You are on page 1of 49

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN


ATAS
BELANJA DAERAH

KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2008

DI

BLITAR

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

Nomor : 04 /R/XVIII.JATIM/01/2009
Tanggal : 22 Januari 2009
DAFTAR ISI

Halaman
RESUME HASIL PEMERIKSAAN ………….…………………………………………. 1
HASIL PEMERIKSAAN ………………………………………….……………………… 3
BAB I. GAMBARAN UMUM…...…………………………………………………....... 3
1. Dasar Hukum Pemeriksaan ……………………………………………… 3
2. Standar Pemeriksaan……………………………………………………... 3
3. Tujuan Pemeriksaan ………..…………………………………………..... 3
4. Sasaran Pemeriksaan…………………………………………………….. 3
5. Metodologi Pemeriksaan ………………………………………………… 3
6. Jangka Waktu Pemeriksaan …………………………………………….. 4
7. Obyek Pemeriksaan …...…………………………………………………. 4
BAB II. HASIL PEMERIKSAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN .................. 6
BAB III. HASIL PEMERIKSAAN TINDAK LANJUT ………………………………... 10
BAB IV. TEMUAN PEMERIKSAAN ….……………………..………………………… 11
1. Pengalihan Pekerjaan Jalan Senilai Rp488.333.466,57 Dilaksanakan
tidak berdasarkan Kontrak .................................................................. 11
2. Biaya Mobilisasi dan Erection Rangka pada Pembangunan
Jembatan Ngembul Lebih Bayar Sebesar Rp41.056.402,00…………. 18
3. Pembangunan Jalan dan Jembatan Pedesaan pada Dinas
Prasarana Wilayah Dilaksanakan Tidak Sesuai Kontrak Senilai
Rp217.067.260,75……………………………….…………..................... 20
4. Pembangunan Jalan dan Jembatan Pedesaan pada Dinas
Lingkungan Hidup dan Permukiman Dilaksanakan Tidak Sesuai
Kontrak Senilai Rp172.850.017,22....................................................... 23
5. Perhitungan Biaya Pembangunan Pagar Kawasan Industri
Peternakan (Kinak) Melebihi Harga Pasar ……………………………. 26
6. Pengadaan Jasa Kebersihan RSUD “Ngudi Waluyo” Wlingi Tidak
mengikuti ketentuan, memboroskan keuangan daerah senilai
Rp124.852.780,80................................................................................ 28
7. Pelaksanaan Pengadaan Meubelair Pada Dinas Kesehatan
terlambat diselesaikan dan tidak sesuai dengan ketentuan …………. 31
8. Pertanggungjawaban Dana Pendamping Untuk Imbal Swadaya
Pada Beberapa Sekolah Tidak Sesuai Dengan Perencanaan............. 36
LAMPIRAN
RESUME HASIL PEMERIKSAAN

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa


Keuangan dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia (BPK RI) telah melakukan pemeriksaan dengan tujuan tertentu
atas Belanja Daerah Tahun Anggaran 2008 pada Pemerintah Kabupaten Blitar di
Blitar.
Pemeriksaan tersebut dilakukan dengan berpedoman pada Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) Tahun 2007 yang ditetapkan oleh BPK RI.
Pemeriksaan diarahkan pada pelaksanaan sistem pengendalian intern dan kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam pelaksanaan Belanja
Daerah.
Obyek yang diperiksa adalah Belanja Langsung (Belanja Barang dan Jasa
serta Belanja Modal) pada Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Ngudi Waluyo, Dinas Prasarana Wilayah (Praswil) Dinas Lingkungan
Hidup dan Permukiman (LHP). Anggaran Belanja Langsung Tahun Anggaran 2008
sebesar Rp961.604.845.540,00 dan telah direalisasikan sebesar
Rp564.930.323.074,89, atau 58,74%.
Tanpa mengurangi keberhasilan yang telah dicapai, dari hasil pemeriksaan
masih ditemukan permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian antara lain:
1. Penyimpangan terhadap ketertiban dan ketaatan atas peraturan yang telah
ditetapkan.
a. Pengalihan Pekerjaan Jalan Senilai Rp488.333.466,57 Dilaksanakan tidak
berdasarkan Kontrak;
b. Perhitungan Biaya Pembangunan Pagar Kawasan Industri Peternakan (Kinak)
Melebihi Harga Pasar;
c. Pengadaan Jasa Kebersihan RSUD “Ngudi Waluyo” Wlingi Tidak mengikuti
ketentuan, memboroskan keuangan daerah senilai Rp124.852.780,80;
d. Pertanggungjawaban Dana Pendamping Untuk Imbal Swadaya Pada Beberapa
Sekolah Tidak Sesuai Dengan Perencanaan;
2. Penyimpangan yang mengganggu asas efisiensi dan ekonomis.
a. Biaya Mobilisasi Dan Erection Rangka pada Pembangunan Jembatan Ngembul
Lebih Bayar Sebesar Rp41.056.402,00;

1
b. Pembangunan Jalan dan Jembatan Pedesaan pada Dinas Prasarana Wilayah
Dilaksanakan Tidak Sesuai Kontrak Senilai Rp217.067.260,75;
c. Pembangunan Jalan dan Jembatan Pedesaan pada Dinas Lingkungan Hidup
dan Permukiman Dilaksanakan Tidak Sesuai Kontrak Senilai
Rp172.850.017,22;
d. Pelaksanaan Pengadaan Meubelair Pada Dinas Kesehatan terlambat
diselesaikan dan tidak sesuai dengan ketentuan.

Hasil pemeriksaan selengkapnya dimuat dalam laporan berikut.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


KEPALA KANTOR PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

Drs. ZINDAR KAR MARBUN, M.Si.


NIP 240001150

2
HASIL PEMERIKSAAN

BAB I. Gambaran Umum

1. Dasar Hukum Pemeriksaan


a. Perubahan ketiga Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 23 E, F, G;
b. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara;
c. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan;
d. Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Rencana Kegiatan Pemeriksaan (RKP) BPK-RI
Tahun Anggaran 2008.

2. Standar Pemeriksaan
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) Tahun 2007.

3. Tujuan Pemeriksaan
Tujuan pemeriksaan mencakup penentuan apakah :
a. Kegiatan belanja daerah yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Blitar telah
sesuai dengan aturan/perundang-undangan yang berlaku;
b. Dalam pengelolaan keuangan daerah terdapat indikasi tindak pidana dan kerugian
keuangan daerah;
c. Sumber daya yang diadakan/digunakan secara ekonomis dan efisien.

4. Sasaran Pemeriksaan
Untuk mencapai tujuan pemeriksaan, maka sasaran pemeriksaan diarahkan pada
Belanja Langsung berupa Belanja Barang Habis Pakai dan Belanja Pemeliharaan serta
Belanja Modal yang digunakan untuk sarana pendidikan, kesehatan dan infrastruktur
yang jumlah anggaran dan realisasinya cukup besar atau signifikan, dan untuk
pengadaan sarana dan prasarana publik.

5. Metode Pemeriksaan
Pemeriksaan atas belanja daerah akan memberikan penilaian terhadap pelaksanaan
anggaran dan sistem pengendalian intern dengan pendekatan :
a. Pendekatan Resiko

3
Metodologi yang diterapkan dalam melaksanakan pemeriksaan tersebut dilakukan
dengan menggunakan pendekatan resiko. Pendekatan resiko yang dilakukan dalam
pemeriksaan ini didasarkan pada pemahaman dan pengujian atas efektivitas sistem
pengendalian intern mengenai pengelolaan Belanja Daerah khususnya di dinas-dinas
yang mengadakan sarana dan prasarana fisik. Hasil pemahaman dan pengujian SPI
ini akan menentukan tingkat keandalan SPI sesuai dengan asersi manajemen dan
ketentuan yang berlaku.
b. Pengujian dalam pemeriksaan
Pemeriksaan Belanja Daerah tersebut dilakukan dengan pemahaman atas SPI,
pengujian atas pengendalian terbatas pada angka-angka yang disajikan untuk dapat
mengumpulkan bukti yang dapat mendukung kesimpulan pemeriksaan. Pemeriksaan
ini melakukan pengujian substantif atas transaksi keuangan secara terbatas.
c. Uji Petik Pemeriksaan (Sampling Audit)
Pemeriksaaan ini dilakukan dengan cara melakukan pengujian secara uji petik atas
satuan kerja/instansi daerah dalam populasi yang akan diuji. Kesimpulan
pemeriksaan akan didapat berdasarkan hasil uji petik yang dijadikan dasar untuk
menggambarkan kondisi dari populasinya. Dalam pemeriksaan ini, pemeriksa
menggunakan metode non statistical sampling atau metode sampling yang
berdasarkan judgement, dengan memperhatikan tingkat resiko yang ada untuk
menentukan jumlah dan satuan kerja/instansi daerah yang akan diuji dan
keterwakilan sampel yang dipilih dari populasi baik dari segi nilai angka rupiah dan
jenis transaksinya.
d. Pelaporan
Setiap permasalahan yang ditemukan dalam pemeriksaan belanja daerah tersebut
harus dikomunikasikan dengan entitas yang diperiksa untuk mendapat tanggapan
tertulis sebelum disajikan sebagai temuan pemeriksaan dalam Hasil Pemeriksaan.
Atas temuan yang dituangkan dalam Hasil Pemeriksaan tersebut, selanjutnya
diberikan saran perbaikan yang disajikan dalam laporan yang sama.

6. Jangka Waktu Pemeriksaan


Pemeriksaan dilakukan sejak tanggal 11 September 2008 sampai dengan tanggal 14
Oktober 2008 berdasarkan surat tugas Nomor 189/ST/XVIII.SBY/08/2008 tanggal 29
Agustus 2008.

7. Obyek Pemeriksaan
a. Pemeriksaan dilakukan atas pelaksanaan Belanja Daerah Kabupaten Blitar Tahun

4
Anggaran 2008. Satuan Kerja yang diperiksa adalah Dinas Pendidikan, Dinas
Kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngudi Waluyo, Dinas Prasarana
Wilayah (Praswil) Dinas Lingkungan Hidup dan Permukiman (LHP) yang
menyelenggarakan pengelolaan belanja sarana dan prasarana fisik untuk pelayanan
masyarakat;

b. Anggaran dan realisasi


Realisasi Belanja sampai dengan bulan September 2008 sebesar
Rp564.930.323.074,89 atau 58,74% dari anggaran sebesar Rp961.604.845.540,00.
Realisasi Belanja tersebut terdiri dari realisasi Belanja operasi sebesar
Rp465.354.802.124,89 atau 68,36% dari anggaran sebesar Rp680.687.991.794,43
dan realisasi Belanja Modal sebesar Rp99.160.022.950,00 atau 35,49% dari
anggaran sebesar Rp279.401.292.775,00 serta realisasi Belanja Tak Terduga
sebesar Rp0 atau 0% dari anggaran sebesar Rp352.536.871,56 dan Realisasi
Transfer sebesar Rp415.498.000,00 atau 35,72% dari anggaran sebesar
Rp1.163.024.100,00.

