You are on page 1of 3

TUGAS BIOANORGANIK

Oleh : RESTIYANI HARAHAP


BP : 0810412038
1. Sitokrom
Struktur :

Sitokrom a

Sitokrom b Sitokrom c

Atom Pusat : Fe2+


Ligan : phorphyrin
Fungsi sitokrom:
- Berperan penting pada proses transpor elektron.
Pertama-tama NADH dan FADH2 mengalami oksidasi, dan elektron berenergi tinggi
yang berasal dari reaksi oksidasi ini ditransfer ke koenzim Q. Energi yang dihasilkan
ketika NADH dan FADH2 melepaskan elektronnya cukup besar untuk menyatukan ADP
dan fosfat anorganik menjadi ATP. Kemudian koenzim Q dioksidasi oleh sitokrom b.
Selain melepaskan elektron, koenzim Q juga melepaskan 2 ion H+. Setelah itu sitokrom b
dioksidasi oleh sitokrom c. Energi yang dihasilkan dari proses
oksidasi sitokrom b oleh sitokrom c juga menghasilkan cukup
energi untuk menyatukan ADP dan fosfat anorganik menjadi
ATP. Kemudian sitokrom c mereduksi sitokrom a, dan ini
merupakan akhir dari rantai transpor elektron. Sitokrom a ini
kemudian akan dioksidasi oleh sebuah atom oksigen, yang
merupakan zat yang paling elektronegatif dalam rantai tersebut,
dan merupakan akseptor terakhir elektron.
Setelah menerima elektron dari sitokrom a, oksigen ini
kemudian bergabung dengan ion H+ yang dihasilkan dari
oksidasi koenzim Q oleh sitokrom b membentuk air (H2O).
Oksidasi yang terakhir ini menghasilkan energi yang cukup
besar untuk dapat menyatukan ADP dan gugus fosfat organik menjadi ATP.
- Mengkatalisis oksidasi senyawa endogen maupun senyawa asing.
- Pada hewan, sitokrom dapat melakukan metabolisasi senyawa asing dengan
menghasilkan metabolit yang reaktif terhadap komponen sel(toksikasi) atau tidak
lagi reaktif(detoksikasi).
Kebanyakan metabolisme yang dikatalisis oleh sitokrom bakteri mengawali oksidasi
senyawa rekalsitran sehingga memungkinkan penggunaan senyawa tersebut sebagai
sumber karbon.

2. Feritin [Fe(H2O)6]2+
Struktur :
Atom pusat : Fe2+
Ligan : H2O
Fungsi ferritin adalah :
- Menyimpan zat besi dalam bentuk yang aman (non-toxic) dan mengangkutnya ke
daerah yang diperlukan pada tubuh secara terkendali.
Supaya tidak berbahaya bagi tubuh, zat besi dalam konsentrasi tinggi disimpan
sebagai ferric oxide (Fe2O3) dalam keadaan kering di tengah partikel ferritin.
- Dapat mengoksidasi ion besi yang larut air.
- Dapat digunakan sebagai penanda untuk gangguan kelebihan zat besi.
Seperti hemochromatosis, hemosiderosis dan porfiria dimana tingkat feritin pada kondisi
abnormal. Tingkat feritin yang rendah juga dapat menunjukkan defiensi vitamin C dan
hypotiroidisme.
- Serum feritin dapat digunakan untuk uji penyakit anemia (kekurangan zat besi).
Tubuh memiliki buffer melawan defisiensi besi (jika darah memiliki sedikit zat besi
yang terlalu, feritin dapat melepaskan lebih) dan, pada tingkat lebih rendah, kelebihan
zat besi (jika darah dan jaringan tubuh memiliki banyak zat besi yang terlalu, feritin
dapat membantu untuk menyimpan kelebihan zat besi) .
- Berperan dalam kegiatan enzim feroksidase dan oksidoreduktase, pengikatan ion
besi, pengikatan ion logam dan logam transisi.
- Mengontrol konsentrasi dan distribusi dari besi.
- Konsentrasi feritin dapat menunjukkan peningkatan respon terhadap stress seperti
anoksia.

You might also like