You are on page 1of 7

MASA KEJAYAAN PENDIDIKAN ISLAM

Masa ini dimulai dengan berkembang pesatnya kebudayaan islam


yang ditandai dengan berkembang luasnya lembaga-lembaga
pendidikan islam dan madrasah-madrasah formal serta
universitas dalam berbagai pusat kebudayaan islam. Pendidikan
tersebut sangat berpengaruh dalam membentuk pola kehidupan,
budaya dan menghasilkan pembentukan dan perkembangan
dalam berbagai aspek budaya kaum muslimin. Masa dulu
pendidikan hanya sebagai jawaban terhadap rintangan dan pola
budaya yang berkembang dari bangsa yang baru memeluk
agama islam. Tapi sekarang terus merupakan jawaban tiap
tantangan kemajuan budaya islam itu sendiri yang berjalan
pesat. Ada dua faktor yang mempengaruhi kebudayan , yaitu ;
Faktor Interen, yaitu yang dibawa dari ajaran islam itu sendiri
dan Faktor Exsteren, yaitu yang dibawa dari luar ajaran islam.

Berkembangnya Lembaga Pendidikan Islam

Sebelum timbulnya sekolah dan universitas yang kemudian


dikenal sebagai lembaga pendidikan formal, dalam dunia islam
sebenarnya telah berkembang lembag-lembaga pendidikan islam
yang bersifat nonformal.

Diantara pendidikan islam yang bersifat nonformal tersebut


adalah

a. Kutab sebagai lembaga pendidikan dasar

Kutab atau maktab berasal dari kata dasar kutaba yang berarti
menulis atau tempat belajar menulis. Sebelum datangnya islam
kutab telah ada di negri arab, walaupun belum banyak dikenal,
diantara penduduk mekkah yang mula-mula belajar huruf
arab ialah Sufyan Ibnu Umayah Ibnu Abdu Syams dan Abu
Qhais Ibnu Abdi Manaf Ibnu Zuhro Ibnu Kilat. Keduanya
mempelajarinya di negri hira.

Sewaktu agama islam diturunkan Allah sudah ada diantara


sahabat yang pandai menulis dan membaca. Kemudian tulis baca
itu mendapat tempat dan dorongan yang kuat dalam islam,
sehingga berkembang sangat luas dalam kalangan umut islam.
Ayat al-quran yang pertama diturunkan telah memerintahkan
untuk membaca dan membarikan gambaran bahwa membaca
dan menulis merupakan sarana utama dalam pengambangan
ilmu pengetahuan dalam pandangan islam.

b. Pendidikan rendah di istana

Timbulnya pendidikan rendah di istana untuk anak-anak para


pejabat adalah berdasarkan pemikiran bahwa pendidikan itu
harus bersifat menyiapkan anak didik agar mampu menyiapkan
tugas-tugasnya kelak setelah ia dewasa. Atas pemikiran tersebut
Khalifah dan keluarganya serta para pembasar istana lainya
berusaha menyiapkan agar anak-anaknya sejak kecil sudah
diperkenalkan dengan lingkungan dan tugas-tugas yang akan
diembannya nanti.

Pendidikan anak-anak di istana berbeda dangan pendidikan anak-


anak di kutab pada umumnya. Di istana para orang tua murid
(para pejabat istana) adalah yang membuat rencana pelajaran
tersebut selaras dengan anaknya dan tujuan yang dikehendaki
oleh orang tuanya.

Contoh dari rencana pelajaran dan petunjuk-petunjuk yang


dikemukakan oleh para pembesar istana kepada pendidik anak-
anaknya agar dijadikan pedoman sebagai berikut ;
• Berkata Amru Ibnu Utbah kepada pendidik putranya ;
“kerjamu yang pertama untuk memperbaiki putra-putriku
ialah memperbaiki dirimu sendiri karena mata mereka selalu
tertuju kepadamu.
• Harun Al-Rasyid telah mengajukan rencana pelajaran bagi
putranya (Al-Amin) dengan mengatakan sebagai berikut ;
”hai Ahmar sesungguhnya Amirul Mu’minin telah
memberikan kepadamu buat hatinya, maka jadikanlah
tanganmu terbuka kepadanya dan ketaatannya kepadamu
wajib”.

