You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penipisan lapisan ozon yang semakin besar dan pemanasan
global telah menjadi bahan perbincangan yang hangat dibicarakan saat
ini. Isu tersebut timbul karena efek yang dapat dirasakan saat ini
dalam hal pemanasan global yang berdampak terhadap perubahan
iklim atmosfir bumi dan naiknya permukaan air laut. Pemanasan
global (global warming) dapat diketahui dan dirasakan dengan
semakin panasnya suhu permukaan bumi pada saat siang hari, dimana
sinar ultra violet dapat langsung masuk ke lapisan stratosfer bumi
dengan mudah. Hal ini terjadi karena lapisan ozon yang telah
menipis, bahkan mengalami pelubangan yang sangat besar.

1.2 Tujuan
Tujuan yang hendak diambil dari pembuatan makalah ini adalah
agar kita mengetahui bahayanya penipisan lapisan ozon serta
teknologi atau penelitian terbaru yang diterapkan untuk mengetahui
perkembangan terbaru mengenai lapisan ozon.

1
BAB II
METODE PENULISAN

Dalam pembuatan makalah ini, metode yang digunakan adalah


metode kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data-data dari
literatur-literatur dan jurnal penelitian yang bersangkutan dengan
lapisan ozon, serta teknologi yang digunakan atau penelitian terbaru
mengenai ozon. Selain itu pengumpulan data juga di dapat dari
pencariam informasi-informasi dari internet.

2
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lapisan Ozon

Di lapisan stratosfer terdapat ozon (O3) yang berfungsi untuk


menahan sinar ultraviolet dari sinar matahari. Pada suhu biasa cukup
stabil, tetapi apabila dipanaskan akan terurai menjadi oksigen (O2).
Ozon di stratosfer, melindungi makhluk hidup dari radiasi ultraviolet
yang berbahaya, sedangkan ozon di troposfer mengakibatkan orang
lanjut usia dan balita menjadi sesak nafas. Ozon yang dibuat dalam
proses industri dapat digunakan untuk mensterilkan dan
menjernihkan air.

Apabila di stratosfer terdapat CFC (Chlorofluorocarbon), CFC


bertemu sinar ultraviolet maka Cl (Chlor) akan bereaksi dengan atom
O dari ozon. Makin banyak CFC di atmosfer, makin banyak atom Cl
yang dilepas dan bereaksi dengan ozon, yang berakibat terjadinya
penipisan lapisan ozon.

CFC merupakan produk sampingan dari berbagai industri


seperti bahan pendingin kulkas, bahan pendingin ruangan (AC),
penggunaan aerosol pada hairspray, parfup dan obat nyamuk,
styrofoam. (Sumber : Hari Kartono, 2001)

Definisi lapisan ozon sendiri adalah lapisan di atmosfer pada


ketinggian 19 – 48 km (12 – 30 mil) di atas permukaan Bumi yang
mengandung molekul-molekul ozon. Konsentrasi ozon di lapisan ini
mencapai 10 ppm dan terbentuk akibat pengaruh sinar ultraviolet

3
matahari terhadap molekul-molekul oksigen. Peristiwa ini telah
terjadi sejak berjuta-juta tahun yang lalu, tetapi campuran molekul-
molekul nitrogen yang muncul di atmosfer menjaga konsentrasi ozon
relatif stabil.

Ozon adalah salah satu daripada gas-gas yang membentuk


atmosfer. Molekul dwi atom oksigen (O2) yang kita bernafas
membentuk hampir-hampir 20% atmosfer. Pembentukan ozon (O3),
molekul tri atom oksigen kurang banyak dalam atmosfer yang mana
kandungannya hanya 1/3,000,000 daripada gas atmosfer.

