Professional Documents
Culture Documents
Elastisitas
Salah satu pokok penting dalam fungsi permintaan dan penawaran adalah derajat kepekaan
atau elastisitas jumlah barang yang diminta atau yang ditawarkan karena terjadinya perubahan
salah satu faktor yang mempengaruhinya.
Apakah yang akan terjadi kepada pemintaan suatu barang apabila harga mengalami
penurunan sebanyak satu persen? Yang sekarang ini dapa dikatakan adalah sesuai dengan hukum
permintaan yaitu permintaan akan bertambah. Besarnya pertambahan itu berbeda dari satu
keadaan kekeadaan lainnya dan dari satu barang ke barang lainnya. Pertambahan permintaan
mungkin jauh melebihi satu persen dan mungkin pula kurang dari satu persen. Kalau perubahan
yang kecil keata harga menimbulkan perubahan yang besar kepada jumlah barang yang diminta,
dikatakanlah bahwa permintaan barang tersebut sangat responsif terhadap perubahan harga.
Dalam analisis ekonomi secara teori maupun didalam praktek adalah sangat berguna untuk
mengetahui sampai dimana responsifnya permintaan terhadap perubahan harga. Oleh sebab itu
dikembangkan suatu pengukuran kuantitatif. Makin meluasnya penggunaan matematika dalam ilmu
ekonomi telah memungkinkan para ekonom memuaskan rasa ingin tahu tentang hubungan sebab-
akibat, aksi-reaksi antara suatu variabel dengan variabel lain. Berapa persen satu variabel akan
berubah, bila satu variabel lain berubah sebesar satu persen? Analisis ini disebut analisis sensitivitas
atau elastisitas. Angka elastisitas (koefisien elastisitas) adalah bilangan yang menunjukan berapa
persen satu variabel tak bebas akan berubah, sebagai reaksi karena satu variabel lain (variabel
bebas) berubah satu persen.
Elastisitas:
1. Elastisitas Permintaan
b. elastisitas silang
c. elastisitas pendapatan
2. Elastisitas Penawaran
Kelompok 2 Page 1
KONSEP ELASTISITAS Sept 2010
I. Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang diminta
sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya (ceteris paribus) .
Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga ( Price
Elasticity of Demand); sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut
elastisitas silang (Cross Elasticity); dan bila dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas
pendapatan (Income Elasticity).
Elastisitas harga (Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila
harganya berubah sebesar satu persen.
Atau
%Q
Ɛ p=
%ΔP
(ΔQ /Q)
Ɛ p=
( ΔP/ P)
P ΔQ
Ɛ p= .
Q ΔP
Angka elastisitas harga bernilai negatif, angka Ep dapat disebut dalam nilai absolut. Ep=2,
artinya Ep= -2.
Jika dalam perhitungan elastisitas harga permintaan diperoleh nilai negatif, ini merupakan
keadaan yang selalu akan terjadi. Nilai yang negatif tersebut disebabkan karena harga dan jumlah
barang yang diminta mengalami perubahan kearah yang berbalikan. Kalau harga naik maka jumlah
yang diminta berkurang atau sebaliknya kalau harga turun jumlah yang diminta bertambah. Didalam
menghitung koefisien elastisitas tanda negatif itu biasanya diabaikan.
Kelompok 2 Page 2
KONSEP ELASTISITAS Sept 2010
a) Permintaan elastis tidak sempurna (elastisitas bernilai nol) yaitu perubahan harga tidak
merubah permintaan barang. Berapapun harga suatu barang orang akan membeli dengan
jumlah yang mereka butuhkan.
0 Q
b) Permintaan elastis sempurna (elastisitas bernilai tak hingga) menggambarkan produk yang
sangat peka terhadap perubahan harga. Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan
permintaan yang besar.
