Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
This research is aims for knowing the valuation of handphone Nokia user to
Brand Loyalty perceived from the level of their loyal and for knowing the difference
valuation of handphone Nokia user to Brand Loyalty based the personal characteristic
(sex) for every level of loyal.
Based on the result of analysis had been completed, it could be taken any
conclusion that the valuation of handphone Nokia user whose their loyal present on
level of switcher (always change their mark) because the price factor present on the low
level by average 1,9333 (extent 1,801 – 2,600), on level of habitual buyer (the buyer
that has usual characteristic) present on lower level by average of 3,9389 (extent 3,401 –
4,200), on the level of liking the brand (the buyer who like the mark) includes on high
level by average 3,9611 (extent 3,401 – 4,200), and on level of committed buyer (the
buyer who commit cause having loyal and proud feeling in using that mark) present on
the low level by average 2,1500 (extent 1,801 – 2,600).
The result of hypothesis testing, from those five indicators of brand loyalty, it is
only a different indicator between the men and women that is the level of habitual
buyer, by value of tcount -2,383 and also sign. t as much 0,020. Whereas those four
indicator of other level (switcher, satisfied buyer, liking the brand, and committed
buyer) there is not any differential perceptions between respondent of men and woman
that showed by the great value of sign. t in every those levels is bigger than 0,05.
hingga pada akhirnya produk yang dihasilkan tersebut sampai kepada konsumen.
1
2
persaingan pasar. Produk yang baru lahir biasanya lebih mengutamakan daya tarik
untuk merebut posisi di pasar, baik dari segi kemasan maupun cita rasa. Tidak jarang
ada beberapa produsen menghasilkan produk “baru” yang merupakan produk hasil
inovasi peniruan yang menunjukkan tidak adanya perbedaan pola pengkonsumsian dan
hanya menciptakan kembali produk yang sudah ada dengan sedikit modifikasi.
maka perusahaan yang satu dengan yang lain saling bersaing merebutkan konsumen.
Perilaku konsumen yang ada tersebut akan mempengaruhi cara konsumen dalam
melihat atau memandang suatu produk. Konsumen dalam memilih suatu brand produk
akan melalui tahap percobaan terlebih dahulu, pada tahap ini seringkali konsumen akan
mencoba berbagai brand yang berbeda. Jika dirasakan bahwa brand tersebut cocok dan
memenuhi apa yang diharapkan dari produk sejenis maka konsumen akan terus mencari
brand tersebut.
Brand atau Merek adalah nama, istilah, tanda, symbol desain, ataupun kombinasinya
yang mengidentifikasi suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.
kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin
tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain, terutama jika pada
merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain.
2
3
Begitu juga dengan produk handphone yang sekarang ini sedang berkembang
pesat. Produk handphone Nokia yang selalu dan selalu mengeluarkan berbagai inovasi
akan dapat menarik minat konsumen. Dalam hal ini konsumen akan dimanjakan dengan
inovasi-inovasi baru yang dapat menarik konsumen. Berbagai brand handphone yang
banyak beredar di pasaran antara lain Siemens, Sony Ericson, Samsung, Motorola, dan
sebagainya.
Produk handphone Nokia yang ada selama ini mendapatkan tempat yang cukup
dibandingkan dengan produk lain yang sejenisnya. Kelebihan yang ada tersebut antara
lain menyediakan banyak fasilitas, harga relaitf terjangkau, dan sudah lamanya brand
daripada handphone lainnya. Inovasi ini diciptakan agar konsumen merasa puas dan
diharapkan handphone Nokia dapat merebut pangsa pasar. Selain itu Nokia juga
menguasai pangsa pasar hampir 70,5%, menyusul Siemens 7,0%, Sony Ericson 6,8%,
dan sisanya merek lainnya. (Swa Sembada edisi bulan April 2006)
akan cenderung loyal terhadap brand yang sudah dimilikinya, karena sebagian besar
konsumen akan melakukan seleksi yang sangat hati-hati. Produk handphone yang
mempunyai kualitas tinggi karena mempunyai kualitas dan fasilitas yang unggul, jadi
3
4
dengan produk tersebut dan adanya berbagai faktor yang menyebabkan konsumen
dalam menentukan pilihan pada suatu produk, maka penulis mengambil judul: Analisis
Brand Loyalty Pengguna Handphone Nokia (Studi Pada Mahasiswa Administrasi Bisnis
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui masalah penelitiannya sebagai berikut :
loyalitas?
