Professional Documents
Culture Documents
Tampak tiga gerbong KA Logawa jurusan Purwokerto-Jember yang terguling di perlintasan kereta api di Dusun
Nampu, Desa Pajaran, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Selasa (29/6. Dalam kecelakaan ini, enam
penumpang dinyatakan tewas di lokasi kejadian akibat terjepit gerbong yang terguling. TEMPO/ISHOMUDDIN
TEMPO Interaktif, Surabaya - Tergulingnya Kereta Api Logawa di kawasan hutan jati Saradan, Madiun,
membuat seluruh perjalanan kereta dari Surabaya dan Malang menuju Jakarta lewat Solo atau sebaliknya
dialihkan melalui jalur pantura atau jalur Semarang.
Koordinator Humas PT Kereta Api Daerah Operasi VIII Surabaya, Hery C Winarno, mengatakan pengalihan ini
karena pengangkatan gerbong kereta yang terguling kemungkinan memakan waktu lama. "Untuk mengangkat
tiga gerbong dari sungai kemungkinan agak lama," kata Hery.
Beberapa kereta yang dialihkan melalui jalur pantura di antaranya adalah kereta yang dari Surabaya semisal
Kereta Api Bima, Kereta Api Turangga, serta Kereta Api Sancaka, serta kereta dari Malang yaitu Kereta Api
Malabar serta Kereta Api Eksekutif Gajayana.
Untuk kereta dari Malang, selanjutnya harus menuju Surabaya untuk dialihkan menuju Semarang, begitu juga
kereta yang dari Surabaya selanjutnya dialihkan ke Stasiun Pasar Turi untuk selanjutnya menuju ke Semarang.
Akibat pengalihan ini, seluruh jadwal kedatangan kereta kemungkinan molor sekitar empat jam dari biasanya.
"Saat ini sebenarnya sedang penuh karena liburan sekolah," kata Hery.
Karena itu, bagi penumpang yang tidak berkenan dengan pengalihan ini, PT Kereta Api berjanji mengembalikan
tiket yang terlanjur dibeli.
ROHMAN TAUFIQ
Logawa Terguling, Penumpang KA Solo
Terlantar
By Umi Kalsum - Rabu, 30 Juni
VIVAnews - Tergulingnya Kereta Api Logawa yang membawa penumpang jurusan Purwokerto-
Jember, Jawa Timur di wilayah Madiun menyebabkan calon penumpang kereta api di Solo
membatalkan pemberangkatan ke Jakarta. Mereka merupakan calon penumpang KA ekonomi Gaya
Baru Malam dan Kahuripan jurusan Jakarta yang berangkat dari arah timur.
Berdasarkan pantauan VIVAnews di Stasiun Purwosari, banyak penumpang yang batal berangkat ke
arah tujuan Jakarta. Sebab, sejak pukul 18.00 WIB pihak stasiun tidak menjual tiket KA Gaya Baru
Malam dan KA Pasundan.
“Kita belum berani menjual tiket untuk kedua kereta tersebut karena jam keterlambatan
kedatangannya juga belum pasti. Tadi ada kabar keterlambatan sekitar tujuh jam," kata Kepala
Perjalanan KA Stasiun Purwosari, Jaka Mulyana di Solo, Selasa, 29 Juni 2010.
Karena khawatir calon penumpang menunggu terlalu lama, pihak stasiun memutuskan tidak menjual
tiket untuk dua rute tersebut. Dengan tidak menjual tiket tersebut diharapkan calon penumpang bisa
segera pulang lagi. “Kalau sore kan masih banyak angkutan, baik jika ingin pulang ke rumah atau
ingin ganti ke alat transportasi lainnya,” terang Jaka.
Meski sudah diantisipasi sejak awal, tak urung calon penumpang tetap kebpunya cuma beli tiket
kereta ekonomi Mas. Jadi, kalau beli yang lebih mahal jelas tidak kuat sehingga lebih meingungan.
Yoyok mengaku tidak tahu kalau pihak stasiun tidak menjual tiket KA Gaya Baru. Karena tidak tahu
harus ke mana, Yoyok beserta istri dan dua orang anaknya berencana menginap di Stasiun
Purwosari hingga kereta ekonomi selanjutnya datang.
Calon penumpang lainnya, Radi mengaku terpaksa harus naik kereta api Prameks tujuan Yogyakarta
untuk melanjutkan perjalanan ke Bekasi. “Terpaksa ke Yogja dulu. Setelah sampai sana nanti ganti
kereta ekonomi tujuan Jakarta,” kata dia dengan nada kesal.
