coklat.
2. Sampel menunjukkan positif adanya Cl- dan pemisahan warna yang terjadi
pada KMnO4 dan CCl4, serta negatif adanya Br- dan I− karena tidak
3. Adanya endapan dalam sampel pada tabung II menyatakan adanya Cl- bukan
CrO4-.
menggunakan Na2S2O3.
69
DAFTAR PUSTAKA
Vogel, 1975, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Terjemahan oleh Setiono, dkk. 1985. Jakarta: Kalman Media Pustaka.
70
Lembaran Pengesahan
ANALISA CAMPURAN
Oleh :
71
Asisten
ZAINURA
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2009
72
ABSTRAK
73
BAB I
PENDAHULUAN
Campuran adalah gabungan dari dua unsur atau lebih. Apabila campuran
dari dua jenis zat direaksikan dengan suatu pereaksi dan ke dua komponen itu
kation dari senyawa kompleks dapat dilarutkan dengan berbagai cara, misalnya
dengan mengoksidasi zat kompleksnya. Salah satu ion pemakai cara ini adalah
pengendapan bisouf.
bukan campuran dipersi ion molekul dan tidak melibatkan pemecahan partikel
sebagai asam dan anion bertindak sebagai basa. Pengujian anion relatif lebih
Untuk Na+ dan K+, pemisahan dimulai dengan membuat larutan basa,
sehingga semua kation yang lain kecuali NH4 + diendapkan sebagai basa dan
garam yang kuat dalam keadaan basa itu, menurut anion yang terdapat dalam
74
bahan. Pada tahap berikutnya untuk menghilangkan logam basa yang masih
anion, perlu dilakukan analisa pada suatu campuran, hingga menunjukkan adanya
Tujuan dari percobaan adalah untuk menguji kation Na +, K+, NH4+ dan
anion.
75
BAB II
DASAR TEORI
Campuran dapat didefinisikan sebagai gabungan dari dua unsur atau lebih.
koloid adalah campuran jenuh yang berwarna putih susu, bukan campuran
sehingga semua kation yang lain kecuali NH4 diendapkan sebagai basa dan garam
yang kuat dalam keadaan basa itu, menurut anion yang terdapat dalam bahan,
karena untuk membuat menjadi basa dipakai larutan barium hidroksida, maka
pada tahap berikut kelebihan ion Ba harus disingkir dengan jalan penambahan
NH4OH dan (NH4)2CO3, maka tinggallah ion-ion Na, K, dan NH4 (Harjadi, 1986).
cara, misalnya dengan mengoksidai zat kompleksnya. Salah satu ion pemakai cara
Campuran gas tertentu mendekati sifat sederhana dalam hal-hal berikut ini.
pada sisi, bagi tiap komponen yang mampu melewati membran itu.
76
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
Alat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi beserta rak, pipet tetes dan
batang pengaduk..
alkohol, air Na+, K+, NH4+, CH3COOH, K2CrO4, (NH4)2CO3, NaSO4, NH4Cl,
K2CrO4..
1. Uji Na+
apa yang terjadi. Kemudian diencerkan dengan air, dan diamati lagi.
2. Uji K+
Filtrat ditambahkan dengan kalium kobalt nitrit dan diamati apa yang
terjadi.
3. Uji NH4+
77
3.3 Konstanta Fisik
NaOH CH3COOH
Bm = 40,01 gr / mol Bm = 60,05 gr / mol
Td = 139 0C Td = 117,9 0C
Tl = 318 0C Tl = 16,6 0C
ρ = 22,139 gr/cm3 ρ = 1,04 gr/dm3
K2CrO4 HCl
Bm = 194,02 gr / mol Bm = 36 gr / mol
Td = 968,3 0C Td = 115 0C
Tl = -2,1 0C Tl = 85,05 0C
ρ = 2,12 gr/cm3 ρ = 1,05 gr/dm3
HNO3 H2O
Bm = 63 gr / mol Bm = 18 gr / mol
Td = -998 0C Td = 100 0C
Tl = -1123 0C Tl = 0 0C
ρ = 4,33 gr/cm3 ρ = 1 gr/cm3
78
BAB IV
No Reaksi Pengamatan
+
1 Uji Na
Filtrat + K2CrO4 (dalam suasana - Te
- En
dapannya hilang
+
2 Uji NH4
Filtrat dicelupkan kertas lakmus - La
- Te
4.2 Pembahasan
Campuran adalah gabungan dari dua unsur atau lebih. Campuran dapat
dibagi dua, yaitu campuran homogen yang tak dapat dibedakan lagi fasa-fasanya
atau sering disebut juga sebagai larutan, dan campuran heterogen yang fasa-
79
Campuran yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari Na2CO3 yang
NH4+.
kemudian akan diuji adanya ion Na+, K+, dan NH4+ dalam filtrat tersebut.
