Professional Documents
Culture Documents
di Sumatera Barat
1
Surat Bapak Mohamad Natsir kepada Buya Datuk Palimo Kayo di
Bukittinggi. Surat tersebut bertanggal Jakarta, 5 September 1969,
No. 191/B/1969, memberikan pedoman dan rembuk saran untuk
langkah pembangunan umat di Sumatera Barat.
Dukungan DPRD, Ormas-ormas Islam dan KAMSI
(Komita Aksi Masjid Seluruh Indonesia.
Di Daerah Sumatera Barat KAMSI Muslimat telah
berdiri sejak tahun 1968-1969 itu dipimpin oleh Ibu
Hajjah Ratnasari, Hajjah Khadijah Idrus, Hajjah
Syamsidar, Hajjah Noerma Tajab, Hajjah Asma Malim
dan banyak ibu-ibu Muslimah Kota Padang.
Gerakan KAMSI Muslimat dengan jamaah yang
banyak itu dibuktikan dalam menghimpun infaq
shadaqah yang diarahkan terhadap jihad menghadapi
agresi Baptis di Bukittinggi. Amal ini menjadi bukti bahwa
apa yang disuarakan tidaklah menjadi siponggang yang
lenyap ditelan sawang saja.
Usaha-usaha mengkoordinir madrasah-madrasah
sebagai sebagai yang telah dirintiskan di Sumatera Barat
beberapa tahun yang lalu disambut dan dilaksanakan
teman-teman kita pula didaerah lain seperti Jatim dan
Jateng. Dan sekarang kegiatan menghadapi operasi
Katolik di Pasaman juga nampaknya dapat respon yang
menggembirakan pula dirantau-rantau.
Seperti terbaca dalam suara hati saudara-saudara
kita di Solo Jawa Tengah.
Surat dari PERANTAU WARGA SUMATERA TENGAH
SOLO (P. S. W. T. SOLO), diantara lainnya berisikan, 2
2
Surat Keluarga Perantau Minang di Solo yang beralamat di Jalan
Gebalen 8. Telp. 4931 Solo, bertanggal, 2 September 1969 ditjukan
kepada yth. Bp. M. Natsir, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Kp.
Bali I/53 Tanah Abang di Jakarta. Sungguhpun terlambat karena alas
an antara lain, Bahwa dengan membalas surat Bapak Mohamad
Natsir tertanggal 16 Agustus 1969 berikut lampiran-lampirannya
yang telah kami terima, sebelumnya kami minta maaf sebesar-
besarnya karena terlambatnya kami menanggapi dan membalas
Maka dengan ini kami membalasnya secara
ringkas, bahwa “ Maksud yang terkandung dalam surat
tsb, dapat dipahami dan dimengerti dengan kesadaran
oleh teman-teman masyarakat Sumatera Barat di Solo.
Mubaligh yang dimaksudkan sedang kami usaha-
kan, menurut pertimbangan dan pribadinya, disamping
tanggapannya dalam persoalan fur’ijah, supaya jangan
menyulitkan dalam Dakwah nanti.
Buku-buku pun sedang dihubungi pula oleh
teman-teman, sehingga dapat dikumpulkan jika mungkin
merupakan infak dari mereka. kami usahakan untuk
mengirimkan contohnya. Tidak pula menghendaki
penggantiannya Insya Allah.
Perhatian masyarakat Sumatera Barat tentang ini
nampaknya baik.
Akan kami usahakan dengan kemampuan yang
ada pada kami.
Disamping itu, kami mengusulkan jika mungkin untuk
mendapatkan materil sebutlah keuangan dalam menghadapi
zending ini, dimintakan perhatian yang menyeluruh dari
masyarakat Sumatera Barat perantauan terutama di Jawa.
Karena pertitik-tolakannya selain dari Agama juga,disamping
tercantum persoalan daerah, dimana bubungan atap rumah
mereka sedang dijilat api yang mungkin membakar keseluruhan
rumah itu.
3
Demikian diantara usul, untuk dipertimbangkan oleh Dewan
Dakwah Pusat dengan bermohon kepada Allah ‘inajah dan hidayah,
Wassalam, Homat dan maaf, dto A. Manan Kadim
Untuk ini sudah tentu – antara lain – perlu
dipererat hubungan dalam kalangan alim ulama dan
cerdik pandai serta kontak yang lebih rapat dengan
masyarakat terutama didesa-desa.
