Professional Documents
Culture Documents
REPUBLIK INDONESIA
KABUPATEN BLITAR
DI
BLITAR
Nomor : 04 /R/XVIII.JATIM/01/2009
Tanggal : 22 Januari 2009
DAFTAR ISI
Halaman
RESUME HASIL PEMERIKSAAN ………….…………………………………………. 1
HASIL PEMERIKSAAN ………………………………………….……………………… 3
BAB I. GAMBARAN UMUM…...…………………………………………………....... 3
1. Dasar Hukum Pemeriksaan ……………………………………………… 3
2. Standar Pemeriksaan……………………………………………………... 3
3. Tujuan Pemeriksaan ………..…………………………………………..... 3
4. Sasaran Pemeriksaan…………………………………………………….. 3
5. Metodologi Pemeriksaan ………………………………………………… 3
6. Jangka Waktu Pemeriksaan …………………………………………….. 4
7. Obyek Pemeriksaan …...…………………………………………………. 4
BAB II. HASIL PEMERIKSAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN .................. 6
BAB III. HASIL PEMERIKSAAN TINDAK LANJUT ………………………………... 10
BAB IV. TEMUAN PEMERIKSAAN ….……………………..………………………… 11
1. Pengalihan Pekerjaan Jalan Senilai Rp488.333.466,57 Dilaksanakan
tidak berdasarkan Kontrak .................................................................. 11
2. Biaya Mobilisasi dan Erection Rangka pada Pembangunan
Jembatan Ngembul Lebih Bayar Sebesar Rp41.056.402,00…………. 18
3. Pembangunan Jalan dan Jembatan Pedesaan pada Dinas
Prasarana Wilayah Dilaksanakan Tidak Sesuai Kontrak Senilai
Rp217.067.260,75……………………………….…………..................... 20
4. Pembangunan Jalan dan Jembatan Pedesaan pada Dinas
Lingkungan Hidup dan Permukiman Dilaksanakan Tidak Sesuai
Kontrak Senilai Rp172.850.017,22....................................................... 23
5. Perhitungan Biaya Pembangunan Pagar Kawasan Industri
Peternakan (Kinak) Melebihi Harga Pasar ……………………………. 26
6. Pengadaan Jasa Kebersihan RSUD “Ngudi Waluyo” Wlingi Tidak
mengikuti ketentuan, memboroskan keuangan daerah senilai
Rp124.852.780,80................................................................................ 28
7. Pelaksanaan Pengadaan Meubelair Pada Dinas Kesehatan
terlambat diselesaikan dan tidak sesuai dengan ketentuan …………. 31
8. Pertanggungjawaban Dana Pendamping Untuk Imbal Swadaya
Pada Beberapa Sekolah Tidak Sesuai Dengan Perencanaan............. 36
LAMPIRAN
RESUME HASIL PEMERIKSAAN
1
b. Pembangunan Jalan dan Jembatan Pedesaan pada Dinas Prasarana Wilayah
Dilaksanakan Tidak Sesuai Kontrak Senilai Rp217.067.260,75;
c. Pembangunan Jalan dan Jembatan Pedesaan pada Dinas Lingkungan Hidup
dan Permukiman Dilaksanakan Tidak Sesuai Kontrak Senilai
Rp172.850.017,22;
d. Pelaksanaan Pengadaan Meubelair Pada Dinas Kesehatan terlambat
diselesaikan dan tidak sesuai dengan ketentuan.
2
HASIL PEMERIKSAAN
2. Standar Pemeriksaan
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) Tahun 2007.
3. Tujuan Pemeriksaan
Tujuan pemeriksaan mencakup penentuan apakah :
a. Kegiatan belanja daerah yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Blitar telah
sesuai dengan aturan/perundang-undangan yang berlaku;
b. Dalam pengelolaan keuangan daerah terdapat indikasi tindak pidana dan kerugian
keuangan daerah;
c. Sumber daya yang diadakan/digunakan secara ekonomis dan efisien.
4. Sasaran Pemeriksaan
Untuk mencapai tujuan pemeriksaan, maka sasaran pemeriksaan diarahkan pada
Belanja Langsung berupa Belanja Barang Habis Pakai dan Belanja Pemeliharaan serta
Belanja Modal yang digunakan untuk sarana pendidikan, kesehatan dan infrastruktur
yang jumlah anggaran dan realisasinya cukup besar atau signifikan, dan untuk
pengadaan sarana dan prasarana publik.
