You are on page 1of 67

PEDOMAN PELAKSANAAN

PENGEMBANGAN KACANG-KACANGAN
DAN UMBI-UMBIAN
TAHUN 2010

KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
JAKARTA, 2010
______________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

KATA PENGANTAR

Tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian (Kabi)


merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan
banyak memberikan manfaat tidak saja digunakan sebagai
bahan pangan tetapi juga sebagai bahan baku industri,
substitusi Bahan Bakar Minyak (Bioethanol), pakan ternak
dan komoditas ekspor. Pengembangannya telah memberikan
kontribusi terhadap perekonomian nasional (PDB sub sector
tanaman pangan) meskipun nilainya masih relative kecil
dibandingkan dengan komoditi tanaman pangan lainnya.

Berbagai manfaat dan kontribusi yang diberikan


komoditi tersebut belum diiringi dengan pertumbuhan
produksi dan produktivitas yang signifikan guna mengimbangi
kebutuhan yang meningkat setiap tahun. Hal ini
mencerminkan bahwa upaya-upaya untuk meningkatkan
produksi sekaligus produktivitas masih perlu terus
dilanjutkan. Untuk mempercepat pengembangan produksi
kacang-kacangan dan umbi-umbian, maka perlu dilaksanakan
berbagai aktivitas atau gerakan yang dilakukan oleh semua
pihak yang terlibat dalam pengembangan tersebut baik
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah (Propinsi dan
Kabupaten/Kota), Stakeholders, Instansi terkait maupun
masyarakat pertanian lainnya.

Sebagai acuan/landasan dalam melaksanakan kegiatan


tersebut di daerah, maka disusun Pedoman Pelaksanaan
Pengembangan Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (KABI)
Tahun 2010. Selanjutnya untuk mempercepat pelaksanaan
kegiatan di tingkat lapangan, perlu kiranya pedoman
pelaksanaan ini dijabarkan kedalam bentuk Petunjuk
Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ______________________ii
______________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

Pelaksanaan (Juklak) di tingkat Provinsi dan Petunjuk Teknis


(Juknis) di tingkat Kabupaten/Kota, yang disesuaikan dengan
kondisi spesifik lokasi.

Dengan diterbitkannya pedoman pelaksanaan ini,


diharapkan semua pihak yang terkait memiliki persepsi yang
sama untuk saling berkoordinasi dan bersinergi sehingga
kegiatan pengembangan kacang-kacangan dan umbi-umbian
berjalan sesuai yang diharapkan sehingga sasaran produksi
dapat tercapai.

Akhirnya, Saya ucapkan Selamat Bekerja semoga Allah


SWT senantiasa melindungi dan memberkati usaha mulia kita
dalam membangun agribisnis tanaman pangan khususnya
komoditi kacang-kacangan dan umbi-umbian.

Jakarta, 29 Januari 2010

Direktur Jenderal Tanaman Pangan,

Ir. Sutarto Alimoeso, MM


NIP: 19490625 197603 1 001

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ______________________ii


______________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................... v

I. PENDAHULUAN ........................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................... 1
1.2. Permasalahan ........................................... 3
1.3. Tujuan dan Sasaran ................................. 4

II. KERAGAAN PRODUKSI TAHUN 2005-2009 DAN


SASARAN TAHUN 2010 ................................. 6
2.1. Keragaan Produksi Tahun 2005-2009 ............. 6
2.2. Sasaran Produksi Tahun 2010 ....................... 9

III. PROGRAM DAN KEGIATAN UTAMA TAHUN 2010 .... 15


IV. STRATEGI DAN LANGKAH OPERASIONAL
TAHUN 2010 ....................................................... 19
4.1. Strategi .................................................... 19
1). Peningkatan Produktivitas ...................... 19
2). Perluasan Areal Tanam ...................... 19
3). Pengamanan Produksi ...................... 19
4). Kelembagaan dan Pembiayaan ............ 20

4.2. Langkah Operasional ................................ 20


1). Pembinaan Umum Pada Areal Pertanaman. 20
2). Fokus Pembinaan (Sinergi dan Terpadu) ... 21

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ______________________ii


______________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

V. PENGEMBANGAN KACANG-KACANGAN DAN


UMBI-UMBIAN TAHUN 2010 .............................. 29
5.1. Sekolah Lapangan PTT Kedelai dan
Kc.Tanah .................................................... 29
5.2. PTT Kc.Hijau, Ubikayu, Ubijalar dan Pangan
Alternatif ................................................... 40

VI. PEMBIAYAAN ..................................................... 45


6.1. Sumber Pembiayaan .................................... 45
6.2. Pemanfaatan/Penggunaan Dana ................... 46

VII. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN............ 51


7.1. Monitoring ................................................... 51
7.2. Evaluasi ................................................... 51
7.3. Pelaporan ................................................... 52

VIII. P E N U T U P .................................................... 54

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ______________________ii


______________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Sasaran Indikatif Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas


dan Produksi KABI (Kedelai, Kc. Tanah, Kc. Hijau, Ubikayu
dan Ubijalar) Tahun 2010.
2. Sasaran Indikatif Luas Tanam Per bulan Kabi (Kedelai, Kc.
Tanah, Kc. Hijau, Ubikayu dan Ubijalar) MT. 2009/2010
dan MT. 2010.
3. Lokasi SL-PTT Kedelai Tahun 2010.
4. Lokasi SL-PTT Kacang Tanah Tahun 2010
5. Lokasi Pengembangan Kabi Lainnya Tahun 2010
6. Acuan Penggunaan Saprodi Pada Pelaksanaan Kegitan
Pengembangan Kabi Lainnya Melalui PTT Tahun 2010
7. Blanko CPCL PTT Komoditas KABI
8. Blanko Rencana dan Realisasi Tanam Komoditi KABI MT.
2009/2010 dan MT. 2010.
9. Blanko Laporan Hasil CPCL PTT Komoditas KABI
10. Blanko Laporan Awal Pelaksanaan PTT Komoditas KABI
11. Blanko Laporan Bulanan Pelaksanaan PTT Komoditas KABI
12. Blanko Laporan Akhir Pelaksanaan PTT Komoditas KABI
13. Blanko Biaya Produksi dan Pendapatan Usaha Tani
Komoditas KABI Sebelum dan Sesudah pada Areal PTT
dan di Luar Areal.

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ______________________ii


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

Kacang-kacangan dan umbi-umbian (Kabi) mempunyai


arti yang strategis, karena menyediakan kebutuhan
paling esensial bagi kehidupan sebagai bahan pangan
disamping sumber karbohidrat non beras dan protein
nabati yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia. Kebutuhan akan bahan
pangan, industri, pakan, ekspor dan substitusi bahan
bakar minyak (Bioetanol) yang berbahan baku dari Kabi
setiap tahun mengalami peningkatan sejalan dengan
pertambahan jumlah penduduk, berkembangnya industri
pangan dan pakan namun disisi lain produksi yang
dihasilkan belum sepenuhnya dapat memenuhi
kebutuhan tersebut.

Untuk itu maka pengembangan Kabi harus terus


diupayakan dan ditingkatkan guna memenuhi kebutuhan
tersebut dan tentunya akan berdampak pula pada
peningkatan pendapatan petani dan menggerakkan
kegiatan perekonomian di wilayah pedesaan serta
pemantapan Ketahanan Pangan Nasional.

Produksi kacang-kacangan dan umbi-umbian pada kurun


waktu tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 (Aram
III) cenderung meningkat sejalan dengan kebutuhan
dalam negeri yang meningkat pula, kecuali kacang
tanah dan kacang hijau yang produksinya cenderung
menurun. Untuk itu, maka perlu terus dilakukan upaya-
upaya mempertahankan pencapaian tersebut bahkan
meningkatkan produksi yang dibarengi dengan
Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 1
____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

peningkatan luas areal tanam, panen dan produktivitas,


nilai tambah dan daya saing. Khusus komoditi kedelai,
dengan harga kedelai yang baik dan perhatian
Pemerintah yang begitu besar merupakan moment
penting yang perlu dimanfaatkan untuk meningkatkan
luas tanam, panen dan produktivitas sekaligus produksi
guna pencapaian swasembada yang direncanakan pada
tahun 2014 yang akan datang.

Daerah-daerah sentra kedelai yang selama ini menurun


luas tanamnya bahkan mengalihkan ke komoditas lain
perlu diarahkan dan dibimbing untuk menanam kembali
kedelai. Peranan pemerintah Provinsi dan Kabupaten/
Kota sangat diharapkan fasilitasinya dalam upaya
pembinaan peningkatan produksi dengan memanfaatkan
potensi dan peluang yang ada di daerah masing-masing
mengingat pada era otonomi daerah dan arus globalisasi
tingkat keberhasilan pembangunan pertanian lebih
banyak ditentukan oleh peran daerah.

Pada saat yang bersamaan, diperlukan pula peningkatan


kualitas sumberdaya manusia (SDM) dalam rangka
pemberdayaan dan keberpihakan kepada petani/pelaku
agribisnis guna mewujudkan produk yang berdaya saing
dan berkelanjutan, melalui pemberdayaan dan
pembentukan kelompok tani, gabungan kelompok tani
bahkan assosiasi. Hal ini erat kaitannya dengan usaha
menumbuhkembangkan jiwa wiraswasta yang mandiri
dalam upaya mensejahterakan petani/pelaku agribisnis
sehingga roda pembangunan perekonomian pedesaan
semakin berkembang dan berdampak pada peningkatan
Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 2


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

1.2. Pemasalahan.

Permasalahan dalam pengembangan komoditi kacang-


kacangan dan umbi-umbian secara umum adalah
sebagai berikut : a). Penerapan teknologi anjuran belum
berkembang yang mengakibatkan produktivitas belum
optimal, b). Penggunaan benih bermutu masih rendah,
c). Penggunaan pupuk berimbang, hayati dan organic
masih rendah, d). Kompetisi lahan dengan komoditi
lainnya, e). Resiko budidaya tinggi, f). Harga kurang
menarik dibandingkan komoditas lain, khusus untuk
kedelai tata niaga kurang kondusif (kemudahan tata
niaga impor, subsidi dari negara produsen, harga kedelai
impor lebih rendah dari kedelai local), g). Masih
dianggap sebagai tanaman sela dalam sistem budidaya,
h). Lemahnya akses petani terhadap sumber
permodalan/pembiayaan usaha, dan j). Kelembagaan
dan kemitraan usaha belum berkembang.

Disamping itu, kendala di luar sektor pertanian juga


sangat berpengaruh yaitu antara lain : a). Semakin
berkurangnya ketersediaan lahan produksi akibat alih
fungsi lahan, b). Berkurangnya ketersediaan air irigasi
dan persaingan penggunaan air dengan industri dan
pemukiman, c). Dampak perubahan iklim (DPI) dan d).
Laju pertumbuhan penduduk.

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 3


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

1.3. Tujuan dan Sasaran.

1. Tujuan.
a. Menyediakan acuan bagi pelaksanaan
pengembangan komoditas Kabi (Kedelai, Kacang
Tanah, Kacang Hijau, Ubikayu dan Ubijalar serta
Kabi Lainnya) untuk mendukung kegiatan
peningkatan produksi tahun 2010 di Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
b. Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan
pelaksanaan peningkatan produksi Kabi melalui
SL-PTT khususnya kedelai dan Kacang Tanah
serta PTT bagi Kacang Hijau, Ubikayu dan
Ubijalar serta Kabi Lainnya; antara Pusat, Provinsi
dan Kabupaten/Kota.
c. Mempercepat penerapan komponen teknologi
PTT oleh petani sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola
usahataninya untuk mendukung peningkatan
produksi nasional.
d. Memfasilitasi dan memediasi stakeholders terkait
dalam usaha pengembangan Kabi dari hulu
hingga hilir.
e. Meningkatkan produktivitas dan produksi serta
pendapatan dan kesejahteraan petani Kabi.