5
BAB II. HASIL PEMERIKSAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN

Penilaian terhadap pengendalian intern, dilakukan untuk memberikan


keyakinan bahwa tujuan dari pengelolaan belanja daerah yang dikehendaki bisa
tercapai. Dalam pengujian terhadap komponen-komponen pengendalian intern, hanya
komponen dalam sistem pengendalian beresiko tinggi yang direview secara
mendalam. Komponen sistem pengendalian intern tersebut, adalah sebagai berikut.
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menunjukkan corak suatu organisasi yang
mempengaruhi sikap, kesadaran dan tindakan manajemen. Lingkungan
pengendalian mempengaruhi suasana suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran
tentang pengendalian kepada orang-orangnya. Hal itu merupakan landasan bagi
komponen-komponen pengendalian lainnya dengan menciptakan disiplin.
Lingkungan pengendalian pada satuan kerja pengguna anggaran (khususnya
anggaran belanja daerah) terdiri dari berbagai faktor, yaitu:
a. Integritas dan Nilai-nilai Etika
Untuk menekankan pentingnya integritas dan nilai-nilai etika diantara para staf
suatu organisasi, kepala satuan kerja pengguna anggaran telah menciptakan
iklim dengan memberi contoh, mengkomunikasikan kepada semua staf, secara
lisan dan tertulis bahwa semua staf memiliki tanggung jawab.
b. Komitmen terhadap Kompetensi
Staf pada dinas yang diperiksa cukup memenuhi kompetensi, diantaranya Staf
Dinas Permukiman Wilayah memiliki latar belakang pendidikan teknik jalan,
irigasi dan bangunan, staf Dinas Kesehatan memiliki latar belakang pendidikan
kedokteran, keperawatan, dan kesehatan masyarakat, serta staf Dinas
Pendidikan memiliki latar belakang pendidikan teknologi pembelajaran
kependidikan serta kurikulum dan teknologi pendidikan.
c. Falsafah Manajemen dan Gaya Operasi
Falsafah manajemen dan gaya operasi pada kegiatan pengadaan barang dan
jasa Tahun 2008, proses pengadaan barang dan jasa sudah dilakukan oleh
panitia yang ada pada masing-masing dinas. Dalam mengoperasikan satuan
unit kerja, kepala satuan kerja telah mematuhi peraturan perundang-undangan
yang berlaku, serta keputusan yang diambil terhadap pelaksanaan, didasarkan
pada data yang benar dan analisa yang logis dalam pencapaian tujuan, dan

6
setiap kegiatan satuan kerja telah direncanakan dengan cermat dan dituangkan
dalam dokumen perencanaan. Selain itu, kepala satuan kerja cukup memahami
adanya batasan-batasan dalam pelaksanaan APBD dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Penerapan prosedur dan kebijakan akuntansi terhadap
pelaksanaan suatu pertanggungjawaban, dilaksanakan secara konsisten.
d. Struktur Organisasi
Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOT) pada Instansi/Unit Kerja/Bagian
yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar, telah ditetapkan dengan
Peraturan Daerah dan diberitakan dalam Lembaran Daerah. Struktur
Organisasi dan Tata Kerja yang dibentuk tersebut telah memisahkan secara
tegas dan jelas mengenai tugas dan fungsi dari masing-masing Dinas, Kantor
dan Bagian/Sub Bagian yang berada di bawah Sekretariat Daerah, sehingga
kemungkinan terjadi tumpang tindih (perangkapan fungsi) dapat dihindari.
e. Penetapan Kewenangan dan Tanggung Jawab
Kewenangan melekat pada struktur organisasi dan tercantum di dalam Struktur
Organisasi Pemerintah Kabupaten Blitar. Dalam pengadaan barang dan jasa
yang nilainya kurang dari 1 milyar kewenangannya diserahkan ke Panitia
Pengadaan yang ada di masing-masing dinas terkait namun untuk pengadaan
yang nilainya lebih dari 1 milyar kewenangannya diserahkan ke Panitia
pengadaan kabupaten yang terpusat di Bagian Pembangunan, sehingga jadwal
pelaksanaan lelang masing-masing dinas menjadi tidak sama.
f. Kebijakan dan Praktek Di Bidang Sumber Daya Manusia
Kebijakan di bidang sumber daya manusia, dengan rekruitmen dan
peningkatan pengetahuan/ketrampilan. Khusus di bidang pengadaan barang
dan jasa, telah berupaya dengan cara melakukan pelatihan/pendidikan bagi
pegawai bekerja sama dengan pihak ketiga atau dilakukan secara intern.

2. Perhitungan Resiko
Resiko mencakup peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern, yang dapat terjadi
dan secara negatif mempengaruhi kemampuan satuan unit kerja untuk mencatat,
mengolah, meringkas, melaporkan data keuangan secara konsisten dengan asersi
manajemen dalam laporan keuangan.

7
Perhitungan resiko oleh kepala satuan kerja pengguna anggaran, telah mencakup
pertimbangan khusus untuk resiko yang bisa muncul akibat perubahan-perubahan
yang terjadi.
3. Informasi dan Komunikasi
Sistem informasi yang berhubungan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang
mencakup sistem akuntansi terdiri dari metode, catatan-catatan yang digunakan
untuk mengidentifikasi, menggabungkan, menganalisis, menggolongkan, mencatat,
dan melaporkan transaksi, termasuk pula kejadian-kejadian dan kondisi, dan
menyelenggarakan pertanggungjawaban atas aktiva. Komunikasi menyangkut
pemberian pemahaman yang jelas tentang peran dan tanggung jawab masing-
masing individu.
Pengamatan yang dilakukan, menunjukan terdapat informasi yang tidak
disampaikan oleh pengawas terhadap perubahan-perubahan dalam kegiatan
pembangunan kepada PPTK, sehingga terdapat beberapa perubahan bentuk,
jenis dan ukuran bangunan di lapangan yang belum memperoleh pengesahan dari
PPTK.

4. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
meyakinkan bahwa perintah kepada satuan kerja pengguna anggaran telah
dijalankan. Aktivitas pengendalian pada satuan kerja pengguna anggaran, memiliki
berbagai tujuan dan diterapkan pada berbagai jenjang organisasi dan fungsi.
Namun, diketahui terdapat kelemahan dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan,
terdapat kekurangan volume, perubahan-perubahan pelaksanaan kegiatan proyek
bangunan maupun pengadaan barang yang dilakukan oleh pengawas maupun
pelaksana, Banyaknya perubahan pelaksanaan kegiatan proyek bangunan yang
tidak sesuai dengan ketentuan dalam kontrak. Hal ini menunjukkan bahwa PPTK,
pengawas lapangan tidak dapat mengendalikan jalannya kegiatan.

5. Pemantauan
Pemantauan adalah suatu proses penilaian kualitas kinerja struktur pengendalian
intern sepanjang masa. Pada satuan kerja pengguna anggaran, fungsi ini dilakukan
secara berjenjang. Kepala Satuan Kerja melakukan review terhadap hasil kerja
bawahannya. Kepala Daerah terkadang melakukan supervisi langsung atas

8
pekerjaan-pekerjaan harian yang dilaksanakan oleh para Kepala Satuan Kerja.
Secara teknis dan terinci pemantauan diserahkan kepada pengawas pekerjaan dan
pemimpin kegiatan. Pemantauan oleh pemimpin unit kerja lebih ke pemantauan
kebijakan dan sejauh ini telah berjalan dengan baik.

6. Pengawasan Internal
Badan Pengawas Daerah telah melakukan pemeriksaan secara berkala atas
pelaksanaan anggaran belanja oleh masing-masing Kepala Satuan Kerja
pengguna anggaran. Hasil pemeriksaan telah ditindaklanjuti oleh satuan kerja
pengguna anggaran.

Hasil penelaahan sistem pengendalian intern atas belanja daerah Kabupaten


Blitar yang kami uji, masih terdapat kelemahan-kelemahan, sebagai berikut:
1. Pengalihan Pekerjaan Jalan Senilai Rp488.333.466,57 Dilaksanakan Tidak
Sesuai Kontrak;
2. Biaya Mobilisasi dan Erection Rangka pada Pembangunan Jembatan Ngembul
Lebih Bayar Sebesar Rp41.056.402,00;
3. Pembangunan Jalan dan Jembatan Pedesaan pada Dinas Prasarana Wilayah
Dilaksanakan Tidak Sesuai Kontrak Senilai Rp217.067.260,75;
4. Pembangunan Jalan dan Jembatan Pedesaan pada Dinas Lingkungan Hidup
dan Permukiman Dilaksanakan Tidak Sesuai Kontrak Senilai
Rp172.850.017,22;
5. Perhitungan Biaya Pembangunan Pagar Kawasan Industri Peternakan (Kinak)
Melebihi Harga Pasar;
6. Pengadaan Jasa Kebersihan RSUD “Ngudi Waluyo” Wlingi Tidak Mengikuti
Ketentuan, Memboroskan Keuangan Daerah Senilai Rp124.852.780,80;
7. Pelaksanaan Pengadaan Meubelair Pada Dinas Kesehatan Terlambat
Diselesaikan dan Tidak Sesuai dengan Ketentuan;
8. Pertanggungjawaban Dana Pendamping Untuk Imbal Swadaya Pada Beberapa
Sekolah Tidak Sesuai Dengan Perencanaan.

9
BAB III. HASIL PEMERIKSAAN TINDAK LANJUT

BPK RI pada Tahun 2008 telah melakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan
Daerah (LKD) pada Kabupaten Blitar untuk Tahun Anggaran 2007 dengan Hasil
Pemeriksaan Nomor 222/R/XVIII.SBY/05/2008 tanggal 30 Mei 2008. Dalam
pemeriksaan LKD ini, terdapat 69 rekomendasi sebesar Rp1.174.339.078.879,78 yang
perlu ditindaklanjuti. Sampai dengan tanggal 14 Oktober 2008 sebanyak 69
rekomendasi sebesar Rp1.174.339.078.879,78 masih dalam proses tindaklanjut.

10
BAB IV.TEMUAN PEMERIKSAAN

1. Pengalihan Pekerjaan Jalan Senilai Rp488.333.466,57 Dilaksanakan tidak


berdasarkan Kontrak

Dalam Tahun Anggaran 2008 Dinas Prasarana Wilayah Kabupaten Blitar


menganggarkan kegiatan Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
(Rehabilitasi) sebanyak 21 paket pekerjaan dan Peningkatan Jalan Kabupaten
(Peningkatan) sebanyak 32 paket pekerjaan. Kegiatan tersebut bersumber dari Dana
Alokasi Khusus sebesar Rp9.948.000.000,00 dan Dana Penyesuaian sebesar
Rp18.162.000.000,00 sedang melaksanakan.
Berdasarkan Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan Bulan Agustus 2008,
kegiatan Rehabilitasi dilaksanakan oleh 21 rekanan dengan total nilai kontrak
sebesar Rp9.400.438.400,00 dan Peningkatan dilaksanakan oleh 32 rekanan
dengan total nilai kontrak sebesar Rp17.119.035.000,00. Realisasi keuangan untuk
kegiatan Rehabilitasi adalah sebesar Rp2.464.235.000,00 dan kegiatan Peningkatan
adalah sebesar Rp5.917.786.000,00.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan dokumen proyek, diketahui bahwa
pada saat pelaksanaan pekerjaan, Dinas Prasarana Wilayah telah melakukan
pemeriksaan fisik dan terdapat kekurangan pekerjaan hotmix / Laston yang
seharusnya dihampar dengan tebal 4 cm, namun dilaksanakan dengan tebal 3 dan
3,5 cm. Nilai Kekurangan pekerjaan tersebut telah diakui oleh penyedia jasa
seluruhnya senilai Rp488.333.466,57.
Atas kekurangan pekerjaan tersebut Pejabat Pelaksana Tehnik Kegiatan tidak
melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaaan yang telah diselesaikan dan
membayar sesuai dengan prestasi pekerjaaan, akan tetapi dengan kesepakatan
lisan kedua belah pihak (Penyedia Jasa, diperiksa oleh Pengawas Lapangan dan
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan disetujui oleh Kepala Sub Dinas Bina
Marga), dialihkan menjadi pekerjaan lain di luar item dan lokasi pekerjaan dalam
kontrak dan tanpa didukung dengan addendum kontrak maupun CCO (Contract
Change Order). Pengalihan pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut:

11
A. Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan:

1. Jl. Ngembul – Binangun


Dilaksanakan oleh CV Aji Wijaya dengan Kontrak No.050/12/BM1/1810-
K1/409.109/2008 tanggal 2 Juni 2008, senilai Rp607.180.000,00. Kemajuan fisik
pekerjaan sebesar 90 %.
Pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan:
Hotmix tebal 4 cm (K641 B), 6.108,00 m2 = Rp406.206.774,00
Pekerjaan yang senyatanya dilaksanakan:
Hotmix tebal 3 cm (K641 C), 6.108,00 m2 = Rp307.311.951,00
Kekurangan pekerjaan = Rp 98.894.823,00
Kekurangan pekerjaan tersebut dialihkan menjadi:
- Tambal Sulam Lapen, 39, 68 m2 = Rp 1.743.993.18
- LPB 0.96 m3 = Rp 121.313,20
- LPA 26,60 m3 = Rp 3.089.763,60
- Burda 1.879,98 m2 = Rp69.550.611,02
- Buras 2.272 m2 = Rp24.389.547,56
Jumlah = Rp98.895.228,56

