You are on page 1of 8

Ruang Lingkup:

Membaca untuk menentukan informasi, menentukan jenis karangan, menentukan gagasan utama,
menafsirkan makna kata/ istilah, mengemukakan pendapat, memberikan tanggapan, menarik
kesimpulan.
Ringkasan Materi
A. Paragraf
Paragraf/alinea merupakan bagian dari wacana yang merupakan satu kesatuan kalimatkalimat
penjelas. Paragraf yang baik harus memenuhi kriteria yaitu memiliki satu ide
pokok atau satu pikiran utama dan beberapa pikiran penjelas antarkalimat saling
berkaitan/berkoherensi sehingga merupakan satu kesatuan. Kalimat yang memuat ide
pokok/pikiran utama disebut kalimat utama. Kalimat yang mengandung pikiran penjelas
disebut kalimat penjelas. Paragraf yang kalimat utamanya terletak pada awal paragraf
disebut paragraf deduktif. Paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir paragraf
disebut paragraf induktif.
B. Jenis karangan
Jenis karangan ada lima, yaitu:
1. Eksposisi adalah karangan yang berisi uraian/penjelasan tentang suatu topik dengan
tujuan memberi informasi. Tidak jarang eksposisi berisi tentang langkah/cara/proses
kerja. Eksposisi demikian disebut paparan proses.
2. Argumentasi adalah karangan yang bertujuan membuktikan kebenaran suatu
pendapat/kesimpulan dengan data/fakta konsep sebagai alasan/bukti.
3. Deskripsi adalah karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan
sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.
4. Persuasi adalah karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi emosi pembaca
untuk berbuat sesuatu.
5. Narasi adalah karangan yang berisi rangkaian peristiwa yang susul menyusul
sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan
imajinasi.
C. Ide pokok/pikiran utama/gagasan utama
Ide pokok/pikiran utama/gagasan utama adalah gagasan yang menjiwai paragraf. Cara
menentukan gagasan utama dalam paragraf adalah: merupakan pernyataan yang paling
umum, paling penting atau penyataan yang merupakan kesimpulan, dan terdapat bagianbagian
yang diulang pada kalimat-kalimat yang lain.
D. Makna Istilah/kata/gabungan kata
Istilah ialah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan suatu konsep,
keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Istilah ada yang berupa kata, ada pula
yang berupa idiom atau ungkapan. Idiom adalah gabungan kata yang membentuk
kesatuan arti baru sehingga sering tidak dapat ditelusuri artinya berdasarkan arti unsur
pembentuknya.
E. Pendapat/komentar/tanggapan
Dalam mengemukakan pendapat/komentar/memberi tanggapan harus memperhatikan hal
sebagai berikut:
1. Didasari pengetahuan yang cukup mengenai masalah yang dibicarakan.
2. Sopan dan tidak emosional.
3. Pendapat harus logis, sistematis, berdasarkan fakta.
4. Kalau komentar bersifat positif hendaknya mengungkap pada/dari aspek makna
dukungan, persetujuan atau optimisme diberikan.
5. Kalau komentar bersifat negatif (berisi penolakan) gunakan kalimat yang sifatnya
tidak langsung, berilah alasan yang logis dan kuat serta solusinya.
F. Menarik Kesimpulan
Dalam menyusun pendapat untuk menarik kesimpulan yang benar, kita harus
menggunakan pola berpikir/penalaran yang benar pula. Pola penalaran dibagi menjadi
dua, yaitu deduktif dan induktif.
1. Penalaran deduktif yaitu; dimulai dengan mengemukakan pernyataan yang umum
(premis umum/mayor) diikuti pernyataan khusus (premis khusus/minor) menarik
kesimpulan terhadap hal yang khusus. Penalaran demikian disebut juga silogisme.
2. Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan peristiwa-peristiwa khusus
menuju kepada kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus tersebut. Macammacam
penalaran induktif:
• Generalisasi: perumusan kesimpulan umum berdasarkan data/kejadian-kejadian
yang bersifat khusus.
• Sebab-akibat: dimulai dengan fakta-fakta yang menjadi sebab menuju
kesimpulan yang menjadi akibat.
• Akibat-sebab: dimulai pada fakta-fakta yang menjadi akibat lalu kita analisis
untuk mencari sebabnya.
• Analogi adalah pengambilan kesimpulan dengan asumsi bahwa jika dua atau
beberapa hal memiliki banyak kesamaan, maka aspek lain pun memiliki
kesamaan.Ringkasan Materi:
A. Formulir