2. Sasaran
a. Tersedianya acuan pelaksanaan pengembangan
Kabi untuk mendukung kegiatan peningkatan
produksi tahun 2010 di Provinsi dan
Kabupaten/Kota.

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 4


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

b. Terkoordinasi dan terpadunya pelaksanaan


peningkatan produksi melalui SL-PTT khususnya
kedelai dan kacang tanah serta PTT kacang
hijau, ubikayu, ubijalar dan Kabi lainnya; antara
Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
c. Teradopsinya berbagai alternatif pilihan
komponen teknologi PTT Kabi oleh petani
sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam mengelola usahataninya
untuk mendukung peningkatan produksi
nasional.
d. Berkembangnya agribisnis Kabi dari hulu hingga
hilir sehingga dapat memantapkan ketahanan
pangan Nasional.
e. Tercapainya produksi tahun 2010 untuk kedelai
sebesar 1.300.000 ton, kacang tanah 882.000
ton, kacang hijau 360.000 ton, ubikayu
22.248.000 ton dan ubijalar 2.000.000 ton.

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 5


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

II. KERAGAAN PRODUKSI TAHUN 2005-2009


DAN SASARAN TAHUN 2010

2.1. Keragaan Produksi Tahun 2005-2009.

Produksi kedelai selama kurun waktu 5 tahun terakhir


mengalami kenaikan rata-rata 6,81 %/tahun dari
808.353 ton pada tahun 2005 menjadi 966.469 ton pada
tahun 2009 (ARAM III) sedangkan laju peningkatan
produktivitas baru mencapai 0,50 %/tahun dan luas
panen meningkat 6,11%/tahun, seperti dikemukakan
pada Tabel 1.

Tabel 1 : Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi


Kedelai Tahun 2005-2009

TAHUN LUAS PANEN PRODUKTIVITAS PRODUKSI


(Ha) % Ku/Ha % Ton %
2005 621.541 - 13.01 - 808.353 -
2006 580.534 (6,06) 12.88 (1,00) 747.611 (7,51)
2007 459.116 (20,91) 12.91 0,23 592.534 (20,74)
2008 590.956 28,71 13.13 1,70 775.710 30,91
2009* 728.200 23,22 13.27 1,07 966.469 24,59
Rerata 6,11 0,50 6,81
Ket : *) Angka Ramalan III 2009 BPS

Produksi kacang tanah selama kurun waktu 5 tahun


cenderung menurun rata-rata 1,52 %/tahun dari
836.295 ton pada tahun 2005 menjadi 785.151 ton pada
tahun 2009 (ARAM III) sedangkan laju peningkatan
produktivitas baru mencapai 1,88 %/tahun dan luas
panen menurun 3,30 %/tahun seperti dikemukakan
pada Tabel 2.

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 6


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

Tabel 2 : Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi


Kacang Tanah Tahun 2005-2009

TAHUN LUAS PANEN PRODUKTIVITAS PRODUKSI


(Ha) % Ku/Ha % Ton %
2005 720.526 - 11,61 - 836.295 -
2006 706.753 (1,91) 11,86 2,15 838.096 0,22
2007 660.480 (6,55) 11,95 0,76 789.089 (5,85)
2008 633.922 (4,02) 12,15 1,65 770.054 (2.41)
2009* 629.421 (0,71) 12,47 2,63 785.151 1,96
Rerata (3,30) 1,80 (1,52)
Keterangan : *). Angka Ramalan III 2009 BPS.

Produksi kacang hijau selama kurun waktu 5 tahun


cenderung menurun rata-rata 0,44 %/tahun dari
320.963 ton pada tahun 2005 menjadi 313.944 ton pada
tahun 2009 (ARAM III) sedangkan laju peningkatan
produktivitas baru mencapai sebesar 1,81 %/tahun,
namun luas panen menurun 2,19 %/tahun sebagaimana
terlihat dalam Tabel 3.

Tabel 3 : Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi


Kc. Hijau Tahun 2005-2009

TAHUN LUAS PANEN PRODUKTIVITAS PRODUKSI


(Ha) % Ku/Ha % Ton %
2005 318.337 - 10.08 - 320.963 -
2006 309.103 (2,99) 10.23 1,49 316.134 (1,50)
2007 306.207 (0,94) 10.53 2,93 322.487 2,01
2008 278.137 (9,17) 10.72 1,80 298.059 (7,57)
2009* 289.973 4.26 10.83 1,03 313.944 5,33
Rerata (2,19) 1,81 (0,44)
Keterangan : *). Angka Ramalan III 2009 BPS.

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 7


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

Produksi ubikayu selama kurun waktu 5 tahun


meningkat rata-rata 3,79 %/tahun dari 19.321.183 ton
pada tahun 2005 menjadi 22.375.949 ton pada tahun
2009 (ARAM III) sedangkan laju peningkatan
produktivitas mencapai 4,07 %/tahun, namun luas
panen menurun 0,28 %/tahun sebagaimana terlihat
dalam Tabel 4.

Tabel 4 : Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi


Ubikayu Tahun 2005-2009

TAHUN LUAS PANEN PRODUKTIVITAS PRODUKSI


(Ha) % Ku/Ha % Ton %
2005 1.213.460 - 159.22 - 19.321.183 -
2006 1.227.459 1.15 162.83 2,27 19.986.640 3,44
2007 1.201.481 (2,12) 166.36 2,17 19.988.058 0,01
2008 1.204.933 0,29 180.57 8,54 21.756.991 8,85
2009* 1.199.504 (0,45) 186.54 3,31 22.375.949 2,84
Rerata (0,28) 4,07 3,79
Keterangan : *). Angka Ramalan III 2009 BPS.

Produksi ubijalar selama kurun waktu 5 tahun


meningkat rata-rata 2,27 %/tahun dari 1,856,969 ton
pada tahun 2005 menjadi 2,027,495 ton pada tahun
2009 (ARAM III) sedangkan laju peningkatan
produktivitas baru mencapai 1,54 %/tahun, dan luas
panen meningkat 0,70 %/tahun seperti dikemukakan
pada Tabel 5.

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 8


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

Tabel 5 : Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi


Ubijalar Tahun 2005-2009

TAHUN LUAS PANEN PRODUKTIVITAS PRODUKSI


(Ha) % Ku/Ha % Ton %
2005 178.336 - 104.13 - 1.856.969 -
2006 176.507 (1,03) 105.05 0,88 1.854.238 (0,15)
2007 176.932 0.24 106.64 1,51 1.886.852 1,76
2008 174.561 (1.34) 107.80 1,09 1.881.761 (0,27)
2009* 183.162 4,93 110.69 2,68 2.027.495 7,74
Rerata 0,70 1,54 2,27
Keterangan : *). Angka Ramalan III 2009 BPS.

Dari pencapaian 5 tahun terakhir menunjukan bahwa


upaya – upaya peningkatan produksi dan produktivitas
masih belum menunjukkan laju peningkatan yang
optimal, disamping itu produktivitas rata-rata nasional
masih dibawah potensi hasil masing-masing komoditi.

Dengan demikian pada tahun 2010 perlu dilakukan


upaya – upaya terobosan yang lebih terfokus, agar
sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai.
Pencapaian produksi yang telah direncanakan akan
berdampak pada pemantapan Ketahanan Pangan
Nasional.

2.2. Sasaran Produksi Tahun 2010.

Untuk memenuhi kebutuhan tahun 2010 dengan


mempertimbangkan terjadinya diversifikasi konsumsi,
berkembangnya industri pengolahan, industri pakan
ternak dan ekspor-impor, maka sasaran produksi,
produktivitas, luas panen dan luas tanam Kabi Tahun
2010 dikemukakan pada Tabel 6.

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 9


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

Tabel 6 : Sasaran Luas Tanam, Panen, Produktivitas dan Produksi


Kabi Tahun 2010

LUAS LUAS PRODUK PRODUKSI


No KOMODITI TANAM PANEN TIVITAS
(HA) (HA) (KU/HA) (TON)
1 Kedelai 920.000 874.000 14,90 1.300.000
2 Kc.Tanah 712.400 678.500 13.00 882.000
3 Kc.Hijau 343.700 327.300 11.00 360.000
4 Ubikayu 1.305.050 1.242.905 179 22.248.000
5 Ubijalar 191.600 182.000 110 2.000.000
Keterangan : Rincian per propinsi pada Lampiran 1.

Sasaran produksi kedelai tahun 2010 sebesar 1.300.000


ton atau meningkat sebesar 18,18 % jika dibandingkan
dengan sasaran tahun 2009 sebesar 1.100.000 ton,
sasaran tanam 920.000 ha atau meningkat 12,20%,
sasaran panen 874.000 ha atau meningkat 12,20%
sedangkan sasaran produktivitas 14,90 ku/ha atau
meningkat 5,52 %, sebagaimana dikemukakan pada
Gambar 1.

Sasaran produksi kacang tanah tahun 2010


sebesar 882.000 ton atau menurun 4,65 %
dibandingkan tahun 2009 sebesar 925.000 ton, sasaran
tanam 712.400 ha atau menurun 4,89 %, sasaran
panen 678.500 ha atau menurun 4,89 % sedangkan
produktivitas 13,00 ku/ha atau meningkat 1,33 %,
sebagaimana dikemukakan pada Gambar 2.

Sasaran produksi kacang hijau tahun 2010 sebesar


360.000 ton atau meningkat 2,27 % dibandingkan
sasaran tahun 2009 sebesar 352.000 ton, sasaran
tanam 343.700 ha atau meningkat 2,60 %, sasaran
panen 327.300 ha atau meningkat 2,60 % sedangkan
Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 10
____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

produktivitas 11,00 ku/ha atau meningkat 0,27 %,


sebagaimana dikemukakan pada Gambar 3.

Luas Panen Naik 12,20%


Produktivitas Naik 5,52%
Produksi Naik 18,18%

Kenaikan
SASARAN 2009 LT : 100.000 Ha
SASARAN 2010
Luas Tanam : 820.000 Ha Luas Tanam : 920.000 Ha
LP : 95.000 Ha
Luas Panen : 779.000 Ha Luas Panen : 874.000 Ha
Prov : 0,78 Ku/Ha
Produktivitas : 14,12 Ku/Ha Produktivitas : 14,90 Ku/Ha
Prod : 200.000 Ton
Produksi : 1.100.040 Ton Produksi : 1.300.000 Ton

Gambar 1. Sasaran Produksi Kedelai Tahun 2010

Sasaran produksi ubikayu tahun 2010 sebesar


22.248.000 ton atau meningkat 3,00 % dibandingkan
sasaran tahun 2009 sebesar 21.600.000 ton, sasaran
tanam 1.305.050 ha atau meningkat 0,24 %, sasaran
panen 1.242.900 ha atau menurun 0,01 % sedangkan
produktivitas 179 ku/ha atau meningkat 2,87 %,
sebagaimana dikemukakan pada Gambar 4.

Sasaran produksi ubijalar tahun 2010 sebesar 2.000.000


ton atau meningkat 4,54 % dibandingkan sasaran tahun
2009 sebesar 1.913.129 ton, sasaran tanam 191.600 ha
atau menurun 3,96 %, sasaran panen 182.000 ha atau
meningkat 3,69 % sedangkan produktivitas 110 ku/ha
atau meningkat 0,82 %, sebagaimana dikemukakan
pada Gambar 5.