2. Jl. Kademangan - Suruhwadang


Dilaksanakan oleh CV Adi Citra Nusantara dengan Kontrak
No.050/12/BM1/1810-K10/409.109/2008 tanggal 2 Juni 2008, senilai
Rp596.227.000,00. Kemajuan fisik pekerjaan sebesar 90 %.
Pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan:
Laston tebal 4 cm (K641 B), 5.010,00 m2 = Rp331.379.853,24
Pekerjaan yang senyatanya dilaksanakan:
Hotmix tebal 3 cm (K641 C), 5.010,00 m2 = Rp291.622.276,47
Kekurangan pekerjaan = Rp 39.757.576,77
Kekurangan pekerjaan tersebut dialihkan menjadi:
- Tambal Sulam Lapen Klas B, 508,65 m2 = Rp22.030.948,90
- Tambal Sulam Buras 17,00 m2 = Rp17.726.751,89
Jumlah = Rp39.757.700,79

12
3. Jl.Pagerwojo – Sukorejo
Dilaksanakan oleh CV Rinjani Timur dengan Kontrak No.050/12/BM1/1810-
K16/409.109/2008 tanggal 2 Juni 2008, senilai Rp497.886.000,00. Kemajuan
fisik pekerjaan sebesar 90 %.
Pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan:
Pasang Laston tebal 4 cm (K641 B), 5.900,00 m2 = Rp381.700.239,41
Pekerjaan yang senyatanya dilaksanakan:
Hotmix tebal 3,5 cm (K641 C), 5.500,00 m2 = Rp312.585.484,86
Kekurangan pekerjaan = Rp 69.114.754,55
Kekurangan pekerjaan tersebut dialihkan menjadi:
- Tambal Sulam Lapen Klas B, 1.121,28 m2 = Rp50.962.789,18
- Pekerjaan Pasangan (4 jenis) = Rp18.152.145,96
Jumlah = Rp69.114.935,14

4. Jl.Sidorejo – Sumbersari
Dilaksanakan oleh CV. Alfiros dengan Kontrak No.050/12/BM1/1810-
K18/409.109/2008 tanggal 2 Juni 2008, senilai Rp515.844.000,00. Kemajuan
fisik pekerjaan sebesar 90 %.
Pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan:
Hampar Laston tebal 4 cm (K641 B), 6.943,00 m2 = Rp442.546.820,00
Pekerjaan yang senyatanya dilaksanakan:
Hotmix tebal 3,5 cm (K641 C), 6.945,00 m2 = Rp391.789.950,00
Kekurangan pekerjaan = Rp 50.756.870,00
Kekurangan pekerjaan tersebut dialihkan menjadi:
- Pembersihan Damija16.000,00 m2 = Rp18.560.000,00
- Pekerjaan Talud P=75 m, T= 1 m = Rp32.196.844,50
Jumlah = Rp50.756.844,50

B. Peningkatan Jalan

1. Jl Kalipucung - Bendosari
Dilaksanakan oleh CV Khrisna Duta dengan Kontrak No.050/04/BM1/1810-
K16/409.109/2008 tanggal 3 Juni 2008, senilai Rp607.180.000,00. Kemajuan
fisik pekerjaan sebesar 100 %.

13
Pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan:
Laston, tebal 4 cm (K641 B), 5.260,00 m2 = Rp340.705.454,00
Pekerjaan yang senyatanya dilaksanakan:
Hotmix tebal 3 cm (K641 D), 5.260,00 m2 = Rp262.866.551.06
Kekurangan pekerjaan = Rp 77.838.902,94
Kekurangan pekerjaan tersebut dialihkan menjadi:
- Pekerjaan Persiapan = Rp 408.000,00
- Tambal Sulam Buras, 2.920 m2 = Rp29.328.655,20
- Tambal Sulam Lapen Klas B ,1.100,00 m2 = Rp48.101.911,00
Jumlah = Rp77.838.566,20

2. Jl. Karanggayam - Bendosari


Dilaksanakan oleh CV YY Konstruksi dengan Kontrak No.050/12/BM1/1810-
K23/409.109/2008 tanggal 2 Juni 2008, senilai Rp607.180.000,00. Kemajuan
fisik pekerjaan sebesar 100 %.
Pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan:
Laston, tebal 4 cm (K641 B), 4.800,00 m2 = Rp319.822.977,53
Pekerjaan yang senyatanya dilaksanakan:
Hotmix tebal 3,5 cm (K641 C), 4.800,00 m2 = Rp282.134.623,79
Kekurangan pekerjaan = Rp 37.688.353,74
Kekurangan pekerjaan tersebut dialihkan menjadi:
- Tambal Sulam Buras 1.786,30 m2 = Rp18.757.136,69
- Tambal Sulam Lapen Klas B 436,23m2 = Rp18.931.199,38
Jumlah = Rp37.688.336,07

3. Jl. Babadan – Tegalasri


Dilaksanakan oleh CV Maha Karya dengan Kontrak No.050/04/BM1/1810-
K29/409.109/2008 tanggal 3 Juni 2008, senilai Rp607.180.000,00. Kemajuan
fisik pekerjaan sebesar 100 %.
Pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan:
Hampar Laston, tebal 4 cm (K641 B), 6.600,00 m2 = Rp418.792.308,00
Pekerjaan yang senyatanya dilaksanakan:
Hotmix tebal 3,5 cm (K641 C), 6.600,00 m2 = Rp370.139.855,51
Kekurangan pekerjaan = Rp 48.652.452,49

14
Kekurangan pekerjaan tersebut dialihkan menjadi:
- Pembersihan Damija, 17.000,00 m2 = Rp15.375.990,00
- Pekerjaan Pasangan = Rp33.276.792,40
Jumlah = Rp48.652.782,40

4. Jl.Tangkil – Selopuro
Dilaksanakan oleh CV Karunia Teknik dengan Kontrak No.050/04/BM1/1810-
K18/409.109/2008 tanggal 3 Juni 2008, senilai Rp607.180.000,00. Kemajuan
fisik pekerjaan sebesar 10 %.
Pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan:
Hampar Laston, tebal 4 cm (K641 B), 6.185,00 m2 = Rp396.000.362,20
Pekerjaan yang senyatanya dilaksanakan:
Hotmix tebal 3,5 cm (K641 C), 6.185,00 m2 = Rp389.100.764,43
Kekurangan pekerjaan = Rp 6.899.597,77
Kekurangan pekerjaan tersebut dialihkan menjadi:
- Pekerjaan Drainase = Rp9.126.125,84

5. Jl. Binangun – Birowo


Dilaksanakan oleh CV Aji Wijaya dengan Kontrak No.050/04/BM1/1810-
K1/409.109/2008 tanggal 3 Juni 2008, senilai Rp607.180.000,00. Kemajuan fisik
pekerjaan sebesar 100 %.
Pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan:
Hotmix, tebal 4 cm (K641 B), 7.145,00 m2 = Rp482.272.869,34
Pekerjaan yang senyatanya dilaksanakan:
Hotmix tebal 3,5 cm (K641 C), 7.145,00 m2 = Rp423.542.734,03
Kekurangan pekerjaan = Rp 58.730.135,31
Kekurangan pekerjaan tersebut dialihkan menjadi:
- Pekerjaan Buras = Rp58.730.135,31

Pengalihan atas kekurangan pekerjaan tersebut, berdasarkan wawancara


dengan Kepala Sub Dinas Bina Marga tidak disertai bukti perencanaan yang
memadai.

15
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan :
a. Pasal 4 Kontrak atas kegiatan rehabilitasi dan pemeliharan jalan/jembatan
mengenai syarat-syarat pelaksanaan dalam setiap kontrak rehabilitasi dan/atau
Peningkatan jalan, pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah hotmix/laston
dengan ketebalan 4 cm;
b. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah pasal 36 ayat (2) pengguna barang/jasa
melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan, baik
secara sebagian atau seluruh pekerjaan dan menugaskan penyedia barang/jasa
untuk memperbaiki dan/atau melengkapi kekurangan pekerjaan sebagaimana
yang diisyaratkan dalam kontrak; ayat (3) Pengguna barang/jasa menerima
penyerahan pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan kontrak.

Hal tersebut mengakibatkan umur teknis jalan yang dipelihara/ ditingkatkan


menjadi berkurang dan atas pengalihan pekerjaan senilai Rp488.333.466,57
(Rp98.894.823,00 + Rp39.757.576,77 + Rp69.114.754,55 + Rp50.756.870,00 +
Rp77.838.902,94 + Rp37.688.353,74 + Rp48.652.452,49 + Rp6.899.597,77 +
Rp58.730.135,31) kurang dapat diyakini kebenarannya serta membuka peluang
terjadinya penyimpangan.

Kondisi tersebut terjadi karena :


a. Pengawas Lapangan yang tidak cermat dan intens dalam melaksanakan
pengawasan pekerjaan;
b. Kesengajaan Penyedia Jasa/rekanan yang tidak mematuhi ketentuan kontrak;
c. Kebijakan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan atasan langsung yang
menyetujui pengalihan kekurangan pekerjaan.

Atas permasalahan tersebut, Kepala Dinas Prasarana Wilayah Kabupaten


Blitar menyatakan bahwa kebijakan pengalihan volume yang telah dilaksanakan oleh
tim pengawas lapangan adalah sudah benar dan sesuai dengan kenyataan
lapangan. Adapun pengalihan volume didasarkan kepada kebutuhan yang
mendesak, kondisi lapangan pada saat dilaksanakan. Untuk pelaksanaan pekerjaan

16
selanjutnya, apabila terjadi kekurangan ketebalan Laston akan direalisasikan dalam
wujud Laston dengan menambah volume panjang.

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Blitar agar Kepala Dinas


Prasarana Wilayah :
a. Menegur Konsultan Pengawas dan Kontraktor pelaksana atas kesalahan dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaannya;
b. Menjatuhkan sanksi kepada Penanggungjawab kegiatan beserta petugas terkait
sesuai ketentuan yang berlaku.

17
2. Biaya Mobilisasi dan Erection Rangka pada Pembangunan Jembatan Ngembul
Lebih Bayar Sebesar Rp41.056.402,00

Dalam Tahun Anggaran 2007, Pemerintah Kabupaten Blitar dhi Dinas


Prasarana Wilayah antara lain telah melaksanakan Pembangunan Jembatan
Ngembul B.60 di Desa Bence, Kecamatan Binangun. Pembangunan jembatan
dilaksanakan oleh CV. Pandan Arum Blitar dengan kontrak No.050/05/BM2/1505-
Km.1/409.109/2007 tanggal 23 Agustus 2007 senilai Rp909.344.000,00. Jangka
waktu pelaksanaan selama 110 hari. Pekerjaan telah selesai 100 % dan telah
diserahterimakan.
Rangka jembatan merupakan bantuan dari Direktorat Jenderal Prasarana
Wilayah Pusat pada Tahun 2003. Bahan tersebut berupa Rangka Jembatan B.60 ex
Wagner Biro Indonesia seberat 116.273,24 kg lengkap termasuk baut, mur dan ring
yang tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan Barang Nomor 55/BA/Pa.07/2003
tanggal 15 Desember 2003.
Berdasarkan pemeriksaan pada RAB/kontrak atas pembangunan jembatan
pada Tahun Anggaran 2007 diketahui item pekerjaan mobilisasi dan erction rangka
jembatan dengan rincian sebagai berikut :
a. Mobilisasi Rangka Jembatan, dihitung sebanyak 144.588 kg dengan harga
satuan Rp200,00, senilai Rp28.917.600,00;
b. Erection Rangka Jembatan, dihitung sebanyak 144.588 kg dengan harga
satuan Rp1.250,00, senilai Rp180.735.000,00.

Dengan demikian terdapat kelebihan perhitungan berat rangka jembatan


sebesar Rp41.056.402,00 yaitu :
a. Mobilisasi sebesar : (144.588 kg – 116.273,24 kg) x Rp200,00 =
Rp5.662.952,00;
b. Erection sebesar : (144.588 kg – 116.273,24 kg) x Rp1.250,00 =
Rp35.393.450,00.

Atas kelebihan perhitungan tersebut telah disetor ke Kas Daerah sebesar


Rp41.056.402,00 pada tanggal 21 Januari 2009.

18
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan maksud dan tujuan pengadaan
barang/jasa seperti ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, khususnya
Pasal 2 ayat (2), bahwa pengadaan barang /jasa dilakukan secara efisien, efektif
dan akuntabel.