Kapolres Madiun AKBP Umar Effendi mengatakan bahwa petugas gabungan dari
kepolisian, petugas PT KAI Daop VII Madiun, dan warga masih melakukan evakuasi
korban.
"Empat jenazah korban sudah berada di kamar jenazah RSUD Caruban, Kabupaten
Madiun, sedang dua korban luka masih terjepit. Belum diketahui jumlah korban luka,"
katanya.
Empat korban tewas yang telah ada di rumah sakit tersebut, satu di antaranya anak-
anak. Korban luka langsung dilarikan ke RSUD Caruban untuk mendapatkan
pertolongan.
Hingga kini, identitas korban yang tewas dan penyebab kecelakaan masih belum
diketahui, karena polisi masih sibuk melakukan evakuasi korban, baik korban yang tewas
maupun selamat.
(ANT/S026)
Tabrakan Kereta Api, Salah Siapa ?
Tayang: 11-Jul-2005 00:00 WIB
Berita HOT:
Sinema Asia
An Empress and The Warriors
Sinema Asia
Silver Hawk
Sidang Teroris
M Jibril Divonis 5 Tahun Penjara
Diterjang Banjir
Lokasi Wisata Green Canyon Ditutup Sementara
Penumpasan Teroris
Jenazah Yuli H Disambut Bak Pahlawan
indosiar.com, Jakarta - Peristiwa kecelakaan kereta api, kembali terjadi. Kamis pekan lalu,
sekitar pukul 4 sore, dua kereta api listrik jurusan Bogor-Jakarta, bertabrakan di kawasan Pasar
Minggu-Jakarta Selatan. Seperti biasa, buntut dari peristiwa ini muncul beragam komentar.
Dari kecaman sampai seruan perlunya pembenahan total di tingkat mereka pengambil keputusan.
Dan tentu saja perusahaan PT Kereta Api Indonesia, menjadi pihak yang paling dianggap
bertanggungjawab. Mengapa kasus kecelakaan kereta api terus saja terjadi, dan adakah yang
salah dalam hal ini. Jejak Kasus edisi kali ini sengaja mengangkat persoalan ini.
Kereta api, di tanah air, sampai kini masih menjadi alat angkutan paling diminati. Selain bertarif
murah, juga tidak mengenal arti macet. Tidak heran, bagi warga ibukota dan sekitarnya yang
selalu berpacu dengan waktu, kereta menjadi pilihan tepat. Namun, tidak ada pilihan tanpa resiko.
Begitu pula dengan mereka yang saban hari menjadikan angkutan ini mencapai tujuannya.
Ancaman bahaya selalu membayangi.
Deru kencang roda kereta mengangkut penumpang, meniupkan aroma bahaya, bahkan kematian
bagi mereka yang lengah. Pemandangan mereka yang tewas tergilas, menjadi hal biasa dan sering
disaksikan setiap waktu, terutama mereka yang tinggal di sekitar lintasan kereta api.
Perkereta apian di tanah air memang masih sangat memprihatinkan, tapi sebagian warga tidak
punya pilihan lain dan tetap menjadikannya sebagai sarana mereka mencapai tujuan, walau
bahaya tetap saja mengintai. Tidak terhitung lagi, berapa nyawa anak bangsa telah terenggut,
digilas roda kereta yang terus berpacu membawa penumpang.
Kereta api hadir di Indonesia sejak tahun 1864. Awalnya kereta api hanya dibuat sebagai sebuah
sarana angkutan yang tidak terlalu penting. Namun pada pekembanganya, kini kereta api sudah
menjadi kebutuhan masyarakat yang paling utama terutama bagi golongan masyarakat ekonomi
menengah kebawah yang tinggal didaerah pinggiran dan tidak memiliki kendaraan.
Apalagi bagi mereka yang memiliki ritme kerja yang padat dan mobilitas yang tinggi. Kenyamanan
dan keamanan naik kereta api memang menjadi masalah sendiri. Lebih-lebih pada kereta api kelas
ekonomi.
Tidak sebandingnya kapasitas angkut dengan jumlah penumpang, membuat angkutan ini selalu
tampak dipadati penumpang. Mereka yang menggunakan jasa angkutan inipun harus ekstra
waspada. Di tengah himpitan penumpang, mereka harus pula berdesak desakan dengan para
pedagang asongan, pengamen sampai mewaspadai serangan para pencopet.
Kondisi perekereta apian kita memang memprihatinkan. Membicarakan perkereta apian memang
tidak tidak hanya sebatas masalah angkutan. Tapi juga sarana dan pengelolaannya. Karena
faktor-faktor itu juga mempengaruhi terjadinya kecelakaan. Banyaknya perlintasan tanpa pintu
misalnya, menjadi satu faktor terjadinya peristiwa kecelakaan itu. Selain masalah rel dan kelalaian
petugas.