Ozon adalah gas beracun sehingga bila berada dekat permukaan


tanah akan berbahaya bila terhisap dan dapat merusak paru-paru.
Sebaliknya, lapisan ozon di atmosfer melindungi kehidupan di bumi
karena ia melindunginya dari radiasi sinar ultraviolet yang dapat
menyebabkan kanker. Oleh karena itu, para ilmuwan sangat khawatir
ketika mereka menemukan bahwa bahan kimia chlorofluorokarbon
(CFC) yang biasa digunakan sebagai media pendingin dan gas
pendorong spray aerosol, memberikan ancaman terhadap lapisan ini.
Bila dilepas ke atmosfer, zat yang mengandung klorin ini akan
dipecah oleh sinar matahari yang menyebabkan klorin dapat bereaksi
dan menghancurkan molekul-molekul ozon. Setiap satu molekul CFC
mampu menghancurkan hingga 100.000 molekul ozon. Oleh karena
itu, penggunaan CFC dalam aerosol dilarang di Amerika Serikat dan
negara-negara lain di dunia. Bahan-bahan kimia lain seperti bromin
halokarbon, dan juga nitrogen oksida dari pupuk, juga dapat
menyerang lapisan ozon. (Sumber : id.wikipedia.org)

4
Ozon adalah lapisan mantel bumi,yang berfungsi melindungi
bumi beserta isinya dari sinar ultra violet secara langsung. Bisa
dibayangkan jika tidak ada lagi lapisan ozon yang melindungi bumi,
maka tidak akan ada lagi siklus kehidupan. Bila ada lubamg ozon
berarti di situlah sinar UV memancarkan sinarnya secara langsung,
tanpa adanya penyaring (lapisan Ozon). Semua mahkluk hidup di
bumi tidak akan mampu bersentuhan langsung dengan sinar UV
tersebut. Cahaya matahari yang kita terima/rasakan setiap hari, sudah
merupakan hasil penyaringan dari ozon. Sehingga sudah tidak
berbahaya lagi bagi manusia dan mahkluk hidup lainnya di muka
bumi. (Sumber : Hari Kartono, 2001)

2.2 Efek Penipisan Lapisan Ozon

Apabila penipisan lapisan ozon terjadi, dampaknya pada


manusia, antara lain :

a. Kanker kulit

b. Katarak mata

c. Penurunan kekebalan tubuh

Menipisnya lapisan ozon dalam atmosfer bagian atas


diperkirakan menjadi penyebab meningkatnya penyakit kanker kulit
dan katarak pada manusia, merusak tanaman pangan tertentu,
mempengaruhi plankton yang akan berakibat pada rantai makanan di
laut, dan meningkatnya karbondioksida akibat berkurangnya tanaman

5
dan plankton. Sebaliknya, terlalu banyak ozon di bagian bawah
atmosfer membantu terjadinya kabut campur asap, yang berkaitan
dengan iritasi saluran pernapasan dan penyakit pernapasan akut bagi
mereka yang menderita masalah kardiopulmoner.
(http://muzaki.site40.net/wordpress)

2.3 Penelitian Terbaru Lapisan Ozon

2.3.1 Sulfur Rusak Lapisan Ozon

Partikel sulfur dari letusan gunung berapi mampu


mendinginkan sesaat suhu Bumi. Namun, sulfur di stratosfer ternyata
mengaktifkan gas klorin yang membahayakan ozon.

Sejumlah ilmuwan menawarkan cara radikal untuk mengurangi


pemanasan Bumi, akibat kerusakan lapisan ozon, yakni dengan
menebar partikel sulfur (belerang) di lapisan stratosfer. Namun,
penelitian terbaru mengungkap, metode itu justru berisiko
memperparah kerusakan lapisan ozon Bumi. “Penelitian kami
menunjukkan, upaya pendinginan artifisial (buatan) terhadap Bumi
ternyata memiliki efek samping sangat berbahaya,” ujar ilmuwan
Pusat Riset Atmosfer Nasional Amerika Serikat (AS), Simone Tilmes.
Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah ilmuwan berupaya mencari
jalan pintas untuk menambal kebocoran-kebocoran lapisan ozon
Bumi.

Di antara mereka adalah pemenang hadiah nobel kimia Paul


Crutzen. Crutzen mengamati, bumi menjadi lebih dingin setelah

6
terjadi letusan dahsyat gunung berapi. Sebab, letusan itu menebar
banyak sekali partikel sulfur ke angkasa sehingga partikel-partikel itu
menutupi sebagian permukaan Bumi dari sinar Matahari. Misalnya
setelah Gunung Pinatubo di Filipina meletus pada 1991.