Hal tersebut mengakibatkan pengeluaran dana sebesar Rp41.056.402,00


tidak efektif.

Kondisi tersebut terjadi karena perencana dan pelaksana kegiatan yang


sengaja memperbesar volume pekerjaan dan Panitia Pengadaan Barang/Jasa yang
tidak cermat dalam menetapkan harga satuan pekerjaan.

Atas permasalahan tersebut, Kepala Dinas Prasarana Wilayah menyatakan


Pelaksanaan pekerjaan tahun 2007 sesuai kronologis perencanaan, bahwa
berdasarkan gambar yang kami terima dari pusat seberat 144.588 kg, tapi pada saat
erection mengalami hambatan sehingga kita mencari gambar sebenarnya dari pusat
agar terpasang dengan baik, dengan berat sebesar 116.273,24 kg. Sehingga
perbedaan harga dalam mobilisasi dan erection antara perencanaan dan
pelaksanaan tidak melakukan unsur kesengajaan dalam perencanaan dan
pelaksanaan. Dalam proses erection, pelaksana telah melaksanakan dengan
berpedoman gambar lama dan sudah mencapai 60%, tetapi tidak bisa dilanjutkan,
sehingga harus dibongkar dan pekerjaan erection dimulai dari awal dengan
berpedoman pada gambar baru. Sehingga proses erection dilaksanakan dua kali
kerja. Hal tersebut sudah diperhitungkan saat itu, sehingga kelebihan tonase dalam
erection sudah sesuai (impas) dengan nilai selisih tonase rangka jembatan

BPK RI merekomendasikan Bupati Blitar agar Kepala Dinas Prasarana


Wilayah menegur Penanggung jawab Kegiatan, Konsultan Pengawas dan Kontraktor
pelaksana atas kelalaian dalam melaksanakan tugas.

19
3. Pembangunan Jalan dan Jembatan Pedesaan pada Dinas Prasarana Wilayah
Dilaksanakan Tidak Sesuai Kontrak Senilai Rp217.067.260,75

Dalam Tahun Anggaran 2008 Pemerintah Kabupaten Blitar dhi Dinas


Prasarana Wilayah (Praswil) telah dan sedang melakukan kegiatan Pembangunan
Jalan dan Jembatan Perdesaan (ASPIRASI).
Atas kegiatan tersebut BPK RI antara lain telah melakukan pemeriksaan
secara uji petik atas pelaksanaan pembangunan jalan dan jembatan sejak tanggal
23 September s.d. 10 Oktober 2008. Dari hasil pemeriksaan tersebut diketahui
bahwa sembilan pekerjaan yang diuji petik menunjukkan bahwa fisik proyek
dikerjakan tidak sesuai bestek, kualitas rendah dan kurang diawasi. Kondisi fisik
proyek yang dikerjakan adalah sebagai berikut:

Pengaspalan Jalan Pedesaan/Pembangunan Nilai


No Jembatan Tebal Lapis Penetrasi Kekurangan
. No./Tgl. Kontrak (cm) Pekerjaan (Rp)
Kontraktor / Nilai Kontrak Sehrs Senya Perb 2/5 x Nilai
Jangka waktu Pelaksanaan nya -tanya Lapen
1 Jalan Mangunan Kec. Udanawu
No.050/04/BM1/3002-K61/409.109/2008
26/05’08,tanggal 26 Mei 2008, Jangka waktu
pelaksanaan 90 hari.
CV Sigma Jaya / Rp91.900.000,00
- Lapis Penetrasi Klas B. = Rp47.245.917,00 5 3 2 18.898.366,80
2 Jalan Makadam Contong Candi Cungkup
No.050/04/BM1/3002-K32/409.109/2008
26/5-‘08 tanggal 26 Mei 2008, Jangka waktu
pelaksanaan 120 hari
CV Bakti Praja / Rp376.488.400,00
- Lapis Penetrasi Klas B. = Rp31.846.978,30 5 3 2 12.738.791,32
3 Jalan Lanjutan Jl. Sekargadung – Balerejo
No.050/04/BM1/3002-K34/409.109/2008
26/5-’08 tanggal 26 Mei 2008, Jangka waktu
pelaksanaan 120 hari
CV Sembilan Karya Utama/
Rp252.850.000,00
-Lapis Penetrasi Klas B. = Rp197.457.750,00 5 3 2 78.983.100,00
4 Jalan Tombro Jabalan Dlingo
No.050/04/BM1/3002-K71/409.109/2008
26/5-’08 tanggal 26 Mei 2008, Jangka waktu
pelaksanaan 120 hari
CV Wahyu Jati Mulya / Rp229.850.000,00
-Lapis Penetrasi Klas B. = Rp145.134.896,36 5 3 2 58.053.958,54

20
5. Jalan Sumber Wader – Sumber Agung s.d.
SMP Selorejo tanggal 26 Mei 2008, Jangka Belum
waktu pelaksanaan 150 hari dikerja
No.050/04/BM1/3002-K76/409.109/2008 kan *) - -
26/5-‘08
CV Karya Langgeng / Rp405.109.000,00 5
6 Pembangunan Jembatan Dawuhan – Belum
Kademangan selesa
No.050/04/BM1/3002-K21/409.109/2008 i - -
26/5-’08 tanggal 26 Mei 2008, Jangka waktu dikerja
pelaksanaan 120 hari kan **)
CV Intan Berlian Abadi / Rp230.500.000,00 5
616.050,00 **)
7. Pengaspalan Jalan Ds.Tunjung ke
Ds.Kebonagung, Kec.Udanawu
No.050/04/BM1/3002-K63/409.109/2008
tanggal 26 Mei 2008, Jangka waktu
pelaksanaan 90 hari
CV Sigma Jaya / Rp68.785.000,00
- Lapis Penetrasi Klas B = Rp59.282.400,00 5 3 2 23.712.960,00
8.. Pengaspalan Jalan Ds.Bakung,
Kec.Udanawu tanggal 26 Mei 2008, Jangka
waktu pelaksanaan 90 hari
No.050/04/BM1/3002-K62/409.109/2008
26/5-’08
CV Baskara Jaya / Rp68.985.000,00
- Lapis Penetrasi Klas B = Rp37.950.370,97 5 3 2 15.180.148,38
9. Pengaspalan Jalan Ds.Banggle,
Kec.Kanigoro
No.050/04/BM1/3002-K26/409.109/2008
26/5-’08 tanggal 26 Mei 2008, Jangka waktu
pelaksanaan 120 hari
CV Syifana/ Rp229.829.000,00
- Lapis Penetrasi Klas B = Rp22.209.714,28 5 3 2 8.883.885,71
Jmlh 217.067.260,75

Catatan:
*) Berdasarkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) tanggal 26 Mei 2008, seharusnya
CV Karya Langgeng paling lambat tanggal 30 Juni 2008 harus sudah mulai
pelaksanaan pekerjaan. Sampai dengan saat pemeriksaan tanggal 8 Oktober 2008
pekerjaan belum dimulai dan prestasi fisik masih 0 %. Kuasa Pengguna Anggaran
dhi Kepala Dinas Prasarana Wilayah belum menyerahkan pekerjaan kepada pihak
lain (Pihak Ketiga);
**) Dari pengecekan fisik di lapangan diketahui kekurangan Patok Pengaman yang
seharusnya 72 buah, terpasang 57 buah dan kurang dipasang 15 buah senilai
Rp300.000,00 dengan mutu jelek (campuran dan tulangan tidak sesuai
bestek/gambar). Selain itu item pekerjaan Pasang Baja Struktur Canal 10 sebanyak
12,90 m1 senilai Rp316.050,00 tidak terpasang.

21
Dari uraian di atas menunjukkan pengawasan yang dilakukan pengawas
lapangan sangat lemah dan tidak efektif. Jumlah kekurangan pekerjaan seluruhnya
adalah sebesar Rp217.067.260,75 (Rp216.451.210,75 + Rp Rp300.000,00 +
Rp316.050,00).
Atas kekurangan pekerjaan tersebut telah disetor ke Kas Daerah sebesar
Rp217.067.260,75 pada tanggal 21 Januari 2009.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan ketentuan kontrak, maksud dan tujuan
pengadaan barang/jasa seperti ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor 80
Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah,
khususnya Pasal 2 ayat (2), bahwa pengadaan barang /jasa dilakukan secara
efisien, efektif dan akuntabel.

Hal tersebut mengakibatkan pengeluaran dana sebesar Rp217.067.260,75


tidak efektif dan kualitas jalan berkurang.

Kondisi tersebut di atas terjadi karena kesengajaan Penyedia Jasa yang tidak
mematuhi ketentuan kontrak dan Pengawas Lapangan yang tidak efektif dalam
menjalankan tugasnya.

Atas permasalahan tersebut Kepala Dinas Prasarana Wilayah menyatakan


bahwa dari tujuh paket tersebut diatas, ada dua paket pekerjaan yaitu Jalan
Lanjutan Jl. Sekargadung-Balerejo dengan nilai kekurangan pekerjaan
Rp78.983.100,00 dan Jl. Tombro Jabatan Dlingo dengan nilai kekurangan pekerjaan
Rp58.053.958,54 yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut. Dari pemeriksaan di
lapangan, ditemukan ketebalan lapen adalah 3cm, yang seharusnya ketebalannya 5
cm. Sebenarnya tebal lapen adalah 5 cm tetapi yang terbalut aspal 3 cm. Sehingga
kekurangan hanya pada kiciran aspal pertama, sedangkan total ketebalan material
batu rata-rata tetap 5 cm

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Blitar agar Kepala Dinas


Prasarana Wilayah menegur Penanggung jawab Kegiatan, Konsultan Pengawas
dan Kontraktor pelaksana atas kelalaian dalam melaksanakan tugas/ pekerjaannya.

22
4. Pembangunan Jalan dan Jembatan Pedesaan pada Dinas Lingkungan Hidup
dan Permukiman Dilaksanakan Tidak Sesuai Kontrak Senilai Rp172.850.017,22

Dalam Tahun Anggaran 2008 Pemerintah Kabupaten Blitar dhi Dinas


Lingkungan Hidup dan Permukiman (LHP) telah dan sedang melakukan kegiatan
Pembangunan Jalan dan Jembatan Perdesaan dan Proyek Pengembangan sarana
dan prasarana air bersih
Atas kegiatan tersebut BPK RI telah melakukan pemeriksaan secara uji petik
atas pelaksanaan pembangunan jalan dan jembatan dan proyek pengembangan
sarana dan prasarana air bersih sejak tanggal 23 September s.d. 10 Oktober 2008.
Dari hasil pengecekan tersebut diketahui bahwa terdapat empat pekerjaan yang
diuji petik dikerjakan tidak sesuai spesifikasi tekhnis dalam kontrak, kualitas rendah
dan kurangnya pengawasan. Kondisi fisik proyek yang dikerjakan adalah sebagai
berikut :

Pengaspalan Jalan dan Jembatan Pedesaan Nilai Kekurangan


Tebal Lapis Penetrasi (Cm)
No./Tgl. Kontrak Pekerjaan (Rp)
Hasil
No. Kontraktor / Nilai Kontrak Menurut
Pem Selisih ((5):(3)) x Nilai Jenis
Jangka waktu Pelaksanaan Kontrak
fisik Pekerjaan
1 2 3 4 5 6
1. Jalan Lingkar Kota Kecamatan Sutojayan
Kontrak No.050/04/BM1/3002-
K61/409.109/2008 Tanggal 26 Mei 2008,
Jangka waktu pelaksanaan 120 hari
dilaksanakan oleh CV Arjuna/
Rp850.721.000,00
- Lapis Penetrasi Klas B. = Rp71.793.838,29 5 3 2 28.717.535,31
2. Makadam Jl. Wonorejo – Mungkung Kec.
Talun Kontrak
No.600/25/J10/TRP/409.103/2008 Tanggal
26 Mei 2008, jangka waktu pelaksanaan 90
hari, dilaksanakan oleh CV. Sasongko Putra
Bhakti / Rp170.776.000,00
- Telford = Rp116.726.373,87 20 13 7 40.854.230,85
- Katelan = Rp18.582.622,50 5 3 2 7.433.049,00