0 Q
Contoh
0 Perusahaan yang bersaing secara ketat seperti pengecer.
0
c) Permintaan elastis uniter (elastisitas bernilai satu) menggambarkan harga dan kuantitas produk
yang diminta berubah dalam persentase yang sama dan saling mengkompensasi. Jika harga naik
10%, permintaan barang turun 10%. Permintaan dikatakan elastis uniter jika slope kurvanya
minus satu (kurva membentuk 450).
450
0 Q
0
0
Kelompok 2 Page 3
KONSEP ELASTISITAS Sept 2010
d) Permintaan tidak elastis (elastisitas bernilai 0 sampai 1) menggambarkan perubahan harga yang
menyebabkan perubahan permintaan dengan proporsi yang lebih kecil. Permintaan barang
kebutuhan pokok umumnya tidak elastis. Misalnya beras. Perubahan harga beras di Indonesia,
tidak berpengaruh besarnya terhadap perubahan permintaan terhadap beras.
D
0 Q
0
0
e) Permintaan elastis (elastisitas bernilai > 1) menggambarkan perubahan harga menyebabkan
perubahan permintaan dengan proporsi yang lebih besar. Misalnya pada barang mewah
umumnya permintaannya elastis.
0 Q
0
0
Elastisitas Titik dan Busur
Elatisitas Titik mengukur elastisitas titik tertentu pada suatu fungsi. Konsep ini digunakan
untuk mengukur pengaruh terhadap variabel terikat (Y) sebagai akibat dari perubahan yang sangat
kecil dari variabel bebas (X). Meskipun konsep elastisitas titik ini dapat memberikan estimasi
pengaruh yang akurat terhadap Y sebagai akibat dari perubahan (kurang dari 5 persen) dari variabel
bebas (X), tapi konsep ini tidak digunakan untuk mengukur pengaruh terhadap Y sebagai akibat dari
perubahan dari variabel bebas (X) dalam skala besar.
Elastisitas Titik = εX =
= =X
Elastisitas Titik = εX = X
Kelompok 2 Page 4
KONSEP ELASTISITAS Sept 2010
Elastisitas Busur digunakan untuk mengukur pengaruh perubahan terhadap variabel terikat
(Y) sebagai akibat dari perubahan dalam skala besar dari variabel bebas (X). Jadi elastisitas ini
mengukur elatisitas rata-rata dalam interval suatu fungsi tertentu.
E = Elastisitas busur = = = = x
Suatu barang yang tidak memiliki barang substitusi (sedikit) akan memiliki permintaan yang
tidak elastis. Perubahan harga tidak membawa dampak terhadap penurunan/kenaikan
permintaan barang, karena pasar tidak menyediakan barang substitusi bagi konsumen.
Selain harga, faktor yang yang mempengaruhi permintaan adalah harga barang lain dan
pendapatan.
a. Elastisitas Permintaan Silang (Cross Price Elasticity of Demand) adalah perubahan permintaan
terhadap suatu barang jika terjadi perubahan harga barang lain.
Elastisitas Titik = εc =
Kelompok 2 Page 5
KONSEP ELASTISITAS Sept 2010
Produk substitusi (substituted product) adalah produk yang saling terkait dimana kenaikan
harga satu produk menyebabkan kenaikan permintaan terhadap produk yang lain. Produk A
merupakan substitusi produk B. Jika P A naik, maka QB naik dan sebaliknya. Elastsitas harga untuk
produk substitusi adalah positif.
Produk komplementer (complement product) adalah produk yang saling melengkapi dimana
kenaikan harga satu produk menyebabkan penurunan permintaan terhadap produk lain. Contoh
kamera dan film. Elastsitas harga untuk produk substitusi adalah negatif.
Produk tidak terkait (unrelated product) adalah produk yang tidak saling mempengaruhi satu
dengan yang lain. Elastsitas harga untuk produk substitusi adalah nol.