Landasan Teori
Brand Loyalty
kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin
tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain, terutama jika pada
merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain.
Dengan pengelolaan dan pemanfaatan yang benar, brand loyalty dapat menjadi
aset strategis bagi perusahaan. Berikut adalah beberapa potensi yang dapat diberikan
4
5
ancaman persaingan)
Dalam kaitannya dengan brand loyalty suatu produk, didapati adanya beberapa
pemasaran yang harus dihadapi sekaligus aset yang dapat dimanfaatkan. Adapun
1) Switcher (berpindah-pindah)
Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai pelanggan
yang berada pada tingkat yang paling dasar. Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk
mengindikasikan mereka sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal atau tidak
tertarik pada merek tersebut. Pada tingkatan ini merek apa pun mereka anggap memadai
serta memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan pembelian. Ciri yang
paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka membeli suatu produk karena
harganya murah.
Pembeli yang berada dalam tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai
pembeli yang puas dengan mereka produk yang dimonsumsikan atau setidaknya mereka
5
6
tingkatan ini pada dasarnya tidak didapati alasan yang cukup untuk menciptakan
keinginan untuk membeli produk yang lain atau berpindah merek terutama jika
peralihan tersebut memerlukan usaha, biaya maupun berbagai pengorbanan lain. Dapat
disimpulkan bahwa pembeli ini dalam membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan
Pada tingkatan ini, pembeli merek masuk dalam kategori puas bila mereka
yang terkait dengan waktu, uang, atau resiko kinerja yang melekat dengan tindakan
mereka beralih merek. Untuk dapat menarik minat para pembeli yang masuk dalam
tingkat loyalitas ini maka para pesaing perlu mengatasi biaya peralihan yang harus
ditanggung oleh pembeli yang masuk dalam kategori ini dengan menawarkan berbagai
Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan pembeli yang
emosional yang terkait pada merek. Rasa suka pembeli bisa saja didasari oleh asosiasi
yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam penggunaan sebelumnya baik
yang dialami pribadi maupun oleh kerabatnya ataupun disebabkan oleh perceived
quality yang tinggi. Meskipun demikian sering kali rasa suka ini merupakan suatu
perasaan yang sulit diidentifikasi dan ditelusuri dengan cermat untuk dikategorikan ke
6
7
Pada tahapan ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka memiliki
suatu kebanggan sebagai pengguna suatu mereka dan bahkan merek tersebut menjadi
sangat penting bagi mereka dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai suatu
ekspresi mengenai siapa sebenarnya mereka. Pada tingkatan ini, salah satu aktualisasi
Tiap tingkatan brand loyalty mewakili tantangan pemasaran yang berbeda dan
juga mewakili tipe aset yang berbeda dalam pengelolaan dan ekspolitasinya. Tampilan
Commited buyer
Satisfied buyer
Habitual buyer
Switcher
Gambar 1
Piramida Brand Loyalty
Dari piramida loyalotas tersebut terlihat bahwa bagi merek yang belum
memiliki brand equity yang kuat, porsi tersebesar dari konsumennya berada para
tingkatan switcher. Selanjutnya, porsi terbesar kedua ditempati oleh konsumen yang
berada pada taraf habitual buyer, dst., hingga porsi terkecil ditempati oleh committed
buyer. Meskipun demikian bagi merek yang memiliki brand equity yang kuat, tingkatan
7
8
atas makin melebar sehingga diperoleh jumlah committed buyer yang lebih besar
Committed buyer
Satisfied buyer
Habitual buyer
Switcher
Gambar 2
Piramida Brand Loyalty dalam Posisi Terbalik
yang membeli merek yang sama pada kesempatan membeli jenis produk tersebut.
8
9
Number of brands purchase (jumlah merek yang dibeli) yaitu tingkat persentase
pelanggan dari suatu produk untuk hanya membeli satu merek, dua merek, tiga merek,
dan seterusnya.