23
1 2 3 4 5 6
3. Makadam Ds.Sumberingin – Sumberejo
No.600/25/J9/TRP/409.103/2008 Tanggal 26
Mei 2008, jangka waktu pelaksanaan 90 hari
CV. Mega Kurnia Abadi/ Rp142.263.000,00
- Pasangan LPB = Rp87.946.761,80 20 10 10 43.973.380,90
- Katelan = Rp15.015.125,59 5 3 2 6.006.050,23
4. Makadam Sumbersuko – Sumberrejo No.
600/25/18/TRP/409.103/2008 Tanggal 26
Mei 2008, Jangka waktu pelaksanaan 90 hari
CV. Tujuh Tujuh / Rp140.700.000,00
- Onderlag = Rp86.405.995,4 20 11 9 38.882.697,93
- Katelan = Rp17.457.682,5 5 3 2 6.983.073,00
JUMLAH 172.850.017,22

Dari uraian di atas menunjukkan pengawasan yang dilakukan pengawas


lapangan sangat lemah dan tidak efektif. Jumlah kekurangan pekerjaan seluruhnya
sebesar Rp172.850.017,22.
Atas kekurangan pekerjaan tersebut telah disetor ke Kas Daerah sebesar
Rp172.850.017,22 pada tanggal 21 Januari 2009.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan :


a. Pasal 4 Kontrak atas Pembangunan Jalan dan Jembatan mengenai syarat-syarat
pelaksanaan dalam setiap kontrak atas Pembangunan Jalan dan Jembatan,
pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah pembangunan jalan lingkar dan
makadam;
b. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/jasa Pemerintah pada :
1) Pasal 2 ayat (2) menyebutkan pengadaan barang/jasa dilakukan secara
efisien, efektif dan akuntabel;
2) pasal 36 ayat (2) pengguna barang/jasa melakukan penilaian terhadap hasil
pekerjaan yang telah diselesaikan, baik secara sebagian atau seluruh
pekerjaan dan menugaskan penyedia barang/jasa untuk memperbaiki
dan/atau melengkapi kekurangan pekerjaan sebagaimana yang diisyaratkan

24
dalam kontrak; ayat (3) Pengguna barang/jasa menerima penyerahan
pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan kontrak.

Hal tersebut mengakibatkan pengeluaran dana sebesar Rp172.850.017,22


tidak efektif dan kualitas jalan berkurang.

Kondisi tersebut di atas terjadi karena itikad tidak baik dari Penyedia Jasa
yang tidak mematuhi ketentuan kontrak dan Pengawas Lapangan lalai dan tidak
cermat dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

Atas permasalahan tersebut Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan


Permukiman Kabupaten Blitar menyatakan bahwa atas Pembangunan Jalan dan
Jembatan Pedesaan Dinas lingkungan hidup dan permukiman akan melakukan
klaim terhadap kontraktor sebesar kerugian daerah, mengingat pada saat tender
belum terjadi kenaikan harga BBM, dan pada saat pelaksanaan terjadi kenaikan
BBM 30% mengakibatkan harga bahan bangunan naik 10% s/d 30% dan tidak ada
eskalasi harga didalam kontrak, dan akan menghitung kembali kerugian yang
seharusnya.

BPK RI menyarankan Bupati Blitar agar Kepala Dinas Lingkungan Hidup


menegur Penanggung jawab Kegiatan, Konsultan Pengawas dan Kontraktor
pelaksana atas kelalaian dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya;

25
5. Perhitungan Biaya Pembangunan Pagar Kawasan Industri Peternakan (Kinak)
Melebihi Harga Pasar

Dalam rangka pemenuhan urusan wajib di bidang tata ruang, Pemerintah


Kabupaten Blitar dhi. Dinas Lingkungan Hidup dan Permukiman (LHP) mendapatkan
alokasi anggaran Tahun 2008 sebesar Rp996.000.000,00.
Dari alokasi anggaran tersebut, sebesar Rp544.248.300,00 digunakan untuk
Pengadaan/ Pembangunan Pagar Kawasan Industri Peternakan. Pelaksanaan
pembangunan pagar memanfaatkan tanah Milik PT. Perhutani (Persero) dan
dilaksanakan oleh CV Bimoseno Pratama, Blitar dengan kontrak No.
600/25/K1/TRP/409.103/2008 tanggal 26 Mei 2008 senilai Rp532.213.000,00.
Jangka waktu pelaksanaan selama 120 hari dan harus diserahkan paling lambat
tanggal 23 September 2008. Kemajuan fisik pada tanggal 10 Oktober 2008 baru
mencapai 60%. Keterlambatan penyelesaian pekerjaan terjadi karena menunggu
perijinan dari Perhutani yang baru diterbitkan pada tanggal 6 Agustus 2008.
Owner estimate (OE) atas pembangunan pagar kawasan industri untuk harga
satuan pasang kawat harmonika Rp29.610,00. Berdasarkan kontrak/RAB, volume
pekerjaan Pasang Kawat Harmonika sebesar 5.000,00 m2 dengan harga satuan
Rp20.700,00 atau senilai Rp103.500.000,00. Hasil konfirmasi dengan Kepala Dinas
Lingkungan Hidup yang didukung dengan bukti-bukti survey harga pasar diketahui
harga satuan kawat harmonika sebesar Rp17.000,00 atau senilai Rp850.000,00.
Dengan demikian terdapat selisih harga pekerjaan Kawat Harmonika
seharusnya sebesar: 5.000/50 x Rp850.000,00 = Rp85.000.000,00. atau terjadi
kemahalan harga sebesar Rp103.500.000,00 – Rp85.000.000,00 =
Rp18.500.000,00.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan maksud dan tujuan pengadaan


barang/jasa seperti ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, khususnya
Pasal 2 ayat (2), bahwa pengadaan barang /jasa dilakukan secara efisien, efektif
dan akuntabel.

26
Hal tersebut mengakibatkan terjadinya pemborosan keuangan daerah
sebesar Rp18.500.000,00 dan pelaksanaan kegiatan tidak dapat
dipertanggungjawabkan secara akuntabel.

Kondisi tersebut terjadi karena perencana dan pelaksana kegiatan yang tidak
cermat dalam menetapkan harga satuan pekerjaan.

Atas permasalahan tersebut Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan


Permukiman Kabupaten Blitar menyatakan bahwa setelah dikonfirmasi dengan
pemborong pembelian kawat harmonika dengan bukti data terlampir bahwa
pembilang kawat harmonika 5000/50 x Rp850.000,00 = Rp85.000.000,- sehingga
kerugian Rp103.000.000,00 – Rp85.000.000,00 = Rp18.500.000,00.

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Blitar agar memerintahkan Kepala


Dinas Lingkungan Hidup dan Permukiman menegur Penanggung jawab Kegiatan
dan Panitia Pengadaan agar lebih cermat dalam melaksanakan tugasnya.

27
6. Pengadaan Jasa Kebersihan RSUD “Ngudi Waluyo” Wlingi Tidak Mengikuti
Ketentuan, Memboroskan Keuangan Daerah Senilai Rp124.852.780,80

Rumah Sakit Umum Daerah Wlingi Kabupaten Blitar dalam Tahun Anggaran
2008 menganggarkan Honorarium Jasa Kebersihan sebesar Rp 365.000.000,00 dan
telah direalisasikan sampai dengan bulan Agustus sebesar Rp183.427.200,00.
Berdasarkan pemeriksaan bukti pertanggungjawaban diketahui jasa kebersihan di
kerjakan oleh pihak ketiga (CV.Andalan Prima). Pemakaian jasa pihak ketiga
dituangkan dalam bentuk Keputusan Kepala Bapelkesmas RSUD Wlingi, Ikatan
kerjasama antara Kepala Bapelkesmas Wlingi dengan CV.Andalan Prima
selanjutnya dituangkan dalam SPMK. Ikatan Kerjasama telah dilakukan sejak tahun
2004 sampai dengan tahun 2008 namun penggunaan jasa pihak ke-3 (CV.Andalan
Prima) tidak melalui proses pengadaan barang/jasa.
Berdasarkan dokumen Ikatan kerjasama dari bulan Januari sampai dengan
Agustus 2008 diketahui pekerjaan yang dilakukan oleh CV.Andalan Prima adalah
sebagai berikut :
a. Masa berlaku ikatan kerjasama 3 bulan dan diperpanjang tiap triwulanan;
b. Volume pekerjaan sebesar 9.264m2 @Rp3.000,00 = Rp30.571.200,00;
Sedangkan Harga satuan pekerjaan per meter persegi menurut Keputusan
Bupati Blitar Nomor.944 Tahun 2007 tentang Daftar Standar Harga Barang dan
Standar Biaya operasional kegiatan kebutuhan pemerintah ditetapkan bahwa
standar harga per meter persegi untuk pekerjaan pemeliharaan kebersihan
Rp1.320,00. Keputusan Bupati Blitar Nomor.188/231/409.012/KPTS/2008 tentang
Daftar Perubahan Standar Harga Barang dan Standar Biaya Operasional kegiatan
pasca kenaikan harga BBM Pemerintah Kabupaten Blitar, ditetapkan bahwa standar
harga per meter persegi untuk pekerjaan pemeliharaan kebersihan Rp.1.716,00.
Oleh karena itu terdapat selisih standar harga Bupati dengan harga satuan dalam
Ikatan Kerjasama antara Kepala Bapelkesmas dengan CV Andalan Prima, yaitu
sebagai berikut:
a. Bulan Januari s.d Mei 2008
Nilai Kontrak :9.264m2 x Rp3.000,00+PPN10% x 5 =Rp152.856.000,00
Nilai Standar harga Bupati(Lama):9.264m2xRp1.320,00+PPN10%x5=Rp 67.256.640,00
Selisih =Rp 85.599.360,00

28
b. Bulan Juni s.d Agustus 2008
Nilai kontrak:9.264m2 x Rp3.000,00 x 1+PPN10% x 3 =Rp91.713.600,00
Nilai Standar harga Bupati(Baru):9.264m2xRp1.716,00x1+PPN10%x3=Rp52.460.179,20
Selisih =Rp39.253.420,80

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor.80 Tahun


2003 pasal 2 ayat (2) yaitu Tujuan diberlakukannya Keputusan Presiden ini agar
pelaksanaan barang/jasa yang sebagian atau seluruhnya dibiayai APBN/APBD
dilakukan secara efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak
diskriminatif, dan akuntabel.

Hal tersebut mengakibatkan pemborosan keuangan daerah minimal sebesar


Rp124.852.780,80 (Rp85.599.360,00 + Rp39.253.420,80)

Hal tersebut terjadi karena Kepala RSUD Wlingi dan Panitia pengadaan
barang dan jasa tidak mematuhi ketentuan proses pengadaan barang dan jasa yang
berlaku.

Atas permasalahan tersebut Kepala Bapelkesmas RSUD “Ngudi Waluyo”


Wlingi menyatakan bahwa Pekerjaan Jasa Kebersihan Tahun Anggaran 2008
dilaksanakan dengan pola IKS 3 bulanan karena ketersediaan anggaran secara
definitif menunggu pengesahan APBD 2008 dan DPA. Selain itu, pengelolaan
kebersihan tidak memungkinkan untuk dihentikan. Selisih harga dengan keputusan
Bupati tentang Standar Harga Satuan Jasa Kebersihan disebabkan pekerjaan
kebersihan di Rumah Sakit harus memperhatikan hal khusus diantaranya
pencegahan penularan penyakit/infeksi Nosokomia (disebabkan cara pembersihan
yang tidak sesuai standar rumah sakit); menggunakan alat dan bahan-bahan kimia
tertentu untuk pekerjaan khusus; dan dilaksanakan terus menerus sepanjang hari
dan berkala.

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Blitar agar memberikan sanksi


kepada Kepala Bapelkesmas RSUD “Ngudi Waluyo” Wlingi yang tidak mematuhi

29
ketentuan proses pengadaan jasa kebersihan di lingkungan Rumah Sakit sesuai
ketentuan yang berlaku.