5. Metode Pemeriksaan
Pemeriksaan atas belanja daerah akan memberikan penilaian terhadap pelaksanaan
anggaran dan sistem pengendalian intern dengan pendekatan :
a. Pendekatan Resiko
3
Metodologi yang diterapkan dalam melaksanakan pemeriksaan tersebut dilakukan
dengan menggunakan pendekatan resiko. Pendekatan resiko yang dilakukan dalam
pemeriksaan ini didasarkan pada pemahaman dan pengujian atas efektivitas sistem
pengendalian intern mengenai pengelolaan Belanja Daerah khususnya di dinas-dinas
yang mengadakan sarana dan prasarana fisik. Hasil pemahaman dan pengujian SPI
ini akan menentukan tingkat keandalan SPI sesuai dengan asersi manajemen dan
ketentuan yang berlaku.
b. Pengujian dalam pemeriksaan
Pemeriksaan Belanja Daerah tersebut dilakukan dengan pemahaman atas SPI,
pengujian atas pengendalian terbatas pada angka-angka yang disajikan untuk dapat
mengumpulkan bukti yang dapat mendukung kesimpulan pemeriksaan. Pemeriksaan
ini melakukan pengujian substantif atas transaksi keuangan secara terbatas.
c. Uji Petik Pemeriksaan (Sampling Audit)
Pemeriksaaan ini dilakukan dengan cara melakukan pengujian secara uji petik atas
satuan kerja/instansi daerah dalam populasi yang akan diuji. Kesimpulan
pemeriksaan akan didapat berdasarkan hasil uji petik yang dijadikan dasar untuk
menggambarkan kondisi dari populasinya. Dalam pemeriksaan ini, pemeriksa
menggunakan metode non statistical sampling atau metode sampling yang
berdasarkan judgement, dengan memperhatikan tingkat resiko yang ada untuk
menentukan jumlah dan satuan kerja/instansi daerah yang akan diuji dan
keterwakilan sampel yang dipilih dari populasi baik dari segi nilai angka rupiah dan
jenis transaksinya.
d. Pelaporan
Setiap permasalahan yang ditemukan dalam pemeriksaan belanja daerah tersebut
harus dikomunikasikan dengan entitas yang diperiksa untuk mendapat tanggapan
tertulis sebelum disajikan sebagai temuan pemeriksaan dalam Hasil Pemeriksaan.
Atas temuan yang dituangkan dalam Hasil Pemeriksaan tersebut, selanjutnya
diberikan saran perbaikan yang disajikan dalam laporan yang sama.
7. Obyek Pemeriksaan
a. Pemeriksaan dilakukan atas pelaksanaan Belanja Daerah Kabupaten Blitar Tahun
4
Anggaran 2008. Satuan Kerja yang diperiksa adalah Dinas Pendidikan, Dinas
Kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngudi Waluyo, Dinas Prasarana
Wilayah (Praswil) Dinas Lingkungan Hidup dan Permukiman (LHP) yang
menyelenggarakan pengelolaan belanja sarana dan prasarana fisik untuk pelayanan
masyarakat;
5
BAB II. HASIL PEMERIKSAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN
6
setiap kegiatan satuan kerja telah direncanakan dengan cermat dan dituangkan
dalam dokumen perencanaan. Selain itu, kepala satuan kerja cukup memahami
adanya batasan-batasan dalam pelaksanaan APBD dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Penerapan prosedur dan kebijakan akuntansi terhadap
pelaksanaan suatu pertanggungjawaban, dilaksanakan secara konsisten.
d. Struktur Organisasi
Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOT) pada Instansi/Unit Kerja/Bagian
yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar, telah ditetapkan dengan
Peraturan Daerah dan diberitakan dalam Lembaran Daerah. Struktur
Organisasi dan Tata Kerja yang dibentuk tersebut telah memisahkan secara
tegas dan jelas mengenai tugas dan fungsi dari masing-masing Dinas, Kantor
dan Bagian/Sub Bagian yang berada di bawah Sekretariat Daerah, sehingga
kemungkinan terjadi tumpang tindih (perangkapan fungsi) dapat dihindari.
e. Penetapan Kewenangan dan Tanggung Jawab
Kewenangan melekat pada struktur organisasi dan tercantum di dalam Struktur
Organisasi Pemerintah Kabupaten Blitar. Dalam pengadaan barang dan jasa
yang nilainya kurang dari 1 milyar kewenangannya diserahkan ke Panitia
Pengadaan yang ada di masing-masing dinas terkait namun untuk pengadaan
yang nilainya lebih dari 1 milyar kewenangannya diserahkan ke Panitia
pengadaan kabupaten yang terpusat di Bagian Pembangunan, sehingga jadwal
pelaksanaan lelang masing-masing dinas menjadi tidak sama.
f. Kebijakan dan Praktek Di Bidang Sumber Daya Manusia
Kebijakan di bidang sumber daya manusia, dengan rekruitmen dan
peningkatan pengetahuan/ketrampilan. Khusus di bidang pengadaan barang
dan jasa, telah berupaya dengan cara melakukan pelatihan/pendidikan bagi
pegawai bekerja sama dengan pihak ketiga atau dilakukan secara intern.