Loyalitas Merek
Loyalitas merek merupakan inti ekuitas merek selain menjadi gagasan sentral
serangan pesaing dapat dikurangi. Loyalitas merupakan indikator ekuitas merek yang
berkaitan dengan penjualan dan laba masa depan. Dengan loyalitas, sebuah perusahaan
sudah memiliki pasar yang sudah dipegang (captive market). Dengan itu, penjualan
Oleh Aaker, loyalitas konsumen terdiri dari lima kategori. Ahli lain Kotler
tingkatan-tingkatan loyalitas yang dimulai dari paling rendah sampai tertinggi berbentuk
piramida. Artinya apa ? Semakin tinggi tingkat loyalitas, jumlah konsumen yang
1. Tingkat loyalitas yang paling dasar adalah pembeli yang sama sekali tidak loyal.
Pembeli demikian tidak mau terikat penuh merek apapun. Merek memainkan peran
2. Tingkat kedua adalah para pembeli yang puas dengan produk, atau setidaknya tidak
mengalami ketidakpuasan. Para pembeli tipe ini memilih merek hanya karena
kebiasaan.
9
10
3. Tingkat ketiga adalah berisi orang-orang yang puas, namun mereka memikul biaya
peralihan (switching cost), seperti biaya waktu, uang, atau resiko pemakaian
mereka dilandaskan pada suatu asosiasi; seperti suatu simbol, rangkaian pengalaman
5. Tingkat teratas adalah pelanggan yang setia. Mereka mempunyai kebanggan dalam
menemukan atau menggunakan merek. Merek sangat penting bagi mereka, baik
karena fungsi operasional maupun fungsi emosional dalam mengekspresikan jati diri
pembeli.
Committed
Buyer
Pengurangan Biaya Pemasaran
Liking the
Brand Peningkatan Perdagangan
Habitual Buyer
Waktu merespons ancaman
persaingan
Switcher
Gambar 3
Efek Loyalitas Merek
1. Menarik minat para pelanggan baru. Pelanggan yang puas dan suka pada merek
tertentu dapat mendorong keyakinan calon pelanggan, khususnya bila pembelian itu
mengandung risiko.
10
11
pesaing. Jika ada pesaing membuat produk yang unggul, pelanggan yang loyal akan
Kerangka Pemikiran
Loyalitas merek merupakan aset strategis jika dikelola dengan benar. Loyalitas
Ada keyakinan bahwa produk akan laku karena ada pelanggan yang loyal.
3. Menarik minat para pelanggan baru. Pelanggan yang puas dan suka pada merek
tertentu dapat mendorong keyakinan calon pelanggan, khususnya bila pembelian itu
mengandung risiko.
pesaing. Jika ada pesaing membuat produk yang unggul, pelanggan yang loyal akan
11
12
sebagai berikut:
Committed
Buyer
Liking the
Brand
Laki-laki
Habitual Buyer
Switcher
Gambar 4
Kerangka Pemikiran
Hipotesis
Metode Penelitian
Pada penelitian ini digunakan penelitian bersifat deskriptif, Dalam penelitian ini
memberikan penjelasan dan gambaran tentang analisis Brand Loyalty terhadap produk
handphone Nokia.
12
13
Nokia dalam hal ini adalah sejumlah 98 orang. Untuk studi kausal komparatif minimal
30 subyek per grup yang umumnya dianjurkan. (Kuncoro, 2003:111). Sehingga sampel
yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 orang yaitu 30 perempuan dan 30
laki-laki.
Sumber data yang digunakan adalah data primer, teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Interview atau Wawancara, yaitu metode
responden.
yang diambil secara stratified random sampling dan hasil dari jawaban kuesioner akan
dikuantitatifkan dengan menggunakan skala Likert dengan bobot paling tinggi 5 dan
Analisis Aritmetic Mean. Analisis aritmatic mean ini digunakan untuk mengetahui nilai
handphone Nokia.