Kecelakaan di perlintasan hanya salah satu faktor. Faktor lain seperti kereta anjlok, tabrakan
antara kereta api sampai tabrakan dengan kendaraan lain juga banyak terjadi. Tahun 2004 lalu
misalnya, terjadi 74 kasus kecelakaan kereta api. Kebanyakanya berupa kasus anjloknya kereta
api dari lintasan rel dan tabrakan di perlintasan. Dan dari berbagai kasus itu paling banyak karena
faktof yang bersifat teknis.
Memang kita masih bisa berlega hati jika memperhatikan data kecelakaan kereta pada 5 tahun
terakhir. Frekwensinya menunjukkan penurunan yang cukup signifikan. Tentu saja perlu terus
dilakukan pembenahan agar kasus-kasus kecelakaan itu makin bisa ditekan.
Menteri Perhubungan mengakui banyak yang perlu dibenahi di PT Kereta Api Indonesia
termasuk pergantian infrastruktur yang sebenarnya sudah tidak layak pakai lagi
disamping pembenahan sumber daya manusianya. Untuk pembenahan itu diperlukan
dana sekitar 11 triliun rupiah.
Berbagai kasus kecelakaan kereta api memang telah melahirkan kecaman dan tuntutan dari
banyak pihak. Semua bermuara pada arah perlunya pembenahan baik dalam pengelolaan maupun
sarana dan prasarana perkereta apian di Tanah Air.
Peningkatan tarif yang terus dilakukan, faktanya tidak tidak diikuti perbaikan sarana dan
pelayanan bagi masyarakat pengguna angkutan ini. Tudingan kecelakaan karena kekeliruan atau
kelalaian manusia. Akhirnya menjadi seperti alasan yang selalu didegungkan pihak PT Kereta Api
Indonesia setia kali terjadi kecelakaan. Padahal kelalaian dan kekeliruan bisa diminimalkan jika
perkereta apian dikelola dengan manajemen yang lebih baik.
Tiga hari lalu, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR RI
Menteri Negara BUMN Sugiharto dan Menteri Perhubungan Hatta Rajasa
memaparkan rencana pembenahan itu. Mereka menyebut angka 11 triliun
rupiah untuk melaksanakan rencana itu, termasuk perbaikan rel sampai
perbaikan dan penambahan jumlah pintu lintasan. Dan mereka berharap
rencana itu cepat disetujui.
Logika mereka, angka pendapatan itu selama ini tidak berkorelasi dengan pelayanan yang
dirasakan warga pengguna kereta. Terutama pada penumpang KRL ekonomi yang sudah diberi
subsidi. Namun menurut PT Kereta Api Indonesia, pendapatan yang mencapai trilyunan rupiah itu
masih belum bisa menutupi biaya operasional. Hampir 60 persen dari pendapatan itu digunakan
untuk membayar gaji pegawai PT Kereta Api Indonesia yang jumlahnya mencapai 32 ribu orang.
Namun soal perlunya pembenahan di tingkat pengambil kebijakan, pemerintah melihat langkah itu
memang perlu secepatnya dilakukan. Mengingat kinerja PT Kereta Api Indonesia beberapa tahun
terakhir kurang memuaskan.
Menteri Negara BUMN bahkan menyatakan, pembenahan itu sudah mulai dilakukan pada 1 tahun
terakhir, dan perombakan di tingkat direksi PT Kereta Api Indonesia akan dilakukan dalam waktu
dekat. Ya mudah-mudahan berbagai langkah ini akan mampu meningkatkan kinerja perkereta
apian di tanah air. (Sup)
Video Streaming
http://perkeretaapian.dephub.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=108&Itemid=26&a728c66ceac927a1a56
24c56ff8c277c=27eeb8eb8075a712111282208e8edd52
KEMENHUB KIRIM TIM EVALUASI TERKAIT ANJLOKNYA KERETA LOGAWA
PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK, 29/06/2010. Dibaca sebanyak 20 kali.
(Jakarta,29/06/2010) Kementerian Perhubungan segera
melakukan langkah menyusul peristiwa anjloknya Kereta Logawa
di daerah Wilangan-Saradan antara Nganjuk-Madiun, Selasa
(29/6) sekitar pukul 14.10. Direktur Jenderal Perkeretaapian
Tundjung Inderawan menegaskan hal tersebut Selasa (29/6)
petang kepada wartawan di Kantor Kementerian Perhubungan.