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 11


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

Luas Panen Turun 4,89%


Produktivitas Naik 1,33%
Produksi Turun 4,65%

Kenaikan
SASARAN 2009 LT : -36.613 Ha
SASARAN 2010
Luas Tanam : 749.013 Ha Luas Tanam : 712.400 Ha
LP : -42.288 Ha
Luas Panen : 720.788 Ha Luas Panen : 678.500 Ha
Prov : 0,17 Ku/Ha
Produktivitas : 12,83 Ku/Ha Produktivitas : 13,00 Ku/Ha
Prod : -42.557 Ton
Produksi : 924.557 Ton Produksi : 882.000 Ton

Gambar 2. Sasaran Produksi Kc.Tanah Tahun 2010

Luas Panen Naik 2,60%


Produktivitas Naik 0,27%
Produksi Naik 2,27%

Kenaikan
SASARAN 2009 LT : 8.925 Ha
SASARAN 2010
Luas Tanam : 334.775 Ha LP : 6.274 Ha Luas Tanam : 343.700 Ha
Luas Panen : 321.026 Ha Prov : 0,03 Ha Luas Panen : 327.300 Ha
Produktivitas : 10,97 Ku/Ha Prod : 8.049 Ton Produktivitas : 11,00 Ku/Ha
Produksi : 351.951 Ton Produksi : 360.000 Ton

Gambar 3. Sasaran Produksi Kc. HijauTahun 2010

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 12


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

Luas Panen Turun 0,01%


Produktivitas Naik 2,87%
Produksi Naik 3,00%

Kenaikan
SASARAN 2009 SASARAN 2010
LT : 3.154 Ha
Luas Tanam : 1.301.847 Ha Luas Tanam : 1.305.000 Ha
LP : - 76 Ha
Luas Panen : 1.242.976 Ha Luas Panen : 1.242.900 Ha
Prov : 5 Ha
Produktivitas : 174 Ku/Ha Produktivitas : 179 Ku/Ha
Prod : 648.000 Ton
Produksi : 21.600.000 Ton Produksi : 22.248.000 Ton

Gambar 4. Sasaran Produksi Ubikayu Tahun 2010

Luas Panen Naik 3,96%


Produktivitas Naik 0,82%
Produksi Naik 5,54%

Kenaikan
SASARAN 2009 LT : 7.308 Ha
SASARAN 2010
Luas Tanam : 184.292 Ha Luas Tanam : 191.600Ha
LP : 6.484Ha
Luas Panen : 175.516 Ha Luas Panen : 182.000 Ha
Produktivitas : 109 Ku/Ha
Prov : 0,98 Ha Produktivitas : 109,89 Ku/Ha
Produksi : 1.913.129 Ton Prod : 86.871 Ton Produksi : 2.000.000 Ton

Gambar 5. Sasaran Produksi Ubijalar Tahun 2010

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 13


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

Sasaran tersebut dapat dicapai dengan asumsi semua


faktor pendukung berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Faktor tersebut antara lain iklim
mendukung, adanya peningkatan dukungan Pemerintah
Propinsi dan Kabupaten/Kota dan stakeholder terkait,
harga membaik, tataniaga dan bea masuk berjalan
efektif serta gangguan OPT dan kehilangan hasil dapat
ditekan seminimal mungkin.

Salah satu faktor penting dalam pencapaian sasaran


produksi Kabi tahun 2010 adalah terealisasinya luas
tanam baik pada MT.2009/2010 dan MT.2010. Sasaran
indikatif luas tanam Kabi Tahun 2010, dikemukakan
pada Tabel 7.

Tabel 7 : Sasaran Indikatif Luas Tanam Kabi Tahun 2010

MT.2009/2010 MT. 2010 TAHUN 2010


NO KOMODITI (HA) (HA) (Ha)
1 Kedelai 374.003 545.997 920.000
2 Kc.Tanah 462.239 250.164 712.400
3 Kc. Hijau 158.217 185.480 343.700
4 Ubikayu 699.320 605.731 1.305.050
5 Ubijalar 98.222 93.378 191.600
Keterangan : Rincian per propinsi per bulan pada Lampiran 2.

Untuk itu, diperlukan upaya-upaya untuk merealisasikan


luas tanam per bulan agar sesuai dengan sasaran yang
telah ditetapkan. Tidak tercapainya luas tanam per
bulan mempunyai dampak terhadap luas tanam bulan
berikutnya, luas panen dan pada akhirnya sasaran
produksi tidak tercapai sesuai yang telah ditetapkan.

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 14


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

III. PROGRAM DAN KEGIATAN UTAMA


TAHUN 2010

Pengembangan komoditi kacang-kacangan dan umbi-


umbian tahun 2010 hanya dituangkan ke dalam 1 (satu)
program yaitu Program Peningkatan Ketahanan Pangan
dengan 1 (satu) kegiatan utama yaitu Peningkatan
Produksi, Provitas, Mutu Produk Pertanian (1570). Kegiatan
tersebut terdiri dari 4 (empat) sub kegiatan yaitu : 1). Sub
Kegiatan 02344 : Pembinaan dan Pengembangan
Komoditas Tanaman Pangan (Pengawalan SLPTT,
Pengembangan Kabi dan Serealia), 2). Sub kegiatan 01194
: Penguatan Modal Usaha Kelompok (SL-PTT Kedelai dan
SL-PTT Kacang Tanah), 3). Sub Kegiatan 00012 :
Pendidikan dan Pelatihan Teknis (Pelatihan PL II dan III
Kedelai dan Kacang Tanah serta Pelatihan Kabi Lainnya)
dan 4). Sub Kegiatan 02355 : Pembinaan dan
Pengembangan Komoditas Kacang-kacangan dan Umbi-
umbian.

1). Sub Kegiatan 02344 : Pembinaan dan Pengembangan


Komoditas Tanaman Pangan (Pengawalan SL-PTT,
Pengembangan Kabi dan Serealia).
Upaya peningkatan produktivitas dan produksi kedelai,
kacang tanah, kacang hijau, ubikayu, ubijalar dan
pangan alternatif/lokal (garut, ganyong, talas, gembili,
kacang koro pedang) dilakukan dengan penyebarluasan
penggunaan benih bermutu dari varietas unggul,
peningkatan populasi tanaman, penerapan teknologi
spesifik lokasi, penerapan pupuk berimbang, pupuk
hayati dan pupuk organik, perbaikan tata guna
air/sistem pengairan serta pemeliharaan yang intensif.

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 15


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

Untuk mencapai hal tersebut perlu dilakukan


pembinaan, pengawalan, koordinasi, monitoring dan
evaluasi. Secara garis besar kegiatan-kegiatan yang
perlu dilakukan antara lain sebagai berikut :

(a). Koordinasi, konsultasi dan rapat-rapat.


(b). Identifikasi CPCL.
(c). Percepatan alih teknologi.
(d). Temu Usaha/FFD.
(e). Pengawalan, pembinaan dan bimbingan.
(f). Menghadiri pertemuan Regional.
(g). Pengumpulan dan pengolahan data
(h). Penyusunan, penggandaan dan pengiriman
laporan.
(i). Monitoring dan evaluasi.

2). Sub kegiatan 01194 : Penguatan Modal Usaha Kelompok


(SL-PTT Kedelai dan SL-PTT Kacang Tanah).
Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan produksi
dan produktivitas kedelai dan kacang tanah melalui SL-
PTT. Untuk pelaksanaan SL-PTT, dibantu dengan
penyediaan benih dan saprodi lainnya (Pupuk, pestisida
dll) untuk 1 ha laboratorium lapang (LL) serta biaya
pertemuan kelompok.
Pelaksana SL adalah para kelompok tani, untuk itu
dalam rangka pelaksanaan kegiatan tersebut
kelembagaan yang ditumbuh kembangkan adalah
kelompok-kelompok tani yang tumbuh berdasarkan
semangat untuk memajukan usaha dan
mensejahterakan masyarakat di pedesaan.
Satu unit SL kedelai dan SL kacang tanah masing-
masing seluas 10 ha nantinya akan dikelola oleh masing-
masing satu kelompok tani yang dalam kegiatan
Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 16
____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

usahataninya akan dibantu benih dan saprodi lainnya


(pupuk organik, pupuk hayati, pupuk anorganik, kaptan)
disamping anggaran untuk pertemuan kelompok.
Bantuan benih diberikan pada seluruh areal SL-PTT
untuk kedelai 250.000 ha, kacang tanah 50.000 ha
serta pertemuan kelompok pada areal LL kedelai 25.000
ha dan kacang tanah 5.000 ha dibantu saprodi lainnya.

3). Sub Kegiatan 00012 : Pendidikan dan Pelatihan Teknis


(Pelatihan PL II dan III Kedelai dan Kacang Tanah serta
Pelatihan Kabi Lainnya).
Dalam rangka pencapaian produksi kabi maka perlu
dilakukan upaya meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan petugas. Untuk itu dalam rangka
pelaksanaan SL-PTT kedelai dan kacang tanah akan
dilakukan pelatihan bagi petugas SL-PTT yang dilakukan
secara berjenjang dan berurutan dari pelatihan
Pemandu Lapangan I, dilanjutkan pelatihan Pemandu
Lapangan II dan terakhir pelatihan Pemandu Lapangan
III.

Pelatihan Pemandu Lapangan I diselenggarakan oleh


Pusat, Pemandu Lapangan II oleh Provinsi dan Pemandu
Lapangan III oleh Kabupaten. Peserta pelatihan adalah
Penyuluh Pertanian, Pengamat Organisme Pengganggu
Tanaman (POPT) dan Pengawas Benih Tanaman (PBT).
Peserta yang dilatih di Pusat (PL I) selanjutnya akan
menjadi pelatih di tingkat Provinsi sementara peserta
yang dilatih ditingkat Provinsi selanjutnya akan menjadi
pelatih di tingkat Kabupaten/Kota.

Untuk komoditi kabi lainnya (kacang hijau, ubikayu,


ubijalar) dilaksanakan pula pelatihan teknis bagi petugas

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 17


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

Provinsi dan Kabupaten/Kota yang dilaksanakan di


Provinsi tertentu.

4). Sub Kegiatan 02355 : Pembinaan dan Pengembangan


Komoditas Kacang-kacangan dan Umbi-umbian.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan produksi
dan produktivitas kacang hijau, ubikayu, ubijalar dan
pangan alternatif/lokal (Garut, Ganyong, Gembili, Talas
dan Kacang Koro Pedang) melalui PTT. Untuk
pelaksanaan PTT, dibantu dengan penyediaan saprodi
(Benih/Bibit, Pupuk, pestisida dll).
Pelaksana PTT adalah para kelompok tani, untuk itu
dalam rangka pelaksanaan kegiatan tersebut
kelembagaan yang ditumbuh kembangkan adalah
kelompok-kelompok tani yang tumbuh berdasarkan
semangat untuk memajukan usaha dan
mensejahterakan masyarakat di pedesaan.
Satu unit PTT kacang hijau dan ubikayu masing-masing
seluas 10 ha, ubijalar 10-45 ha dan pangan
alternatif/lokal seluas 5 ha.

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 18


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

IV. STRATEGI DAN LANGKAH OPERASIONAL


TAHUN 2010

4.1. Strategi.

Secara umum, strategi pencapaian sasaran produksi


Kabi Tahun 2010 adalah sebagai berikut :

1). Peningkatan Produktivitas.


Peningkatan produktivitas dicapai melalui upaya
penggunaan benih unggul bermutu, pemupukan
berimbang dan pemakaian pupuk organik, pupuk
hayati serta kapur pertanian (Kaptan), pengelolaan
pengairan dan perbaikan budidaya dengan disertai
pengawalan, pendampingan, koordinasi, dll.

2). Perluasan Areal.


Perluasan areal dicapai melalui upaya optimalisasi
lahan, perbaikan JITUT, JIDES dan Tata Air Mikro
disertai konservasi lahan yang berkelanjutan,
pemanfaatan lahan kering serta lahan-lahan
perhutani, perkebunan, transmigrasi, dll.

3). Pengamanan Produksi.


Pengamanan produksi dimaksudkan untuk
mengurangi dampak perubahan iklim (DPI),
pengendalian organisme pengganggu tanaman
(OPT), dan pengamanan kualitas produksi dari residu
pestisida serta kehilangan hasil akibat penanganan
panen dan pasca panen yang masih cukup besar.

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 19


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

4). Kelembagaan dan Pembiayaan.