Tidak kurang pula pentingnya melakukan kegiatan
research atau penjelajahan disegala bidang, politik,
sosial, kebudayaan dan ekonomi dan dalam hubungan
dengan ormas-ormas dan orpol-orpol yang ada di
Sumatera Barat.
Kedua soal diatas pada pokoknya mesti sudah di
laksanakan di Sumatera Barat selama ini, dan untuk
masa depanya memerlukan penyempurnaan saja.
Umpamanya dibidang pertama, menghidupkan
kembali Sekolah-sekolah dan Madrasah di Ranah
Minang serta mendorong pembangunan masyarakat di
Kepulauan Mentawai, yang telah menjadi garapan Majlis
Ulama dan Dewan Dakwah dibawah kepemimpinan Buya
Datuk Palimo Kayo bersama teman-teman seperjuangan
di Bukitinggi.
Sedang yang keduanya, Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina, sudah mulai digarap pula teman-teman di Padang
Saudara Ezeddin, Kak Ratana Sari, Mazni Salam,
Buya Noorman, saudara Lewi Seimi dan lain-lain.
Disamping kedua soal itu, sebagai telah
disinggung diatas tadi yaitu adanya kegiatan-kegiatan
lain yaitu seminar-seminar Masalah Minangkabau.
Di tahun 1969 dilaksanakan lagi Seminar Sejarah
Minangkabau di Batusangkar.
Tentulah sendirinya mesti pula mendalami soal
Minangkabau itu, baik dari segi sastranya, filsafatnya,
adat dan kebudayaanya pada umumnya.
Sehingga orang luar dan orang dalam mengerti
keadaan yang sebenarnya dengan bantuan hasil usaha
itu. Untuk hubungan dengan kalangan Perguruan Tinggi
– dosen atau mahasiswanya dan pembesar-pembesar
pemerintahan, nyata terlihat kekurangan tenaga. Jalan
yang paling mudah untuk mengatasi ini ialah penerbitan.
Menyadari beratnya tugas sedang tenaga-tenaga
sebenarnya kurang dan sulit berkumpul, dan keteledoran
dibidang alat komunikasi dan keuangan, maka satu-
satunya jalan yang hendak ditempuh ialah secara
rasionil, memberi pekerjaan dikalangan tenaga-tenaga
yang terpencar itu sehingga tiap-tiapnya dapat bekerja
dengan lancar ditempatnya masing-masing yang tidak
terlepas dari koordinasi dan kesatuan programma.
Dalam kekeluargaan di Sumatera Barat selama
ini, bidang usah penerbitan dan pengumpulan bahan-
bahan dibidang sastera, filsafat, dan kebudayaan
Minangkabau maka Buya Fachruddin Hs. Dt. Madjo Indo
dibebani tugas ini sepenuhnya, dalam lingkungan
DEWAN DAKWAH ISLAMIYAH INDONESIA Perwakilan
Sumatera Barat, jika keadaannya mengizinkan4.
.
Garapan Umat di Sumatera Barat, termasuk
mencerdaskannya melalui komunikasi dan informasi.
4
Buya Fachruddin Hs. Datuk Majo Indo, berkunjung kekantor
DEWAN DAKWAH ISLAMIYAH INDONESIA di Mesjid Al-
Munawwarah. Dalam kesempatan itu Bapak DR. Mohamad Natsir
mencoba meninjau-ninjau pikirannya. Namun nampaknya jawabnya
yang konkrit akan bisa keluar kalau Pak Datuk Palimo Kayo yang
selama ini lebih akrab dengan dia yang menawarkan hal ini.
Demikianlah persoalan ini diserahkan pada Pak Datuk Palimo Kayo,
bagaimana baiknya pelaksanaanya nanti di Sumatera Barat.