kelamin digunakan metode analisis Independent Sample T-test dimana analisis ini
13
14
Pembahasan
penelitian ini adalah valid hal ini ditunjukkan dengan nilai r hitung (rxy) lebih kecil dari
r tabel dengan signifikansi lebih kecil dari 0,05, artinya seluruh butir pertanyaan dapat
diperoleh hasil Cronbach Alpha (α) lebih besar 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa
seluruh item pertanyaan penelitian ini telah memenuhi syarat reliabilitas atau dengan
Hasil dari Analisis Aritmetic mean ini digunakan untuk mengetahui nilai rata-
rata dari variabel karakteristik personal yang mempengaruhi penilaian brand handphone
Nokia, yaitu dengan menghitung setiap klasifikasi dari karakteristik personal. Analisis
ini juga digunakan untuk mengetahui nilai dari distribusi frekuensi jawaban responden
Berikut ini adalah hasil analisis aritmetic mean dari atribut-atribut yang
14
15
a. Analisis Switcher
pada tingkatan loyalitas ditempatkan pada urutan paling bawah. Berikut ini merupakan
1. Switcher 1
faktor harga. Sedangkan yang benar-benar sensitif terhadap harga berjumlah 4 orang
(6,67%).
informasi nilai standar deviasinya, toleransi satu kali standar deviasi memetakan
responden switcher dari handphone Nokia ke posisi sangat rendah hingga sedang.
Dengan demikian, informasi yang tergali memberikan harapan yang baik bagi
handphone Nokia.
2. Switcher 2
karena faktor fungsi. Sedangkan yang benar-benar sensitif terhadap fungsi berjumlah 9
orang (15%).
memanfaatkan informasi nilai standar deviasinya, toleransi satu kali standar deviasi
memetakan responden switcher dari handphone Nokia ke posisi sangat rendah hingga
sedang. Dengan demikian, informasi yang tergali memberikan harapan yang baik bagi
handphone Nokia.
15
16
3. Switcher 3
karena faktor kualitas. Sedangkan yang benar-benar sensitif terhadap kualitas berjumlah
7 orang (11,67%).
nilai standar deviasinya, toleransi satu kali standar deviasi memetakan responden
switcher dari handphone Nokia ke posisi sangat rendah hingga sedang. Dengan
demikian, informasi yang tergali memberikan harapan yang baik bagi handphone Nokia.
Dari ketiga perhitungan switcher tersebut maka dapat diperoleh nilai rata-rata
dipengaruhi oleh faktor harga (switcher) berada pada tingkatan rendah. Hal ini
ditunjukan dengan nilai rata-rata switcher secara keseluruhan yang termasuk dalam
kategori rendah (rentang 1,801 – 2,600). Ini menunjukkan bahwa pengguna handphone
Nokia tidak terpenhgaruh baik harga, fungsi, dan kualitas produk yang ditawarkan
merek lain.
16
17
Pembeli yang berada dalam tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai
pembeli yang puas dengan mereka produk yang dimonsumsikan atau setidaknya mereka
1. Habitual Buyer 1
informasi nilai standar deviasinya, toleransi satu kali standar deviasi memetakan
responden habitual buyer dari handphone Nokia ke posisi sangat rendah hingga sedang.
Dengan demikian, informasi yang tergali memberikan harapan yang baik bagi
handphone Nokia.
2.Habitual Buyer 2
karena faktor tidak ada merek lain. Sedangkan yang benar-benar membeli karena tidak
informasi nilai standar deviasinya, toleransi satu kali standar deviasi memetakan
responden habitual buyer dari handphone Nokia ke posisi sangat rendah hingga sedang.
Dengan demikian, informasi yang tergali memberikan harapan yang baik bagi
handphone Nokia.
17
18
3.Habitual Buyer 3
karena faktor banyak memakai. Sedangkan yang benar-benar membeli karena banyak
informasi nilai standar deviasinya, toleransi satu kali standar deviasi memetakan
responden habitual buyer dari handphone Nokia ke posisi sangat rendah hingga sedang.
Dengan demikian, informasi yang tergali memberikan harapan yang baik bagi
handphone Nokia.