Kelembagaan pertanian yang meliputi kelembagaan
penyuluhan (BPP), kelompoktani (Poktan), gabungan
kelompoktani (Gapoktan), koperasi tani (Koptan),
penangkar benih, pengusaha benih, institusi
perbenihan lainnya, kios, KUD, pasar desa,
pedagang, asosiasi petani, asosiasi industri olahan,
asosiasi benih, P3A, UPJA, kelembagaan
perlindungan tanaman seperti brigade proteksi dan
lain-lain diupayakan diberdayakan seoptimal mungkin
untuk mendukung keberhasilan pengembangan Kabi
dan pembangunan tanaman pangan pada umumnya.
Pembiayaan usahatani melalui KKP-E, LM3, Kredit
Usaha Rakyat (KUR), PUAP serta kemitraan
diupayakan meningkat guna merealisasikan
penyerapannya.

4.2. Langkah Operasional.

Langkah operasional yang ditempuh dalam peningkatan


produksi Kabi Tahun 2010 adalah :

1). Pembinaan Umum Pada Areal Pertanaman.


Pembinaan umum dilakukan pada seluruh areal
pertanaman kabi yang meliputi : kedelai seluas
920.000 ha, kacang tanah seluas 712.400 ha, kacang
hijau seluas 343.700 ha, ubikayu seluas 1.305.050
ha, ubijalar seluas 191.600 ha dan pangan alternatif
seluas 50 ha.

Untuk melakukan pembinaan tersebut, di tingkat


Provinsi difasilitasi dengan sejumlah anggaran

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 20


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

melalui Dana Dekonsentrasi, sedangkan untuk


tingkat Kabupaten melalui Dana Tugas Pembantuan.

2). Fokus Pembinaan (Sinergi dan Terpadu).


Fokus pembinaan (sinergi dan terpadu) dilakukan
melalui SL-PTT untuk komoditi kedelai dan kacang
tanah, pada areal tanam seluas 250.000 ha untuk
kedelai dan 50.000 ha untuk kacang tanah. Untuk
pelaksanaan kegiatan tersebut, di tingkat petani
disediakan sejumlah anggaran untuk pengadaan
saprodi (pupuk organik, pupuk anorganik, pupuk bio-
hayati, kaptan) untuk kedelai seluas 25.000 ha (areal
LL) dan kacang tanah 5.000 ha (areal LL) serta dana
pertemuan kelompok. Sedangkan alur LL diberikan
hanya bantuan benih dan saprodi lainnya beban
petani.

Selain itu di tingkat Kabupaten dan Provinsi


disediakan pula anggaran untuk identifikasi CPCL,
bimbingan, koordinasi, sosialisasi, pembinaan, temu
usaha, monitoring dan evaluasi serta pelatihan SL-
PTT Kedelai dan SL-PTT Kacang Tanah baik PL II
(Tingkat Provinsi) maupun PL III (Tingkat
Kabupaten).

Upaya pencapaian produksi Kabi secara rinci


dikemukakan sebagai berikut :

1. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Kedelai


Tahun 2010.
Fokus utama pencapaian sasaran produksi kedelai
tahun 2010 adalah peningkatan produktivitas
kedelai melalui SL-PTT kedelai seluas 325 ribu ha.
Sedangkan upaya diluar fokus utama melalui upaya
Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 21
____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

peningkatan produksi lainnya pada kawasan areal


tanam seluas 595.000 ha sebagaimana terlihat dalam
Tabel 8 .
Tabel 8. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Kedelai Tahun 2010

No URAIAN L. TANAM L.PANEN PROVITAS PRODUKSI


(Ha) (Ha) (Ku/ha) (Ton)
PENINGKATAN
1 PRODUKTIVITAS 595.000 565.250 15,18 858.000

- BLBU APBN-P 2009 126.000 119.700 14,90 178,000


- SL-PTT (Benih BLBU 250.000 237.500 16,00 380,000
- Optimalisasi Pembinaan 219.000 208.050 13,20 300.000

2 PERLUASAN AREAL TANAM 325.000 308.750 14,32 442.000


- BLBU (Non SL PTT) 135.000 128.250 14,90 191.000
- CBN 40.000 38.000 14,90 56.600

- Kemitraan 50.000 47.500 14,90 42.400

- Upaya Khusus 100.000 95.000 16,00 152.000

JUMLAH 920.000 874.000 14,90 1.300.000

a. Fokus Utama peningkatan produktivitas


kedelai melalui SL-PTT adalah Upaya
pencapaian sasaran produksi kedelai tahun 2010
yang difokuskan pada kegiatan peningkatan
produktivitas kedelai di kawasan areal tanam seluas
250 ribu ha melalui kegiatan SL-PTT yang tersebar
di lokasi sebagaimana terlihat dalam Lampiran 3.

Kegiatan peningkatan produktivitas SL-PTT kedelai


dilakukan pada kawasan luas tanam 250 ribu ha
dengan melibatkan 25.000 kelompoktani / unit SL-
PTT kedelai di 16 provinsi (137 kabupaten/kota).
Dengan kegiatan SL-PTT diperkirakan dapat
meningkatkan produktivitas sebesar 5 ku/ha,
sehingga mampu menyumbang tambahan produksi
sebesar 50 ribu ton.

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 22


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

b. Upaya peningkatan produksi kedelai diluar


fokus utama adalah upaya – upaya peningkatan
produksi kedelai yang dilakukan melalui bantuan
benih CBN pada areal tanam seluas 65 ribu ha,
BLBU (Non SL-PTT) seluas 135 ribu ha, BLBU
APBN-P 2009 seluas 126 ribu ha dan melalui
swadaya dan kemitraan seluas 344 ribu ha,
pembinaan peningkatan produksi pada areal
tersebut mampu menyumbangkan produksi pada
tahun 2010 sebesar 920.000 ton.

2. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Kacang


Tanah Tahun 2010
Fokus utama pencapaian sasaran produksi kacang
tanah tahun 2010 adalah peningkatan produktivitas
kacang tanah melalui SL-PTT seluas 50.000 ha.
Sedangkan upaya diluar fokus utama melalui upaya
peningkatan produksi lainnya pada kawasan areal
tanam seluas 662.400 ha sebagaimana terlihat dalam
Tabel 9 berikut :

Tabel 9. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Kacang Tanah


Tahun 2010

No URAIAN L. TANAM L.PANEN PROVITAS PRODUKSI

(Ha) (Ha) (Ku/ha) (Ton)


PENINGKATAN
1 PRODUKTIVITAS 641.400 610.500 13,00 763.000

- BLBU 14.000 13.300 14,00 18.600

- REPLIKASI SKR 15.000 14.250 17,00 24.225

- SWADAYA 612.400 582.950 12,35 720.175


PERLUASAN AREAL
2 TANAM 50.000 48.000 17,51 84.000

- SL-PTT 50.000 48.000 17,51 84.000

3 KEMITRAAN 21.000 20.000 15,00 29.980

JUMLAH 712.400 678.500 13,00 882.000

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 23


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

a. Fokus Utama peningkatan produktivitas


kacang tanah melalui SL-PTT adalah upaya
pencapaian sasaran produksi kacang tanah di
kawasan areal tanam seluas 50.000 ha melalui
kegiatan SL-PTT yang tersebar di lokasi
sebagaimana terlihat dalam Lampiran 4.

Kegiatan peningkatan produktivitas SL-PTT kacang


tanah dilakukan pada kawasan luas tanam 50.000
ha dengan melibatkan 5.000 kelompoktani/unit SL-
PTT kacang tanah di 14 Provinsi (59 Kabupaten).
Dengan kegiatan SL-PTT kacang tanah diperkirakan
akan dicapai produktivitas sebesar 17,51 ku/ha,
sehingga mampu menyumbang produksi sebesar
84.000 ton.

b. Upaya peningkatan produksi kacang tanah


diluar fokus utama adalah upaya-upaya
peningkatan produksi kacang tanah yang dilakukan
melalui BLBU seluas 14.000 ha, replikasi SKR
15.000 ha, kemitraan 21.000 ha dan swadaya
612.400 ha, peningkatan produksi pada areal
tersebut mampu menyumbangkan produksi pada
tahun 2010 sebesar 798.000 ton.

3. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Kacang


Hijau Tahun 2010
Fokus utama pencapaian sasaran produksi kacang
hijau tahun 2010 adalah peningkatan produktivitas
melalui PTT seluas 110 ha. Sedangkan upaya diluar
fokus utama melalui upaya peningkatan produksi
lainnya pada kawasan areal tanam seluas 343.590 ha
sebagaimana terlihat dalam Tabel 10 berikut :
Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 24
____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

Tabel 10. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Kacang Hijau


Tahun 2010

No URAIAN L TANAM L PANEN PROVITAS PRODUKSI

(HA) (HA) (KU/HA) (TON)


PENINGKATAN
1 PRODUKTIVITAS 338,700 322,550 11.50 354,538

- PTT 110 105.00 15.00 157

- SWADAYA 338,590 322,445 10.99 354,380

PERLUASAN AREAL
2 TANAM 5,000 4,750 11.50 5,463

- KEMITRAAN 5,000 4,750 11.50 5,463

JUMLAH 1 + 2 343,700 327,300 11.00 360,000

a. Fokus Utama peningkatan produktivitas


kacang hijau melalui PTT adalah upaya
pencapaian sasaran produksi kacang hijau di
kawasan areal tanam seluas 110 ha melalui
kegiatan PTT yang tersebar di lokasi sebagaimana
terlihat dalam Lampiran 5.

Kegiatan peningkatan produktivitas kacang hijau


dilakukan pada kawasan seluas 110 ha di 9 Provinsi
(11 Kabupaten). Dengan kegiatan PTT
diperkirakan akan dicapai produktivitas sebesar
15,00 ku/ha, sehingga mampu menyumbang
produksi sebesar 157 ton.

b. Upaya peningkatan produksi kacang hijau


diluar fokus utama adalah upaya-upaya
peningkatan produksi yang dilakukan melalui
kemitraan 5.000 ha dan swadaya 338.590 ha,
peningkatan produksi pada areal tersebut mampu
menyumbangkan produksi pada tahun 2010
sebesar 359.843 ton. Dalam rangka pencapaian
sasaran tanam melalui kemitraan, Dinas Pertanian
Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 25
____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

Provinsi dan Kabupaten perlu lebih berkoordinasi


dengan stake holder terkait dalam memfasilitasi
terwujudnya kemitraan tersebut.

4. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Ubikayu


Tahun 2010
Fokus utama pencapaian sasaran produksi ubikayu
tahun 2010 adalah peningkatan produktivitas melalui
PTT seluas 240 ha. Sedangkan upaya diluar fokus
utama melalui upaya peningkatan produksi lainnya
pada kawasan areal tanam seluas 1.304.760 ha
sebagaimana terlihat dalam Tabel 11 berikut :

Tabel 11. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Ubikayu


Tahun 2010

L. TANAM L. PANEN PROVITAS PRODUKSI


NO. URAIAN
(Ha) (Ha) Ku/Ha Ton
PENINGKATAN
1 PRODUKTIVITAS 1,174,500 1,118,925 176.67 19,768,500

- PTT 240 228 250.00 5,700

- SWADAYA 1,174,260 1,118,697 176.66 19,762,800

2 PERLUASAN AREAL TANAM 130,500 123,975 200.00 2,479,500

- KEMITRAAN 130.500 123.975 200.00 2.479.500

JUMLAH 1 + 2 1,305,000 1,242,900 179.00 22,248,000

a. Fokus Utama peningkatan produktivitas


ubikayu melalui PTT adalah upaya pencapaian
sasaran produksi ubikayu di kawasan areal tanam
seluas 240 ha melalui kegiatan PTT yang tersebar
di lokasi sebagaimana terlihat dalam Lampiran 5.