Formulir atau daftar isian kita sediakan apabila kita perlu mengumpulkan informasi untuk
keperluan tertentu. Formulir banyak macamnya, sesuai dengan keperluannya. Dalam
formulir bisa terdapat daftar isian dan bisa juga merupakan daftar pertanyaan. Formulir
merupakan alat untuk menghimpun data mengenai orang atau organisasi/instansi, dll.
tentang berbagai aspeknya.
B. Kalimat/Paragraf
Informasi dapat disajikan dalam bentuk kalimat/paragraf/wacana. Di samping itu penyajian
informasi juga sering dilakukan dalam berbagai bentuk seperti tabel, grafik, jadwal, denah,
dll. juga termasuk petunjuk pemakaian alat atau obat.
C. Grafik
Grafik merupakan visualisasi tabel. Tabel yang berupa angka-angka dapat
disajikan/ditampilkan ke dalam bentuk gambar yang disebut grafik, antara lain: grafik
batang, grafik garis, grafik lingkaran.
Grafik batang terutama dipakai untuk menekankan perbedaan tingkat/nilai dari beberapa
aspek/variabel.
Grafik garis terutama dipakai untuk menggambarkan perkembangan/perubahan dari waktu
ke waktu.
Grafik lingkaran terutama dipakai untuk menggambarkan persentase dari suatu nilai total.
D. Undang-Undang
Undang-undang adalah:
a. ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan negara yang dibuat pemerintah.
b. aturan-aturan yang dibuat oleh orang atau badan yang berkuasa, aturan-aturan, biasa
juga disebut tata tertib.
KOMPETENSI 2
Panduan Materi Bahasa dan Sastra Indonesia SMK
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan 11
E. Pengumuman
Untuk membuat pengumuman dengan baik, pembuat pengumuman harus mengetahui:
a. Tujuan yang akan dicapai,
b. isi: hal apa saja yang perlu diumumkan agar tujuan itu tercapai,
c. sasaran: kepada siapa pengumuman itu ditujukan,
d. media yang efektif dan efisien: poster, koran, radio, teve, selebaran, dll.,
e. menggunakan bahasa yang efektif.
F. Bagan
Bagan diperlukan untuk membantu memperjelas proses kerja yang bertingkat-tingkat secara
verbal, yang sering kurang komunikatif. Denah digunakan untuk penyajian visual suatu
tempat atau ruangan dalam bentuk gambar.
Jadwal merupakan kumpulan informasi/data tentang suatu kegiatan yang disusun dengan
klasifikasi menurut baris dan kolom.
G. Reklame
Reklame/iklan berasal dari bahasa latin yang artinya berulang-ulang menyeru. Reklame
ialah seruan berulang-ulang untuk menarik perhatian dan mempengaruhi orang. Reklame
juga berarti pemberitahuan kepada umum tentang suatu produk baik barang maupun jasa
supaya laku.
Perbedaan reklame dengan iklan:
- Reklame berupa kalimat singkat, tulisan, gambar mencolok. Medianya papan reklame,
spanduk, poster dipasang di tempat terbuka.
- Iklan berupa kalimat, bisa panjang bahkan ada yang berupa artikel. Medianya media
cetak (koran, majalah, buku telepon,dll), maupun media elektronik (teve, radio, film).
Macam-macam iklan menurut sifatnya:
- Iklan informatif, misalnya iklan pengumuman pindah rumah atau lowongan kerja.
- Iklan memaksa, misalnya dari kuasa hukum atau pengadilan.
- Iklan menakut-nakuti, misalnya: “Awas demam berdarah! Gunakan....untuk memberantas
nyamuk.”
- Iklan persuasif, untuk membujuk publik agar mau menggunakan suatu produk, menjaga
kelestarian lingkungan, mematuhi hukum, dll.
Macam-macam iklan menurut isinya:
- iklan penawaran: menawarkan produk dan jasa
- iklan permintaan: membutuhkan tenagaSastra Indonesia, adalah sebuah istilah yang melingkupi
berbagai macam karya sastra di Asia Tenggara. Istilah "Indonesia" sendiri mempunyai arti yang
saling melengkapi terutama dalam cakupan geografi dan sejarah poltik di wilayah tersebut.
Sastra Indonesia
Sastra Indonesia sendiri dapat merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah Kepulauan Indonesia.
Sering juga secara luas dirujuk kepada sastra yang bahasa akarnya berdasarkan Bahasa Melayu
(dimana bahasa Indonesia adalah satu turunannya). Dengan pengertian kedua maka sastra ini
dapat juga diartikan sebagai sastra yang dibuat di wilayah Melayu (selain Indonesia, terdapat
juga beberapa negara berbahasa Melayu seperti Malaysia dan Brunei), demikian pula bangsa
Melayu yang tinggal di Singapura.
- iklan keluarga: ucapan belasungkawa
- iklan layanan masyarakat: ajakan KB, ikut pemilu, dll
Pujangga Lama

