Professional Documents
Culture Documents
1
dN jumlah foton
Φ= =
dA luas
dN E energi
Ψ= =
dA luas
dΦ
ΦE ( E) = ( E)
dE
dan
dΨ
ΨE ( E) = ( E ) = dΦ ( E ) E
dE dE
2
ΦE(E) dan ΨE(E) adalah notasi deferensial spektrum fluens partikel
dan diferensial spektrum fluens energi pada energi E.
dE tr energi
Kerma : K=
dm massa
energi kinetik yang ditransfer dari foton ke elektron dalam
dE tr =
elemen volume dengan massa dm.
μ
K =Φ E tr
ρ
μ
Φ
ρ adalah jumlah foton yang melakukan interaksi per unit massa
3
E
adalah energi rata-rata yang ditransfer kepada elektron dalam
tr
interaksi.
Satuan kerma adalah joule/kg yang juga disebut Gy. Kerma perlu
untuk dosimetri dapat dihitung namun tidak dapat diukur.
CEMA
Cema (C) adalah singkatan dari converted energy per unit massa,
yang dipakai untuk radiasi pengion langsung seperti elektron dan
proton. Cema merupakan hasil bagi dEC oleh dm, dengan dEC
adalah energi yang dihilangkan oleh partikel bermuatan, tidak
termasuk elektron sekunder, yang bertumbukan dalam medium
dengan massa dm
dE C
C=
dm
4
dE tr energi
D= massa
dm
1 Gy = 1 J/kg (SI)
1 rad = 100 erg/g
1 Gy = 100 rad
5
K = Kcol + Krad
Kcol = K (1-g)
Perhatikan bahwa
µabs µabs
E max
1 E max
μ abs
Ψ2
ρ
K col2
= 2 = ( Ψ )
μ abs
K col1 μ abs
2,1
Ψ1 ρ 2,1
ρ
1
6
Keseimbangan elektronik
Transfer energi (kerma) foton tidak terjadi pada tempat yang sama
dengan absorpsi energi oleh medium (dosis absorpsi). Ini
disebabkan karena jangkauan elektron yang tertentu dan tidak
sama dengan nol. Secara skematis hubungan antara kerma dengan
dosis absorpsi dapat diilustrasikan sebagai berikut
D = β Kcol
Bila foton radiatif keluar dari sistem atau volume yang diamati,
diasumsikan harga β ≈ 1.
7
terjadi keseimbangan muatan elektronik (CPE, charged particel
equilibrium), berarti D = Kcol, yang ditunjukkan oleh kurva dosis
dan kerma berimpit (Gb.a).
dQ
X =
dm
8
Satuan eksposi mengikuti SI adalah C/kg
Jumlah muatan yang dihasilkan per unit massa atau eksposi dalam
udara dapat juga ditulis sebagai berikut :
e
X = ( K col ) udara
W
udara
W 1
K udara = X udara
e 1−g
1 unit X = 1 C/kg
C 1ion eV J Gy
=1 x −19
x 33.95 x 1.6 x 10 −19 x1 = 33.95 Gy
kg 1.6x10 c ion eV J/kg
dQ jumlahpasa nganion
X= =
dm massa
= 34 Gy dalam udara.
Satuan non SI
1 R = 1ses/cm3
1ses 1 ion ev erg 1 cm 3
= x −10
x 34 x 1.6x10 −12
x
cm 3
4.8 x 10 ses ion ev 0.001293 gr
= 87.7 erg/gram udara
9
= 8.77 x 10-3 J/kg udara
R
1 unit X = 3881 C/kg
•. μ m Gy
D=ΦxEx
ρ m sec
• μ ud 1 Gy
X =ΦxEx x
ρ ud 34 sec
D = 3 4x ( µ / ρ ) G y
•
m m
X
•
(µ /ρ ) C/k g
ud ud
Ruang/kaviti Bragg-Gray
Untuk mengukur langsung dosis absorpsi yang didasarkan pada
pengukuran ionisasi dalam udara perlu ditambah dengan berbagai
perhitungan yang menyangkut beberapa faktor koreksi yang
diturunkan dari teori kaviti Bragg-Gray. Kondisi untuk aplikasi
teori kaviti Bragg-Gray haruas memenuhi persyaratan berikut:
10
Kondisi (a) akan terpenuhi pada daerah CPE atau TCPE. Perlu
diperhatikan bahwa dengan adanya kaviti selalu akan
mengakibatkan perturbasi fluens foton, yang dalam perhitungan
hasil pengukuran membutuhkan suatu faktor koreksi perturbasi.