Kegiatan peningkatan produktivitas ubikayu


dilakukan pada kawasan seluas 240 ha di 15
Provinsi (24 Kabupaten). Dengan kegiatan PTT
Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 26
____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

diperkirakan akan dicapai produktivitas sebesar


250,00 ku/ha, sehingga mampu menyumbang
produksi sebesar 5.700 ton.

b. Upaya peningkatan produksi ubikayu diluar


fokus utama adalah upaya-upaya peningkatan
produksi yang dilakukan melalui kemitraan 130.500
ha dan swadaya 1.174.260 ha, peningkatan
produksi pada areal tersebut mampu
menyumbangkan produksi pada tahun 2010
sebesar 22.242.300 ton. Dalam rangka pencapaian
sasaran tanam melalui kemitraan, Dinas Pertanian
Provinsi dan Kabupaten perlu lebih berkoordinasi
dengan stake holder terkait dalam memfasilitasi
terwujudnya kemitraan tersebut.

5. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Ubijalar


Tahun 2010
Fokus utama pencapaian sasaran produksi ubijalar
tahun 2010 adalah peningkatan produktivitas melalui
PTT seluas 486 ha. Sedangkan upaya diluar fokus
utama melalui upaya peningkatan produksi lainnya
pada kawasan areal tanam seluas 191.114 ha
sebagaimana terlihat dalam Tabel 12 berikut :

a. Fokus Utama peningkatan produktivitas


ubijalar melalui PTT adalah upaya pencapaian
sasaran produksi ubikayu di kawasan areal tanam
seluas 486 ha melalui kegiatan PTT yang tersebar
di lokasi sebagaimana terlihat dalam Lampiran 5.

Kegiatan peningkatan produktivitas ubijalar


dilakukan pada kawasan luas tanam 486 ha di 13
Provinsi (26 Kabupaten). Dengan kegiatan PTT
diperkirakan akan dicapai produktivitas sebesar
Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 27
____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

130,00 ku/ha, sehingga mampu menyumbang


produksi sebesar 5.980 ton.

Tabel 12. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Ubijalar


Tahun 2010

No Uraian L. Tanam Provitas Produksi


L. Panen
(Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton)
Peningkatan
1 Produktivitas 186,600 177,250 109.35 1,938,250

- PTT 486 460 130.00 5,980

- SWADAYA 186,114 176,790 109.30 1,932,270

2 Perluasan Areal Tanam 5,000 4,750 130.00 61,750

- Kemitraan 5,000 4,750 130.00 61,750

JUMLAH 1 + 2 191,600 182,000 109.89 2,000,000

b. Upaya peningkatan produksi ubijalar diluar


fokus utama adalah upaya-upaya peningkatan
produksi yang dilakukan melalui kemitraan 5.000
ha dan swadaya 186.114 ha, peningkatan produksi
pada areal tersebut mampu menyumbangkan
produksi pada tahun 2010 sebesar 1.994.0020 ton.
Dalam rangka pencapaian sasaran tanam melalui
kemitraan, Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten
perlu lebih berkoordinasi dengan stake holder
terkait dalam memfasilitasi terwujudnya kemitraan
tersebut.

Selain itu, dikembangkan pula pangan alternatif/lokal


(Garut, Ganyong, Gembili, Talas dan Kacang Koro
Pedang) pada daerah yang selama ini telah
mengembangkan tanaman tersebut. Mengingat tanaman
tersebut selama ini belum tersentuh teknologi produksi,
melalui bantuan saprodi diharapkan produktivitas yang
dicapai meningkat dibandingkan dengan pencapaian
sebelumnya.
Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 28
____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

V. PENGEMBANGAN KACANG-KACANGAN DAN


UMBI-UMBIAN TAHUN 2010

Pengembangan kacang-kacangan dan umbi-umbian


tahun 2010 dilakukan melalui Sekolah Lapangan
Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) khususnya untuk
komoditi Kedelai dan Kacang Tanah, sedangkan untuk
komoditi Kabi Lainnya (Kacang Hijau, Ubikayu, Ubijalar,
Pangan Alternatif/Lokal) melalui PTT.

A. Prinsip-prinsip PTT
1. Terpadu : PTT merupakan suatu pendekatan agar
sumber daya tanaman, tanah dan air dapat
dikelola dengan sebaik-baiknya secara terpadu.

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 29


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

2. Sinergis : PTT memanfaatkan teknologi pertanian


terbaik, dengan memperhatikan keterkaitan yang
saling mendukung antar komponen teknologi.
3. Spesifik lokasi : PTT memperhatikan kesesuaian
teknologi dengan lingkungan fisik maupun sosial
budaya dan ekonomi petani setempat.
4. Partisipatif : berarti petani turut berperan serta
dalam memilih dan menguji teknologi yang sesuai
dengan kondisi setempat dan kemampuan petani
melalui proses pembelajaran dalam bentuk
laboratorium lapangan.

B. Tahapan Penerapan PTT


1. Langkah pertama penerapan PTT adalah pemandu
lapangan bersama petani melakukan Pemahaman
Masalah dan Peluang (PMP) atau Kajian Kebutuhan
dan Peluang (KKP). Identifikasi masalah
peningkatan hasil di wilayah setempat dan
membahas peluang mengatasi masalah tersebut,
berdasarkan cara pengelolaan tanaman, analisis
iklim/curah hujan, kesuburan tanah, luas pemilikan
lahan, lingkungan sosial ekonomi dan bahaya
setempat.
2. Langkah kedua adalah merakit berbagai komponen
teknologi PTT berdasarkan kesepakatan kelompok
untuk diterapkan di lahan usahataninya.
3. Langkah ketiga, penyusunan RUK berdasarkan
kesepakatan kelompok.
4. Langkah keempat, penerapan PTT.
5. Langkah kelima, pengembangan PTT ke petani
lainnya.

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 30


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

C. Komponen Teknologi Unggulan PTT Kedelai


Komponen teknologi dasar:
1. Varietas unggul baru, benih bermutu/berlabel
2. Pupuk hayati/Rhizobium
3. Pupuk berimbang, Kapur pertanian, Organik
4. Pengairan dan drainase
5. Pengendalian OPT (organisme pengganggu
tanaman)
Komponen teknologi disesuaikan dengan rekomendasi
setempat.
Komponen teknologi pilihan:
1. Pengolahan tanah
2. Pemupukan
3. Pemberian pupuk organik
4. Amelioran pada lahan masam
5. Pengairan
6. Panen dan pascapanen
D. Komponen Teknologi Unggulan PTT Kacang
Tanah
Komponen teknologi dasar:
1. Varietas unggul, benih bermutu/berlabel
2. Pupuk hayati/Rhizobium
3. Pengairan dan drainase
4. Pupuk berimbang, organik
5. Pengendalian OPT
Komponen teknologi disesuaikan dengan rekomendasi
setempat.
Komponen teknologi pilihan:
1. Pengolahan tanah
2. Pemupukan
3. Pupuk organik
4. Amelioran
5. Pengairan
6. Panen dan pasca panen

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 31


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

E. Peran Komponen Teknologi PTT


Penggunaan benih varietas unggul bermutu akan
menghasilkan daya perkecambahan yang tinggi dan
seragam, tanaman yang sehat dengan perakaran yang
baik, tanaman tumbuh lebih cepat, tahan terhadap
hama dan penyakit, berpotensi hasil tinggi dan mutu
hasil yang lebih baik.
Penanaman yang tepat waktu, serentak dan
jumlah populasi yang optimal dapat menghindari
serangan hama dan penyakit, menekan pertumbuhan
gulma, memberikan pertumbuhan tanaman yang sehat
dan seragam serta hasil yang tinggi.
Pemberian pupuk secara berimbang berdasarkan
kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara tanah
dengan prinsip tepat jumlah, jenis, cara, dan waktu
aplikasi sesuai dengan jenis tanaman akan
memberikan pertumbuhan yang baik dan
meningkatkan kemampuan tanaman mencapai hasil
tinggi.
Pemberian air pada tanaman secara efektif dan
efisien sesuai dengan kebutuhan tanaman dan kondisi
tanah merupakan faktor penting bagi pertumbuhan
dan hasil tanaman yaitu air sebagai pelarut sekaligus
pengangkut hara dari tanah ke bagian tanaman.
Kebutuhan akan air disetiap stadia tanaman berbeda-
beda, pemberian air secara tepat akan meningkatkan
hasil dan menekan terjadinya stres pada tanaman
yang diakibatkan karena kekurangan dan kelebihan
air.
Perlindungan tanaman dilaksanakan untuk
mengantisipasi dan mengendalikan serangan OPT

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 32


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

tanaman dengan meminimalkan kerusakan atau


penurunan produksi akibat serangan OPT.
Pengendalian dilakukan berdasarkan prinsip dan
strategi pengendalian hama terpadu (PHT). Khususnya
pengendalian dengan pestisida merupakan pilihan
terakhir bila serangan OPT berada diatas ambang
ekonomi. Penggunaan pestisida harus memperhatikan
jenis, jumlah dan cara penggunaannya sesuai dengan
ketentuan dan peraturan yang berlaku sehingga tidak
menimbulkan resurjensi atau resistensi OPT atau
dampak lain yang merugikan lingkungan.
Penanganan panen dan pasca panen akan
memberikan hasil yang optimal jika panen dilakukan
pada umur dan cara yang tepat yaitu tanaman dipanen
pada masak fisiologis berdasarkan umur tanaman,
kadar air dan penampakan visual hasil sesuai dengan
diskripsi varietas. Pemanenan dilakukan dengan sistem
kelompok yang dilengkapi dengan peralatan dan mesin
yang cocok sehingga menekan kehilangan hasil. Hasil
panen dikemas dalam wadah dan disimpan ditempat
penyimpanan yang aman dari OPT dan perusak hasil
lainnya sehingga mutu hasil tetap terjaga dan tidak
tercecer.

F. Pemilihan Teknologi PTT


Komponen teknologi yang dipilih dan diterapkan oleh
petani dalam melaksanakan SL-PTT adalah komponen
teknologi PTT. Perakitan komponen teknologi budidaya
dilakukan dengan cara penelusuran setiap alternatif
komponen teknologi, jumlah yang mempengaruhi dan
yang dipengaruhi, maka antar komponen teknologi
dan aspek lingkungan dapat disinergiskan. Pemilihan
teknologi budidaya yang optimal dapat dilakukan
dengan memaksimalkan komponen teknologi yang
Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 33
____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

saling sinergis dan meminimalkan komponen teknologi


yang saling antagonis (berlawanan) sehingga diperoleh
teknik budidaya dalam pendekatan PTT yang spesifik
lokasi.

Kombinasi komponen teknologi yang digunakan pada


lokasi tertentu dapat berbeda dengan lokasi lainnya,
karena beragamnya kondisi lingkungan pertanaman.
Setiap teknologi dan kombinasi teknologi yang sedang
dikembangkan pada suatu lokasi dapat berubah
sejalan dengan perkembangan ilmu dan pengalaman
petani di lokasi setempat.

G. Keuntungan Penerapan Teknologi PTT


1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil usahatani.
2. Efisiensi biaya usahatani dengan penggunaan
teknologi yang tepat untuk masing-masing lokasi.
3. Kesehatan lingkungan tumbuh pertanaman dan
lingkungan kehidupan secara keseluruhan akan
terjaga.