Pujangga lama merupakan bentuk pengklasifikasian karya sastra di Indonesia yang dihasilkan sebelum
abad ke-20. Pada masa ini karya satra di dominasi oleh syair, pantun, gurindam dan hikayat. Di
Nusantara, budaya Melayu klasik dengan pengaruh Islam yang kuat meliputi sebagian besar negara
pantai Sumatera dan Semenanjung Malaya. Di Sumatera bagian utara muncul karya-karya penting
berbahasa Melayu, terutama karya-karya keagamaan. Hamzah Fansuri adalah yang pertama di antara
penulis-penulis utama angkatan Pujangga Lama. Dari istana Kesultanan Aceh pada abad XVII muncul
karya-karya klasik selanjutnya, yang paling terkemuka adalah karya-karya Syamsuddin Pasai dan
Abdurrauf Singkil, serta Nuruddin ar-Raniri.[1]
[sunting] Karya Sastra Pujangga Lama
[sunting] Sejarah

* Sejarah Melayu (Malay Annals)

[sunting] Hikayat

* Hikayat Abdullah
* Hikayat Aceh
* Hikayat Amir Hamzah
* Hikayat Andaken Penurat
* Hikayat Bayan Budiman
* Hikayat Djahidin
* Hikayat Hang Tuah
* Hikayat Iskandar Zulkarnain
* Hikayat Kadirun

* Hikayat Kalila dan Damina


* Hikayat Masydulhak
* Hikayat Pandawa Jaya
* Hikayat Pandja Tanderan
* Hikayat Putri Djohar Manikam
* Hikayat Sri Rama
* Hikayat Tjendera Hasan
* Tsahibul Hikayat

[sunting] Syair

* Syair Bidasari
* Syair Ken Tambuhan
* Syair Raja Mambang Jauhari
* Syair Raja Siak

[sunting] Kitab agama

* Syarab al-'Asyiqin (Minuman Para Pecinta) oleh Hamzah Fansuri


* Asrar al-'Arifin (Rahasia-rahasia para Gnostik) oleh Hamzah Fansuri
* Nur ad-Daqa'iq (Cahaya pada kehalusan-kehalusan) oleh Syamsuddin Pasai
* Bustan as-Salatin (Taman raja-raja) oleh Nuruddin ar-Raniri

[sunting] Sastra Melayu Lama

Karya sastra di Indonesia yang dihasilkan antara tahun 1870 - 1942, yang berkembang dilingkungan
masyarakat Sumatera seperti "Langkat, Tapanuli, Minangkabau dan daerah Sumatera lainnya", orang
Tionghoa dan masyarakat Indo-Eropa. Karya sastra pertama yang terbit sekitar tahun 1870 masih dalam
bentuk syair, hikayat dan terjemahan novel barat.
[sunting] Karya Sastra Melayu Lama

* Robinson Crusoe (terjemahan)


* Lawan-lawan Merah
* Mengelilingi Bumi dalam 80 hari (terjemahan)
* Graaf de Monte Cristo (terjemahan)
* Kapten Flamberger (terjemahan)
* Rocambole (terjemahan)
* Nyai Dasima oleh G. Francis (Indo)
* Bunga Rampai oleh A.F van Dewall
* Kisah Perjalanan Nakhoda Bontekoe
* Kisah Pelayaran ke Pulau Kalimantan
* Kisah Pelayaran ke Makassar dan lain-lainnya
* Cerita Siti Aisyah oleh H.F.R Kommer (Indo)
* Cerita Nyi Paina
* Cerita Nyai Sarikem
* Cerita Nyonya Kong Hong Nio