Elastisitas Titik = εy =
Inferior goods adalah produk yang memiliki permintaan menurun, jika pendapatan
meningkat. Misalnya produk generik dan layanan bus umum
Normal/superior goods adalah produk yang memiliki permintaan dengan korelasi yang
positif dengan pendapatan:
Noncyclical normal goods adalah produk yang permintaanya tidak dipengaruhi oleh
perubahan pendapatan. Misalnya bioskop dan rokok.
Cyclical normal goods adalah produk yang memiliki permintaan yang sangat dipengaruhi
oleh perubahan pendapatan. Misalnya mobil, rumah dan perjalanan wisata.
Kelompok 2 Page 6
KONSEP ELASTISITAS Sept 2010
II.Elastisitas Penawaran
0 Q
P
S
Q
0
c) Penawaran dengan elastisitas uniter
P
S1
S2
0 Q
Kelompok 2 Page 7
S
Q
0
e) Penawaran elastis
S
Q
0
Kelompok 2 Page 8
KONSEP ELASTISITAS Sept 2010
Jika kita bertanya berapa banyak permintaan atau penawaran berubah karena perubahan
harga, yang harus diperjelas adalah dimensi waktu perubahannya. Jika dimensi waktunya satu tahun
atau kurang, kkita berbicara tentang elastisitas jangka pendek. Bila lebih dari satu tahun, kita
berbicara elastisitas jangka panjang.
Elastisitas Permintaan
1) elastisitas harga
Untuk barang-barang yang habis pakai dalam waktu kurang dari setahun (barang tidak tahan lama
atau nondurable goods), elastisitas harga lebih besar dalam jangka panjang dibandingkan dalam
jangka pendek. Ada dua penyebab:
Pertama, konsumen membutuhkan waktu untuk mengubaha kebiasaan mereka. Bila harga kopi
naik, konsumen yang biasa minum kopi banyak, sulit mengubah kebiasaaan itu dalam jangka
pendek. Akibatnya permintaan kopi dalam jangka pendek mengalami penurunan yang relatif sedikit
dibandingakan jangka panjang.
Kedua, kadang-kadang permintaan terhadap suatu barang berkaitan dengan barang lain, yang
perubahannya baru terlihat dalam jangka panjang. Misalnya,bila harga BBM naik, maka konsumen
segera melakukan penyesuaian dengan mengurangi jam pemakaian kendaraan, sehingga dalam
jangka pendek elastisitas harga lebih besar. Tetapi konsumen tidak dapat mengubah jumlah stock
kendaraannya atau segera menggantikan kendaraannya dengan model yang lebih efisien dalam
penggunaan bahan bakar. Dalam dua atau tiga tahun kemudian, dengan mobil yang lebih efisien,
penurunan penggunaan BBM akan lebih besar, sehingga elastisitas harga permintaan jangka panjang
lebih besar daripada jangka pendek.
Sebaliknya untuk barang yang masa konsumsinya lebih dari setahun (barang yang tahan lama atau
durable goods), permintaannya lebih elastis dalam jangka pendek dibandingkan dalam jangka
panjang. Jika harga mobil naik 10% dalam jangka pendek permintaan terhadap mobil dapat saja
turun sekitar 15%. Tetapi dalam jangka panjang, karena banyak mobil yang harus diganti, pembelian
akan naik lagi sehingga penurunan permintaan dalam jangka panjang kurang dari 15%.
2) Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan dalam jangka panjang bagi barang non durable lebih besar dibandingkan
jangka pendek. Jika pendapatan meningkat 20%, masyarakat yang tadinya hanya mampu membeli
beras jagung, sekarang sebenarnya mampu membeli beras superwin. Namun karena sudah terbiasa
makan beras jagung mereka tidak segera mengganti konsumsinya ke beras superwin.
Sebaliknya untuk barang durable, elastisitas pendapatan dalam jangka pendek lebih besar daripada
jangka panjang. Jika pendapatan naik 25%, perubahan permintaan terhadap mobil dalam jangka
pendek dapat mencapai misalnya 30% tetapi dalam jangka panjang lebih kecil, karena seseorang
tidak membeli tiap tahun.