H. Pelaksanaan SL-PTT

Fokus kegiatan peningkatan produktivitas kedelai dan


kacang tanah tahun 2010 dilaksanakan melalui
pendekatan kegiatan Sekolah Lapangan PTT yang
berfungsi sebagai pusat belajar pengambilan keputusan
para petani/kelompoktani, sekaligus tempat tukar
menukar informasi dan pengalaman lapangan,
pembinaan manajemen kelompok serta sebagai
percontohan bagi kawasan lainnya.
Petani SL-PTT nantinya akan mampu mengambil
keputusan atas dasar pertimbangan teknis dan
Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 34
____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

ekonomis dalam setiap tahapan budidaya usahataninya


serta mampu mengaplikasikan teknologi secara benar
sehingga meningkatkan produksi dan pendapatannya.
Sekolah Lapangan PTT tidak terikat dengan ruang kelas,
sehingga belajar dapat dilakukan di saung pertemuan
petani dan tempat-tempat lain yang berdekatan dengan
lahan belajar. Dalam SL-PTT terdapat satu unit
Laboratorium Lapangan (LL) yang merupakan bagian
dari kegiatan SL- PTT sebagai tempat bagi petani
anggota kelompoktani dapat melaksanakan seluruh
tahapan SL-PTT pada lahan tersebut. Dalam
melaksanakan LL kelompoktani dapat mengacu pada
rekomendasi teknologi setempat.
Pelaksanaan SL-PTT menggunakan sarana kelompoktani
yang sudah terbentuk dan masih aktif. Kelompoktani
yang dimaksud adalah kelompoktani yang dibentuk
berdasarkan domisili atau hamparan, diusahakan yang
lokasi lahan usahataninya masih dalam satu hamparan.
Hal ini perlu untuk mempermudah interaksi antar
anggota karena mereka saling mengenal satu sama
lainnya dan tinggal saling berdekatan sehingga bila
teknologi SL-PTT sudah diadopsi secara individu akan
mudah ditiru petani lainnya.
Pertanaman di areal SL-PTT kedelai ditargetkan mampu
menaikan produksi sebesar 0,7 ton / ha dan di areal LL
dalam SL-PTT ditargetkan mampu menaikan produksi
0,5 ton / ha, sedangkan pertanaman di areal SL-PTT
kacang tanah mampu menaikkan produksi 0,5 – 0,7
ton/ha dan di areal LL dalam SL-PTT ditargetkan
mampu menaikkan produksi sebesar 0,7 – 1 ton/Ha.
Agar kegiatan SL-PTT tersebut berkontribusi nyata pada
produksi tahun 2010, maka pertanaman di areal SL-PTT
diharapkan paling lambat bulan September 2010, kecuali
Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 35
____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

secara teknis maupun administratif tidak memungkinkan


dilakukan pertanaman sehingga pertanaman baru
dilakukan pada musim penghujan (Oktober –
Desember).
Luas satu unit SL-PTT adalah 10 ha, satu unit LL seluas
minimal 1 ha. Areal yang digunakan sebagai unit SL-PTT
mendapat bantuan benih dan areal yang digunakan
sebagai unit LL akan mendapat bantuan benih, pupuk
Urea, NPK dan pupuk Organik. sebagaimana terlihat
dalam Gambar 6, 7 dan 8 berikut .

Gambar 6 Kerangka Plaksanaan SL-PTT Kedelai

Mengingat bantuan pemerintah hanya untuk pembelian


benih kedelai seluas ±10 ha dan kacang tanah seluas ±
10 ha, tiap kelompok SL-PTT dan saprodi untuk 1 ha
pada LL SL-PTT, maka penyediaan saprodi lainnya agar
ditanggung secara swadana oleh anggota kelompok
atau berasal dari sumber lainnya.

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 36


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

Gambar 7. Kerangka pelaksanaan SL-PTT Kacang Tanah

Gambar 8. Kerangka Pelaksanaan LL Kedelai dan Kacang Tanah

Tiap unit SL-PTT terdiri dari petani peserta yang berasal


dari satu kelompoktani yang sama. Dalam setiap unit
Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 37
____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

SL-PTT perlu ditetapkan seorang ketua peserta yang


bertugas mengkoordinasikan aktivitas anggota
kelompok, seorang sekretaris yang bertugas sebagai
pencatat kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan pada
setiap pertemuan dan seorang bendahara yang bertugas
mengurusi masalah yang berhubungan dengan
keuangan.
Untuk menjamin kelangsungan dinamika kelompok
dalam kelas SL-PTT, perlu diusahakan paling tidak satu
orang dari kelompoktani sebagai motivator yang mampu
memberikan respon yang cepat terhadap inovasi dan
mampu mendorong anggota kelompok lainnya dapat
memberikan respon yang sama.
Peserta SL-PTT akan mengadakan pengamatan bersama
– sama di petak percontohan / Laboratorium Lapangan,
mendiskripsikan dan membahas temuan – temuan
lapangan. Pemandu Lapangan berperan sebagai
fasilitator untuk mengarahkan jalannya diskusi
kelompok.
Peserta SL-PTT wajib mengikuti setiap tahap
pertanaman dan mengaplikasikan kombinasi komponen
teknologi yang sesuai spesifik lokasi mulai dari
pengolahan tanah, budidaya, penanganan panen dan
pasca panen. Pada setiap tahapan pelaksanaan, petani
peserta diharapkan melakukan serangkaian kegiatan
yang sudah direncanakan dan dijadwalkan, baik dipetak
LL maupun dilahan usahataninya.
Pendampingan Kegiatan SL-PTT oleh Pemandu
Lapangan (PP, POPT,PBT) dan Peneliti, Pemandu
Lapangan berperan sebagai :

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 38


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

1. Pemandu yang paham terhadap permasalahan,


kebutuhan dan kekuatan yang ada di lapangan dan
desa.
2. Dinamisator proses latihan SL-PTT sehingga
menimbulkan ketertarikan dan lebih menghidupkan
latihan.
3. Motivator yang kaya akan pengalaman dalam berolah
tanam dan dapat membantu membangkitkan
kepercayaan diri para peserta SL-PTT.
4. Konsultan bagi petani peserta SL-PTT untuk
mempermudah menentukan langkah-langkah
selanjutnya dalam melaksanakan kegiatan
usahataninya setelah kegiatan SL-PTT selesai.

Hal-hal lain yang berkaitan dengan Pelaksanaan


SL-PTT Kedelai dan Kacang Tanah seperti :

1). Penentuan Calon Lokasi dan Calon Petani/Kelompoktani


SL-PTT, 2). Pelatihan Petugas SL-PTT, 3). Ketentuan
Pelaksana SL-PTT, 4). Persyaratan Kelompoktani pelaksana
SL-PTT, 5). Jumlah Bantuan SL-PTT, 6). Sumber Bantuan SL-
PTT, 7). Mekanisme Pelaksanaan SL-PTT, 8). Pertemuan –
Pertemuan Kelompok SL-PTT, 9). Pengorganisasian dan
Operasional SL-PTT, 10). Pembiayaan, Mekanisme Pencairan
Dana dan Pengadaan, 11). Bimbingan/Pembinaan dan
Pendampingan dan 12). Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan,
mengacu pada Pedoman Pelaksanaan Sekolah
Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)
Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah Tahun 2010
yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,
Tahun 2010, melalui Keputusan Direktur Jenderal Tanaman
Pangan Nomor : 01/HK. 310/C/ 1/2010, Tanggal 26 Januari
2010.

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 39


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

Upaya pencapaian sasaran produksi komoditi kabi


lainnya kacang hijau, ubikayu, ubijalar, garut, ganyong,
talas dan kacang koro pedang ditempuh melalui PTT pada
areal demarea/demplot yang luasnya disesuaikan masing-
masing komoditas. Penerapan PTT pada areal tersebut
difasilitasi dengan bantuan saprodi (bibit, pupuk, pestisida
dan tidak diperkenankan untuk pengadaan peralatan
mesin pertanian baik pra panen maupun pasca panen)
yang penerapannya di lapangan disesuaikan dengan
teknologi spesifik lokasi dan jika belum tersedia dapat
berkoordinasi dengan BPTP setempat atau sumber-
sumber teknologi lainnya. Sebagai acuan jumlah saprodi
untuk masing-masing komoditi, dikemukakan pada
Lampiran 6.

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 40


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

A. Tujuan.
1. Sebagai percontohan pada pengembangan
kawasan agribisnis yang dapat direkomendasikan
untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan
petani kacang hijau, ubikayu, ubijalar dan pangan
alternatif/lokal.
2. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap petani dalam penerapan teknologi spesifik
lokasi dan manajemen kelompok.
3. Mendorong kemampuan kerjasama antar petani,
kelompok tani dan menjalin kemitraan usaha.

B. Penentuan Calon Lokasi dan Calon


Petani/Kelompok Tani.
1. Penentuan Calon Lokasi.
a. Lokasi dapat berupa sawah tadah hujan dan
Lahan Kering, produktivitas masih rendah dan
berpotensi untuk ditingkatkan.
b. Merupakan wilayah yang bukan daerah endemis
hama dan penyakit, bebas dari bencana
kekeringan, kebanjiran dan sengketa.
c. Lokasi diusahakan berada dalam satu hamparan
yang strategis, mudah dijangkau, sering dilewati
dan dilihat petani sekitarnya serta dipasang
papan pelaksanaan.

2. Penentuan Calon Petani/Kelompoktani.


a. Kelompoktani/petani yang dinamis dan
bertempat tinggal dalam satu wilayah yang

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 41


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

berdekatan dan bukan peserta SL-PTT Kedelai


dan Kacang Tanah.
b. Petani yang dipilih adalah petani aktif yang
mempunyai lahan ataupun penggarap dan mau
menerima teknologi baru.
c. Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan
Demplot/Demarea.

Blanko CPCL PTT (Demplot/Demarea) Kabi Lainnya


disajikan pada Lampiran 7.

C. Komponen Teknologi Yang Diterapkan.


Teknologi yang diterapkan pada lokasi Demplot/
Demarea dapat berupa :
1. Penanaman varietas unggul dengan menggunakan
bibit bermutu (kacang hijau, ubikayu dan ubijalar),
sedangkan untuk garut, ganyong, talas, gembili
dan kacang koro pedang disesuaikan dengan
lingkungan setempat.
2. Pengolahan tanah sempurna, olah tanah minimal,
olah tanah konservasi, tanpa olah tanah, sesuai
dengan tipologi lahan dan kondisi tanahnya.
3. Pengaturan tata tanam secara tepat.
4. Pemberian pupuk organik pada tanaman.
5. Pemupukan tanaman dengan pupuk an-organik
sesuai dengan kebutuhan.
6. Pemberian air pada tanaman secara efektif dan
efisien sesuai dengan kondisi tanah.
7. Pengendalian hama dan penyakit tanaman secara
terpadu.
Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 42
____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

8. Pengendalian gulma secara tepat.


9. Penanganan proses panen dan pasca panen
dengan baik.

D. Pelaksanaan.
1. Melakukan identifikasi lokasi dan petani/kelompok
tani pelaksana (CPCL).
2. Memilih satu orang petani sebagai ketua pelaksana
demplot yang berfungsi sebagai motivator
sekaligus bertugas mengkoordinir kegiatan di
lapangan.
3. Melakukan pengadaan saprodi (benih, pupuk, dll)
sesuai dengan anggaran yang tersedia.
4. Membuat jadwal pelaksanaan mulai dari
perencanaan tanam, penyediaan saprodi hingga
panen dan pelaksanaan temu usaha/FFD melalui
musyawarah antar peserta dibawah bimbingan
petugas kabupaten yang ditunjuk.
5. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait guna
memperoleh tenaga pengawal (penyuluh, peneliti,
POPT dan PBT).
6. Menentukan hari temu lapang/FFD dengan
mengundang petani disekitarnya, kontak tani,
pemuka masyarakat, instansi terkait dan
stakeholder guna memasyarakatkan dan
mendesiminasikan penetapan teknologi budidaya
yang telah dilakukan.
7. Pada akhir kegiatan, membuat laporan pelaksanaan
dan menyampaikan ke Pusat dengan tembusan ke
Propinsi sebagai bahan evaluasi dan tindak lanjut.

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 43


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

Peningkatan Kapasitas SDM


(Pelatihan Teknis Kacang-kacangan dan Umbi-umbian)

Dalam rangka pencapaian produksi kacang hijau,


ubikayu dan ubijalar serta pangan alternatif/lokal diperlukan
upaya meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas.
Untuk itu dalam rangka pelaksanaan peningkatan
produktivitas dilakukan pelatihan bagi petugas.