Pada saat itu, suhu Bumi sedikit mendingin dalam waktu


beberapa saat setelah letusan terjadi. Crutzen juga mengungkapkan,
ketika Gunung Tambora di Indonesia meletus pada 1815, suhu Bumi
pada 1816 menjadi lebih dingin pula. Sejumlah wilayah saat itu
bahkan sama sekali tidak mengalami musim panas karena salju turun
pada setiap bulan di sepanjang tahun.

Berdasarkan fenomena tersebut, Crutzen menyarankan agar


partikel-partikel sulfur ditebar di angkasa pada ketinggian antara 10
km hingga 50 km. Beruntung, gagasan Crutzen tersebut belum
terlaksana. Sebab, Tilmes menemukan, partikel sulfur pada lapisan
stratosfer justru berisiko memperparah kerusakan lapisan ozon dan
memperlambat pemulihan lapisan ozon yang sudah rusak hingga
berpuluh-puluh tahun.

Alasannya, partikel sulfur pada lapisan stratosfer dapat


mengaktifkan gas klorin di lapisan stratosfer. Gas klorin tersebut
dinilai mampu memicu reaksi kimia yang membahayakan ozon.
“Partikel sulfur hanya akan menghancurkan antara 25 persen hingga
75 persen lapisan ozon. Akibat partikel sulfur, pemulihan lapisan
ozon juga akan tertunda antara 30 tahun hingga 70 tahun,” papar
Tilmes.

7
Tilmes dan rekan-rekan meneliti pengaruh partikel sulfur
dengan membuat simulasi pada super komputer milik badan antariksa
AS NASA. Adapun pendapat Crutzen dan para ilmuwan
pendukungnya hanya dilandasi dengan teori. Lapisan ozon rusak
akibat peningkatan polusi karbon dioksida (CO2) di Bumi. Kerusakan
lapisan ozon berisiko memicu kanker kulit akibat sinar ultraviolet dari
Matahari.

Sejumlah ilmuwan rupanya panik melihat peningkatan cepat


kerusakan lapisan ozon akibat lonjakan polusi sehingga mereka
berupaya mencari jalan pintas untuk memperbaiki lapisan ozon bumi.
Laporan terbaru Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS
(NOAA) mengungkap, pada 2007 kandungan CO2 di atmosfer bumi
meningkat 0,6 persen daripada level pada 2006.

NOAA mengungkapkan, kandungan CO2 di atmosfer bumi


pada 2007 meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan pada era
praindustri, yakni sebelum 1850. Dalam penilaian NOAA, sebagian
besar emisi CO2 itu berasal dari pembakaran batu bara, minyak, serta
gas bumi. Laporan NOAA tersebut didasari penelitian di 60 titik di
berbagai penjuru bumi.

NOAA menegaskan, CO2 adalah salah satu pemicu utama


pemanasan global. NOAA menjelaskan, sekitar 50 persen emisi CO2
diserap lautan, tumbuhan, dan tanah. Adapun 50 persen yang lain
melayang di atmosfer selama berabad-abad. Dalam penilaian NOAA,
sekira 20 persen CO2 yang muncul pada 2007 akan tertahan di
atmosfer Bumi selama ribuan tahun.
(Sumber : www.okezone.com)

8
2.3.2 Peluncuran Roket Merusak Lapisan Ozon

Roket yang diluncurkan keluar angkasa ternyata bias merusak


lapisan ozon yang melindungi bumi. Hal itu terungkap dalam
penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan Universitas Colorado,
Amerika Serikat. Saat roket diluncurkan, akan tertinggal gas klorin
yang terlihat seperti asap tebal. Asap itu akan bereaksi dengan
oksigen dan bisa merusak lapisan ozon. Jika hal itu terus menerus
terjadi, akan sangat berbahay bagi kehidupan di bumi. Karena lapisan
ozon berfungsi sebagai penyaring radiasi sinar matahari yang masuk
ke bumi. Kerusakan ozon bisa membuat semakin banyak radiasi
pada bumi dan bisa menimbulkan penyakit berbahaya bagi manusia.
Untuk itu, pemerintah Amerika dan Eropa yang sering mengirimkan
roket ke luar angkasa, sedang mengembangkan bahan bakar untuk
roket yang lebih ramah lingkungan. “Kita harus melakukan
pengamatan dan penelitian yang lebih dalam untuk menentukan dan
menemukan bahan bakar yang lebih aman dan tidak merusak lapisan
ozon,” kata Darin Toohey, peneliti dari Universitas Colorado.
(http://www.forumbebas.com/index.php)