Kelompok 2 Page 9
KONSEP ELASTISITAS Sept 2010
Elastisitas Penawaran
Hampir semua barang memiliki penawaran yang lebih elastis dalam jangka panjang, dibandingkan
dalam jangka pendek. Sebab dalam jangka panjang perusahaan mampu mengatasi kendala yang
muncul dalam jangka pendek. Misalnya perusahan mobil tidak mungkin membangan pabrik baru
dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, tetapi mungkin dalam waktu tiga atau empat tahun.
Dengan demikian kurva penawaran mobil dalam jangka panjang lebih elastis dibandingkan jangka
pendek.
Untuk beberapa barang, penawaran dalam jangka pendeknya inelastis sempurna (Es=0). Output
sektor properti adalah salah satu contohnya. Bila di Jakarta 5000 unit apartemen siap sewa, maka
jumlah permintaannya sebesar 10.000 unit, maka kelebihan permintaan tidak terespon oleh sisi
penawaran sebab tidak mungkin membangun apartemen baru sebanyak 5000 unit dalam tempo
kurang dari 3 bulan.
Tetapi ada juga barang yang penawarannya justru lebih elastis dalam jangka panjang pendek,
dibandingkan dalam jangka panjang. Barang itu umunya yang dapat didaur ulang. Misalnya logam
besi untuk kebutuhan industri dapat diperoleh dari hasil primer pertambangan atau hasil daur
ulang.
Primary metal mempunyai elastisitas penawaran dalam jangka panjang yang lebih besar dibanding
dalam jangka pendek. Baik karena kemajuan teknologi maupun cukupnya waktu untuk
meningkatkan kapasitas produksi. Sebaliknya dengan besi hasil daur ulang. Karena dapat terus
didaur ulang maka kurva penawaran dalam jangka panjang lebih inelastis dibanding dalam jangka
pendek.
Jika harga jual barang naik, dua kemungkinan ekstrim reaksi para manajer. Kemungkinan pertama
mereka panik, mengira kenaikan harga menurunkan permintaan sehingga penerimaan turun.
Kemungkinan kedua mereka bergembira, mengira kenaikan harga akan menebabkan penerimaan
meningkat. Sikap mana yang benar, sangat ditentukan oleh angka elastisitas harga.
Untuk barang yang permintaannya inelastis, kenaikan harga 10% akan menyebabkan penurunan
permintaan lebih kecil daripada 10%, sehingga penerimaan total atau Total Revenue (TR) meningkat.
Atau dapat dikatakan untuk barang yang permintaannya inelastis pendapatan marjinal atau
marginal revenue negatif. Barang yang permintaanya elastis, kenaikan harga 10% menurunkan
permintaan lebih besar daripada 10%, akibatnya penerimaan total menurun. Dengan kata lain MR
positif. Barang yang elastis permintaannya unitari, kenaikan harga 10% akan menurunkan
permintaan 10% juga. Akibatnya TR tidak berubah atau MR sama dengan nol. Dengan cara berpikir
yang sama, kita dapat menyimpulkan apa yang terjadi jika harga turun. TR dapat didefinisikan
sebagai harga (P) dikalikan dengan jumlah barang (Q) yang terjual. Sedangkan MR adalah tambahan
penerimaan yang disebabkan oleh bertambahnya satu unit barang yang terjual atau MR= dTR/dTQ.
Kelompok 2 Page 10
KONSEP ELASTISITAS Sept 2010
Hubungan antara Elastisitas Harga (Ep), penerimaan total (TR) dan penerimaan Marginal (MR)
EP Jika harga turun Maka TR Jika harga naik maka TR Pendapatan Marjinal (MR)
Inelastis turun naik Negatif
Elastis unitari Tetap Tetap Nol
Elastis Naik Turun positif
DAFTAR PUSTAKA
Rahardja, P. Teori ekonomi mikro suatu pengantar. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2005
Kelompok 2 Page 11