Pelatihan dilaksanakan di tingkat Provinsi yaitu di


Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, DI.Jogjakarta, Jawa
Timur, Banten, NTB, Kalbar, Kalsel, Sulsel, Papua Barat dan
Papua. Pelatihan dilaksanakan di Balai Pelatihan Pertanian
atau Balai Diklat Pertanian atau Lembaga Pelatihan Lain.

Peserta pelatihan adalah petugas teknis di Provinsi dan


Kabupaten setempat dan instansi terkait lainnya. Petugas
Kabupaten yang dilatih nantinya diharapkan dapat menjadi
pemandu lapang pada pelaksanaan Demarea/Demplot
kacang hijau, ubikayu, ubijalar, pangan alternatif/lokal atau
kegiatan pengembangan Kabi lainnya.

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 44


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

VI. PEMBIAYAAN

6.1. Sumber Pembiayaan.


Kegiatan pengembangan kacang-kacangan dan umbi-
umbian tahun 2010 di daerah bersumber dari dana
APBN yang dibagi ke dalam dua pola yaitu dana
dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan.

Pembiayaan dengan anggaran dekonsentrasi digunakan


untuk memfasilitasi kegiatan kabi yang bersifat non fisik
dan dilaksanakan oleh Dinas tanaman pangan tingkat
Provinsi. Fokus kegiatan adalah pembinaan diareal
tanam Kabi serta pembinaan diareal SL-PTT Kedelai dan
SL-PTT Kacang Tanah serta PTT (Demarea Kacang
Hijau, Ubikayu, Ubijalar, PanganAlternatif/Lokal),
Pelatihan Petugas SL-PTT (Pemandu Lapangan II SL-
PTT Kedelai dan SL-PTT Kacang Tanah) serta Pelatihan
Teknis Kabi.
Pembiayaan dengan anggaran tugas pembantuan
digunakan untuk memfasilitasi kegiatan kabi yang
bersifat fisik dan non fisik yang dilaksanakan oleh Dinas
tanaman pangan tingkat Kabupaten. Fokus kegiatan
adalah pembinaan diareal tanam Kabi, areal SL-PTT
Kedelai dan SL-PTT Kacang Tanah dan PTT
(Demplot/Demarea Kacang Hijau, Ubikayu, Ubijalar,
Pangan Alternatif/Lokal), Pelatihan Petugas SL-PTT
(Pemandu Lapangan III SL-PTT Kedelai dan SL-PTT
Kacang Tanah) serta pengadaan saprodi untuk areal
Demarea/Demplot Kacang Hijau, Ubikayu, Ubijalar dan
Pangan Alternatif/Lokal.

Mengingat bantuan pemerintah hanya untuk pembelian


saprodi baik untuk pelaksanaan SL-PTT Kedelai dan SL-

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 45


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

PTT Kacang Tanah serta PTT (Demarea/Demplot Kacang


Hijau, Ubikayu, Ubijalar dan Pangan Alternatif), maka
penyediaan saprodi lainnya agar ditanggung secara
swadana oleh anggota kelompok atau berasal dari
sumber lainnya.

Dana APBN (dekonsentrasi dan tugas pembantuan)


hanya sebagai pemicu/stimulan sehingga diharapkan
ada sharing dari pemerintah daerah melalui dana APBD
I, APBD II, swasta/stakeholders lainnya, serta dana dari
masyarakat dalam bentuk tenaga dan sarana lainnya.

Petani/kelompok tani diarahkan pula memanfaatkan


fasilitas pembiayaan pemerintah untuk mendapatkan
kredit usaha antara lain melalui : KKP-E, SP-3, BLM-KIP,
KUR dan lain sebagainya.

6.2. Pemanfaatan/Penggunaan Dana.


Pembiayaan dengan anggaran dekonsentrasi digunakan
untuk memfasilitasi kegiatan kabi yang bersifat non fisik
dan dilaksanakan oleh Dinas tanaman pangan Provinsi.
Fokus kegiatan adalah pembinaan diareal tanam Kabi
dan pembinaan diareal SL-PTT Kedelai dan Kacang
Tanah, Pelatihan Pemandu Lapangan II SL-PTT Kedelai
dan SL-PTT Kacang Tanah dan Pelatihan Teknis Kabi
lainnya.
Kegiatan pembinaan di areal tanam Kabi termasuk PTT
(Demarea/Demplot Kacang Hijau, Ubikayu, Ubijalar,
Pangan Alternatif), disesuaikan dengan kebutuhan di
masing-masing daerah, sebagai acuan antara lain
sebagai berikut :

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 46


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

a). Koordinasi gerakan peningkatan produksi dan


produktivitas.
b). Rekapitulasi inventarisasi CPCL SL-PTT dan PTT
(Demarea/Demplot) dan SLPTT kacang tanah.
c). Inventarisasi dan pengembangan varietas.
d). Pembinaan, bimbingan, konsultasi dan menghadiri
pertemuan yang diselenggarakan Pusat (Kabi).
e). Sosialisasi pengembangan produksi dan
produktivitas.
f). Percepatan alih teknologi.
g). Pelatihan Teknis Kabi Lainnya.
h). Pengumpulan, pengolahan data dan pengiriman
laporan.
i). Monitoring dan evaluasi.

Kegiatan pembinaan di areal SL-PTT Kedelai dan SL-PTT


Kacang Tanah, disesuaikan dengan kebutuhan di
masing-masing daerah sebagai acuan antara lain :
a). Koordinasi dan Fasilitasi Posko.
b). Sosialisasi SL-PTT Kedelai.
c). Pembinaan, Bimbingan, Konsultasi dan menghadiri
pertemuan yang diselenggarakan Pusat (Kabi)
d). Monitoring dan Evaluasi.
e). Pelatihan SL-PTT (Pemandu Lapangan II).

Khusus untuk pelaksanaan pelatihan petugas (Pemandu


Lapangan II) SL-PTT Kacang Tanah mengingat
keterbatasan anggaran maka tidak semua Provinsi
pelaksana SL-PTT Kacang Tanah melaksanakan kegiatan
tersebut. Pelatihan di pusatkan di 5 Provinsi yaitu 1).
Sumatera Utara yang mencakup Sumatera Barat, 2).
Sumatera Selatan yang mencakup Bengkulu dan Jawa
Barat, 3). Jawa Tengah yang mencakup Lampung, 4).
NTB yang mencakup NTT dan Jawa Timur dan 5).
Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 47
____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

Sulawesi Selatan yang mencakup Sulawesi Utara dan


Kalimantan Selatan. Jumlah peserta dari luar Provinsi
pelaksana kegiatan pelatihan sebanyak kurang lebih 3
orang (disesuaikan dengan dana yang tersedia) dan
seluruh biaya yang dibutuhkan difasilitasi oleh Provinsi
pelaksana pelatihan. Untuk itu sebelum kegiatan
tersebut dilaksanakan, agar segera berkoordinasi
dengan Dinas Pertanian Provinsi asal peserta pelatihan
PL II guna perencanaan lebih lanjut.

Pembiayaan dengan anggaran tugas pembantuan


digunakan untuk memfasilitasi kegiatan kabi yang
bersifat fisik dan non fisik yang dilaksanakan oleh Dinas
tanaman pangan tingkat kabupaten. Fokus kegiatan
adalah pembinaan di areal tanam Kabi termasuk
didalamnya SL-PTT Kedelai dan SL-PTT Kacang Tanah,
PTT (Demarea/demplot Kacang Hijau, Ubikayu, Ubijalar
dan Pangan Alternatif), pengadaan saprodi PTT Kacang
Hijau, Ubikayu, Ubijalar dan Pangan Alternatif,
pembinaan diareal SL-PTT Kedelai dan SL-PTT Kacang
Tanah serta Pelatihan Petugas (Pemandu Lapangan III
SL-PTT Kedelai dan SL-PTT Kacang Tanah).

Kegiatan pembinaan Kabi di Kabupaten disesuaikan


dengan kebutuhan masing-masing daerah, sebagai
acuan antara lain sebagai berikiut :
a). Koordinasi, konsultasi dan rapat-rapat.
b). Identifikasi CPCL.
c). Percepatan alih teknologi.
d). Temu Usaha/FFD.
e). Pengawalan, pembinaan dan bimbingan.
f). Menghadiri pertemuan Regional.
g). Pelatihan PL III SL-PTT.
h). Pengumpulan dan pengolahan data
Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 48
____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

i). Penyusunan, penggandaan dan pengiriman laporan.


j). Monitoring dan evaluasi.

Seluruh kegiatan yang mendukung pengembangan Kabi


baik di tingkat Provnsi dan Kabupaten dituangkan dalam
Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) TA. 2010 Ditjen
Tanaman Pangan. Setelah pedoman pelaksanaan
pengembangan Kabi TA. 2010 ini diterima, diharapkan
agar dilakukan penelahaan kegiatan secara cermat dan
selanjutnya melakukan persiapan-persiapan dan
langkah-langkah guna merealisasikan kegiatan tersebut
secara terencana.

Mengingat keberhasilan pengembangan Kabi merupakan


tanggung jawab bersama antara Pemerintah Pusat dan
Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota), maka dukungan dari
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota juga sangat
dibutuhkan baik melalui APBD Provinsi dan APBD
Kabupaten/Kota maupun dari sumber-sumber lainnya.

1. APBD Kabupaten.
 Replikasi model SL-PTT Kedelai dan SL-PTT Kacang
Tanah baik pada kabupaten yang sama atau di luar.
 Memperbanyak Demplot sebagai areal percontohan
dan pelatihan bagi petani.
 Pembinaan, bimbingan, pengawalan, monitoring.
 Penguatan kelembagaan (Poktan, Gapoktan, dll).
 Fasilitasi kemitraan dengan stakeholders.
 Pelatihan, magang, studi banding (Petani, Mantan,
Mantis).

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 49


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

2. APBD Propinsi.
 Pembentukan posko.
 Temu usaha/FFD.
 Pembinaan, bimbingan, pengawalan, monitoring.
 Perencanaan dan pengamanan produksi.
 Pelatihan, magang, studi banding.
 Pengumpulan data, pelaporan dan evaluasi.

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 50


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

VII. MONITORING, EVALUASI DAN


PELAPORAN

Untuk mengetahui keberhasilan ataupun kegagalan


suatu kegiatan sudah seharusnya dilakukan monitoring,
evaluasi dan pelaporan.

7.1. Monitoring.

Monitoring/pemantauan adalah kegiatan mengamati,


mempelajari, mengawasi dan meninjau kembali; yang
dilakukan secara terus menerus atau berkala disetiap
tingkatan agar program dan kegiatan pengembangan
KABI berjalan sesuai rencana.

Monitoring dilakukan oleh petugas disemua tingkatan


mulai dari desa sampai tingkat pusat. Obyek monitoring
adalah semua kegiatan pengembangan KABI baik di
tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota yang tercantum
dalam POK Ditjen Tanaman Pangan TA. 2010.

Monitoring dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti


kunjungan langsung lapangan, rapat-rapat koordinasi
maupun dengan mengunjungi instansi-instansi dan
stakeholders yang terkait dalam pelaksanaan program
tersebut. Permasalahan yang terjadi diupayakan agar
dapat diselesaikan bersama, cepat dan akurat agar tidak
menghambat pencapaian sasaran yang telah ditetapkan.

7.2. Evaluasi.

Evaluasi dilakukan terhadap semua kegiatan yang telah


selesai dilaksanakan, guna mengetahui sampai seberapa
jauh tingkat keberhasilan tanpa mengurangi tingkat
Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 51
____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

efisiensi dan efektivitas. Evaluasi merupakan salah satu


sarana untuk penyempurnaan program/fokus kegiatan/
kegiatan dalam penyusunan perencanaan selanjutnya.

Guna pelaksanaan evaluasi, maka data dan informasi


yang akurat sangat dibutuhkan agar hasil analisis dapat
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya bagi perencanaan
selanjutnya. Agar evaluasi dapat berjalan dengan baik,
perlu dibentuk Tim pada setiap tingkatan.