2.3.3 PBB: Lapisan Ozon di Bumi Makin Kritis Pada 20 Tahun


Mendatang

Lapisan ozon di bumi akan makin kritis pada 10 hingga 20


tahun mendatang akibat semakin meningkatnya konsentrasi emisi gas
rumah kaca.

9
"Untuk 10 hingga 20 tahun mendatang kondisi lapisan ozon di bumi
akan semakin kritis jika tidak ada satu pun tindakan yang merujuk
pada Konvensi Wina tahun 1985, juga Protokol Montreal tahun 1987
serta berbagai amandemen dan penyesuaiannya," kata Sekretaris
Jenderal World Meteorological Organization (WMO) Michel Jarraud
dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, berbagai gas emisi seperti chlorofluorocarbons


(kloroforkarbon) dan hydrochlorofluorocarbons
(hidrokloroforkarbon) telah semakin memperburuk kondisi lapisan
ozon di bumi. "Ketika berbagai elemen gas di dalam ozon mulai
meningkat, maka amat dibutuhkan cara yang penuh dengan kehati-
hatian untuk melakukan perbaikan pada lapisan ozon itu. Berbagai
perubahan pada iklim global memiliki banyak implikasi pada
perbaikan lapisan ozon itu," kata Jarraud. Menurut dia, dengan
semakin meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca pada lapisan
atmosfir bumi, maka lapisan ozon di daerah kutub-kutub bumi akan
semakin berkurang. "Padahal secara alami lapisan ozon tersebut dapat
melindungi makhluk hidup di bumi dari sinar ultraviolet (UV) yang
dapat mengakibatkan kanker atau katarak," katanya.

Secara faktual, emisi gas rumah kaca dapat semakin


meningkatkan suhu pada permukaan bumi, padahal dengan lapisan
ozon itu lapisan atmosfer di bumi dapat semakin diturunkan atau
didinginkan. Hal tersebut kembali dipresentasikan oleh WMO dalam
makalah yang menandai ulang tahun ke 20 dari badan resmi PBB
yang dibentuk berdasarkan Protokol Montreal mengenai berbagai hal
yang dapat mengurangi lapisan ozon itu. "Semakin rendah temperatur

10
yang ada dapat semakin meningkatkan reaksi kimia yang dapat
menghancurkan ozon. Pada saat bersamaan jumlah air yang menguap
di stratosfer akan meningkat rata-rata satu persen setiap tahunnya,"
kata dia.

Dengan lapisan Stratosfer yang semakin basah, katanya dan


lebih dingin berarti akan semakin banyak kutub-kutub awan
stratosferik, yang akan menuntun pada semakin berkurangnya lapisan
ozon di daerah kutub-kutub bumi. "Suhu dingin pada salju stratosfer
di daerah Artik dan Antartika lebih dari sepuluh tahun telah diteliti,
dan berbagai perubahan suhu yang telah terjadi itu dapat
memperlambat atau menunda perbaikan pada permukaan ozon,"
ujarnya.

WMO menyerukan pada seluruh dunia yang melakukan


program penelitian stratosferik untuk segera meningkatkan dan
mengembangkan program itu. WMO juga menyerukan kepada
berbagai kelompok donor dunia untuk mendukung penelitian terhadap
lapisan ozon stratosferik juga tentang radiasi ultraviolet yang
berbahaya.