Tundjung menambahkan track yang dilalui Kereta Logawa termasuk track lurus dan telah
direhabilitasi seluruhnya sebagai upaya revitalisasi perkeretaapian dengan mengganti seluruh
bantalan menjadi bantalan beton dengan rel R54. “Secara teknis, track sudah dilakukan secara
jauh hari kurang lebih setahun yang lalu,” tegasnya.
Senada dengan Tundjung, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub Bambang S.Ervan
menjelaskan bahwa operator memiliki tanggung jawab untuk me-maintain prasarana seperti Juru
Penilik Jalan (JPJ) yang berada dibawah operator dan memastikan bahwa rel aman dilewati kereta.
Kereta Logawa KA 158 jurusan Purwokerto – Jember mengalami anjlok pada hari Selasa (29/06).
Gerbong yang anjlok adalah rangkaian ke-6 sampai 8 (KMP3 66709, K3 93507, K366507)
sedangkan rangkaian ke-9 sampai 11 (K3 93701, K3 64523, K3 93702) terguling. Rangkaian yang
tidak anjlok telah ditarik ke stasiun Wilangan dan telah dikirim Crane dari Solo yang berangkat
pukul 15.18 WIB. Penumpang dipindahkan dengan kendaraan umum dan korban dievakuasi ke RS
Nganjuk. Data sementara yang didapatkan korban meninggal dan telah dievakuasi 6 orang, dan 2
orang meninggal masih terjepit, sementara itu 20 orang lain luka-luka. (ARI/BRD)
http://www.dephub.go.id/read/berita/berita-umum/2470
Penyebab Kecelakaan Kereta Api di Indonesia
Dalam hal ini, PT Kereta Api adalah BUMN yang bertugas untuk mengelola perkeretaapian
di Indonesia. PT Kereta Api memiliki misi mewujudkan kereta api sebagai pilihan utama jasa
transportasi sesuai keinginanstakeholders dengan meningkatkan keselamatan dan pelayanan
serta penyelenggaraan yang efisien.
Tetapi hampir setiap tahun kecelakaan kereta api terjadi. Faktor-faktor penyebabnya antara
lain karena faktor alam, human error, kesalahan teknik dll. Direktorat Jenderal
Perkeretaapian, Departemen Perhubungan, mencatat terdapat 117 kejadian kecelakaan kereta
api. Pada tahun 2008, terdapat 95 kecelakaan disebabkan karena kereta anjlok. Selain itu
faktor sarana dan prasarana yang yang menjadi penyebab kecelakaan prosentasenya mencapai
23% dan 18%. Untuk faktor alam hanya 4 %. Dari data tersebut disimpulkan bahwa faktor
teknis merupakan factor terbesar penyebab kecelakaan kereta api.
Salah satu penyebab kecelakaan kereta api karena faktor teknis yaitu kecelakaan kereta api
antara kereta api babaranjang dengan KA Fajar Utama di Bandar Lampung pada 19 Mei
2005. Dalam kasus Bandar Lampung tadi, sistem pengereman otomatis tidak bekerja
sempurna karena sistem pengereman tidak dirawat. Didukung pula oleh fakta bahwa di
Sumatera Selatan/Lampung kereta api tidak dirawat dengan baik. Banyak roda kereta atau
gerbong yang sudah menipis dan PT KAI hanya mapu mengganjal as rodanya. Padahal roda
yang menipis sangat mengurangi daya pengereman kereta.
Kecelakaan kereta api juga terjadi pada kereta pengangkut bahan bakar minyak (BBM) di
Desa Purwoasri, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, pada 20/11/2007. Kecelakaan ini
juga disebabkan karena permasalahan perawatan sarana dan prasarana kereta api yaitu rel dan
bantalan yang sudah aus. Rel dan bantalan yang aus tersebut membuat kereta api terguncang
keras sehingga roda kereta mudah keluar dari rel. Tingkat kecelakaan kereta di jalur ini cukup
tinggi sehingga kecelakaan seperti kereta anjlok dan terguling sering terjadi.
Peristiwa anjloknya KA 1404 yang mengangkut barang juga disebabkan bantalan yang lapuk
bahkan cenderung hancur, sehingga tidak berfungsi dengan baik. Tim KNKT mencatat
bahwa tahun pemasangan bantalan tahun 1971-2002. Padahal menurut peraturan,
pembaharuan bantalan dilakukan 5 persen per tahun untuk bantalan kayu jati atau 7,5-10
persen per tahun untuk kayu Kalimantan. Selain itu, baut pengikat plat jepit besi sambungan
rel tidak terpasang dengan jumlah lengkap, seharusnya 6 buah namun hanya terpasang 4.