Pada uji Na+, filtrat ditambahkan dengan kalium oksalat, maka akan
bentuk filtrat tersebut. Saat dipanaskan Na+ tersebut larut kembali dalam air,
Pada uji NH4+, yang mula-mula diuji adalah sifat kebebasan yang dimiliki
ion NH4+, hal ini terbukti dengan berubahnya warna kertas lakmus dari warna
dengan zat lain, hal ini disebabkan karena kation itu sendiri merupakan logam
yang massa jenisnya cenderung besar. Ion logam cenderung memiliki kelarutan
yang kecil, sehingga akan mudah membentuk endapan. Endapan adalah hasil yang
Pada uji anion, filtrat yang ditambahkan NaOH dan dicelupkan pengaduk
yang mengandung HCl, akan menghasilkan gas ketika dipanaskan. Hal ini
80
BAB V
KESIMPULAN
1. Pada uji Na+, terbukti adanya ion Na+. Hal ini dibuktikan dengan
terbentuknya endapan.
2. Pada uji NH4+, kertas lakmus yang berubah menjadi biru membuktikan bahwa
3. Pada uji anion, keluarnya gas ketika dipanaskan membuktikan adanya anion
81
DAFTAR PUSTAKA
82
Lembaran Pengesahan
ANALISA GRAVIMETRI
Oleh :
ZAINURA
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2009
83
ABSTRAK
84
BAB I
PENDAHULUAN
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur
atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri
meliputi transformasi unsur atau radikal ke senyawa murni stabil yang dapat
segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur
membutuhkan waktu yang lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan
Analitnya secara fisik dipisahkan dari semua komponen lain dari sampel itu
sebagai jumlahnya bila dilarutkan pada pelarut yang diketahui beratnya dan zat
85
tersebut mencapai kesetimbangan dengan pelarut itu. Hal ini tergantung pada
ukuran partikel.
kontaminasi endapan oleh zat lain yang larut dalam pelarut disebut kopresipitasi.
Pemanasan harus diteruskan sampai beratnya tetap dan seragam. Pada saat
garam sulfat.
86
BAB II
DASAR TEORI
dipisahkan dan semua komponen lain dari sampel itu maupun dari pelarut.
penting untuk pemisahan itu antara lain elektrolisis, ekstraksi pelarut, dan
aA + rR Aa Rr
biasanya merupakan zat yang sangat sedikit dapat larut, yang dapat ditimbang
Dalam gravimetri yang lazim, suatu endapan ditimbang dan dari nilai ini
0 Bobot A
0
A= x 100 0 0
Bobot sampel
Untuk menghitung bobot analit adalah dari endapan sering digunakan faktor
gravimetri. Faktor ini didefinisikan sebagai beberapa gram analit dalam 1 gram
endapan.
87
Endapan adalah yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari
larutan. Kelarutan suatu endapan sama dengan konsentrasi molar dari larutan
konsentrasi, bahan-bahan lain dalam larutan ini dan pelarutnya (Vogel, 1990).
mula cuplikan dilarutkan zat pengendap. Endapan yang terbentuk disaring, dicuci,
1995).
Belerang merupakan non logam yang khas dengan daya hantar listrik dan
panas yang rendah. Bentuk kristal belerang bergantung pada suhu terhadap
kebanyakan non logam sebagai penyambung. Namun belerang tidak sangat reaktif
88
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
Alat-alat yang digunakan adalah labu ukur, pipet ukur, gelas arloji, cawan
Bahan-bahan yang digunakan adalah garam sulfat, HCl 37%, BaCl 5%,
dan AgNO3 0,1 N.
selama + 30 menit. Kemudian dilarutkan cuplikan dalam 200 ml air suling dan 1
Dibuat larutan BaCl2 5% dengan cara dilarutkan 5 gram BaCl2 dalam labu
ukur 100 ml. Kemudian dipanaskan kedua larutan sampai hampir mendidih.