c. Toko-toko kitab

Pada permulaannya masa Daulah Bani Abasiyah dimana ilmu


pengetahuan dan kebudayaan islam sudah tumbuh dan
berkembang dan diikuti oleh penulisan kitab-kitab dalam
berbagai cabang ilmu pengetahuan, maka berdirilah toko-toko
kitab. Pada mulanya toko-toko kitab tersebut berfungsi sebagai
tempat berjual beli kitab yang telah ditulis dengan berbagai
macam ilmu pengatahuan yang berkembang pada masa itu.
Dengan demikian toko-toko kitab tersebut telah berkembang
fungsinya bukan hanya sebagai tempat berjual-beli kitab saja,
tetapi juga merupakan tempat berkumpulnya para ulama,
pujangga dan ahli-ahli ilmu pengetahuan lainnya untuk
berdiskusi, berdebat dan bertukar pikiran dalam berbagai
masalah ilmiah.

d. Rumah-rumah para ulama ahli ilmu pengetahuan

Walaupun sebenarnya rumah bukanlah tempat yang baik untuk


tempat memberikan pelajaran namun pada zaman kejayaan
perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayan islam, banyak
juga rumah-rumah para ulama dan para ahli ilmu pengetahuan
menjadi tempat belajar dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Diantara rumah para ulama terkenal yang menjadi tempat
memberikan pelajaran adalah rumah Ibnu Sinah, Al-Ghazali, Ali
Ibnu Muhammad Al-Fasihi, Yakub Ibnu Kilis, wazir Khalifah Al-
Aziz Billah Al-Fatimy dan lainnya. Dan Ahmad Syalab
mengemukakan bahwa, dipergunakannya rumah-rumah tersebut
adalah karena terpaksa dalam keadaan dalurat. Contoh rumah
Al-Ghazali berhenti mengajar karena ingin menjalankan
kehidupan sufi.

e. Majelis

Dalam majelis adalah suatu majelis khusus yang diadakan oleh


khalifah-khalifah untuk membahas dalam bebagai macam ilmu
pengetahuan. Majelis ini dimulai pada masa khalifah Al-Rasyidin
yang biasa memberi ketua-ketua dan diskusi dengan para
sahabat untuk memecahkan masalah yang dihadapi pada masa
itu. Pada masa Harun Al-Rasyid (170-193H) majelis sastra ini
mengalami kemajuan yang luar biasa karena khalifah sendiri
adalah ahli ilmu pengatahuan dan juga cerdas sehingga khalifah
aktif didalamnya. Disamping itu dunia islam juga diwarnai dengan
perkembangan dan negara aman tenang dalam masa
pembaharuan.

f. Badi’ah (padang pasir desa tempat tinggal Padwi)

Sejak berkembang kuatnya islam dan bahasa arab digunakan


sebagai bahasa pengantar sejak berkembangnya umat islam.
Maka bahasa arab cendrung kehilangan keasliannya. Disamping
itu di badi’ah berdiri ribat-ribat atau zawiyah yang merupakan
pusat kegiatan dari ahli sufi . Disanalah para sufi
mengembangkan metode khusus dalam mencapi ma’rifat, suatu
tingkat ilmu pengetahuan yang paling tinggi tingkatannya.
g. Rumah sakit

pada zaman jayanya kemajuan dan kebudayaan islam dalam


rangka menyebarkan ajaran islam banyak didirikannya rumah
sakit oleh khalifah dan para pembesar-pembesar negara. Rumah
sakit bukan hanya berfungsi sebagai tempat merawat, tetapi juga
menjadi tempat mendidik. Tenaga-tenaga yang berhubungan
dengan perawat dan pengobat mereka menjadikan penelitian,
percobaan dalam bidang kedokteran dan obat-obatan.

h. Perpustakaan

Pada zaman perkembangan ilmu pengatahuan dan kebudayaan


islam, buku mempunyai nilai yang sangat tinggi. Buku digunakan
sebagi sumber informasi, berbagi macam ilmu pengetahuan yang
ada dan telah dikembangkan oleh para ahlinya. Disamping itu
perkembangan perpustakaan yang bersifat umum yang
diselenggarakan oleh pemerintah atau wakaf dari ulama sarjana
di baitul Baghdad yang didirikan oleh khalifah harun Al-Arasyid
adalah merupakan suatu contoh dari perpustakaan islam yang
lengkap yang berisi ilmu-ilmu agama islam dan berbagai macam
ilmu pengetahuan.

i. Masjid

Masjid dalam dunia islam sepanjang sejarahnya tetap memegang


peranan yang pokok, disamping fungsinya sebagai tempat
berkomunikasi dengan tuhan juga sebagai tempat lembaga
pendidikan dan juga tempat berkumpulnya umat muslim.