Dari ketiga perhitungan habitual buyer tersebut maka dapat diperoleh nilai
2,2333 + 1,9333 +
Rata-rata Habitual 2,2167 =
buyer = 2,21278
3
handphone Nokia yang loyal pada tingkatan habitual buyer (pembeli yang bersifat
kebiasaan) berada pada tingkatan rendah. Hal ini ditunjukan dengan nilai rata-rata
habitual buyer secara keseluruhan yang termasuk dalam kategori rendah (rentang 1,801
– 2,600). Ini menunjukan sesuatu yang positif atau baik karena pengguna handphone
Nokia membeli merek tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor kebiasaan, tidak ada merek
18
19
Pada tingkatan ini, pembeli merek masuk dalam kategori puas bila mereka
1. Satisfied Buyer 1
toleransi satu kali standar deviasi memetakan responden satisfied dari handphone Nokia
ke posisi tinggi hingga sangat tinggi. Dengan demikian, informasi yang tergali
2.Satisfied Buyer 2
dari rata-rata jawaban responden karena desainnya menarik berjumlah 39 orang (65%).
toleransi satu kali standar deviasi memetakan responden satisfied dari handphone Nokia
ke posisi tinggi hingga sangat tinggi. Dengan demikian, informasi yang tergali
3.Satisfied Buyer 3
dari rata-rata jawaban responden karena memiliki fitur atau menunya lengkap berjumlah
41 orang (68,33%).
19
20
toleransi satu kali standar deviasi memetakan responden satisfied dari handphone Nokia
ke posisi tinggi hingga sangat tinggi. Dengan demikian, informasi yang tergali
Dari ketiga perhitungan satisfied buyer tersebut maka dapat diperoleh nilai
4,1500 + 3,8167 +
Rata-rata Satisfied 3,8500 =
buyer = 3,9389
3
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa penilaian pengguna
handphone Nokia pada tingkatan satisfied buyer (pembeli yang puas) berada pada
tingkatan tinggi. Hal ini ditunjukan dengan nilai rata-rata satisfied buyer secara
keseluruhan yang termasuk dalam kategori tinggi (rentang 3,401 – 4,200). Sehingga hal
tersebut menunjukkan sesuatu yang baik karena produk yang ditawarkan sesuai dengan
Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan pembeli yang
emosional yang terkait pada merek. Rasa suka pembeli bisa saja didasari oleh asosiasi
yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam penggunaan sebelumnya baik
yang dialami pribadi maupun oleh kerabatnya ataupun disebabkan oleh perceived
20
21
Dengan demikian rata-rata responden yang liking the brand tersebut (4,1333)
informasi nilai standar deviasinya, toleransi satu kali standar deviasi memetakan
responden liking the brand dari handphone Nokia ke posisi tinggi hingga sangat tinggi.
Dengan demikian, informasi yang tergali memberikan harapan yang baik bagi
handphone Nokia.
Dengan demikian rata-rata responden yang liking the brand tersebut (3,9667)
informasi nilai standar deviasinya, toleransi satu kali standar deviasi memetakan
responden liking the brand dari handphone Nokia ke posisi tinggi hingga sangat tinggi.
Dengan demikian, informasi yang tergali memberikan harapan yang baik bagi
handphone Nokia.
21
22
Dengan demikian rata-rata responden yang liking the brand tersebut (3,7833)
informasi nilai standar deviasinya, toleransi satu kali standar deviasi memetakan
responden liking the brand dari handphone Nokia ke posisi tinggi hingga sangat tinggi.
Dengan demikian, informasi yang tergali memberikan harapan yang baik bagi
handphone Nokia.
Dari ketiga perhitungan liking the brand tersebut maka dapat diperoleh nilai
rata-rata liking the brand secara keseluruhan dengan perhitungan sebagai berikut :
handphone Nokia yang loyal pada tingkat liking the brand (menyukai merek) dengan
preferensi yang dilandaskan pada suatu asosiasi, seperti suatu simbol, rangkaian
tinggi. Hal ini ditunjukan dengan nilai rata-rata liking the brand secara keseluruhan
yang termasuk dalam kategori tinggi (rentang 3,401 – 4,200). Hal ini menunjukkan
bahwa pengguna handphone Nokia telah memiliki keterikatan dengan merek tersebut
Pada tahapan ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka memiliki
suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu mereka dan bahkan merek tersebut menjadi
sangat penting bagi mereka dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai suatu
ekspresi mengenai siapa sebenarnya mereka. Pada tingkatan ini, salah satu aktualisasi
22
23
1. Committed Buyer 1
merek handphone Nokia kepada orang lain termasuk dalam tingkatan commited buyer
Nilai rata-rata responden yang masuk pada tingkatan commited buyer tersebut
memanfaatkan informasi nilai standar deviasinya, toleransi satu kali standar deviasi
memetakan responden commited buyer dari handphone Nokia ke posisi sangat rendah
hingga sedang. Dengan demikian, informasi yang tergali memberikan harapan yang
2. Commited buyer 2
dalam kategori rendah (rentang 1,801 – 2,600). Dengan memanfaatkan informasi nilai
standar deviasinya, toleransi satu kali standar deviasi memetakan responden commited
buyer dari handphone Nokia ke posisi sangat rendah hingga sedang. Dengan demikian,
informasi yang tergali memberikan harapan yang baik bagi handphone Nokia.