2. Perhitungan Resiko
Resiko mencakup peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern, yang dapat terjadi
dan secara negatif mempengaruhi kemampuan satuan unit kerja untuk mencatat,
mengolah, meringkas, melaporkan data keuangan secara konsisten dengan asersi
manajemen dalam laporan keuangan.
7
Perhitungan resiko oleh kepala satuan kerja pengguna anggaran, telah mencakup
pertimbangan khusus untuk resiko yang bisa muncul akibat perubahan-perubahan
yang terjadi.
3. Informasi dan Komunikasi
Sistem informasi yang berhubungan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang
mencakup sistem akuntansi terdiri dari metode, catatan-catatan yang digunakan
untuk mengidentifikasi, menggabungkan, menganalisis, menggolongkan, mencatat,
dan melaporkan transaksi, termasuk pula kejadian-kejadian dan kondisi, dan
menyelenggarakan pertanggungjawaban atas aktiva. Komunikasi menyangkut
pemberian pemahaman yang jelas tentang peran dan tanggung jawab masing-
masing individu.
Pengamatan yang dilakukan, menunjukan terdapat informasi yang tidak
disampaikan oleh pengawas terhadap perubahan-perubahan dalam kegiatan
pembangunan kepada PPTK, sehingga terdapat beberapa perubahan bentuk,
jenis dan ukuran bangunan di lapangan yang belum memperoleh pengesahan dari
PPTK.
4. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
meyakinkan bahwa perintah kepada satuan kerja pengguna anggaran telah
dijalankan. Aktivitas pengendalian pada satuan kerja pengguna anggaran, memiliki
berbagai tujuan dan diterapkan pada berbagai jenjang organisasi dan fungsi.
Namun, diketahui terdapat kelemahan dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan,
terdapat kekurangan volume, perubahan-perubahan pelaksanaan kegiatan proyek
bangunan maupun pengadaan barang yang dilakukan oleh pengawas maupun
pelaksana, Banyaknya perubahan pelaksanaan kegiatan proyek bangunan yang
tidak sesuai dengan ketentuan dalam kontrak. Hal ini menunjukkan bahwa PPTK,
pengawas lapangan tidak dapat mengendalikan jalannya kegiatan.
5. Pemantauan
Pemantauan adalah suatu proses penilaian kualitas kinerja struktur pengendalian
intern sepanjang masa. Pada satuan kerja pengguna anggaran, fungsi ini dilakukan
secara berjenjang. Kepala Satuan Kerja melakukan review terhadap hasil kerja
bawahannya. Kepala Daerah terkadang melakukan supervisi langsung atas
8
pekerjaan-pekerjaan harian yang dilaksanakan oleh para Kepala Satuan Kerja.
Secara teknis dan terinci pemantauan diserahkan kepada pengawas pekerjaan dan
pemimpin kegiatan. Pemantauan oleh pemimpin unit kerja lebih ke pemantauan
kebijakan dan sejauh ini telah berjalan dengan baik.
6. Pengawasan Internal
Badan Pengawas Daerah telah melakukan pemeriksaan secara berkala atas
pelaksanaan anggaran belanja oleh masing-masing Kepala Satuan Kerja
pengguna anggaran. Hasil pemeriksaan telah ditindaklanjuti oleh satuan kerja
pengguna anggaran.
9
BAB III. HASIL PEMERIKSAAN TINDAK LANJUT
BPK RI pada Tahun 2008 telah melakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan
Daerah (LKD) pada Kabupaten Blitar untuk Tahun Anggaran 2007 dengan Hasil
Pemeriksaan Nomor 222/R/XVIII.SBY/05/2008 tanggal 30 Mei 2008. Dalam
pemeriksaan LKD ini, terdapat 69 rekomendasi sebesar Rp1.174.339.078.879,78 yang
perlu ditindaklanjuti. Sampai dengan tanggal 14 Oktober 2008 sebanyak 69
rekomendasi sebesar Rp1.174.339.078.879,78 masih dalam proses tindaklanjut.
10
BAB IV.TEMUAN PEMERIKSAAN
11
A. Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan:
12
3. Jl.Pagerwojo – Sukorejo
Dilaksanakan oleh CV Rinjani Timur dengan Kontrak No.050/12/BM1/1810-
K16/409.109/2008 tanggal 2 Juni 2008, senilai Rp497.886.000,00. Kemajuan
fisik pekerjaan sebesar 90 %.
Pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan:
Pasang Laston tebal 4 cm (K641 B), 5.900,00 m2 = Rp381.700.239,41
Pekerjaan yang senyatanya dilaksanakan:
Hotmix tebal 3,5 cm (K641 C), 5.500,00 m2 = Rp312.585.484,86
Kekurangan pekerjaan = Rp 69.114.754,55
Kekurangan pekerjaan tersebut dialihkan menjadi:
- Tambal Sulam Lapen Klas B, 1.121,28 m2 = Rp50.962.789,18
- Pekerjaan Pasangan (4 jenis) = Rp18.152.145,96
Jumlah = Rp69.114.935,14
4. Jl.Sidorejo – Sumbersari
Dilaksanakan oleh CV. Alfiros dengan Kontrak No.050/12/BM1/1810-
K18/409.109/2008 tanggal 2 Juni 2008, senilai Rp515.844.000,00. Kemajuan
fisik pekerjaan sebesar 90 %.
Pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan:
Hampar Laston tebal 4 cm (K641 B), 6.943,00 m2 = Rp442.546.820,00
Pekerjaan yang senyatanya dilaksanakan:
Hotmix tebal 3,5 cm (K641 C), 6.945,00 m2 = Rp391.789.950,00
Kekurangan pekerjaan = Rp 50.756.870,00
Kekurangan pekerjaan tersebut dialihkan menjadi:
- Pembersihan Damija16.000,00 m2 = Rp18.560.000,00
- Pekerjaan Talud P=75 m, T= 1 m = Rp32.196.844,50
Jumlah = Rp50.756.844,50
B. Peningkatan Jalan
1. Jl Kalipucung - Bendosari
Dilaksanakan oleh CV Khrisna Duta dengan Kontrak No.050/04/BM1/1810-
K16/409.109/2008 tanggal 3 Juni 2008, senilai Rp607.180.000,00. Kemajuan
fisik pekerjaan sebesar 100 %.
13
Pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan:
Laston, tebal 4 cm (K641 B), 5.260,00 m2 = Rp340.705.454,00
Pekerjaan yang senyatanya dilaksanakan:
Hotmix tebal 3 cm (K641 D), 5.260,00 m2 = Rp262.866.551.06
Kekurangan pekerjaan = Rp 77.838.902,94
Kekurangan pekerjaan tersebut dialihkan menjadi:
- Pekerjaan Persiapan = Rp 408.000,00
- Tambal Sulam Buras, 2.920 m2 = Rp29.328.655,20
- Tambal Sulam Lapen Klas B ,1.100,00 m2 = Rp48.101.911,00
Jumlah = Rp77.838.566,20
14
Kekurangan pekerjaan tersebut dialihkan menjadi:
- Pembersihan Damija, 17.000,00 m2 = Rp15.375.990,00
- Pekerjaan Pasangan = Rp33.276.792,40
Jumlah = Rp48.652.782,40
4. Jl.Tangkil – Selopuro
Dilaksanakan oleh CV Karunia Teknik dengan Kontrak No.050/04/BM1/1810-
K18/409.109/2008 tanggal 3 Juni 2008, senilai Rp607.180.000,00. Kemajuan
fisik pekerjaan sebesar 10 %.
Pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan:
Hampar Laston, tebal 4 cm (K641 B), 6.185,00 m2 = Rp396.000.362,20
Pekerjaan yang senyatanya dilaksanakan:
Hotmix tebal 3,5 cm (K641 C), 6.185,00 m2 = Rp389.100.764,43
Kekurangan pekerjaan = Rp 6.899.597,77
Kekurangan pekerjaan tersebut dialihkan menjadi:
- Pekerjaan Drainase = Rp9.126.125,84
15
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan :
a. Pasal 4 Kontrak atas kegiatan rehabilitasi dan pemeliharan jalan/jembatan
mengenai syarat-syarat pelaksanaan dalam setiap kontrak rehabilitasi dan/atau
Peningkatan jalan, pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah hotmix/laston
dengan ketebalan 4 cm;
b. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah pasal 36 ayat (2) pengguna barang/jasa
melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan, baik
secara sebagian atau seluruh pekerjaan dan menugaskan penyedia barang/jasa
untuk memperbaiki dan/atau melengkapi kekurangan pekerjaan sebagaimana
yang diisyaratkan dalam kontrak; ayat (3) Pengguna barang/jasa menerima
penyerahan pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan kontrak.
16
selanjutnya, apabila terjadi kekurangan ketebalan Laston akan direalisasikan dalam
wujud Laston dengan menambah volume panjang.
17
2. Biaya Mobilisasi dan Erection Rangka pada Pembangunan Jembatan Ngembul
Lebih Bayar Sebesar Rp41.056.402,00
18
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan maksud dan tujuan pengadaan
barang/jasa seperti ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, khususnya
Pasal 2 ayat (2), bahwa pengadaan barang /jasa dilakukan secara efisien, efektif
dan akuntabel.