Demikian diantara program yang diketengahkan
Bapak DR. Mohamad Natsir untuk dijadikan pekerjaan
utama yang tidak boleh di lalaikan oleh Dewan Dakwah
Sumatera Barat. Tanggapan secepatnya tentang hasil
approach Pak Datuk Palimo Kayo nanti dengan Buya
Fachruddin Hs.Dt. Madjo Indo, akan menjadi langkah
utama memperkenalkan amaliyah kesehatan dari Rumah
Sakit Islam Ibnu Sina di Bukittinggi selanjutnya.5
MENJALIN HUBUNGAN
DENGAN RANTAU
5
Sehubungan dengan ini, dikandung maksud untuk mengedarkan
sebuah seruan yang akan ditujukan kepada perantau-perantau
Minang diseluruh Indonesia. Untuk ini tolonglah Pak Datuk kirimi
kami sebuah Tinjauan Menyeluruh dari kegiatan-kegiatan missie dan
zending yang ada dan beroperasi di Sumatera Barat seperti di Panti,
Mentawai, di Lubuk Alung dan lain-lain. Pada kami baru yang ada
ialah :
- Batis Bukittinggi
- Keuskupan Katholik Padang
Apabila bahan-bahan ini telah kami terima dari Pak Datuk,
secepatnya akan kami bikin seruan itu.
6
Jakarta, 17 juni 1969, Bapak Mohamad Natsir sebagai Ketua
Dewan Dakwah Pusat mengirimkan surat kepada Perwakilan Dewan
Dakwah Islamiyah Riau dan Dr. Rasanuddin di
Pekanbaru
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Bersama ini saya maklumkan bahwa persiapan
untuk Pusat Kesehatan Ibnu Sina di Bukittinggi
sedang berjalan menuju pembukaanya.
Kami sudah berkirim surat kepada Pak H.M.D.
Datuk Palimo Kayo Ketua Perwakilan Dewan Dakwah
Islamiyah Sumatera Barat meminta agar beliau
mengatur penjemputan V.W Ambulance dari Pekanbaru
untuk dibawa ke Bukittinggi.
Oleh karena itu apabila Pak Datuk Palimo Kayo
berhubungan dengan Dewan Dakwah Perwakilan Riau
Daratan berhubung dengan ini, maka haraplah
Perwakilan Menimbang-terimakan V.W Ambulance
tersebut.
Atas segala susah payah dari Perwakilan Riau
kami mengucapkan Jazakumullah khair al jaza.
GERAKAN
PENGUMPULAN DANA
DI SUMATERA BARAT
SAMBUTAN :
Gubernur Kepala Daerah Propinsi Sum. Barat
Dalam Rangka Mensukseskan COUPON AMAL
Untuk Pembangunan RUMAH SAKIT ISLAM
“IBNU SINA” BUKITTINGGI
Assalamua’alaikum wr.wb.
Dalam kata sambutan saya yang sangat pendek ini,
ingin saya menegaskan kepada saudara kembali
ungkapan yang mengatakan bahwa tidak saru perjuangan
yang tidak menuntut pengobanan.
Baik pengorbanan lahir maupun bathin ataupun
pengorbanan harta benda. Karena pengorbanan itu adalah
manifestasi dari suatu bentuk perjuangan.
Dewasa ini derap langkah kita, kita arahkan kepada
orientasi pembangunan, baik pembangunan phisyik
maupun pembangunan sipirituil.
Badan Kontak Perjuangan Umat Islam(BKPUI)
dewasa ini dengan giat melaksanakan missionnya dalam
pembangunan phisyik dan sipirituil itu, dintakan
kesadaran saudara-saudara untuk memberikan partisipasi
yan positif dalam pembangunan kemanusiaan.
Karena BKPUI dan stafnya akan menemui saudara-
saudara dengan coupon-coupon amal dimana hasil bersih
dari sumbangan-sumbangan itu akan dimamfaatkan untuk
penyempurnaan pembangunan Rumah Sakit “IBNU SINA”
Bukittinggi yang setiap saat menantikan uluran tangan
saudara-saudara para dermawan.
Insya Allah setiap sumbangan yang saudara
berikan itu tidak akan sia-sia, mudah-mudahan akan
dibalas dengan berlipat ganda oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Wabillahi taufiq wal hidayah………Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wr.
ttd
(HARUN ZAIN)
garapan Umat
di
Sumatera Barat
7
Surat Bapak Mohamad Natsir kepada Buya Datuk Palimo Kayo di
Bukittinggi. Surat tersebut bertanggal Jakarta, 5 September 1969,
No. 191/B/1969, memberikan pedoman dan rembuk saran untuk
langkah pembangunan umat di Sumatera Barat.
Gerakan KAMSI Muslimat dengan jamaah yang
banyak itu dibuktikan dalam menghimpun infaq
shadaqah yang diarahkan terhadap jihad menghadapi
agresi Baptis di Bukittinggi. Amal ini menjadi bukti bahwa
apa yang disuarakan tidaklah menjadi siponggang yang
lenyap ditelan sawang saja.