Pada tahun 2007 ini, lubang pada lapisan ozon di Antartika


tampak lebih besar dibandingkan pada tahun 2006 lalu yang
merupakan lubang paling besar serta paling parah yang pernah dicatat.
"Dalam beberapa minggu terakhir ini pertumbuhan dari lubang itu
tampak sama seperti yang telah diamati pada tahun 2006. Tetapi saat
ini sangat dini untuk mengatakan seberapa besar lubang pada lapisan
itu," tambah Jarraud. (Sumber : www.kapanlagi.com)

11
2.3.4 Ilmuwan Prediksi Lapisan Ozon Pulih 20 Tahun ke Depan

Majalah Science Daily Amerika edisi 24 April 2008 memuat


berita mengenai prediksi pulihnya lubang ozon di Kutub Selatan
dalam waktu 20 tahun ke depan, ini berlawanan terhadap pendapat
PBB yang mengatakan lapisan ozon di bumi makin kritis 20 tahun
akan datang. Pulihnya lapisan ozon di Kutub Selatan ini akan
mengubah semua siklus di atmosfer yang terjadi saat ini. Akankah
lubang ozon di atas Kutub Selatan yang saat ini sudah seluas benua
Eropa akan hilang. Dan seperti apa dampaknya bagi Bumi.

Untuk diketahui bahwa lapisan ozon yang terletak di stratosfer


tersusun oleh molekul-molekul ozon yang jumlahnya dinyatakan
dalam satuan Dobson Unit (100 DU = 1 mm tebal lapisan ozon). Pada
keadaan normal, konsentrasi ozon total adalah 350 DU
(http://marine.rutgers.edu).

Lubang ozon sebenarnya adalah penipisan lapisan ozon dengan


konsentrasi lebih rendah dari 220 DU. Nilai ini berdasarkan
pengamatan ozon di Kutub Selatan yang tidak pernah lebih tinggi dari
220 DU sejak tahun 1979. Lubang ozon yang terjadi disebabkan oleh
senyawa-senyawa yang mengandung atom klorin dan fluorin yang
dilepaskan ke udara yang bersifat merusak ozon.

Lubang ozon diamati terus-menerus sejak ditemukan pertama


kali pada tahun 1980-an. Pengamatan lubang ozon dilakukan dengan
satelit dan peralatan pengukur konsentrasi ozon yang ada di stasiun
pengamatan di Bumi (Sumber : Kompas, 2005).

12
Lubang ozon yang luasnya saat ini sebesar benua Eropa
diprediksi secara bertahap akan menyusut mulai tahun 2020, dan
benar-benar hilang pada tahun 2050. Setelah pelarangan penggunaan
bahan-bahan perusak ozon pada tahun 1980-an melalui Protokol
Montreal, lubang ozon berangsur-angsur pulih. Hal ini juga
ditunjukkan oleh penelitian NASA yang menggunakan model untuk
memprediksi kondisi ozon di masa yang akan datang. Walaupun
hasilnya sedikit berbeda, lubang ozon akan benar-benar hilang pada
tahun 2068 (Sumber : Science Daily, 2006).

Walaupun masih banyak perdebatan, hasil penelitian tersebut di


satu sisi sangat menggembirakan. Dengan hilangnya lubang ozon,
maka sinar ultraviolet yang berbahaya akan sulit mencapai bumi.
Akan tetapi, prediksi yang kemudian berkembang adalah hilangnya
lubang ozon justru akan membuat lapisan es di Kutub Selatan lebih
mudah mencair karena perputaran angin yang melindungi Antartika
dari pemanasan yang terjadi di wilayah Bumi yang lain akan terbuka
saat lubang ozon hilang. Hal ini akan meningkatkan suhu Kutub
Selatan dan mencairkan lapisan es yang menyelimutinya lalu
mengakibatkan kenaikan permukaan laut. (http://langitselatan.com,
2008)

Efek pemanasan global disebabkan jumlah pencemar di udara


yang bersifat gas rumah kaca (GRK) semakin tinggi. Dalam kondisi
normal, efek rumah kaca dibutuhkan untuk membuat suhu bumi tetap
hangat, tetapi karena GRK di atmosfer semakin banyak, yang terjadi
justru peningkatan temperatur yang tidak diharapkan dan perbedaan
ekstrem temperatur siang dan malam.

13
Lubang ozon membuat sinar UV dapat menembus bumi dan menjadi
salah satu faktor penyebab pemanasan global. Akan tetapi, lubang
ozon telah menjadikan siklus perubahan musim di bumi seimbang.
Oleh karena itu, cara yang paling efektif untuk mengatasi pemanasan
global adalah dengan mengurangi emisi gas rumah kaca yang sumber
utamanya berasal dari pembakaran bahan bakar fosil.