19
3. Pembangunan Jalan dan Jembatan Pedesaan pada Dinas Prasarana Wilayah
Dilaksanakan Tidak Sesuai Kontrak Senilai Rp217.067.260,75
20
5. Jalan Sumber Wader – Sumber Agung s.d.
SMP Selorejo tanggal 26 Mei 2008, Jangka Belum
waktu pelaksanaan 150 hari dikerja
No.050/04/BM1/3002-K76/409.109/2008 kan *) - -
26/5-‘08
CV Karya Langgeng / Rp405.109.000,00 5
6 Pembangunan Jembatan Dawuhan – Belum
Kademangan selesa
No.050/04/BM1/3002-K21/409.109/2008 i - -
26/5-’08 tanggal 26 Mei 2008, Jangka waktu dikerja
pelaksanaan 120 hari kan **)
CV Intan Berlian Abadi / Rp230.500.000,00 5
616.050,00 **)
7. Pengaspalan Jalan Ds.Tunjung ke
Ds.Kebonagung, Kec.Udanawu
No.050/04/BM1/3002-K63/409.109/2008
tanggal 26 Mei 2008, Jangka waktu
pelaksanaan 90 hari
CV Sigma Jaya / Rp68.785.000,00
- Lapis Penetrasi Klas B = Rp59.282.400,00 5 3 2 23.712.960,00
8.. Pengaspalan Jalan Ds.Bakung,
Kec.Udanawu tanggal 26 Mei 2008, Jangka
waktu pelaksanaan 90 hari
No.050/04/BM1/3002-K62/409.109/2008
26/5-’08
CV Baskara Jaya / Rp68.985.000,00
- Lapis Penetrasi Klas B = Rp37.950.370,97 5 3 2 15.180.148,38
9. Pengaspalan Jalan Ds.Banggle,
Kec.Kanigoro
No.050/04/BM1/3002-K26/409.109/2008
26/5-’08 tanggal 26 Mei 2008, Jangka waktu
pelaksanaan 120 hari
CV Syifana/ Rp229.829.000,00
- Lapis Penetrasi Klas B = Rp22.209.714,28 5 3 2 8.883.885,71
Jmlh 217.067.260,75
Catatan:
*) Berdasarkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) tanggal 26 Mei 2008, seharusnya
CV Karya Langgeng paling lambat tanggal 30 Juni 2008 harus sudah mulai
pelaksanaan pekerjaan. Sampai dengan saat pemeriksaan tanggal 8 Oktober 2008
pekerjaan belum dimulai dan prestasi fisik masih 0 %. Kuasa Pengguna Anggaran
dhi Kepala Dinas Prasarana Wilayah belum menyerahkan pekerjaan kepada pihak
lain (Pihak Ketiga);
**) Dari pengecekan fisik di lapangan diketahui kekurangan Patok Pengaman yang
seharusnya 72 buah, terpasang 57 buah dan kurang dipasang 15 buah senilai
Rp300.000,00 dengan mutu jelek (campuran dan tulangan tidak sesuai
bestek/gambar). Selain itu item pekerjaan Pasang Baja Struktur Canal 10 sebanyak
12,90 m1 senilai Rp316.050,00 tidak terpasang.
21
Dari uraian di atas menunjukkan pengawasan yang dilakukan pengawas
lapangan sangat lemah dan tidak efektif. Jumlah kekurangan pekerjaan seluruhnya
adalah sebesar Rp217.067.260,75 (Rp216.451.210,75 + Rp Rp300.000,00 +
Rp316.050,00).
Atas kekurangan pekerjaan tersebut telah disetor ke Kas Daerah sebesar
Rp217.067.260,75 pada tanggal 21 Januari 2009.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan ketentuan kontrak, maksud dan tujuan
pengadaan barang/jasa seperti ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor 80
Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah,
khususnya Pasal 2 ayat (2), bahwa pengadaan barang /jasa dilakukan secara
efisien, efektif dan akuntabel.
Kondisi tersebut di atas terjadi karena kesengajaan Penyedia Jasa yang tidak
mematuhi ketentuan kontrak dan Pengawas Lapangan yang tidak efektif dalam
menjalankan tugasnya.
22
4. Pembangunan Jalan dan Jembatan Pedesaan pada Dinas Lingkungan Hidup
dan Permukiman Dilaksanakan Tidak Sesuai Kontrak Senilai Rp172.850.017,22
23
1 2 3 4 5 6
3. Makadam Ds.Sumberingin – Sumberejo
No.600/25/J9/TRP/409.103/2008 Tanggal 26
Mei 2008, jangka waktu pelaksanaan 90 hari
CV. Mega Kurnia Abadi/ Rp142.263.000,00
- Pasangan LPB = Rp87.946.761,80 20 10 10 43.973.380,90
- Katelan = Rp15.015.125,59 5 3 2 6.006.050,23
4. Makadam Sumbersuko – Sumberrejo No.
600/25/18/TRP/409.103/2008 Tanggal 26
Mei 2008, Jangka waktu pelaksanaan 90 hari
CV. Tujuh Tujuh / Rp140.700.000,00
- Onderlag = Rp86.405.995,4 20 11 9 38.882.697,93
- Katelan = Rp17.457.682,5 5 3 2 6.983.073,00
JUMLAH 172.850.017,22
24
dalam kontrak; ayat (3) Pengguna barang/jasa menerima penyerahan
pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan kontrak.