3. Commited buyer 3
23
24
dalam kategori rendah (rentang 1,801 – 2,600). Dengan memanfaatkan informasi nilai
standar deviasinya, toleransi satu kali standar deviasi memetakan responden commited
buyer dari handphone Nokia ke posisi sangat rendah hingga sedang. Dengan demikian,
informasi yang tergali memberikan harapan yang baik bagi handphone Nokia.
Dari ketiga perhitungan commited buyer tersebut maka dapat diperoleh nilai
handphone Nokia yang loyal pada tingkat commited buyer (pembeli yang komit karena
adanya kesetiaan dan perasaan bangga dalam menggunakan merek) berada pada
tingkatan rendah. Hal ini ditunjukan dengan nilai rata-rata commited buyer secara
keseluruhan yang termasuk dalam kategori rendah (rentang 1,801 – 2,600). Hal ini
menunjukkan sesuatu yang kurang baik karena pengguna handphone Nokia belum
Setelah semua elemen dari brand loyality dihitung maka dapat dirangkum
24
25
4,5
4
3,5 Switcher
3
Habitual
2,5
Satisfied
2
Liking
1,5
1 Commited
0,5
0
1 2 3
Gambar 1
Grafik Brand Loyalty terhadap Produk Handphone Nokia
handphone Nokia karena faktor harga (switcher) merupakan tingkatan yang paling
rendah, karena pada tingkatan ini responden terikat oleh merek Nokia singga mereka
Pada tingkatan loyalitas karena faktor kebiasaan (habitual buyer), dari grafik
di atas terlihat lebih tinggi daripada loyalitas karena faktor harga (switcher). Kondisi
selama ini tidak dipenggaruhi adanya faktor kebiasaan, tidak ada merek yang lain,
menunjukkan adanya tingkat kepuasan dari responden yang tinggi. Responden pada
Tingkatan loyalitas liking the brand dari grafik di atas juga tinggi. Hal ini
menunjukkan adanya perasaan emosional yang tinggi dari para responden pengguna
25
26
handphone Nokia yang disebabkan karena salah satunya adalah adanya perceived
menunjukkan hasil yang rendah. Kondisi ini menunjukkan adanya responden yang
setia terhadap merek handphone Nokia lebih rendah dibandingkan dengan tingkatan
sebelumnya.
handphone Nokia sudah cukup baik karena satisfied buyer dan liking the brand
makin ke atas, tetapi pada level commited buyer terlihat menurun. Hal ini
kelamin digunakan metode analisis Independent Simple T-test dimana analisis ini di
gunakan untuk menguji kesamaan rata-rata dari 2 kelompok variabel. Adapun hasil
Tabel 1
Independent Sample t Test
26
27
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa dari kelima indikator brand
loyalty, hanya terdapat satu indikator yang berbeda antara laki-laki dengan perempuan
yaitu pada tingkatan habitual buyer, yang ditunjukkan dengan nilai t hitung –2,383 serta
sign. t sebesar 0,020. Sedangkan pada keempat indikator tingkatan yang lain tidak
terdapat perbedaan persepsi antara responden laki-laki dan perempuan yang ditunjukan
dengan besarnya nilai sign. t pada masing-masing tingkatan tersebut lebih besar dari
0,05.
habitual buyer atau faktor kebiasaan dalam membeli disebabkan oleh tidak adanya
merek lain serta banyak yang memakai produk handphone merek Nokia pada responden
laki-laki.