* Nona Leonie
* Warna Sari Melayu oleh Kat S.J
* Cerita Si Conat oleh F.D.J. Pangemanan
* Cerita Rossina
* Nyai Isah oleh F. Wiggers
* Drama Raden Bei Surioretno
* Syair Java Bank Dirampok
* Lo Fen Kui oleh Gouw Peng Liang
* Cerita Oey See oleh Thio Tjin Boen
* Tambahsia
* Busono oleh R.M.Tirto Adhi Soerjo
* Nyai Permana
* Hikayat Siti Mariah oleh Hadji Moekti (indo)
* dan masih ada sekitar 3000 judul karya sastra Melayu-Lama lainnya

[sunting] Angkatan Balai Pustaka

Angkatan Balai Pusataka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920, yang
dikeluarkan oleh penerbit Balai Pustaka. Prosa (roman, novel, cerita pendek dan drama) dan puisi mulai
menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam dan hikayat dalam khazanah sastra di Indonesia pada
masa ini.

Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang
dihasilkan oleh sastra Melayu Rendah yang banyak menyoroti kehidupan pernyaian (cabul) dan dianggap
memiliki misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan karya dalam tiga bahasa yaitu bahasa Melayu-
Tinggi, bahasa Jawa dan bahasa Sunda; dan dalam jumlah terbatas dalam bahasa Bali, bahasa Batak,
dan bahasa Madura.

Nur Sutan Iskandar dapat disebut sebagai "Raja Angkatan Balai Pustaka" oleh sebab banyak karya
tulisnya pada masa tersebut. Apabila dilihat daerah asal kelahiran para pengarang, dapatlah dikatakan
bahwa novel-novel Indonesia yang terbit pada angkatan ini adalah "novel Sumatera", dengan
Minangkabau sebagai titik pusatnya.[2]
Penulis dan Karya Sastra Angkatan Balai Pustaka:

* Merari Siregar

* Azab dan Sengsara (1920)


* Binasa kerna Gadis Priangan (1931)
* Cinta dan Hawa Nafsu

* Marah Roesli

* Siti Nurbaya (1922)


* La Hami (1924)
* Anak dan Kemenakan (1956)

* Muhammad Yamin

* Tanah Air (1922)


* Indonesia, Tumpah Darahku (1928)
* Kalau Dewi Tara Sudah Berkata
* Ken Arok dan Ken Dedes (1934)

* Nur Sutan Iskandar

* Apa Dayaku karena Aku Seorang Perempuan (1923)


* Cinta yang Membawa Maut (1926)
* Salah Pilih (1928)
* Karena Mentua (1932)
* Tuba Dibalas dengan Susu (1933)
* Hulubalang Raja (1934)
* Katak Hendak Menjadi Lembu (1935)

* Tulis Sutan Sati

* Tak Disangka (1923)


* Sengsara Membawa Nikmat (1928)
* Tak Membalas Guna (1932)
* Memutuskan Pertalian (1932)

* Djamaluddin Adinegoro

* Darah Muda (1927)


* Asmara Jaya (1928)

* Abas Soetan Pamoentjak

* Pertemuan (1927)

* Abdul Muis

* Salah Asuhan (1928)


* Pertemuan Djodoh (1933)

* Aman Datuk Madjoindo

* Menebus Dosa (1932)


* Si Cebol Rindukan Bulan (1934)
* Sampaikan Salamku Kepadanya (1935)

[sunting] Pujangga Baru

Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka
terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut
rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual,
nasionalistik dan elitis.

Pada masa itu, terbit pula majalah Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana, beserta
Amir Hamzah dan Armijn Pane. Karya sastra di Indonesia setelah zaman Balai Pustaka (tahun 1930 -
1942), dipelopori oleh Sutan Takdir Alisyahbana dkk. Masa ini ada dua kelompok sastrawan Pujangga
baru yaitu :

1. Kelompok "Seni untuk Seni" yang dimotori oleh Sanusi Pane dan Tengku Amir Hamzah
2. Kelompok "Seni untuk Pembangunan Masyarakat" yang dimotori oleh Sutan Takdir Alisjahbana,
Armijn Pane dan Rustam Effendi.