Kondisi tersebut di atas terjadi karena itikad tidak baik dari Penyedia Jasa
yang tidak mematuhi ketentuan kontrak dan Pengawas Lapangan lalai dan tidak
cermat dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
25
5. Perhitungan Biaya Pembangunan Pagar Kawasan Industri Peternakan (Kinak)
Melebihi Harga Pasar
26
Hal tersebut mengakibatkan terjadinya pemborosan keuangan daerah
sebesar Rp18.500.000,00 dan pelaksanaan kegiatan tidak dapat
dipertanggungjawabkan secara akuntabel.
Kondisi tersebut terjadi karena perencana dan pelaksana kegiatan yang tidak
cermat dalam menetapkan harga satuan pekerjaan.
27
6. Pengadaan Jasa Kebersihan RSUD “Ngudi Waluyo” Wlingi Tidak Mengikuti
Ketentuan, Memboroskan Keuangan Daerah Senilai Rp124.852.780,80
Rumah Sakit Umum Daerah Wlingi Kabupaten Blitar dalam Tahun Anggaran
2008 menganggarkan Honorarium Jasa Kebersihan sebesar Rp 365.000.000,00 dan
telah direalisasikan sampai dengan bulan Agustus sebesar Rp183.427.200,00.
Berdasarkan pemeriksaan bukti pertanggungjawaban diketahui jasa kebersihan di
kerjakan oleh pihak ketiga (CV.Andalan Prima). Pemakaian jasa pihak ketiga
dituangkan dalam bentuk Keputusan Kepala Bapelkesmas RSUD Wlingi, Ikatan
kerjasama antara Kepala Bapelkesmas Wlingi dengan CV.Andalan Prima
selanjutnya dituangkan dalam SPMK. Ikatan Kerjasama telah dilakukan sejak tahun
2004 sampai dengan tahun 2008 namun penggunaan jasa pihak ke-3 (CV.Andalan
Prima) tidak melalui proses pengadaan barang/jasa.
Berdasarkan dokumen Ikatan kerjasama dari bulan Januari sampai dengan
Agustus 2008 diketahui pekerjaan yang dilakukan oleh CV.Andalan Prima adalah
sebagai berikut :
a. Masa berlaku ikatan kerjasama 3 bulan dan diperpanjang tiap triwulanan;
b. Volume pekerjaan sebesar 9.264m2 @Rp3.000,00 = Rp30.571.200,00;
Sedangkan Harga satuan pekerjaan per meter persegi menurut Keputusan
Bupati Blitar Nomor.944 Tahun 2007 tentang Daftar Standar Harga Barang dan
Standar Biaya operasional kegiatan kebutuhan pemerintah ditetapkan bahwa
standar harga per meter persegi untuk pekerjaan pemeliharaan kebersihan
Rp1.320,00. Keputusan Bupati Blitar Nomor.188/231/409.012/KPTS/2008 tentang
Daftar Perubahan Standar Harga Barang dan Standar Biaya Operasional kegiatan
pasca kenaikan harga BBM Pemerintah Kabupaten Blitar, ditetapkan bahwa standar
harga per meter persegi untuk pekerjaan pemeliharaan kebersihan Rp.1.716,00.
Oleh karena itu terdapat selisih standar harga Bupati dengan harga satuan dalam
Ikatan Kerjasama antara Kepala Bapelkesmas dengan CV Andalan Prima, yaitu
sebagai berikut:
a. Bulan Januari s.d Mei 2008
Nilai Kontrak :9.264m2 x Rp3.000,00+PPN10% x 5 =Rp152.856.000,00
Nilai Standar harga Bupati(Lama):9.264m2xRp1.320,00+PPN10%x5=Rp 67.256.640,00
Selisih =Rp 85.599.360,00
28
b. Bulan Juni s.d Agustus 2008
Nilai kontrak:9.264m2 x Rp3.000,00 x 1+PPN10% x 3 =Rp91.713.600,00
Nilai Standar harga Bupati(Baru):9.264m2xRp1.716,00x1+PPN10%x3=Rp52.460.179,20
Selisih =Rp39.253.420,80
Hal tersebut terjadi karena Kepala RSUD Wlingi dan Panitia pengadaan
barang dan jasa tidak mematuhi ketentuan proses pengadaan barang dan jasa yang
berlaku.
29
ketentuan proses pengadaan jasa kebersihan di lingkungan Rumah Sakit sesuai
ketentuan yang berlaku.