Usaha-usaha mengkoordinir madrasah-madrasah
sebagai sebagai yang telah dirintiskan di Sumatera Barat
beberapa tahun yang lalu disambut dan dilaksanakan
teman-teman kita pula didaerah lain seperti Jatim dan
Jateng. Dan sekarang kegiatan menghadapi operasi
Katolik di Pasaman juga nampaknya dapat respon yang
menggembirakan pula dirantau-rantau.
Seperti terbaca dalam suara hati saudara-saudara
kita di Solo Jawa Tengah.
Surat dari PERANTAU WARGA SUMATERA TENGAH
SOLO (P. S. W. T. SOLO), diantara lainnya berisikan, 8
Maka dengan ini kami membalasnya secara
ringkas, bahwa “ Maksud yang terkandung dalam surat
8
Surat Keluarga Perantau Minang di Solo yang beralamat di Jalan
Gebalen 8. Telp. 4931 Solo, bertanggal, 2 September 1969 ditjukan
kepada yth. Bp. M. Natsir, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Kp.
Bali I/53 Tanah Abang di Jakarta. Sungguhpun terlambat karena alas
an antara lain, Bahwa dengan membalas surat Bapak Mohamad
Natsir tertanggal 16 Agustus 1969 berikut lampiran-lampirannya
yang telah kami terima, sebelumnya kami minta maaf sebesar-
besarnya karena terlambatnya kami menanggapi dan membalas
surat tersebut, karena kami sendiri sejak tanggal 15 Agustus 1969
sedang di Jakarta untuk menghadiri parkawinan anak keluarga,
dimana Buya Duski Samad juga kami undang untuk memberikan
nasehatnya dalam pernikahan. Kami baru kembali ke-Solo pada
tanggal 31 Agustus 1969. Teman-teman di Solo tidak dapat
mengambil keputusan untuk membalas surat Bapak Dewan Dakwah
Islamiyah Indonesia.
tsb, dapat dipahami dan dimengerti dengan kesadaran
oleh teman-teman masyarakat Sumatera Barat di Solo.
Mubaligh yang dimaksudkan sedang kami usaha-
kan, menurut pertimbangan dan pribadinya, disamping
tanggapannya dalam persoalan fur’ijah, supaya jangan
menyulitkan dalam Dakwah nanti.
Buku-buku pun sedang dihubungi pula oleh
teman-teman, sehingga dapat dikumpulkan jika mungkin
merupakan infak dari mereka. kami usahakan untuk
mengirimkan contohnya. Tidak pula menghendaki
penggantiannya Insya Allah.
Perhatian masyarakat Sumatera Barat tentang ini
nampaknya baik.
Akan kami usahakan dengan kemampuan yang
ada pada kami.
Disamping itu, kami mengusulkan jika mungkin untuk
mendapatkan materil sebutlah keuangan dalam menghadapi
zending ini, dimintakan perhatian yang menyeluruh dari
masyarakat Sumatera Barat perantauan terutama di Jawa.
Karena pertitik-tolakannya selain dari Agama juga,disamping
tercantum persoalan daerah, dimana bubungan atap rumah
mereka sedang dijilat api yang mungkin membakar keseluruhan
rumah itu.
Mudah-mudahan dengan jalan ini perlengkapan yang
diperlukan untuk membendung arus zending ini dapat
dibendung, setidak-tidaknya diperkecil arusnya.
Arus ini tentu semakin deras. Setiap anggota
masyarakat Sumatera Barat perantauan akan menginsyafi dan
bersedia menolong, asal mereka disadarkan dengan sungguh-
sungguh. Jika bapak dalam hal ini membuat coupon amal dan
dihadapkan pada mereka dengan penuh hikmah dan bijaksana,
Insya Allah usaha ini akan berhasil. Asal pengolahannya dengan
sungguh-sungguh dan memberi pengertian yang baik. Banyak
diantara perantauan Sumatera Barat yang kurang menyadari
keadaan ini.9
9
Demikian diantara usul, untuk dipertimbangkan oleh Dewan
Dakwah Pusat dengan bermohon kepada Allah ‘inajah dan hidayah,
Wassalam, Homat dan maaf, dto A. Manan Kadim
Kedua soal diatas pada pokoknya mesti sudah di
laksanakan di Sumatera Barat selama ini, dan untuk
masa depanya memerlukan penyempurnaan saja.
