You are on page 1of 4

BERAT BADAN

Klasifikasi berat badan terbagi menjadi beberapa macam yaitu Underweight, Normal,
Overweight dan Obesitas.

a. Underweight

Underweight secara harfiah berarti berat badan rendah (kurus). Underweight dapat diartikan
sebagai berat badan rendah akibat gizi kurang. Kejadian gizi kurang pada perempuan usia
aktif sering luput dari penglihatan dan pengamatan biasa. Menurut data Survei Ekonomi
Nasional (Susenas) 1999-2003, 35-40% wanita usia subur (WUS) 15-19 tahun berisiko
kekurangan energi kronis (ICED). 

Keadaan gizi kurang merupakan akibat dari asupan energi yang tidak cukup. Seseorang yang
kekurangan asupan protein akan menyebabkan serabut otot sedikit dan rentang terkena
penyakit, terutama penyakit degeneratif yang menyerang pada usia tua. Bisa saja saat ini
merasa diri sehat dengan penampilan terbaik. Akan tetapi, penyakit itu akan hinggap pada
usia makin tua, seiring menurunkan daya metabolisme tubuh. Kekurangan gizi juga dapat
meningkatkan risiko kena diabetes karena dapat merusak pankreas. Studi epidemiologi
longitudinal oleh Bray tahun 1985 menyebutkan, bobot badan (BB) yang semakin rendah
berhubungan dengan risiko kematian. Pasalnya, seiring dengan penurunan BB, imunitas
tubuh juga menurun. Akibatnya, risiko terhadap serangan penyakit infeksi akan meningkat. 

Menurunkan bobot badan secara berlebihan yang banyak terjadi pada para gadis remaja pun
acap kali dilakukan tanpa mempertimbangkan asupan makanan yang semestinya dipenuhi. Ini
bisa berakibat bobot badan terus turun. Seseorang yang "maniak olahraga" pun bisa menjadi
terlalu kurus, kalau energi yang dikeluarkan tidak seimbang dengan asupan makanan yang
dikonsumsi. 

Dampak yang ditimbulkan oleh underweight meliputi mudah terserang infeksi akibat dari
sistem kekebalan tubuh yang menurun, kehilangan massa otot, rambut rontok, regulasi
hormon yang tidak teratur, kelelahan, detak jantung yang tidak normal, dan ketidakteraturan
siklus menstruasi. Dalam jangka panjang underweight dapat menimbulkan osteoporosis,
anemia, komplikasi pada kehamilan, ketidakmampuan hamil. Jika wanita hanya memiliki
komposisi lemak tubuh 12-15% dan laki-laki 2-5% maka akan berisiko terhadap risiko
kesehatan yang telah disebutkan tersebut.
Tabel 3 Dampak dari penyimpangan berat badan

b. Normal
Normal merupakan berat badan dengan nilai BMI diantara 18,5 – 24, 9 kg/m2.

c. Overweight
Overweight adalah adalah keadaan dimana BB seseorang melebihi BB normal dengan
nilai indeks BMI 25. Oveweight dapat mempengaruhi timbulnya beberapa panyakit
diantaranya :
• Diabetes melitus. Lebih dari 85 persen orang dengan diabetes tipe 2 mengalami
overweight. Diduga kelebihan berat badan membuat sel-sel berubah sehingga resisten
terhadap hormon insulin. Akibatnya kadar gula dalam darah menjadi tinggi.

• Sleep apnea (henti napas saat tidur). Orang yang gemuk bisa jadi terdapat kelebihan
lemak di sekitar lehernya, sehingga aliran napas menyempit. Karena itu, bernapas
menjadi sulit, lalu mendengkur, atau terjadi henti napas. Tumpukan lemak itu juga
memicu produksi zat penyebab peradangan, dan kondisi ini menjadi faktor risiko
sleep apnea.
• Osteoartritis. Badan yang gemuk akan memberi tekanan ekstra pada kartilase dan
persendian, sehingga bisa cepat rusak. Timbunan lemak juga akan memicu terjadinya
peradangan. Peradangan pada persendian adalah faktor risiko untuk osteoartritis.

• Gangguan kandung kemih. Kelebihan berat badan karena tumpukan lemak akan
memicu terjadinya batu pada kandung kemih. Overweight juga membuat kandung
kemih mengalami pembesaran, sehingga tidak bisa bekerja dengan baik.

• Sindroma metabolik. Gemuk terutama di daerah perut dan kurang olahraga adalah
faktor risiko untuk kondisi ini. Dikatakan sindroma metabolik jika seseorang
mengalami beberapa hal ini, lingkar pinggang lebih dari 90 cm (pria) dan lebih dari
80 cm (wanita), trigliserida tinggi (>150 mg/dL), HDL rendah (<50 mg/dl),
hipertensi, dan kadar gula darah tinggi.

• Penyakit jantung koroner (PJK). Adanya sindroma metabolik, membuat risiko


terkena PJK dan stroke makin tinggi. Peradangan pada pembuluh darah yang sering
dipicu oleh timbunan lemak juga menjadi faktor risiko PJK.

• Kanker. Kelebihan berat badan akan meningkatkan risiko terkena kanker, terutama
kanker kolon, esofagus, dan ginjal. Pada wanita menopause juga berkaitan dengan
kanker payudara dan rahim. Belum diketahui sebab pastinya, tapi diduga karena sel-
sel lemak melepaskan hormon yang memengaruhi pertumbuhan sel-sel tubuh, yang
mengarah pada kanker.

d. Obesitas    
Gray, D. S.; Fujioka, K. J. (1991). "Use of relative weight and Body Mass Index for the
determination of adiposity". Journal of Clinical Epidemiology 44 (6): 545–50

Gjesdal (2008). "Impact of lean mass and fat mass on bone mineral density: the Hordaland
Health Study". Maturitas 59 (2): 191–200.

You might also like