[sunting] Penulis dan Karya Sastra Pujangga Baru

* Sutan Takdir Alisjahbana


o Dian Tak Kunjung Padam (1932)
o Tebaran Mega - kumpulan sajak (1935)
o Layar Terkembang (1936)
o Anak Perawan di Sarang Penyamun (1940)

* Hamka
o Di Bawah Lindungan Ka'bah (1938)
o Tenggelamnya Kapal van der Wijck (1939)
o Tuan Direktur (1950)
o Didalam Lembah Kehidoepan (1940)

* Armijn Pane
o Belenggu (1940)
o Jiwa Berjiwa
o Gamelan Djiwa - kumpulan sajak (1960)
o Djinak-djinak Merpati - sandiwara (1950)
o Kisah Antara Manusia - kumpulan cerpen (1953)

* Sanusi Pane
o Pancaran Cinta (1926)
o Puspa Mega (1927)
o Madah Kelana (1931)
o Sandhyakala Ning Majapahit (1933)
o Kertajaya (1932)

* Tengku Amir Hamzah


o Nyanyi Sunyi (1937)
o Begawat Gita (1933)
o Setanggi Timur (1939)Angkatan 1980 - 1990an

Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai dengan banyaknya roman
percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Karya sastra
Indonesia pada masa angkatan ini tersebar luas diberbagai majalah dan penerbitan umum.

Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan dekade 1980-an ini antara lain adalah: Remy Sylado,
Yudistira Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira Ajidarma, Pipiet Senja, Kurniawan Junaidi,
Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby, Tarman Effendi Tarsyad, Noor Aini Cahya Khairani,
dan Tajuddin Noor Ganie.

Nh. Dini (Nurhayati Dini) adalah sastrawan wanita Indonesia lain yang menonjol pada dekade 1980-an
dengan beberapa karyanya antara lain: Pada Sebuah Kapal, Namaku Hiroko, La Barka, Pertemuan Dua
Hati, dan Hati Yang Damai. Salah satu ciri khas yang menonjol pada novel-novel yang ditulisnya adalah
kuatnya pengaruh dari budaya barat, di mana tokoh utama biasanya mempunyai konflik dengan
pemikiran timur.

Mira W dan Marga T adalah dua sastrawan wanita Indonesia yang menonjol dengan fiksi romantis yang
menjadi ciri-ciri novel mereka. Pada umumnya, tokoh utama dalam novel mereka adalah wanita. Bertolak
belakang dengan novel-novel Balai Pustaka yang masih dipengaruhi oleh sastra Eropa abad ke-19
dimana tokoh utama selalu dimatikan untuk menonjolkan rasa romantisme dan idealisme, karya-karya
pada era 1980-an biasanya selalu mengalahkan peran antagonisnya.

Namun yang tak boleh dilupakan, pada era 1980-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop, yaitu
lahirnya sejumlah novel populer yang dipelopori oleh Hilman Hariwijaya dengan serial Lupusnya. Justru
dari kemasan yang ngepop inilah diyakini tumbuh generasi gemar baca yang kemudian tertarik membaca
karya-karya yang lebih berat.

TIPS MEMBUAT KARYA TULIS ESAI


Untuk membuat sebuah esai yang berkualitas, diperlukan kemampuan dasar menulis dan latihan yang
terus menerus. Berikut ini panduan dasar dalam menulis sebuah esai.
Struktur Sebuah Esai
Pada dasarnya, sebuah esai terbagi minimum dalam lima paragraf:
1. Paragraf pertama
Dalam paragraf ini penulis memperkenalkan topik yang akan dikemukakan, berikut tesisnya. Tesis ini
harus dikemukakan dalam kalimat yang singkat dan jelas, sedapat mungkin pada kalimat pertama.
Selanjutnya pembaca diperkenalkan pada tiga paragraf berikutnya yang mengembangkan tesis tersebut
dalam beberapa sub topik.
2. Paragraf kedua sampai kelima
Ketiga paragraf ini disebut tubuh dari sebuah esai yang memiliki struktur yang sama. Kalimat pendukung
tesis dan argumen-argumennya dituliskan sebagai analisa dengan melihat relevansi dan relasinya
dengan masing-masing sub topik.
3. Paragraf kelima (terakhir)
Paragraf kelima merupakan paragraf kesimpulan. Tuliskan kembali tesis dan sub topik yang telah dibahas
dalam paragraf kedua sampai kelima sebagai sebuah sintesis untuk meyakinkan pembaca
Langkah-langkah membuat Esai
1. Tentukan topik
2. Buatlah outline atau garis besar ide-ide anda
3. Tuliskan tesis anda dalam kalimat yang singkat dan jelas
4. Tuliskan tubuh tesis anda:
5. Mulailah dengan poin-poin penting
6. kemudian buatlah beberapa sub topik
7. Kembangkan sub topik yang telah anda buat
8. Buatlah paragraf pertama (pendahuluan)
9. Tuliskan kesimpulan
10. Berikan sentuhan terakhir

You might also like