Umpamanya dibidang pertama, menghidupkan
kembali Sekolah-sekolah dan Madrasah di Ranah
Minang serta mendorong pembangunan masyarakat di
Kepulauan Mentawai, yang telah menjadi garapan Majlis
Ulama dan Dewan Dakwah dibawah kepemimpinan Buya
Datuk Palimo Kayo bersama teman-teman seperjuangan
di Bukitinggi.
Sedang yang keduanya, Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina, sudah mulai digarap pula teman-teman di Padang
Saudara Ezeddin, Kak Ratana Sari, Mazni Salam,
Buya Noorman, saudara Lewi Seimi dan lain-lain.
Disamping itu, ada kegiatan seminar Masalah
Minangkabau. Di tahun 1969 dilaksanakan lagi Seminar
Sejarah Minangkabau di Batusangkar. Tentu sendirinya
mesti pula mendalami soal Minangkabau itu, baik dari
segi sastranya, filsafatnya, adat dan kebudayaanya pada
umumnya. Sehingga orang luar dan dalam mengerti
keadaan yang sebenarnya. Hubungan dengan kalangan
Perguruan Tinggi – dosen atau mahasiswanya dan
pemerintahan, nyata terlihat kekurangan tenaga. Jalan
yang paling mudah untuk mengatasi ini ialah penerbitan.
Menyadari beratnya tugas sedang tenaga-tenaga
sebenarnya kurang dan sulit berkumpul, dan keter-
belakangan dibidang alat komunikasi, maka jalan yang
hendak ditempuh secara rasionil, memberi pekerjaan
dikalangan tenaga terpencar agar bekerja dengan lancar
tidak terlepas dari koordinasi dan kesatuan programma.
Dalam kekeluargaan di Sumatera Barat bidang
usaha penerbitan bahan-bahan sastera, filsafat, dan
kebudayaan Minangkabau maka Buya Fachruddin Hs.
Dt. Madjo Indo dibebani tugas ini sepenuhnya, dalam
lingkungan DEWAN DAKWAH ISLAMIYAH INDONESIA
Perwakilan Sumatera Barat, jika keadaannya
mengizinkan10.
.Garapan Umat di Sumatera Barat, termasuk
mencerdaskannya melalui komunikasi dan informasi.
Demikian diantara program yang diketengahkan
Bapak DR. Mohamad Natsir untuk dijadikan pekerjaan
utama yang tidak boleh di lalaikan oleh Dewan Dakwah
Sumatera Barat. Tanggapan secepatnya tentang hasil
approach Pak Datuk Palimo Kayo nanti dengan Buya
Fachruddin Hs.Dt. Madjo Indo, akan menjadi langkah
utama memperkenalkan amaliyah kesehatan dari Rumah
Sakit Islam Ibnu Sina di Bukittinggi selanjutnya.11
10
Buya Fachruddin Hs. Datuk Majo Indo, berkunjung kekantor
DEWAN DAKWAH ISLAMIYAH INDONESIA di Mesjid Al-
Munawwarah. Dalam kesempatan itu Bapak DR. Mohamad Natsir
mencoba meninjau-ninjau pikirannya. Namun nampaknya jawabnya
yang konkrit akan bisa keluar kalau Pak Datuk Palimo Kayo yang
selama ini lebih akrab dengan dia yang menawarkan hal ini.
Demikianlah persoalan ini diserahkan pada Pak Datuk Palimo Kayo,
bagaimana baiknya pelaksanaanya nanti di Sumatera Barat.
11
Sehubungan dengan ini, dikandung maksud untuk mengedarkan
sebuah seruan yang akan ditujukan kepada perantau-perantau
Minang diseluruh Indonesia. Untuk ini tolonglah Pak Datuk kirimi
kami sebuah Tinjauan Menyeluruh dari kegiatan-kegiatan missie dan
zending yang ada dan beroperasi di Sumatera Barat seperti di Panti,
Mentawai, di Lubuk Alung dan lain-lain. Pada kami baru yang ada
ialah :
- Batis Bukittinggi
- Keuskupan Katholik Padang
MENJALIN HUBUNGAN
DENGAN RANTAU
12
Jakarta, 17 juni 1969, Bapak Mohamad Natsir sebagai Ketua
Dewan Dakwah Pusat mengirimkan surat kepada Perwakilan Dewan
Dakwah Islamiyah Riau dan Dr. Rasanuddin di
Pekanbaru
Atas segala susah payah dari Perwakilan Riau
kami mengucapkan Jazakumullah khair al jaza.