2. Sistem Pendidikan Di Sekolah-Sekolah


Timbulnya lembaga pendidikan formal dalam bentuk sekolah
adalah merupakan pengembangan semata-mata dari system
pengajaran dan pendidikan yang telah berlangsung di masjid-
masjid yang sejak awal telah berkembang dan telah dilengkapi
dengan sarana-sarana untuk mempelancar pendidikan dan
pengajaran didalamnya.

Faktor-faktor yang menyebabkan berdirinya sekolah-sekolah


diluar masjid adalah

• Khalakah-khalakah (langkaran) untuk mengajarkan berbagai


macam ilmu pengetahuan yang didalamnya juga terjadi
diskusi dan perdebatan yang ramai, sering satu sama lain
saling mengganggu disamping mengganggu orang yang
beribadah ke masjid.
• Dengan berkembang luasnya ilmu pengetahuan baik
mengenai agama maupun umum maka semakin banyak
diperlukannya khalakah (langkaran-lingkaran pengajaran)
yang tidak mungkin keseluruhan tertompang dalam ruang
masjid.

3. Puncak Kemajuan Ilmu Dan Kebudayaan Agama Islam

Sebagai mana telah dikemukakan bahwa tumbuh dan


berkembangnya ilmu pengetahuan dan kebudayan islam adalah
sebagai akibat dari berpadunya unsur-unsur pembawaan ajaran
islam dengan unsur-unsur yang berasal dari luar. Dalam bidang
filsafat ketuhanan atau teologi, perkembangan ilmu kalam
dengan berbagai macam pola pikiran, timbullah pula berbagai
macam aliran dalam ilmu kalam yang mempunyai pola pemikiran
yang bersifat memedukan pola fikir rasional sebagai mana yang
tampak pada aliran matu radio. Disamping aliran teologi biasa
mempunyai corak khusus sebagaimana yang dikembangkan oleh
golongan syi’ah. Semua aliran fikiran tersebut selalu berusaha
untuk saling berebut dan mendapatkan dukungan dari pemeritah
dan filsafat ilmiah yang berasal dari luar islam mendapatkan
tempat dalam dunia islam.

Henri Marginon dan David telah mendaftarkan cabang ilmu


pengetahuan yeng telah dikembangkan sebagai hasil
perkembangan fikiran yang ilmiah dikalangan kaum muslimin
pada masa jayanya. Yang kemudian berangsur-angsur berpindah
kedunia barat adalah sebagai berikut ;

• Dalam bidang matematika,telah dikembangkan oleh para


sarjana muslim berbagai macam ilmu pengetahuan,seperti
teori ilmu bilangan, aljabar, geometrid dan trigonometri.
• Dalam bidang fisika, mereka telah berhasil mengembangkan
ilmu mekanik dan optika.
• Dalam bidang kimia, telah berkembangnya ilmu kimia
• Dalam bidang astronomi, kaum muslimin telah memiliki ilmu
mekanika benda-benda langit.
• Dalam bidang goelogi, para ahli pengetahuan muslim telah
mengembangkan geodisi, mineralogy dan meteorology.
• Dalam bidang biologi, mereka telah memiliki ilmu psikologi,
anatomi, betani, embriologi dan patologi.
• Dalam bidang sosial, telah berkembangnya ilmu politik.

Demikianlah singkatnya dunia islam pada masa jayanya yang


dihiasi dengan berbagai unsur-unsur kebudayaan dan ilmu
pengetahuan yang beraneka ragam dapat diibaratkan sebagi
taman yang indah penuh dengan berbagai macam tanaman dan
dengan berbagai macam buah dan isi didalamnya.
Category: Perkembangan Islam

0 komentar:

You might also like