Ditambah pula kondisi roda KKW 04 sudah aus.
Hal serupa juga terjadi pada peristiwa anjloknya Kereta Api (KA) Bengawan jurusan Jakarta-
Solo di Banyumas Jawa Tengah.Juga terdapat indikasi roda gerbong kereta api aus yang
menjadi penyebab kecelakaan itu. Sehingga sarana yang paling sering rusak dan
mengakibatkan kecelakaan kereta api adalah rel aus atau bantalannya harus diganti. Selain
itu, ada juga penggunaan rel dengan ukuran kecil yang lebih kecil atau di bawah standar. Rel
standar yang seharusnya digunakan adalah R 54 yaitu rel yang beratnya 54 kilogram
sepanjang satu meter,tetapi terkadang R25 masih dipakai.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) juga menilai bahwa runtuhnya atap KA 907
jurusan Rangkasbitung - Jakarta adalah akibat buruknya perawatan (maintenance) kereta api
oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI). Menurut Anggota Harian YLKI yang membidangi
perkeretaapian di Indonesia, Sudaryatmo,dari sisi organisasi angkutan yang baik,di PT KAI
harus memiliki sistem perawatan yang dianggarkan secara khusus dan terlepas dari organisasi
PT KAI sehingga bisa maksimal.
Kereta api yang jalur antar kota di Jakarta dan sekitarnya membutuhkan perawatan yang
intensif karena mobilitas dan daya angkutnya yang sangat tinggi bahkan melebihi kapasitas.
Dan dalam masalah perawatan ini agak bermasalah karena yang mengontrol kelayakan dan
yang mengoperasikannya adalah lembaga yang sama yaitu PT KAI. Padahal seharusnya
dipisahkan. Kejadian ini akan terus berulang apabila tidak ada sistem perawatan yang lebih
baik yang dilakukan PT KAI. Seharusnya PT KAI tidak memandang
program maintenance (perawatan) sebagai sebuah biaya beban melainkan menganggap biaya
investasi.
Selain itu hal yang paling berpengaruh dalam pengoperasian lokomotif adalah deadman
pedal. Dan lokomotif baru (seri CC 203) yang menarik KA kelas Argo saja yang deadman
pedal-nya masih berfungsi. Hampir semua lokomotif seri CC 201 tanpa deadman pedal dan
sedikit yang masih lengkap. Padahal, dari sejumlah kecelakaan hampir semua terjadi pada
lokomotif tanpa deadman pedal. Akan tetapi masalahnya, perbaikan deadman pedal
memakan biaya tinggi, sementara manajemen tidak ingin keuntungannya berkurang.
Didukung pula bahwa banyak sekali lokomotif dijalankan tanpa alat keselamatan itu dan
tidak setiap hari ada kecelakaan.
Penyebab beberapa kecelakaan tersebut dia atas berhubungan dengan masalah perawatan
kereta api. Hal tersebut muncul karena pendapatan PT KA tidak sesuai dengan biaya operasi.
Dan kemudian PT KAI mengurangi biaya perawatan, padahal hal iut berkaitan dengan
tingkat keselamatan operasi kereta api.Selain itu juga karena faktor strategis yang
mempengaruhi tingkat keuntungan perusahaan jasa angkutan kereta api adalah penentuan
biaya perawatan termasuk perawatan track. Misalnya biaya penggantian roda, penggantian rel
yang sudah menipis, termasuk bisa jadi-sistem pengereman. Data yang ada di Departemen
Perhubungan Direktorat Perkeretaapian Ditjen Perhubungan Darat menunjukkan bahwa
gerbong yang dikelola PT KAI,50% tidak laik jalan.
Kurangnya perawatan juga disebabkan karena tingginya jam operasional kereta api yang
tidak didukung kuantitas gerbong dan lokomotif sehingga tidak ada waktu untuk melakukan
perawatan. Misalnya kereta api tiba kemudian hanya berhenti 2 jam sesudah itu berangkat
kembali. PT Kereta Api punya teknisi maintenance(perawatan) tetapi waktu perawatan tidak
disediakan. Apabila gerbong dan lokomotif ditambah jumlahnya kemungkinan perawatan
pasti bisa dilakukan. Jika ada kereta yang datang diistirahatkan dulu satu hari untuk
perawatan dan disediakan satu unit yang siaga untuk estafet.