30
7. Pelaksanaan Pengadaan Meubelair Pada Dinas Kesehatan Terlambat
Diselesaikan dan Tidak Sesuai dengan Ketentuan
31
nilai HPS yang ditempatkan pada Bank Jatim. Nilai jaminan yang tercantum
dalam Dokumen Jaminan Pelaksanaan senilai Rp24.491.200,00, tidak sesuai
dengan nilai jaminan dalam kontrak pasal 3 yaitu Rp49.431.200,00 ((5% x
Rp489.824.000,00) + (5% x Rp498.800.000,00).
b. Pelaksanaan Kontrak
Berdasarkan Nota pengiriman yang dimiliki puskesmas, diketahui bahwa barang
yang diterima oleh beberapa puskesmas berasal dari CV. Jati Endah. Menurut
penjelasan Direktur CV. Cempaka Indah sebagian pekerjaan dialihkan kepada
CV. Jati Endah. CV. Cempaka Indah mengerjakan 12 (dua belas) paket
Puskesmas yaitu Puskesmas Selopuro, Garum, Talun, Nglegok, Sanankulon,
Kademangan, Ponggok, Srengat, Udanawu, Bacem, Kanigoro dan Wonodadi.
Pemeriksaan lebih lanjut pada Nota pengiriman dari rekanan dan Buku Inventaris
Barang Puskesmas, diketahui bahwa CV. Cempaka Indah belum mengirimkan
semua meubel kepada Puskesmas. Atas keterlambatan tersebut, Dinas Kesehatan
belum mengenakan denda. Denda keterlambatan sampai dengan pemeriksaan
berakhir sudah melampaui jumlah Jaminan Pelaksanaan dan Dinas Kesehatan juga
belum menarik jaminan tersebut, selain itu akibat keterlambatan pekerjaan terdapat
kekurangan pekerjaan sebesar Rp80.322.000,00. Rincian terlampir.
Berdasarkan kontrak pekerjaan, Pembayaran angsuran kedua dapat direalisasikan
setelah prestasi pekerjaan selesai 100%, namun dalam kenyataannya, Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) telah mengajukan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) tanggal 10 Desember 2007 pembayaran telah direalisasikan
melalui SPM Nomor 205/LS/BJ sebesar Rp311.706.100,00 dan SPM Nomor
206/LS/BJ sebesar Rp31.170.700,00 tanggal 10 Desember 2007.
32
atas beban APBN/APBD tidak boleh dilakukan sebelum barang dan/atau jasa
diterima;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, pada pasal 66 ayat (1) menyebutkan bahwa penerbitan SPM tidak boleh
dilakukan sebelum barang dan/atau jasa diterima kecuali ditentukan lain dalam
peraturan perundang-undangan;
d. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007, pada :
1) Pasal 13 ayat 1 yang menyatakan Pengguna barang/ jasa wajib memiliki
harga perkiraan sendiri (HPS) yang dikalkulasikan secara keahlian dan
berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan;
2) Pasal 29 ayat 1, yang menyatakan Kontrak sekurang-kurangnya memuat
ketentuan sebagai berikut, pokok pekerjaan yang diperjanjikan dengan uraian
yang jelas mengenai jenis dan jumlah barang/jasa yang diperjanjikan;
3) Pasal 32 ayat 3 yang menyatakan Penyedia barang/jasa dilarang
mengalihkan tanggung jawab sebagian pekerjaan utama dengan
mensubkontrakkan kepada pihak lain dengan cara dan alasan apapun,
kecuali disub-kontrakkan kepada penyedia barang/jasa spesialis.
4) Pasal 35 pada :
a) Ayat 2 yang menyatakan, Pemutusan kontrak dapat dilakukan bilamana
para pihak cidera janji dan/atau tidak memenuhi kewajiban dan tanggung
jawabnya sebagaimana diatur di dalam kontrak;
b) Ayat 3 yang menyatakan Pemutusan kontrak yang disebabkan oleh
kelalaian penyedia barang/jasa dikenakan sanksi sesuai yang ditetapkan
dalam kontrak berupa : jaminan pelaksanaan menjadi milik negara; sisa
uang muka harus dilunasi oleh penyedia barang/jasa; membayar denda
dan ganti rugi kepada negara; pengenaan daftar hitam untuk jangka
waktu tertentu;
c) Pengguna barang/jasa dapat memutuskan kontrak secara sepihak
apabila denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan
penyedia barang/jasa sudah melampaui besarnya jaminan pelaksanaan;
5) Pasal 37 ayat 1 yang menyatakan bahwa bila terjadi keterlambatan
penyelesaian pekerjaan akibat dari kelalaian penyedia barang/jasa, maka
33
penyedia barang/jasa yang bersangkutan dikenakan denda keterlambatan
sekurang-kurangnya 1 0/00 (satu perseribu) per hari dari nilai kontrak.