S
D med =D gas
ρ
med, gas
11
S
ρ
med,
adalah rasio daya henti massa tak terbatas (unrestricted)
gas
DM
=
( dT / ρdx ) M
Dg ( dT / ρdx ) g
Perhatikan
dT
∫ Φ
Tmax
dT
ρdx g
T
dT D
0
1 T
S M = = ∫0 ΦT
max
dT = g
∫ Φ dT Φ ρdx g Φ
m Tmax
0 T
dT
∫ Φ
Tmax
dT
ρdx M dT
T
0
1 T D
S M = = ∫0 ΦT dT = M
max
∫0 ΦT dT Φ ρdx M Φ
m T
max
DM S
= m M = m SgM =s medium, gas
Dg m
Sg
12
diperhatikan bahwa teori Bragg-Gray dapat digunakan pada zat
padat maupun zat cair diisi ”caviti ” g.
13
a) dosis absorpsi sama dengan kerma tumbukan
b) fluens foton tidak terganggu dengan kehadiran bilik ionisasi
Q W
D gas =
m gas e
D med
=s med, cav
D cav
Φ .
C
e
μ abs μ abs
D med = D dind
ρ
= D gas s dind, gas
ρ
med, dinding med, dinding
Q Wgas μ abs
=
s dind,
ρ
m
gas
e med, dinding
14
Dengan menggunakan persamaan di atas [pada kedalaman
maksimum D = K (1 – g)], nilai kerma udara dalam udara dapat
ditentukan.
Q Wgas
D med = s med, gas
p fl p dis p dind p cel
m e
15
Interaksi elektron dengan materi
16
• Untuk b<<<a elektron datang mengalami interaksi dengan
medan inti. Elektron mengalami pembelokan yang disertai
pancaran bremstrahlung dengan energi mulai dari nol sampai
dengan energi elektron datang. Energi bremstrahlung tergantung
pada harga parameter impak b. Penurunan harga b akan
mengakibatkan energi bremstrahlung meningkat.
q 2a 2
P=
6πε0 c 3
1
θmax = arccos ( 1 +15 β 2 −1)
3β
17
kehilangan energi akibat radiatif dan hasil radiasi g sebanding
dengan nomer atom material penyerap Z.
Daya henti
Jumlah energi kinetik partikel bermuatan yang hilang per satuan
jarak lintasan dalam medium disebut daya henti. Daya henti massa
pada umumnya dinyatakan dengan notasi S, dan secara matematis
dapat ditulis sebagai berikut.
S 1 dE S S
= = +
ρ
tot ρ dx col ρ rad
ρ
Kedua (S/ρ )rad dan (S/ρ )tot dipakai untuk kalkulasi hasil pancaran
radiasi atau efesiensi bremstrahlung.
1 Ki ( S / ρ ) rad
Y= ∫ dE K
E Ki 0 ( S / ρ ) tot
18
Scol 4π N A Z re2 m e c 2 2 2me v 2 C
= z ln − ln(1 − β ) − β −
2 2
ρ Aβ I Z
2
19
S col N A Z π r02 2me c 2 EK τ
2
= ln + ln1 + + F (τ ) − δ
±
ρ A β2 I 2
20
daya henti massa antara medium densitas tinggi dengan medium
densitas rendah (seperti air dan udara).
Srad 1 dE N A Z2
= = σ 0
( E K + m e c 2 ) Br
ρ ρ dx rad A
21
Daya henti terfokus pada energi elektron hilang pada saat bergerak
dalam medium. Sedangkan energi yang diabsorp medium
dinyatakan sebagai LET (linear energy transfer), yang merupakan
energi rata-rata yang diberikan pada medium secara lokal oleh
partikel bermuatan dengan energi tertentu dalam menempuh suatu
lintasan dalam medium. LET dikenal juga sebagai restricted
stopping power. Fokus perhatian adalah pada cara energi dideposit
sepanjang lintasan dalam medium. Sebagai contoh, dimungkinkan
suatu elektron dalam proses kehilangan energinya mengalami
tumbukan hebat dengan elektron lain yang mengakibatkan elektron
terpental dan membentuk lintasan sendiri (delta rays). Energi yang
dibawa elektron termasuk dalam daya henti elektron, tetapi tidak
dalam restricted stopping power atau LET.
dE L
L=
dl
22
Sebagai contoh elektron dengan energi 20 MeV dalam medium air.
Laju kehilangan energi akibat ionisasi 2.063 keV/cm. Kalau dilihat
hanya perubahan energi kurang dari ∆ = 0.0001 MeV atau 100 eV,
nilai LET jauh lebih rendah, yang hanya 1.042 MeV/cm.
Perhatikan grafik LET elektron sebagai fungsi kedalaman. Pada
akhir lintasan nilai LET sangat tinggi, dan puncak tersebut dikenal
sebagai puncak Bragg.
23
24