Setelah diketahuinya penyebab banyaknya kecelakaan kereta api maka perlu dilakukan
pemeliharaan yang baik untuk mengurangi risiko kecelakaan. Namun perawatan untuk
peralatan tua membutuhkan banyak dana dan perhatian. Tetapi peremajaan alat transportasi
juga harus diikuti pula oleh upaya perbaikan prasarana transportasi seperti rel. Untuk
melaksanakan itu disarankan pada pemerintah membentuk badan keselamatan transportasi
nasional untuk mengawasi dan mengaudit pemeliharaan transportasi tersebut.
Kemudian untuk mendukung operasional perjalanan kereta api yang menjamin keamanan dan
keselamatan maka keandalan sarana dan prasarana kereta api harus dijaga dan diupayakan
selalu berada dalam batas kelaikan teknis, operasional dan komersial. Peningkatan keamanan
dan jaminan keselamatan (safety assurance) operasi kereta api merupakan sesuatu yang harus
terus menerus diupayakan melalui standarisasi kelaikan, karena salah satu penyebab utama
terjadinya kecelakaan kereta api adalah akibat factor kesalahan teknis (technical error) dari
sarana dan prasarana kereta api, yaitu kegagalan atau tidak berfungsinya peralatan.
Supaya terciptanya sarana dan prasarana yang handal dan laik operasi maka pemeriksaan,
pemeliharaan dan perawataan sarana dan prasarana kereta api penting untuk mengurangi
tingkat kecelakaan kereta api. Sarana dan prasarana kereta api yang handal merupakan hasil
pemeliharaan terencana, terpadu dan berdasarkan pada persyaratan dan standar teknis.
Dengan berdasarkan pada perawatan dan pemeliharaan yang teratur, benar dan konsisten
serta didukung peralatan kerja dan suku cadang sesuai spesifikasi teknis standar maka akan
dihasilkan pemeliharaan sarana dan prasarana kereta api yang layak operasi.
Dalam Undang-undang No.13 Tahun 1992 tentang perkeretaapian bahwa " sarana kereta api
yang dioperasikan wajib mempunyai keandalan dan memenuhi persyaratan keselamatan",
untuk memenuhi persyaratan keandalan dan keselamatan maka terhadap setiap sarana dan
prasarana kereta api harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian.
Pemberian ijin laik operasi sarana dan prasarana kereta api (sertifikat laik operasi) merupakan
tanggung jawab pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Perkeretaapian sebagai
institusi dibawah Departemen Perhubungan yang mempunyai tugas melakukan pembinaan
dan pemeriksaan teknis terhadap kualitas dan performansi sarana dan prasarana kereta api.
Dalam pelaksanaan tugas pembinaan teknis ini maka perlu disusun peraturan tentang tata cara
pemeriksaan dan pengujian, lokasi dan peralatan yang dipergunakan untuk pemeriksaan dan
pengujian kualitas dan performansi teknis sarana dan prasarana kereta api.
Pada akhirnya untuk menangani kecelakaan yang diakibatkan pada permasalahan perawatan
maka pemerintah mulai melakukan penyisiran penyebab kecelakaan Kereta Api (KA) antara
lain dengan mengecek kelaikan sarana dan prasarana KA di seluruh Indonesia. Tim tersebut
akan meneliti ke seluruh depo KA di Indonesia. Tahap awal, tim memprioritaskan pada
pengawasan seluruh sarana di depo-depo di Pulau Jawa dan setelah itu baru Sumatera.
Sasarannya sekitar 7.500-an sarana KA, yang berupa lokomotif, gerbong maupun kereta. Jika
terdapat sarana KA yang tidak laik. Apabila dioperasikan dapat mengancam keselamatan,
maka tim berwenang menghentikan operasi sarana tersebut. Audit tersebut juga
mengharuskan perawatan kereta api agar semua rem, speedometer, dan alat komunikasi
berfungsi dengan baik.