7.3. Pelaporan.

Pelaporan dilakukan secara berjenjang (Desa,


Kecamatan, Kabupaten/Kota, Propinsi, Pusat),
berkelanjutan dan tepat waktu per jenis kegiatan yang
tertuang dalam POK Ditjen Tanaman Pangan TA. 2010
Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Laporan pelaksanaan kegiatan di tingkat Kabupaten dan


Provinsi dibuat secara tertulis dan disampaikan ke
Direktorat Budidaya Kacang-kacangan dan Umbi-umbian
dengan alamat Jl. Raya Ragunan No. 15 Pasar Minggu,
Jakarta Selatan 12520 Kotak Pos 7365/Jks PM.12073
dengan tembusan ke Sekretariat Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan (Bagian Pelaporan dan Evaluasi).
Untuk kelancaran penyampaian pelaporan, Dinas
Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota perlu menunjuk
nama dan nomor HP yang bersangkutan disampaikan ke
Pusat atau menetapkan petugas yang menangani hal
tersebut, sesuai dengan tugas dan fungsinya, petugas
tersebut menyampaikan laporan tertulis secara berkala
dan berkelanjutan setiap 1 bulan sekali pada Minggu I.

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 52


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

Laporan yang perlu disampikan adalah sebagai berikut :

1. Laporan luas tanam MT.2009/2010 dan MT. 2010


komoditi, per bulan dan per kabupaten.
2. Laporan CPCL PTT (Demplot/Demarea) Kabi Lainnya.
3. Laporan awal, bulanan dan akhir pelaksanaan PTT
(Demplot/Demarea) Kabi Lainnya.
4. Laporan analisa usaha tani di areal PTT
(demplot/demarea) Kabi Lainnya sebelum dan
sesudah pelaksanaan serta di luar areal PTT
(demplot/demarea) Kabi Lainnya.
5. Laporan pelaksanaan koordinasi dan kegiatan
lainnya.
6. Laporan pelaksanaan pelatihan teknis Kabi.
7. Laporan pelaksanaan SL-PTT Kedelai dan Kacang
Tanah (format sesuai yang tertuang dalam
Pedoman Pelaksanaan Sekolah Lapangan
Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi,
Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah Tahun
2010) yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan, Tahun 2010 ).
8. Laporan akhir kegiatan (Laporan Tahunan).

Blanko pelaporan dikemukakan pada Lampiran 8 sampai


dengan 13.

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 53


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

VIII. PENUTUP

Keberhasilan pengembangan komoditi kacang-kacangan


dan umbi-umbian memerlukan dukungan berbagai pihak :
Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota, Instansi
terkait, stakeholders maupun masyarakat pertanian lainnya.
Pengembangannya akan dapat terwujud bila gerakan-
gerakan atau aktivitas yang bersifat operasional dapat
dilaksanakan antara lain seperti : 1).Koordinasi pada setiap
tingkatan pelaksanaan berjalan dengan baik, 2). Adanya
peningkatan penyuluhan teknologi produksi (penerapan
teknologi spesifik lokasi, penggunaan bibit unggul berpotensi
produksi tinggi, pemupukan berimbang, pola tanam,
kemitraan, dll), 3). Pemerintah Propinsi dan Kabupaten/Kota
memberikan dukungan dan mendorong serta menggerakkan
semua stakeholders untuk berpartisipasi aktif dalam
pelaksanaan pengembangan KABI, 4). Adanya antisipasi
terhadap dampak perubahan iklim (DPI) sehingga proses
produksi berjalan sesuai jadwal yang direncanakan, 5).
Serangan OPT dapat dikendalikan pada ambang batas yang
tidak menyebabkan pertanaman puso.

Selain itu, dukungan anggaran juga memegang peranan


strategis, karenanya Pemda (Kabupaten/Kota) perlu
mengalokasikan anggaran baik melalui APBD Propinsi
maupun APBD Kabupaten/Kota serta sumber-sumber
pembiayaan lain baik dari swasta atau lembaga
keuangan/perkreditan termasuk swadaya petani.

Dalam era otonomi daerah dan globalisasi, keberhasilan


pengembangan KABI lebih banyak ditentukan oleh peran
serta Pemda (Propinsi dan Kabupaten/Kota) sedangkan

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 54


____________________________ Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Kabi

Pemerintah Pusat lebih berperan sebagai fasilitator,


akselerator dan regulator.

Oleh karena itu Pemerintah Daerah sudah seharusnya


menjadi lokomotif pengembangan agribisnis KABI di masing-
masing daerah, mengingat keberhasilannya akan memberi
dampak bagi peningkatan pendapatan petani dan
mempercepat pembangunan wilayah Pedesaan, Kabupaten/
Kota maupun Provinsi.

Direktorat Budidaya Kabi, Ditjen Tanaman Pangan ________________________ 55


Lampiran : 1

SASARAN INDIKATIF LUAS TANAM, LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS DAN


PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2010

Luas Luas Provitas Produksi


No. Propinsi
Tanam Panen
(Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton)
1 N.Aceh Darussalam 87.000 82.750 14,30 118.340
2 Sumatera Utara 16.000 15.200 13,50 20.530
3 Sumatera Barat 5.500 5.000 15,00 7.500
4 Riau 6.500 6.120 13,20 8.080
5 Jambi 11.000 10.220 15,00 15.340
6 Sumatera Selatan 12.000 11.390 15,00 17.090
7 Bengkulu 5.000 4.750 13,00 6.170
8 Lampung 15.500 14.590 13,50 19.690
9 Bangka Belitung - - - -
10 Kep. Riau - - - -
Sumatera 158.500 150.020 14,06 212.740
11 DKI.Jakarta - - - -
12 Jawa Barat 52.800 50.270 15,60 78.420
13 Jawa Tengah 139.000 134.030 15,80 211.780
14 D.I.Yogyakarta 32.000 30.400 15,00 45.600
15 Jawa Timur 289.000 274.380 15,20 420.100
16 Banten 17.500 16.670 15,00 25.000
Jawa 530.300 505.750 15,33 780.900
17 Bali 10.500 9.890 15,00 14.830
18 Nusa Tenggara Barat 100.500 96.430 14,00 135.000
19 Nusa Tenggara Timur 3.000 2.670 13,10 3.500
Bali & N.T 114.000 108.990 14,12 153.330
20 Kalimantan Barat 2.800 2.500 13,40 3.330
21 Kalimantan Tengah 15.000 12.710 14,00 15.000
22 Kalimantan Selatan 4.500 4.330 13,40 5.800
23 Kalimantan Timur 5.000 4.700 13,20 6.200
Kalimantan 27.300 24.240 13,34 30.330
24 Sulawesi Utara 7.700 7.300 14,50 10.600
25 Sulawesi Tengah 6.600 6.200 14,50 9.000
26 Sulawesi Selatan 45.000 42.300 15,00 63.450
27 Sulawesi Tenggara 8.000 7.500 13,20 9.880
28 Gorontalo 5.000 5.110 13,50 6.900
29 Sulawesi Barat 8.000 7.600 14,50 11.000
Sulawesi 80.300 76.010 15,24 110.830
30 Maluku 1.700 1.610 13,20 2.130
31 Maluku Utara 1.900 1.720 13,20 2.270
32 Papua Barat 2.000 1.870 13,20 2.470
33 Papua 4.000 3.790 13,20 5.000
Maluku & Papua 9.600 8.990 13,07 11.870
Luar Jawa 389.700 368.250 14,27 519.100
INDONESIA 920.000 874.000 14,90 1.300.000
Lampiran : 9
LAPORAN HASIL CPCL PTT KOMODITAS KABI
Komoditi =

No. Kecamatan Desa Nama Nama Ketua Jumlah Luas Jadwal Rencana Penyediaan Saprodi
Kel.Tani Kel.Tani Anggota Tanam Tanam Bibit Varietas Urea SP-36 KCl Ket.
(Ha) (Stek) (Kg) (Kg) (Kg)

Jumlah

………………………………..2010
Mengetahui
Kepala Dinas Tanaman Pangan
Kabupaten………………………..

……………………………………………
NIP. ………………………………
Lampiran : 10
LAPORAN AWAL PELAKSANAAN PTT KOMODITAS KABI
Kabupaten =
Komoditi =

No. Kecamatan/ Nama Luas Tipologi Rencana Penyediaan Saprodi Rencana


Desa Kel.Tani/ Tanam Lahan Bibit Urea SP-36 KCl Pupuk Pestisida Tanam Panen Pola Tanam
Petani (Ha) Jml Varietas (Kg) (Kg) (Kg) Kandang (Kg/Ltr) (Tgl./Bln) (Tgl./Bln) Setahun
(Kg/Stek)

Jumlah

……………….……………………………..2010
Mengetahui
Kepala Dinas Tanaman Pangan
Kabupaten ………………………

…………………………………….
NIP. ………………………………
Lampiran : 11
LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN PTT KOMODITAS KABI
Kabupaten =
Komoditi =

No. Kecamatan/ Nama Kel. Tanam Penggunaan Saprodi Sasaran


Desa Tani/Petani Rencana Realisasi Waktu Bibit Urea SP-36 KCl Pupuk Pestisida Provitas Produksi
(Ha) (Ha) (Tgl/Bln) Jumlah Varietas (Kg) (Kg) (Kg) Kandang (Kg/Ltr) (Ku/Ha) (Ton)
(Kg/Stek)

Jumlah

………..………………………………..2010
Mengetahui
Kepala Dinas Tanaman Pangan
Kabupaten ………………………

…………………………………….
NIP. ………………………………
Lampiran : 12
LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PTT KOMODITAS KABI
Kabupaten =
Komoditi =

No. Kecamatan/ Nama Kel. Realisasi


Desa Tani/Petani Tanam Waktu Panen Provitas Provitas Produksi Varietas Permasalahan
Sebelum Sesudah
(Ha) (Tgl/Bln) (Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ton)

Jumlah

……………………………………………....2010
Mengetahui
Kepala Dinas Tanaman Pangan
Kabupaten……………………..

…………………………………….
NIP. ………………………………
Lampiran : 13
Propinsi :
Kabupaten :
Kecamatan :
Desa :
Komoditi :
BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI TANI KABI HEKTAR TAHUN 2010
SEBELUM DAN SETELAH PELAKSANAAN PTT

NO. URAIAN FISIK NILAI (RP)


Riil dikeluarkan Diperhitungkan

I INPUT
A. TENAGA KERJA (HOK)
1. Pengolahan Tanah s/d siap tanam
a. Manusia
b. Ternak
c. Traktor/Mesin
2. Menanam
3. Mempupuk
4. Membrantas Hama
5. Menyiang
6. Memanen
7. Mengangkut
Jumlah A
B. SARANA PRODUKSI
1. Bibit/Stek (Batang)
a. Pembelian
b. Produksi Sendiri
2. Pupuk (Kg/Ltr)
a. Urea
b. TSP/SP-36
c. KCl
d. Kandang/Hijau
e. Lainnya (Tetes Miwon)
3. Pestisida (Kg/Ltr)
a. Insektisida Padat
Insektisida Cair
b. Lainnya padat
Lainnya cair
Jumlah B
C PENGELUARAN LAIN
1. Sewa tanah
2. Pajak
3. Lainnya
Jumlah C
TOTAL (A + B + C)
I BIAYA PRODUKSI
1. Per hektar (Rp.)
2. Per kilogram (Rp.)
II OUT PUT
1. Produksi
2. Nilai hasil
III PENDAPATAN BERSIH (Rp)
1. Secara usahatani
a. Per musim = Rp. ………
b. Per bulan = Rp. ………
2. Petani
a. Per musim = Rp. ………
b. Per bulan = Rp. ………
IV R/C

Keterangan : *) Coret yang tidak perlu


Harga/Kg = ………..
Umur panen = ……….. Bulan
Varietas = …………
………………….. 2010
Petugas

…………………………
NIP. ……………………

You might also like