30
7. Pelaksanaan Pengadaan Meubelair Pada Dinas Kesehatan Terlambat
Diselesaikan dan Tidak Sesuai dengan Ketentuan

Dinas Kesehatan pada Tahun Anggaran 2007, melaksanakan kegiatan


Pengadaan sarana dan prasarana puskemas, salah satunya berupa pengadaan
meubelair dengan pagu dana sebesar Rp500.000.000,00. Untuk kegiatan tersebut,
Dinas Kesehatan melalui pelelangan umum menunjuk CV. Cempaka Indah sebagai
pelaksana dengan nilai kontrak sebesar Rp489.824.000,00. Pekerjaan dilaksanakan
berdasarkan Kontrak Nomor 442.1/1308/409.115/2007, dan Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) Nomor 442.1/1310/409.115/2007 tanggal 16 Nopember 2007. Jangka
waktu pelaksanaan 30 (tiga puluh) hari kalender. Penyerahan barang dari CV.
Cempaka Indah kepada Dinas Kesehatan dilakukan di 24 (dua puluh empat)
puskesmas se-Kabupaten Blitar, selambat-lambatnya tanggal 15 Desember 2007.
Sesuai pasal 5 kontrak tersebut, pembayaran dilaksanakan dua kali yaitu
uang muka sebesar 30% dari harga kontrak dan angsuran kedua senilai 100% dari
harga pekerjaan dikurangi uang muka 30%. Pembayaran angsuran kedua dilakukan
apabila prestasi pekerjaan yang dilakukan CV. Cempaka Indah mencapai 100% dari
seluruh pekerjaan yang diterima.
Hasil pemeriksaan fisik tanggal 10 Oktober 2008 menunjukkan pekerjaan
tersebut baru mencapai 72,87% sedangkan pembayaran kepada rekanan telah
lunas pada bulan Desember 2007.

Hasil pemeriksaan selanjutnya, ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan


ketentuan berkaitan dengan penyusunan dan pelaksanaan kontrak sebagai berikut:
a. Penyusunan Kontrak tidak sesuai ketentuan :
Berdasarkan Dokumen Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), diketahui
bahwa HPS sebesar Rp498.800.000,00 sudah termasuk PPN 10%. Hingga
pemeriksaan berakhir, dokumen HPS belum diterima oleh pemeriksa. Selain itu,
kontrak tidak dilengkapi dengan gambar model meubel yang dikerjakan, hal ini
menyebabkan tidak adanya pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga
terdapat perbedaan model, ukuran dan kualitas pada barang yang diterima
puskesmas.
Sesuai pasal 3 kontrak Nomor 442.1/1308/409.115/2007, Jaminan Pelaksanaan
pekerjaan adalah sebesar 5% dari harga kontrak/borongan, ditambah 5% dari

31
nilai HPS yang ditempatkan pada Bank Jatim. Nilai jaminan yang tercantum
dalam Dokumen Jaminan Pelaksanaan senilai Rp24.491.200,00, tidak sesuai
dengan nilai jaminan dalam kontrak pasal 3 yaitu Rp49.431.200,00 ((5% x
Rp489.824.000,00) + (5% x Rp498.800.000,00).
b. Pelaksanaan Kontrak
Berdasarkan Nota pengiriman yang dimiliki puskesmas, diketahui bahwa barang
yang diterima oleh beberapa puskesmas berasal dari CV. Jati Endah. Menurut
penjelasan Direktur CV. Cempaka Indah sebagian pekerjaan dialihkan kepada
CV. Jati Endah. CV. Cempaka Indah mengerjakan 12 (dua belas) paket
Puskesmas yaitu Puskesmas Selopuro, Garum, Talun, Nglegok, Sanankulon,
Kademangan, Ponggok, Srengat, Udanawu, Bacem, Kanigoro dan Wonodadi.
Pemeriksaan lebih lanjut pada Nota pengiriman dari rekanan dan Buku Inventaris
Barang Puskesmas, diketahui bahwa CV. Cempaka Indah belum mengirimkan
semua meubel kepada Puskesmas. Atas keterlambatan tersebut, Dinas Kesehatan
belum mengenakan denda. Denda keterlambatan sampai dengan pemeriksaan
berakhir sudah melampaui jumlah Jaminan Pelaksanaan dan Dinas Kesehatan juga
belum menarik jaminan tersebut, selain itu akibat keterlambatan pekerjaan terdapat
kekurangan pekerjaan sebesar Rp80.322.000,00. Rincian terlampir.
Berdasarkan kontrak pekerjaan, Pembayaran angsuran kedua dapat direalisasikan
setelah prestasi pekerjaan selesai 100%, namun dalam kenyataannya, Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) telah mengajukan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) tanggal 10 Desember 2007 pembayaran telah direalisasikan
melalui SPM Nomor 205/LS/BJ sebesar Rp311.706.100,00 dan SPM Nomor
206/LS/BJ sebesar Rp31.170.700,00 tanggal 10 Desember 2007.

Permasalahan tersebut tidak sesuai dengan :


a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tanggal 5 April 2003 tentang Keuangan
Negara, dalam pasal 3 ayat (1) menyatakan bahwa keuangan negara dikelola
secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis,
efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan
dan kepatutan;
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tanggal 14 Januari 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, pasal 21 ayat (1) menyebutkan bahwa pembayaran

32
atas beban APBN/APBD tidak boleh dilakukan sebelum barang dan/atau jasa
diterima;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, pada pasal 66 ayat (1) menyebutkan bahwa penerbitan SPM tidak boleh
dilakukan sebelum barang dan/atau jasa diterima kecuali ditentukan lain dalam
peraturan perundang-undangan;
d. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007, pada :
1) Pasal 13 ayat 1 yang menyatakan Pengguna barang/ jasa wajib memiliki
harga perkiraan sendiri (HPS) yang dikalkulasikan secara keahlian dan
berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan;
2) Pasal 29 ayat 1, yang menyatakan Kontrak sekurang-kurangnya memuat
ketentuan sebagai berikut, pokok pekerjaan yang diperjanjikan dengan uraian
yang jelas mengenai jenis dan jumlah barang/jasa yang diperjanjikan;
3) Pasal 32 ayat 3 yang menyatakan Penyedia barang/jasa dilarang
mengalihkan tanggung jawab sebagian pekerjaan utama dengan
mensubkontrakkan kepada pihak lain dengan cara dan alasan apapun,
kecuali disub-kontrakkan kepada penyedia barang/jasa spesialis.
4) Pasal 35 pada :
a) Ayat 2 yang menyatakan, Pemutusan kontrak dapat dilakukan bilamana
para pihak cidera janji dan/atau tidak memenuhi kewajiban dan tanggung
jawabnya sebagaimana diatur di dalam kontrak;
b) Ayat 3 yang menyatakan Pemutusan kontrak yang disebabkan oleh
kelalaian penyedia barang/jasa dikenakan sanksi sesuai yang ditetapkan
dalam kontrak berupa : jaminan pelaksanaan menjadi milik negara; sisa
uang muka harus dilunasi oleh penyedia barang/jasa; membayar denda
dan ganti rugi kepada negara; pengenaan daftar hitam untuk jangka
waktu tertentu;
c) Pengguna barang/jasa dapat memutuskan kontrak secara sepihak
apabila denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan
penyedia barang/jasa sudah melampaui besarnya jaminan pelaksanaan;
5) Pasal 37 ayat 1 yang menyatakan bahwa bila terjadi keterlambatan
penyelesaian pekerjaan akibat dari kelalaian penyedia barang/jasa, maka

33
penyedia barang/jasa yang bersangkutan dikenakan denda keterlambatan
sekurang-kurangnya 1 0/00 (satu perseribu) per hari dari nilai kontrak.
e. Surat Perintah Mulai Kerja Nomor 442.1/1310/409.115/2007 tanggal 16
Nopember 2007, masa pelaksanaan pekerjaan ditentukan sejak Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK), atau selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kemudian pekerjaan
harus sudah dimulai dan harus selesai dalam jangka waktu 30 (tiga puluh hari)
kalender atau pada tanggal 15 Desember 2007;
f. Surat Perjanjian Pekerjaan Nomor 442.1/1308/409.115/2007 tanggal 16
Nopember 2007 :
1) Pasal 4, Penyerahan barang dari pihak kedua kepada pihak kesatu dilakukan
di 24 (dua puluh empat) Puskesmas se Kabupaten Blitar, selambat-
lambatnya tanggal 15 Desember 2007;
2) Pembayaran angsuran kedua senilai 100% (seratus persen) dari harga
pekerjaan atau Rp489.824.000,00 dikurangi uang muka 30% atau
Rp489.824.000,00 – Rp146..947.200,00 = Rp342.876.800,00 apabila
prestasi kerja pekerjaan yang dilaksanakan pihak kedua mencapai 100% dari
seluruh pekerjaan yang diterima dengan baik oleh pihak kesatu;
3) Apabila sampai dengan tanggal batas waktu pelaksanaan pekerjaan dalam
pasal 4 Pihak Kedua belum melakukan penyerahan hasil pekerjaan
seluruhnya (100%) kepada pihak kesatu maka pihak kedua dikenakan denda
keterlambatan sebesar 1 0/00 dari harga kontrak untuk tiap hari kelambatan
dan bilamana denda keterlambatan atas pelaksanaan pekerjaan telah
melebihi nilai jaminan pelaksanaan, maka pihak pertama dapat memutuskan
kontrak dan pihak kedua tidak dapat menuntut kerugian atas pemutusan
kontrak tersebut.

Kondisi tersebut mengakibatkan :


a. Harga penawaran pekerjaan termasuk rinciannya diragukan kewajarannya;
b. Pelaksanaan pekerjaan tidak terkendali;
c. Tertundanya memanfaatkan hasil pekerjaan namun denda atas keterlambatan
pekerjaan sebesar Rp24.491.200,00 (5% x Rp489.824.000,00) belum dapat
diterima;
d. Kerugian daerah sebesar Rp80.322.000,00;

34
Hal tersebut disebabkan :
a. Pengendalian Kepala Dinas Kesehatan yang tidak efektif dalam proses
pengadaan dan pelaksanaan barang di lingkungannya;
b. Rekanan wanprestasi tidak mengirimkan meubel sesuai dengan batas waktu
yang telah ditetapkan dalam kontrak.

Atas permasalahan tersebut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar


menyatakan bahwa dalam Dokumen Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS), HPS
telah tercantum secara global tapi tidak disertai bukti tertulis dari beberapa
perusahaan mebel, ini disebabkan perusahaan mebel keberatan memberikan daftar
harga jika tidak pesan/membeli di tempat tersebut. Kontrak tidak dilengkapi gambar
model mebel karena barang umum, sehingga mengacu pada ukuran tinggi, panjang
dan lebar serta bahan yang dibutuhkan. Sesuai pasal 3 kontrak Nomor
442.1/1308/409.115/207 jaminan pelaksanaan pekerjaan sebenarnya adalah 3%
bukan 5% ini terjadi karena kesalahan dalam pengetikan. Akibat keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan dan kekurangan prestasi pekerjaan, harus dipenuhi oleh
rekanan pelaksana (CV. Cempaka Indah) sebesar Rp80.322.000,00 sesuai lampiran
perhitungan kekurangan pekerjaan beserta denda keterlambatan pekerjaan yang
mengakibatkan kerugian daerah sebesar Rp24.491.200,00.

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Blitar agar :


a. Mengenakan sanksi kepada Kepala Dinas Kesehatan atas kebijakan dan
pengendalian yang tidak efektif di lingkungannya;
b. Memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan agar menarik kerugian daerah sebesar
Rp80.322.000,00 dan denda maksimal sebesar Rp24.491.200,00 atas
keterlambatan pekerjaan kepada CV. Cempaka Indah dan menyetorkan ke Kas
Daerah;
c. Mengenakan daftar hitam kepada CV. Cempaka Indah untuk jangka waktu
tertentu.