Ancaman yang diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah


pengenalan kloroflorokarbon (CFCs) buatan manusia yang
meningkatkan kadar penyingkiran ozon menyebabkan kemerosotan
berangsur-angsur dalam paras ozon global.
CFCs digunakan oleh masyarakat modern dengan cara bermacam-
macam, dalam peti sejuk, bahan dorong dalam penyembur, pembuatan
busa dan bahan pelarut terutamanya bagi kilang-kilang elektronik,
termasuk lemari es dan AC (air conditioner).

Dalam kurun waktu kira-kira 5 tahun, CFCs bergerak naik


dengan perlahan ke dalam stratosfer (10 – 50 km). Di atas lapisan
ozon utama, ketinggian 20 –25 km, UV diserap oleh ozon. Molekul
CFC terurai setelah berbenturan dengan UV, dan membebaskan atom
klorin. Atom klorin ini berupaya untuk memusnahkan ozon. Begitu
seterusnya, hingga lapisan ozon berkurang seperti sekarang.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global,
daerah bagian utara dari belahan bumi utara (northern hemisphere)
akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di bumi.
Akibatnya, Gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan
mengecil. Contoh, Puncak Kilimanjaro yang dulunya selalu diselimuti
salju es, kini tidak lagi bersalju. Di lain sisi, permukaan air laut secara

14
perlahan tapi pasti semakin meninggi, hal ini terjadi hampir diseluruh
belahan dunia.

Pembahasan akan perubahan suhu dan iklim dunia itu telah


berulang kali dilakukan. Salah satunya adalah Konferensi Perubahan
Iklim PBB yang digelar di Bali pada 2007 kemarin. Konferensi ini
digelar sebagai upaya lanjutan untuk menemukan solusi pengurangan
efek gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.
Berbagai konferensi yang digelar di belahan bumi, menunjukkan
keprihatinan atas semakin banyaknya lapisan ozon yang tipis, atau
bahkan mungkin lubang. Memang efeknya belum sepenuhnya bisa
dirasakan sekarang, seperti kanker kulit. Namun, lambat laun efek
negatif itu pasti akan dating. Mari kita lakukan penyelamatan ozon
mulai dari diri kita sendiri. (Dari berbagai sumber).

15
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Ozon adalah lapisan mantel bumi,yang berfungsi melindungi


bumi beserta isinya dari sinar ultra violet secara langsung. Bisa
dibayangkan jika tidak ada lagi lapisan ozon yang melindungi bumi,
maka tidak akan ada lagi siklus kehidupan.
Keadaan ozon saat ini menurut penelitian para ilmuwan dunia, lapisan
ozon telah mengalami penipisan dari tahun ke tahun. Bahkan katanya
saat ini sudah ada lubang ozon di dareah Arizona. Lubang ozon itu
terbentuk karena adanya dampak dari pemanasan global (global
warming), efek rumah kaca dan lainnya.

Bila ada lubamg ozon berarti di situlah sinar UV memancarkan


sinarnya secara langsung, tanpa adanya penyaring (lapisan Ozon).
Semua mahkluk hidup di bumi tidak akan mampu bersentuhan
langsung dengan sinar UV tersebut. Cahaya matahari yang kita terima
atau rasakan setiap hari, sudah merupakan hasil penyaringan dari
ozon. Sehingga sudah tidak berbahaya lagi bagi manusia dan
mahkluk hidup lainnya di muka bumi.

Perubahan iklim yang tidak menentu akibat dari pemanasan


global sudah banyak dirasakan saat ini. Beberapa daerah di Indonesia

16
telah mengalami curah hujan yang sangat rendah sehingga terjadi
krisis air (kekeringan). Sedangkan di daerah lainnya malah curah
hujan yang sangat tinggi sehingga terjadi banjir dan tanah longsor.

Lapisan ini manfaatnya kurang terasa bagi kehidupan. Namun,


ketika dampak negatif karena lapisan ini mulai berkurang, sangat
disesalkan. Bahkan, lapisan ozon menjadi sangat disayang.

17

You might also like