Dituangkan larutan barium klorida panas dengan cepat dan hati-hati dalam larutan
contoh, lalu diaduk cepat. Dibiarkan endapan mengumpul di bawah, lalu diuji
klorida. Ditutup gelas piala dengan gelas arloji setelah pengendapan sempurna.
beratnya tetap. Ditimbang berat kertas saring dan cawan porselin yang akan
digunakan.
89
Disaring endapan. Dicuci endapan dengan aquadest panas. Air cucian diuji
pada air cucian terbentuk endapan putih, dicuci kembali endapan sehingga pada
HCl AgNO3
Bm = 36 gr / mol Bm = 63,9 gr / mol
Td = 115 0C Td = -998 0C
Tl = 85,05 0C Tl = -1123 0C
ρ = 1,05 gr/dm3 ρ = 4,33 gr/cm3
H2O BaCl2
Bm = 18 gr / mol Bm = 244 gr / mol
Td = 100 0C Td = 428 0C
Tl = 0 0C Tl = 7700C
ρ = 1 gr/cm3
90
BAB IV
4.2 Pembahasan
pertimbangan hasil reaksi pengendapan. Ada dua persyaratan penting yang harus
tak terendapkan secara analitis tak dapat dideteksi (biasanya 0,1 mg atau
b. Zat yang ditimbang hendaknya mempunyai susunan yang pasti dan hendaknya
murni, atau sangat hampir murni. Bila tidak, akan diperoleh hasil yang galat.
dalam 1 gram sampel. Secara stoikiometri perhitungan ini bisa disusun dalam satu
91
HCl dapat digunakan untuk tujuan memperoleh partikel yang berukuran
lebih besar, endapan yang lebih murni dan untuk mencegah pengendapan garam-
garam lain karena HCl merupakan salah satu contoh dari bahan yang bersifat
suspensoid atau liofobik yaitu suatu koloid yang hanya memiliki afinitas kecil
terhadap air, dan ketika terjadi koagulasi. Sedikit sekali pelarut yang
dipertahankan, dan sedikit air yang tersisa selama koagulasi. HCl tersebut mudah
sempurna. Sebab pada temperatur tertentu, kelarutan zat dalam pelarut tertentu
beratnya dan zat tersebut mencapai kesetimbangan dengan pelarut itu. Hal ini
terbentuk dengan stabil pada suhu tinggi tersebut. Jadi, percobaan ini adalah
larutan yang terbentuk stabil pada temperatur tinggi, yaitu bercampur dengan
berikut:
92
a. Pemisahan masing-masing ion karena pemanasan, NH3+, SO42-, Ba2+, Cl-
b. Ion Ba2+ dan Cl- memisahkan diri dengan membentuk lapisan primer dan
lapisan sekunder yang menyebabkan partikel koloid saling menolak satu sama
lain.
c. Ketika hasil kali kelarutan terlampaui, ion-ion Ba 2+ dan SO42- mulai mengikat
gaya gravitasi
lewat kertas saring dan mengurangi kelarutan dari endapan. Larutan pencuci yang
digunakan dalam percobaan tersebut adalah air panas. Digunakan air panas untuk
Hasil dari pencucian tersebut adalah residu murni, yaitu tidak ada lagi
endapan putih yang terbentuk dari hasil pencucian yang diuji dengan AgNO 3.
kering dan dihitung berat residu tersebut. Berat residu yang diperoleh dari
percobaan adalah 0.7070 gram BaSO4 dan hasil yang diperoleh dari analisa data
93
menunjukkan bahwa nilai sulfur dalam BaSO4 sebanyak 0,0963 gram atau dengan
persentase 13,62%.
94
BAB V
KESIMPULAN
2. Supaya kelarutan AgNO3 lebih besar dalam cuplikan sulfat, maka larutan
tersebut dipanaskan.
3. Larutan yang digunakan pada percobaan adalah larutan yang terbentuk stabil
5. Dari 0,7070 gram sampel BaSO4 terdapat 13,62% sulfur, yaitu 0,0963 gram.
95
DAFTAR PUSTAKA
96
LAMPIRAN
Bm S
x Berat sampel
Berat sulfur = Bm BaSO 4
g
32 mol
g
x 0 , 7070 g
235 mol
Berat sulfur =
Berat S
x 100%
Persentase sulfur = Berat BaSO 4
0,0963 g
x100%
Persentase sulfur = 0,7070 g
97