yang lain (switcher, satisfied buyer, liking the brand dan commited buyer) menunjukkan
adanya persepsi yang sama diantara responden laki-laki dan perempuan terhadap produk
Handphone Nokia. Faktor harga, kepuasan terhadap merek, kesukaan terhadap merek
dan kesetiaan terhadap merek Nokia antara responden laki-laki dan perempuan terdapat
kesamaan persepsi yang disebabkan karena produk handphone Nokia pada saat ini
memiliki posisi yang kuat dan mampu merebut market share dibandingkan dengan
Kesimpulan
2002-2005 FISIP UPN “Veteran” Yogyakarta dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
27
28
pindah merk) karena faktor harga berada pada tingkatan rendah dengan rata-rata
2. Penilaian pengguna handphone Nokia yang loyal pada tingkat habitual buyer
(pembeli yang bersifat kebiasaan) berada pada tingkatan rendah dengan rata-rata
3. Penilaian pengguna handphone Nokia yang loyal pada tingkatan satisfied buyer
(pembeli yang puas) berada pada tingkatan tinggi dengan rata-rata 3,9389 (rentang
3,401 – 4,200).
4. Penilaian pengguna handphone Nokia yang loyal pada tingkatan liking the brand
(pembeli yang menyukai merek) masuk dalam tingkatan yang tinggi dengan rata-
5. Penilaian pengguna handphone Nokia yang loyal pada tingkat commited buyer
(pembeli yang komit karena adanya kesetiaan dan perasaan bangga dalam
6. Hasil pengujian independen sample t test, dari kelima indikator brand loyalty, hanya
terdapat satu indikator yang berbeda antara laki-laki dengan perempuan yaitu pada
tingkatan habitual buyer, dengan nilai t hitung -2,383 serta sign. t sebesar 0,020.
Sedangkan pada keempat indikator tingkatan yang lain (switcher, satisfied buyer,
liking the brand, dan commited buyer) tidak terdapat perbedaan persepsi antara
responden laki-laki dan perempuan yang ditunjukan dengan besarnya nilai sign. t
28
29
Saran
dipertahankan tetapi kualitas produk yang ada harus ditingkatkan , karena dari
yang sensitive terhadap harga, fungsi, dan kualitas yang diberikan sehingga
program loyalitas sebaiknya diarahkan agar pelanggan yang peka terhadap harga
menjadi puas dan nantinya tidak peka lagi terhadap perubahan harga. Hal
tersebut dilakukan agar tidak kehilangan konsumen walaupun dia masuk dalam
katagori switche.
dipengaruhi oleh faktor kebiasaan (habitual buyer). Oleh karena itu pihak Nokia
29
30
d. Program loyalitas yang baik mesti sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
pengguna, inovatif dan menarik bagi mereka, sehingga tingkat kesukaan mereka
pengguna handphone Nokia bisa bangga terhadap merek yang mereka gunakan
Daftar Pustaka
Algifari (1997), Analisis Regresi, Cetakan Kedua, PT. BPFE, Yogyakarta
Azwar,Saifudin (2000), Reliabilitas dan Validitas, Edisi III, Penerbit Pustka Pelajar,
Yogyakarta
Basu Swasta dan Hani Handoko (2000), Manajemen Pemasaran:Analisis Perilaku
Konsumen edisi I,Liberty,Jakarta
Cooper,Donald and Schindler,Pamela S,2001, Business Research methods,Irwin/Mc
Graw Hill,New York
Dharmmesta,Basu Swasta (1997), Pergeseran Paradigma dalam Pemasaran:
Tinjauan Manajerial dan Perilaku Konsumen, Kelola Gadjah Mada University
Business Review,VI, Yogyakarta
Durianto,Darmadi, (2001) Strategi Menaklukan pasar,Gramedia Pustaka Utama
:Jakarta
Furqon (1999), Statistika Terapan untuk Penelitian, Alfa Beta, Bandung
Hadi,Sutrisno, (1991), Analisis Butir dan Instrumen,Andi Ofset, Yogyakarta
Loundon, David L dan Albert J Dell Betta,1998,Consumer Behavior :consept and
Application.New York,Mc Graw Hill Company
Nurgiantoro, Burhan (2002),Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu
sosial,Gadjah Mada University Press,Yogyakarta.
Simamora, Bilson (2001), Remarketing For Business Recovery,Gramedia Pustaka
Utama,Jakarta
30
31
31