35
8. Pertanggungjawaban Dana Pendamping Untuk Imbal Swadaya Pada Beberapa
Sekolah Tidak Sesuai Dengan Perencanaan

Pemerintah Kabupaten Blitar Tahun Anggaran 2008 dhi Dinas Pendidikan


menetapkan Keputusan Nomor 188/214/409.012/KPTS/2008 Tentang penetapan
Sekolah Penerima Dana Pendamping. Dana pendamping diberikan kepada sekolah-
sekolah berdasarkan SK Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Nomor
1936.1/C3/Kep /2007 yang ditetapkan di Jakarta Tanggal 12 Nopember 2007
Tentang Penetapan Sekolah Penerima Subsidi Imbal Swadaya Tahun 2007. Dana
tersebut dipergunakan untuk pembangunan gedung tambahan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik sejak tanggal 23 September sampai
tanggal 10 Oktober ditemukan beberapa sekolah pertanggungjawabannya tidak
sesuai ketentuan yaitu:
a. Pembangunan 1 (unit) Laboratoriuam IPA SMPN 2 Srengat sebesar
Rp 165.000.000,00 dan Pembangunan Perpustakaan SMPN 2 Bakung sebesar
Rp 150.000.000,00 di Kabupaten Blitar. Hasil pemeriksaan fisik dan SPJ Tanggal
19 September 2008 terdapat kekurangan antara lain:

No. Uraian kekurangan fisik Volume Harga Satuan Jumlah

1. SMPN 2 Srengat
Kran air 4 buah 37.660,00 150.640,00
Stop Kontak (Braco) 3 buah 13.000,00 39.000,00
Sekring MCB themis 10-16 Amp 1 buah 34.800,00 34.800,00
Meja guru 1 buah 500.000,00 500.000,00
Kursi Guru 4 buah 100.000,00 400.000,00
Lemari besi 3 buah 500.000,00 1.500.000,00
Papan tulis 1 buah 200,000,00 200.000,00
Kursi murid 20 buah 75.000,000 1.500.000,00
Kotak Sampah 1 buah 50.000,00 50.000,00
Lemari Asam 1 buah 600.000,00 600.000,00

Jumlah I 4.974.440,00

36
2 SMPN 2 Bakung
Meja guru 1 buah 500.000,00 500.000,00
Meja baca 10 buah 500.000,00 5.000.000,00
Meja baca besar 4 buah 600.000,00 2.400.000,00
Rak buku 2 buah 1.500.000,00 3.000.000,00
Kursi siswa 20 buah 100.000,00 2.000.000,00

Jumlah II 12.900.000,00
Buku Siswa
Matematika klas 7 120 buah 14.321,00 1.718.520,00
Matematika klas 8 102 buah 15.458,00 1.576.716,00
Matematika klas 9 107 buah 10.141,00 1.085.087,00
Bhs Indonesia 7 120 buah 9.942,00 1.193.040,00
Bhs Indonesia 8 102 buah 12.947,00 1.320.594,00
Bhs Indonesia 9 107 buah 11.675,00 1.249.225,00
Bhs Inggris 7 120 buah 11.109,00 1.333.080,00
Bhs Inggris 8 102 buah 11.109,00 1.133.118,00
Bhs Inggris 9 107 buah 9.715,00 1.039.505,00
IPA 7 120 buah 19.589,00 2.350.680,00
IPA 8 102 buah 20.422,00 2.083.044,00
IPA 9 107 buah 22,441,00 2.401.187,00
IPS 7 120 buah 22.578,00 2.709.360,00
IPS 8 102 buah 23.093,00 2.355.486,00
IPS 9 107 buah 24.369,00 2.607.483,00
PKn 7 120 buah 15.245,00 1.829.400,00
Pkn 8 102 buah 14.845,00 1.514.190,00
Pkn 9 107 buah 14.965,00 1.601.255,00

Jumlah III - - 31.100.970,00


Jumlah I+II+III - - 48.975.410,00

Penyusunan bukti pertanggungjawaban dari SMPN 2 Srengat dan SMPN 2


Bakung tidak disusun dengan tertib dan benar. Berdasarkan laporan berita acara

37
pemeriksaan Bawasda bulan Oktober 2008 seluruh kekurangan tersebut telah
dipenuhi

b. Pertanggungjawaban Pelaksanaan Dana Pendamping-Imbal Swadaya


Pembangunan Pagar Keliling SMKN 1 Doko, SMKN Kademangan dan SMKN
Udanawu Yang Didanai Pendamping APBD Tidak Sesuai Dengan Perencanaan

Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Keputusan Bupati No.


188/214/409.012/KPTS/2008 Tanggal 02 Juni 2008 telah menetapkan sekolah
penerima Dana pendamping RKB/UGB yang di bebankan APBD tahun 2008
sebagai dasar Persyaratan untuk mendapatkan Bantuan Dana Imbal Swadaya

Hasil Pemeriksaan menunjukkan bahwa dana pendamping telah


direalisasikan sebelum dana Imbal Swadaya dari pusat diterima. Dana pendamping
direncanakan untuk pembangunan Unit Gedung Baru (UGB) dialihkan untuk
pembangunan pagar keliling Sekolah. Hasil pekerjaan fisik pagar mencapai 45%
dan belum meng-administrasikan bukti pertanggungjawaban dengan tertib.
Hal tersebut tidak sesuai dengan Surat Perjanjian Pemberian Imbal Swadaya
Unit Gedung Baru Sekolah Menengah Kejuruan (UGB-SMK) antara Pejabat
Pembuat Komitmen pada Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Kejuruan dengan
SMKN I Doko Nomor 1341/C5.4/Kep/KU/2007; SMKN I Kademangan Nomor
1339/C5.4/Kep/KU/2007; SMKN I Udanawu Nomor 1340/C5.4/Kep/KU/2007, pada :
1) Pasal 2, yang menyatakan Pembangunan Gedung dan pengadaan perabot
sesuai dengan rencana pengunaan Dana;
2) Pasal 9 :
a) Ayat (2), yang menyatakan Segala sesuatu yang belum diatur dalam surat
perjanjian ini atau perubahan-perubahan yang dipandang perlu oleh kedua
pihak,akan diatur lebih lanjut dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari surat perjanjian ini;
b) Ayat (3), Perubahan terhadap isi perjanjian hanya dapat dilakukan atas
persetujuan kedua pihak.

Hal tersebut mengakibatkan pembangunan unit gedung baru tidak dapat


dimanfaatkan secara maksimal

38
Hal tersebut disebabkan :
a. Kepala Dinas Pendidikan tidak mematuhi ketentuan pencairan dana pendamping
imbal swadaya
b. Kepala Sekolah dan Panitia Pembangunan Sekolah tidak mematuhi ketentuan
yang berlaku

Atas permasalahan tersebut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan


Kabupaten Blitar meminta Kepala SMP Negeri 2 Bakung dan SMP Negeri 2 Srengat
agar membuat surat kesanggupan menyelesaikan hasil temuan BPK dan segera
melengkapi SPJ sesuai dengan ketentuan beserta pajaknya. Dana pendamping
UGB (Unit Gedung Baru) yang peruntukannya untuk pagar sekolah agar dilaporkan
kepada Kepala Dinas P dan K Kabupaten Blitar yang selanjutnya akan diteruskan ke
Depdiknas. Selanjutnya Kepala Dinas P dan K akan meneruskan ke Depdiknas
sekaligus memohon realisasi dana bantuan UGB sesuai MOU yang telah dibuat.

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Blitar agar Kepala Dinas


Pendidikan :
a. Diperingatkan untuk mematuhi ketentuan yang berlaku dalam pencairan dana
pendamping imbal swadaya;
b. Menegur Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Srengat, SMP Negeri 2 Bakung, SMKN
Udanawu, SMKN Kademangan dan SMKN Doko agar dalam pelaksanaan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.

39
Lampiran

Perhitungan Kekurangan Pekerjaan CV. Cempaka Indah s.d Pemeriksaan

Realisasi Kekurangan Pekerjaan


Jumlah
No. Nama Puskesmas Nama Barang Harga Satuan Alokasi s.d
Alokasi Jumlah Nominal (Rp) Total (Rp)
Pemeriksaan
1 SELOPURO Kursi Tunggu 750.000,00 4 4 0 - 5.476.000,00
Meja Tulis Kantor 1/2 Biro 1.100.000,00 4 4 0 -
Tempat Tidur 1.200.000,00 2 2 0 -
Kasur 250.000,00 2 0 2 500.000,00
Lemari Obat 850.000,00 3 3 0 -
Sketsel 390.000,00 2 0 2 780.000,00
Kursi Lipat 350.000,00 6 0 6 2.100.000,00
Lemari Arsip 1.200.000,00 2 2 0 -
Lemari Kaca 940.000,00 4 2 2 1.880.000,00
Bantal 54.000,00 4 0 4 216.000,00

2 SRENGAT Kursi Tunggu 750.000,00 4 4 0 - 8.556.000,00


Meja Tulis Kantor 1/2 Biro 1.100.000,00 4 4 0 -
Tempat Tidur 1.200.000,00 2 2 0 -
Kasur 250.000,00 2 0 2 500.000,00
Lemari Obat 850.000,00 2 2 0 -
Sketsel 390.000,00 2 0 2 780.000,00
Kursi Lipat 350.000,00 6 0 6 2.100.000,00
Lemari Arsip 1.200.000,00 2 1 1 1.200.000,00
Lemari Kaca 940.000,00 4 0 4 3.760.000,00
Bantal 54.000,00 4 0 4 216.000,00

3 WONODADI Kursi Tunggu 750.000,00 4 4 0 - 3.496.000,00


Meja Tulis Kantor 1/2 Biro 1.100.000,00 4 4 0 -
Tempat Tidur 1.200.000,00 2 2 0 -
Kasur 250.000,00 2 2 500.000,00
Lemari Obat 850.000,00 2 2 0 -
Sketsel 390.000,00 0 0 -
Kursi Lipat 350.000,00 6 6 2.100.000,00
Lemari Arsip 1.200.000,00 2 3 -1 (1.200.000,00)
Lemari Kaca 940.000,00 4 2 2 1.880.000,00
Bantal 54.000,00 4 4 216.000,00
Lampiran

Realisasi Kekurangan Pekerjaan


Jumlah
No. Nama Puskesmas Nama Barang Harga Satuan Alokasi s.d
Alokasi Jumlah Nominal (Rp) Total (Rp)
Pemeriksaan
4 UDANAWU Kursi Tunggu 750.000,00 4 4 0 - (1.240.000,00)
Meja Tulis Kantor 1/2 Biro 1.100.000,00 4 4 0 -
Tempat Tidur 1.200.000,00 0 2 -2 (2.400.000,00)
Kasur 250.000,00 0 0 -
Lemari Obat 850.000,00 2 2 0 -
Sketsel 390.000,00 0 0 -
Kursi Lipat 350.000,00 6 6 2.100.000,00
Lemari Arsip 1.200.000,00 2 2 0 -
Lemari Kaca 940.000,00 3 4 -1 (940.000,00)
Bantal 54.000,00 0 0 -

5 PONGGOK Kursi Tunggu 750.000,00 4 4 0 - 3.596.000,00


Meja Tulis Kantor 1/2 Biro 1.100.000,00 4 4 0 -
Tempat Tidur 1.200.000,00 2 2 0 -
Kasur 250.000,00 2 0 2 500.000,00
Lemari Obat 850.000,00 2 2 0 -
Sketsel 390.000,00 2 0 2 780.000,00
Kursi Lipat 350.000,00 6 0 6 2.100.000,00
Lemari Arsip 1.200.000,00 2 2 0 -
Lemari Kaca 940.000,00 4 4 0 -
Bantal 54.000,00 4 0 4 216.000,00

6 BACEM Kursi Tunggu 750.000,00 4 4 0 - 1.536.000,00


Meja Tulis Kantor 1/2 Biro 1.100.000,00 4 4 0 -
Tempat Tidur 1.200.000,00 2 2 0 -
Kasur 250.000,00 2 2 500.000,00
Lemari Obat 850.000,00 1 3 -2 (1.700.000,00)
Sketsel 390.000,00 0 0 -
Kursi Lipat 350.000,00 6 6 2.100.000,00
Lemari Arsip 1.200.000,00 2 4 -2 (2.400.000,00)
Lemari Kaca 940.000,00 4 1 3 2.820.000,00
Bantal 54.000,00 4 4 216.000,00
Lampiran

Realisasi Kekurangan Pekerjaan


Jumlah
No. Nama Puskesmas Nama Barang Harga Satuan Alokasi s.d
Alokasi Jumlah Nominal (Rp) Total (Rp)
Pemeriksaan
7 NGLEGOK Kursi Tunggu 750.000,00 4 4 0 - 7.652.000,00
Meja Tulis Kantor 1/2 Biro 1.100.000,00 4 4 0 -
Tempat Tidur 1.200.000,00 4 2 2 2.400.000,00
Kasur 250.000,00 4 0 4 1.000.000,00
Lemari Obat 850.000,00 2 2 0 -
Sketsel 390.000,00 2 0 2 780.000,00
Kursi Lipat 350.000,00 6 0 6 2.100.000,00
Lemari Arsip 1.200.000,00 2 2 0 -
Lemari Kaca 940.000,00 4 3 1 940.000,00
Bantal 54.000,00 8 0 8 432.000,00