Referensi
http://www.mti-its.or.id/files/123_LANGKAH_VOL2.pdf
http://www.toodoc.com/kecelakaan-Kereta-Api-ebook.html
http://www.vhrmedia.com/vhr-news/berita,Jumlah-Kecelakaan-Kereta-Api-Masih-Tinggi-
1130.html
http://www.indosiar.com/ragam/42058/tabrakan-kereta-api-salah-siapa-
http://sumeks.co.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=340
http://www.goleti.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=57
http://www.antara.co.id/view/?i=1141355541&c=NAS&s=
http://www.thejakartapost.com/news/2009/05/30/extreme-makeover-pt-kereta-api-style.html
http://pub.bhaktiganesha.or.id/itb77/files/Kereta%20api/FINAL%20REPORT%20GAKK
%20REVISI.00.pdf
http://komikindonesia.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=135
http://www.sumeks.co.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=340
http://rizkibeo.wordpress.com/2009/01/24/tabrakan-kereta-api-di-bojonegoro-2-tewas/
http://www.adb.org/Documents/Events/2006/Workshop-Private-Sector-Railways/yarifin.pdf
http://bayurimbiasmoro.blogdetik.com/index.php/2008/11/27/nasib-ka-kita/
http://rahard.wordpress.com/2007/08/23/naik-kereta-api/
http://www.tempo.co.id/hg/nusa/jawamadura/2007/01/21/brk,20070121-91677,id.html
http://www.antara.co.id/view/?i=1162630770&c=EKU&s=
http://surabayawebs.com/index.php/2006/11/02/menhub-bantah-adanya-unsur-sabotase-
dalam-kecelakaan-kereta-api-parahyangan/
http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2007120200113446
http://www.detiknews.com/read/2008/12/23/191809/1058613/10/jalur-kereta-api-di-medan-
normal-kembali
http://www.republika.co.id/berita/70211/Dephub_Sisir_Penyebab_Kecelakaan_KA
http://www.koran-jakarta.com/ver02/file-pdf.php?id=6361&idkat=0
http://www.suaramerdeka.com/harian/0711/12/nas05.htm
http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/09/26/1/149558/dephub-kecelakaan-
kereta-tahun-ini-menurun
http://vhrmedia.net/home/index.php?id=print&aid=4435&cid=3&lang=
http://www.radarsampit.com/berita/index.asp?Berita=Utama&id=10035
http://feridian.multiply.com/journal/item/6/wawancara_dengan_Pakar_Planologi_Transportas
i_tentang_Banyaknya_kecelakaan_di_Kereta_Api
http://www.imediacyber.com/cetak.php?id=566
http://www.balitbangjatim.com/d_penelitian3.asp?ID=872
http://www.kapanlagi.com/h/0000198104.html
http://www.bsn.go.id/files/@LItbang/JS%20Vol%2010%20No%201%202008/2%20-
%20Pengujian%20Bantalan%20Beton.pdf
http://www.dardela.com/index.php?option=com_content&task=view&id=101&Itemid=9
http://www.mediaindonesia.com/read/2009/08/08/88978/23/2/Jelang-Lebaran-Audit-Kereta-
Api-akan-Ditingkatkan
http://www2.metrotvnews.com/new/berita.asp?id=64679
Diposkan oleh House of Wavega di 18:28
http://www.wavega88.co.cc/2010/02/penyebab-kecelakaan-kereta-api-di.html
28-Jun-2010
PATROLI
Petugas Diduga Lalai Tutup Palang Pintu KA
indosiar.com, Kediri - Perlintasan kereta api yang berpalang pintu tak menjamin keselamatan
pengandara motor. Di Kediri, Jawa Timur, Kereta Api Kahuripan menabrak dua mobil di perlintasan
kereta berpalang pintu. Kecelakaan diduga disebabkan kelalaian petugas jaga yang ketiduran dan
tidak menutup palang pintu kareta. Akibatnya 3 penumpang mobil luka parah dan dua mobil rusak
parah.
Lokasi kecelakaan itu terjadi di Jalan Hasanudin Kediri, Jawa Timur. Minggu (27/06/10) sore,
sebuah Kereta Api Kahuripan jurusan Madiun - Kediri menabrak dua mobil sekaligus. Insiden ini
akibat pintu perlintasan kereta api tidak ditutup oleh sang petugas jaga.
Alhasil, mobil angkot dan angkutan kota dan sebuah kendaraan pribadi yang ditabrak Kereta Api
Kahuripan tersebut ringsek berat. Masih beruntung, walau bagian depan mobil rusak berat, para
penumpang dalam mobil pribadi itu selamat. Sementara penumpang angkutan kota terluka, tiga
diantaranya bahkan harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Mereka antara lain Adi Prasetyo dan Asfini. Keduanya warga Kelurahan Banjaran Kota Kediri dan
sang sopir angkot Suwito.
Hingga Minggu malam polisi masih memeriksa penjaga pintu yang diduga lalai menutup pintu
perlintasan kereta api. Polisi juga terus mengali keterangan dari sejumlah saksi korban dan
masinis kereta api. (Danu Sukendro/Sup)
http://www.indosiar.com/patroli/86455/kereta-api-tabrak-dua-mobil-tiga-terluka
Selasa, 29/06/2010 23:31 WIB
KA Logawa Terguling
Penyebab Kecelakaan Diduga karena Banyaknya
Baut Rel yang Dicuri
Samsul Hadi - detikNews
Nganjuk - Proses perbaikan rel yang rusak akibat tergulingnya KA Logawa di sekitar perlintasan Wilangan -
Saradan, terus dikebut oleh PT Kereta Api. Sementara penyebab kecelakaan diduga akibat banyaknya baut rel
yang dicuri oleh orang tak bertanggung jawab.
