Professional Documents
Culture Documents
Lingkungan
Air limbah tahu masih mengandung bahan-bahan organik seperti protein, lemak dan karbohidrat
yang mudah busuk sehingga menimbulkan bau yang kurang sedap (Shurtleft dan Aoyogi, 1975).
Jika ditinjau dari komposisi kimianya, ternyata air limbah tahu mengandung nutrien-nutrien
(protein, karbohidrat, dan bahan-bahan lainnya) yang jika dibiarkan dibuang begitu saja ke
sungai justru dapat menimbulkan pencemaran. Tetapi jika dimamfaatkan akan menguntungkan
perajin tahu atau masyarakat yang berminat mengolahnya.
Limbah air tahu (whey tofu) selain mengandung protein juga mengandung vitamin B terlarut
dalam air, lestin dan oligosakarida. Whey tahu mempunyai prospek untuk dimanfaatkan sebagai
media fermentasi bakteri, diantaranya bakteri asam asetat Asetobacter sp termasuk bakteri
Asetobacter xylinum. Asetobacter xylinum dapat mengubah gula subtat menjadi gelselulosa
yang biasa dikenal dengan nata.
Dengan pertolongan bakteri tersebut (Asetobacter xylinum) maka komponen gula yang
ditambahkan ke dalam subtrat air limbah tahu dapat diubah menjadi suatu bahan yang
menyerupai gel dan terbentuk di permukaan media. Menurut hasil penelitian micorbial cellulose
ini nata selain untuk makanan, sekarang (terutama di Jepang) telah dikembangkan untuk
keperluan peralatan-peralatan yang berteknologi tinggi, misalnya untuk membran sound system.
Pemanfaatan air limbah industri tahu untuk produk pangan yang digemari masyarakat
merupakan alternatif terbaik yang dapat ditawarkan kepada pengusaha tahu. Selama ini mereka
hanya memproses kedelai menjadi tahu serta susu kedelai dan membuang seluruh limbah pabrik.
Pada umumnya mereka berpendapat bahwa limbah tersebut tidak bernilai ekonomis sama sekali.
padahal pemanfaatan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar industri dengan adanya
industri UKM baru berupa pemanfaatan limbah tahu menjadi nata de soya.
Limbah tahu mempunyai peluang ekonomis dan potensi gizi yang baik bila diolah menjadi
produk pangan nato de soya. Oleh karena itu, pengembangan model usaha nata de soya perlu
dilakukan guna mengatasi pencemaran lingkungan di wilayah pemukiman sekaligus
meningkatkan pendapatan masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk membina pengusaha tahu
dalam masyarakat di sekitar industri tahu dalam hubungannya dengan proses produksi,
pengemasan dan pemasaran nata de soya.
Salah satu produk pangan asal air limbah tahu yang mempunyai prospek baik adalah pembuatan
nata. Hal ini mengingat bahan pangan tersebut banyak digemari dan telah mampu mendapat
pasaran baik di Indonesia maupun luar negri. Selama ini nata de coco telah merebut hati
masyarakat tetapi sebagian besar belum mengetahui tentang produk nata yang berasal dan air
limbah tahu yaitu nata de soya padahal produk ini mempunyai rasa yang lebih enak daripada nata
de coco disamping kandungan selulosa dan proteinnya juga jauh lebih tinggi (Basrah Enie dan
Supriatna, 1993; Lestari, 1994).
Nata de Soya merupakan alternatif pilihan untuk mengatasi pencemaran lingkungan yang terasa
langsung kerugiannya bagi manusia. Pembuatan Nata de Soya sama dengan Nata de Coco,
bedanya hanya pada medianya yaitu limbah air kedelai dengan limbah air kelapa.
2 lt air tahu
Bahan A — 1,6 gr NPK
1. 0,8 gr ZA
2. 0,8 gr Asam sitrat
3. 50 gram Gula pasir
Cara Membuat:
http://bisnisukm.com/lezatnya-nata-de-soya-mampu-selamatkan-lingkungan.html
NATA DE SOYA
1. PENDAHULUAN
Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari selulosa, berbentuk agar dan
berwarna putih. Massa ini berasal pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan
media cair yang asam dan mengandung gula.
Nata dapat dibuat dari bahan baku air kelapa, dan limbah cair pengolahan tahu (whey
tahu). Nata yang dibuat dari air kelapa disebut dengan nata de coco, dan yang dari whey
tahu disebut dengan nata de soya. Bentuk, warna, tekstur dan rasa kedua jenis nata
tersebut tidak berbeda.
Pembuatan nata tidak sulit, dan biaya yang dibutuhkan juga tidak banyak. Usaha
pembuatan nata ini merupakan alternatif usaha yang cukup menjanjikan (prospektif).
Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat, Jl. Rasuna Said,
Padang Baru, Padang, Telp. 0751 40040, Fax. 0751 40040
Sumber : Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat, Hasbullah, Dewan
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat
http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=6&doc=6c15