8 SANANKULON Kursi Tunggu 750.000,00 4 4 0 - 5.636.000,00


Meja Tulis Kantor 1/2 Biro 1.100.000,00 4 4 0 -
Tempat Tidur 1.200.000,00 2 2 0 -
Kasur 250.000,00 2 0 2 500.000,00
Lemari Obat 850.000,00 2 2 0 -
Sketsel 390.000,00 0 0 0 -
Kursi Lipat 350.000,00 6 0 6 2.100.000,00
Lemari Arsip 1.200.000,00 2 2 0 -
Lemari Kaca 940.000,00 3 0 3 2.820.000,00
Bantal 54.000,00 4 0 4 216.000,00

9 GARUM Kursi Tunggu 750.000,00 4 4 0 - 5.656.000,00


Meja Tulis Kantor 1/2 Biro 1.100.000,00 4 4 0 -
Tempat Tidur 1.200.000,00 2 2 2.400.000,00
Kasur 250.000,00 2 2 0 -
Lemari Obat 850.000,00 2 2 0 -
Sketsel 390.000,00 0 0 -
Kursi Lipat 350.000,00 6 6 2.100.000,00
Lemari Arsip 1.200.000,00 2 2 0 -
Lemari Kaca 940.000,00 4 3 1 940.000,00
Bantal 54.000,00 4 4 216.000,00
Lampiran

Realisasi Kekurangan Pekerjaan


Jumlah
No. Nama Puskesmas Nama Barang Harga Satuan Alokasi s.d
Alokasi Jumlah Nominal (Rp) Total (Rp)
Pemeriksaan
10 KANIGORO Kursi Tunggu 750.000,00 4 4 0 - 9.736.000,00
Meja Tulis Kantor 1/2 Biro 1.100.000,00 4 4 0 -
Tempat Tidur 1.200.000,00 2 2 0 -
Kasur 250.000,00 2 2 500.000,00
Lemari Obat 850.000,00 2 2 1.700.000,00
Sketsel 390.000,00 0 0 -
Kursi Lipat 350.000,00 6 6 2.100.000,00
Lemari Arsip 1.200.000,00 2 2 2.400.000,00
Lemari Kaca 940.000,00 3 3 2.820.000,00
Bantal 54.000,00 4 4 216.000,00

11 SUTOJAYAN Kursi Tunggu 750.000,00 4 4 0 - -


Meja Tulis Kantor 1/2 Biro 1.100.000,00 4 4 0 -
Tempat Tidur 1.200.000,00 4 4 0 -
Kasur 250.000,00 4 4 0 -
Lemari Obat 850.000,00 2 2 0 -
Sketsel 390.000,00 2 2 0 -
Kursi Lipat 350.000,00 6 6 0 -
Lemari Arsip 1.200.000,00 2 2 0 -
Lemari Kaca 940.000,00 4 4 0 -
Bantal 54.000,00 8 8 0 -

12 PANGGUNGREJO Kursi Tunggu 750.000,00 4 3 1 750.000,00 5.780.000,00


Meja Tulis Kantor 1/2 Biro 1.100.000,00 4 3 1 1.100.000,00
Tempat Tidur 1.200.000,00 0 0 0 -
Kasur 250.000,00 0 0 0 -
Lemari Obat 850.000,00 2 1 1 850.000,00
Sketsel 390.000,00 0 0 0 -
Kursi Lipat 350.000,00 6 6 0 -
Lemari Arsip 1.200.000,00 2 1 1 1.200.000,00
Lemari Kaca 940.000,00 3 1 2 1.880.000,00
Bantal 54.000,00 0 0 0 -
Lampiran

Realisasi Kekurangan Pekerjaan


Jumlah
No. Nama Puskesmas Nama Barang Harga Satuan Alokasi s.d
Alokasi Jumlah Nominal (Rp) Total (Rp)
Pemeriksaan
13 BINANGUN Kursi Tunggu 750.000,00 4 4 0 - -
Meja Tulis Kantor 1/2 Biro 1.100.000,00 4 4 0 -
Tempat Tidur 1.200.000,00 4 4 0 -
Kasur 250.000,00 4 4 0 -
Lemari Obat 850.000,00 2 2 0 -
Sketsel 390.000,00 2 2 0 -
Kursi Lipat 350.000,00 6 6 0 -
Lemari Arsip 1.200.000,00 2 2 0 -
Lemari Kaca 940.000,00 4 4 0 -
Bantal 54.000,00 8 8 0 -

14 WATES Kursi Tunggu 750.000,00 4 4 0 - 2.820.000,00


Meja Tulis Kantor 1/2 Biro 1.100.000,00 4 4 0 -
Tempat Tidur 1.200.000,00 0 0 0 -
Kasur 250.000,00 0 0 0 -
Lemari Obat 850.000,00 2 2 0 -
Sketsel 390.000,00 0 0 0 -
Kursi Lipat 350.000,00 6 6 0 -
Lemari Arsip 1.200.000,00 2 2 0 -
Lemari Kaca 940.000,00 3 0 3 2.820.000,00
Bantal 54.000,00 0 0 0 -

15 KADEMANGAN Kursi Tunggu 750.000,00 4 4 0 - 12.796.000,00


Meja Tulis Kantor 1/2 Biro 1.100.000,00 4 0 4 4.400.000,00
Tempat Tidur 1.200.000,00 2 0 2 2.400.000,00
Kasur 250.000,00 2 0 2 500.000,00
Lemari Obat 850.000,00 2 2 0 -
Sketsel 390.000,00 2 0 2 780.000,00
Kursi Lipat 350.000,00 6 0 6 2.100.000,00
Lemari Arsip 1.200.000,00 2 0 2 2.400.000,00
Lemari Kaca 940.000,00 3 3 0 -
Bantal 54.000,00 4 0 4 216.000,00
Lampiran

Realisasi Kekurangan Pekerjaan


Jumlah
No. Nama Puskesmas Nama Barang Harga Satuan Alokasi s.d
Alokasi Jumlah Nominal (Rp) Total (Rp)
Pemeriksaan
16 BAKUNG Kursi Tunggu 750.000,00 4 4 0 - -
Meja Tulis Kantor 1/2 Biro 1.100.000,00 4 4 0 -
Tempat Tidur 1.200.000,00 4 4 0 -
Kasur 250.000,00 4 4 0 -
Lemari Obat 850.000,00 2 2 0 -
Sketsel 390.000,00 0 0 0 -
Kursi Lipat 350.000,00 6 6 0 -
Lemari Arsip 1.200.000,00 2 2 0 -
Lemari Kaca 940.000,00 4 4 0 -
Bantal 54.000,00 8 8 0 -

17 KESAMBEN Kursi Tunggu 750.000,00 4 4 0 - -


Meja Tulis Kantor 1/2 Biro 1.100.000,00 4 4 0 -
Tempat Tidur 1.200.000,00 4 4 0 -
Kasur 250.000,00 4 4 0 -
Lemari Obat 850.000,00 2 2 0 -
Sketsel 390.000,00 2 2 0 -
Kursi Lipat 350.000,00 6 6 0 -
Lemari Arsip 1.200.000,00 2 2 0 -
Lemari Kaca 940.000,00 4 4 0 -
Bantal 54.000,00 8 8 0 -

18 WLINGI Kursi Tunggu 750.000,00 4 4 0 - -


Meja Tulis Kantor 1/2 Biro 1.100.000,00 4 4 0 -
Tempat Tidur 1.200.000,00 0 0 0 -
Kasur 250.000,00 0 0 0 -
Lemari Obat 850.000,00 2 2 0 -
Sketsel 390.000,00 0 0 0 -
Kursi Lipat 350.000,00 6 6 0 -
Lemari Arsip 1.200.000,00 2 2 0 -
Lemari Kaca 940.000,00 3 3 0 -
Bantal 54.000,00 0 0 0 -
Lampiran

Realisasi Kekurangan Pekerjaan


Jumlah
No. Nama Puskesmas Nama Barang Harga Satuan Alokasi s.d
Alokasi Jumlah Nominal (Rp) Total (Rp)
Pemeriksaan
19 GANDUSARI Kursi Tunggu 750.000,00 4 4 0 - -
Meja Tulis Kantor 1/2 Biro 1.100.000,00 4 4 0 -
Tempat Tidur 1.200.000,00 4 4 0 -
Kasur 250.000,00 4 4 0 -
Lemari Obat 850.000,00 2 2 0 -
Sketsel 390.000,00 2 2 0 -
Kursi Lipat 350.000,00 6 6 0 -
Lemari Arsip 1.200.000,00 2 2 0 -
Lemari Kaca 940.000,00 4 4 0 -
Bantal 54.000,00 8 8 0 -

20 DOKO Kursi Tunggu 750.000,00 4 4 0 - 6.010.000,00


Meja Tulis Kantor 1/2 Biro 1.100.000,00 4 4 0 -
Tempat Tidur 1.200.000,00 0 0 0 -
Kasur 250.000,00 0 0 0 -
Lemari Obat 850.000,00 2 1 1 850.000,00
Sketsel 390.000,00 2 2 0 -
Kursi Lipat 350.000,00 6 2 4 1.400.000,00
Lemari Arsip 1.200.000,00 2 2 0 -
Lemari Kaca 940.000,00 4 0 4 3.760.000,00
Bantal 54.000,00 0 0 0 -

21 TALUN Kursi Tunggu 750.000,00 4 4 0 - 2.816.000,00


Meja Tulis Kantor 1/2 Biro 1.100.000,00 4 4 0 -
Tempat Tidur 1.200.000,00 2 2 0 -
Kasur 250.000,00 2 0 2 500.000,00
Lemari Obat 850.000,00 2 2 0 -
Sketsel 390.000,00 0 0 0 -
Kursi Lipat 350.000,00 6 0 6 2.100.000,00
Lemari Arsip 1.200.000,00 2 2 0 -
Lemari Kaca 940.000,00 3 3 0 -
Bantal 54.000,00 4 0 4 216.000,00
Lampiran

Realisasi Kekurangan Pekerjaan


Jumlah
No. Nama Puskesmas Nama Barang Harga Satuan Alokasi s.d
Alokasi Jumlah Nominal (Rp) Total (Rp)
Pemeriksaan
22 BORO Kursi Tunggu 750.000,00 4 4 0 - -
Meja Tulis Kantor 1/2 Biro 1.100.000,00 4 4 0 -
Tempat Tidur 1.200.000,00 0 0 0 -
Kasur 250.000,00 0 0 0 -
Lemari Obat 850.000,00 2 2 0 -
Sketsel 390.000,00 0 0 0 -
Kursi Lipat 350.000,00 6 6 0 -
Lemari Arsip 1.200.000,00 2 2 0 -
Lemari Kaca 940.000,00 3 3 0 -
Bantal 54.000,00 0 0 0 -

23 SLUMBUNG Kursi Tunggu 750.000,00 4 4 0 - -


Meja Tulis Kantor 1/2 Biro 1.100.000,00 4 4 0 -
Tempat Tidur 1.200.000,00 0 0 0 -
Kasur 250.000,00 0 0 0 -
Lemari Obat 850.000,00 2 2 0 -
Sketsel 390.000,00 0 0 0 -
Kursi Lipat 350.000,00 6 6 0 -
Lemari Arsip 1.200.000,00 2 2 0 -
Lemari Kaca 940.000,00 3 3 0 -
Bantal 54.000,00 0 0 0 -

24 WONOTIRTO Kursi Tunggu 750.000,00 4 4 0 - -


Meja Tulis Kantor 1/2 Biro 1.100.000,00 4 4 0 -
Tempat Tidur 1.200.000,00 4 4 0 -
Kasur 250.000,00 4 4 0 -
Lemari Obat 850.000,00 2 2 0 -
Sketsel 390.000,00 0 0 0 -
Kursi Lipat 350.000,00 6 6 0 -
Lemari Arsip 1.200.000,00 2 2 0 -
Lemari Kaca 940.000,00 4 4 0 -
Bantal 54.000,00 8 8 0 -

JUMLAH KEKURANGAN PEKERJAAN 80.322.000,00

You might also like