e. Surat Perintah Mulai Kerja Nomor 442.1/1310/409.115/2007 tanggal 16
Nopember 2007, masa pelaksanaan pekerjaan ditentukan sejak Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK), atau selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kemudian pekerjaan
harus sudah dimulai dan harus selesai dalam jangka waktu 30 (tiga puluh hari)
kalender atau pada tanggal 15 Desember 2007;
f. Surat Perjanjian Pekerjaan Nomor 442.1/1308/409.115/2007 tanggal 16
Nopember 2007 :
1) Pasal 4, Penyerahan barang dari pihak kedua kepada pihak kesatu dilakukan
di 24 (dua puluh empat) Puskesmas se Kabupaten Blitar, selambat-
lambatnya tanggal 15 Desember 2007;
2) Pembayaran angsuran kedua senilai 100% (seratus persen) dari harga
pekerjaan atau Rp489.824.000,00 dikurangi uang muka 30% atau
Rp489.824.000,00 – Rp146..947.200,00 = Rp342.876.800,00 apabila
prestasi kerja pekerjaan yang dilaksanakan pihak kedua mencapai 100% dari
seluruh pekerjaan yang diterima dengan baik oleh pihak kesatu;
3) Apabila sampai dengan tanggal batas waktu pelaksanaan pekerjaan dalam
pasal 4 Pihak Kedua belum melakukan penyerahan hasil pekerjaan
seluruhnya (100%) kepada pihak kesatu maka pihak kedua dikenakan denda
keterlambatan sebesar 1 0/00 dari harga kontrak untuk tiap hari kelambatan
dan bilamana denda keterlambatan atas pelaksanaan pekerjaan telah
melebihi nilai jaminan pelaksanaan, maka pihak pertama dapat memutuskan
kontrak dan pihak kedua tidak dapat menuntut kerugian atas pemutusan
kontrak tersebut.
34
Hal tersebut disebabkan :
a. Pengendalian Kepala Dinas Kesehatan yang tidak efektif dalam proses
pengadaan dan pelaksanaan barang di lingkungannya;
b. Rekanan wanprestasi tidak mengirimkan meubel sesuai dengan batas waktu
yang telah ditetapkan dalam kontrak.
35
8. Pertanggungjawaban Dana Pendamping Untuk Imbal Swadaya Pada Beberapa
Sekolah Tidak Sesuai Dengan Perencanaan
1. SMPN 2 Srengat
Kran air 4 buah 37.660,00 150.640,00
Stop Kontak (Braco) 3 buah 13.000,00 39.000,00
Sekring MCB themis 10-16 Amp 1 buah 34.800,00 34.800,00
Meja guru 1 buah 500.000,00 500.000,00
Kursi Guru 4 buah 100.000,00 400.000,00
Lemari besi 3 buah 500.000,00 1.500.000,00
Papan tulis 1 buah 200,000,00 200.000,00
Kursi murid 20 buah 75.000,000 1.500.000,00
Kotak Sampah 1 buah 50.000,00 50.000,00
Lemari Asam 1 buah 600.000,00 600.000,00
Jumlah I 4.974.440,00
36
2 SMPN 2 Bakung
Meja guru 1 buah 500.000,00 500.000,00
Meja baca 10 buah 500.000,00 5.000.000,00
Meja baca besar 4 buah 600.000,00 2.400.000,00
Rak buku 2 buah 1.500.000,00 3.000.000,00
Kursi siswa 20 buah 100.000,00 2.000.000,00
Jumlah II 12.900.000,00
Buku Siswa
Matematika klas 7 120 buah 14.321,00 1.718.520,00
Matematika klas 8 102 buah 15.458,00 1.576.716,00
Matematika klas 9 107 buah 10.141,00 1.085.087,00
Bhs Indonesia 7 120 buah 9.942,00 1.193.040,00
Bhs Indonesia 8 102 buah 12.947,00 1.320.594,00
Bhs Indonesia 9 107 buah 11.675,00 1.249.225,00
Bhs Inggris 7 120 buah 11.109,00 1.333.080,00
Bhs Inggris 8 102 buah 11.109,00 1.133.118,00
Bhs Inggris 9 107 buah 9.715,00 1.039.505,00
IPA 7 120 buah 19.589,00 2.350.680,00
IPA 8 102 buah 20.422,00 2.083.044,00
IPA 9 107 buah 22,441,00 2.401.187,00
IPS 7 120 buah 22.578,00 2.709.360,00
IPS 8 102 buah 23.093,00 2.355.486,00
IPS 9 107 buah 24.369,00 2.607.483,00
PKn 7 120 buah 15.245,00 1.829.400,00
Pkn 8 102 buah 14.845,00 1.514.190,00
Pkn 9 107 buah 14.965,00 1.601.255,00
37
pemeriksaan Bawasda bulan Oktober 2008 seluruh kekurangan tersebut telah
dipenuhi
38
Hal tersebut disebabkan :
a. Kepala Dinas Pendidikan tidak mematuhi ketentuan pencairan dana pendamping
imbal swadaya
b. Kepala Sekolah dan Panitia Pembangunan Sekolah tidak mematuhi ketentuan
yang berlaku
39
Lampiran