Dugaan tersebut disampaikan Humas Daops VII Madiun Haryono, saat ditemui detikcom di lokasi kejadian,
Selasa (29/6/2010) malam. Salah satu indikasi yang dijadikan alasan adalah kondisi rel yang masih baru,
sehingga kecil kemungkinan tak kuat menahan beban kereta.
"Sekadar diketahui rel ini baru diperbaiki 2 tahun lalu, jadi masih baru dan menggunakan rel berstandar R 54.
Artinya, setiap 1 meter rel memiliki berat 54 kilogram dan itu sangat ideal," jelas Haryono.
Haryono menambahkan, untuk memastikan penyebab kecelakaan hingga menjadikan rel patah sepanjang
sekitar 300 meter, PT KA akan berkoordinasi dengan KNKT. Proses identifikasi dijadwalkan dilaksanakan Rabu
(30/6/2010) besok.
"Sekarang kita hanya cari data awal dan belum bisa menyimpulkan dan besok akan kami lakukan bersama
KNKT," imbuh Haryono.
Pantauan detikcom di lokasi kejadian, hingga pukul 20.00 WIB proses perbaikan rel terus dikebut dan
ditargetkan selesai dilakukan pukul 24.00 WIB, untuk selanjutnya dilakukan uji coba rel. Sementara evakuasi
bangkai gerbong yang terguling akan dilakukan apabila rel telah siap digunakan.
"KA Kumbokarno sekarang sudah ada di Stasiun Saradan dan siap meluncur kesini. Pokoknya rel siap, evakuasi
akan segera dilakukan," tegas Haryono.
Diberitakan sebelumnya, KA Logawa jurusan Purwakarta - Jember, anjlok dan terguling di sekitar perlintasan
Wilangan - Saradan. Kecelakaan tersebut mengakibatkan 3 gerbong terguling, hingga menjadikan 6 nyawa
penumpang melayang dan 73 lainnya luka-luka.
(bdh/anw)
http://www.detiknews.com/read/2010/06/29/233121/1389679/10/penyebab-
kecelakaan-diduga-karena-banyaknya-baut-rel-yang-dicuri?n991102605
Manjat Kereta, Remaja Terpeleset dan Tewas
Nahyudi
Artikel Terkait
• Belum Jelas, Penyebab Kereta Logawa Terguling
• Ribuan Calon Penumpang Kereta Telantar
• Bus Hiba Utama Tabrak Metromini
29/06/2010 19:02
Liputan6.com, Depok: Pelayanan kereta api dan peningkatan jumlah penumpang tak berbanding lurus.
Buktinya, gerbong yang tak cukup dan layak membuat kereta penuh sesak sehingga banyak yang nekat naik di
atap. Tak mengherankan, bila kecelakaan akibat menumpang di atas atap kereta kerap terjadi.
Seperti kejadian di Depok, Jawa Barat, Selasa (29/6). Seorang remaja terjatuh dan terlindas kereta di Stasiun
Universitas Indonesia. Para calon penumpang kereta di stasiun tersebut langsung berkerumun melihat korban
yang tewas seketika.
Personel Kepolisian Sektor Beji, Depok, yang tiba di lokasi langsung menutupi jasad korban. Belakangan
diketahui korban bernama M. Rulan. Jenazah lelaki berusia 19 tahun yang bermukim di kawasan Pasar Rebo,
Jakarta Timur, tampak ditutupi kertas koran karena kondisinya mengenaskan. Bercak darah korban juga masih
berceceran di sekitar lokasi kejadian.
Menurut saksi mata, peristiwa terjadi saat korban menumpang di atas atap kereta jurusan Jakarta-Bogor di
sambungan kereta. Kereta saat itu penuh sesak penumpang. Namun nahas, korban terpeleset jatuh dan
terlindas kereta.
Sementara, penyidik Kepolisian Resor Metro Depok yang tiba di lokasi langsung memeriksa dan mengambil sidik
jari korban. Jasad korban kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, untuk diautopsi.
(ANS)
BERITA FOTO
Nekat Melintas di Pintu Kereta
Senin, 28 Juni 2010 | 14:28 WIB
http://regional.kompas.com/read/2010/06/22/18422760/Ditabrak.Kereta.Api..Terl
empar.20.Meter