GERAKAN
PENGUMPULAN DANA
DI SUMATERA BARAT
13
Surat Bapak Mohammad Natsir Jakarta, 29 September 1969
kepada Pak Datuk Palimo Kayo, Jln. Jambu Air No.1, di Bukittinggi.
Dalam surat itu juga dibertahu tentang kebutuhan da’I di Pasaman
antara lain, kata Pak Natsir, Mengenai muballigh Pasaman kami
terus usahakan. Insya Allah mengenai ini kami segera kabarkan
hasilnya. Sekianlah semoga Allah S.W.T memberkati semua usaha
kita ini.
Orang tua kita Dr. Muhammad Hatta, bekas wakil
Presiden, ketika meresmikan Balai Kesehatan “Ibnu
Sina” di Bukittinggi mengatakan : “Saya harap agar
pengertian mendirikan Rumah Sakit Islam ini berkembang
dimana-mana. Kewajiban kita sebagai ummat Islam adalah
memelihara manusia. Oleh karena itu kalau ada suatu usaha
yang dibuka untuk membantu kesehatan rakyat, wajib kita
menolongnya”.
Bapak Mohamad Hatta selanjutnya mengharapkan
benar dari rakyat Sumatera Barat sejak mulai berdirinya
balai kesehatan itu, agar mengambil sebagai tugas untuk
memeliharanya dan membinanya.
Agar balai kesehatan ini tidak hanya berkembang
di Bukittinggi saja. Melainkan juga ditempat-tempat lain.
Gubernur Sumatera Barat Prof. Harun Zein
meminta dengan pembukaan balai kesehatan “Ibnu
Sina”, pada 10 Oktober 1969 itu, masyarakat Sumatera
Barat dapat memetik dua hikmah yang dilihatnya dari
segi Pemerintah.
Pertama, gembira karena dengan swadaya rakyat,
terbantu usaha Pemerintah.
Kedua, kerja membangun balai kesehatan Ibnu
Sina ini adalah merupakan perwujudan dari Persatuan
Ummat Islam.
Sejak darti awal berdirinya, baik penggagas
maupun para pemimpin umat, diantaranya Bapak
Mohammad Hatta mengingatkan sangat supaya semua
pengelola hendaknya teguh hati dan taat asas.
“Berbenar-benarlah dengan sudah dimulai ter-
wujudnya usaha seperti ini “, kata Bapak Gubernur
Prof. Harun Zain, tatkala peresmian Balai Kesehatan
Ibnu Sina di Bukittinggi. “Jangan melihat siapa yang
memulai dan yang melaksanakan. Keraguan yang
mungkin timbul disebabkan bukan dari Golongan
Saya, bukan Partai Saya. Itu semua kita hilangkan,
lebih-lebih di Sumatera Barat ini”, kata Gubernur.
Pada saat peresmian beroperasinya Balai
Kesehatan Ibnu Sina di Gedung Sitawa Sidingin, pada
tanggal 10 Oktober 1969, Gubernur Sumbar
memberikan sumbangan atas nama Pemerintah Daerah,
dan membuat surat edaran yang ditjukan kepada semua
Bupati/Walkota serta Kepala-Kepala Dinas di Sumbar,
agar pegawai-pegawai negeri menyumbangkan satu hari
gai mereka untuk pembangunan “Ibnu Sina”.
Sebenarnya gerakan ini sudah dilaksanakan, akan
tetapi belum merata pada semua pegawai negeri,
terutama dari sebagian pegawai jawatan-jawatan sentral.
Himbauan Gubernur dalam bentuk Surat Edaran
semacam itu dibuat untuk kedua kalinya, dan yang
terakhir ini sehari gaji pokok.
SEKSI II
PENGHUBUNG/:
DANA DI JAKARTA.
1. EZIDEN SH (Ketua)
2. BUCHARI TAMAN (Sektretaris)
3. Drs. M. KAMAL (Bendahara)
4. Dra. KARTINI ZULCHA
5. MAIMUNAH RAHMAN
6. CHALIDAR
SEKSI III PELAKSANA :
DANA / PENGHUBUNG
DI SUMATERA BARAT.-