You are on page 1of 3

Daniel Suchamda Emptiness TIDAK SAMA dengan Nihilisme.

Nihilisme inilah yg
dikritik oleh Buddha sebagai pandangan salah. Sebaliknya, Emptiness (Kesunyataan)
adalah filosofi sentral dari Buddhism. Orang sering salah dalam hal ini, bahkan
Buddhist sendiri tak kurang yg terjebak dalam Nihilisme. Hati-hati !

Daniel Suchamda
Menjelaskan Konsep Emptiness membutuhkan ruang penjelasan yg panjang. Lagipula
pengupasan analitik hanya dapat mengantarkan sampai kepada suatu ujung yg selanjutnya
harus dipahami secara intuitive.
Cara yg paling singkat adalah dengan perump...amaan balon :
Balon yg telah dititup di dalamnya tampaknya kosong, tapi penuh berisi udara.

Emptiness sendiri pada dasarnya menyiratkan suatu potensi tak terhingga dari segala sesuatu.
Jadi sebenarnya, Emptiness adalah suatu PLENUM (non-being as FULLness).

Drw Code Ijin share,bukankah nihilism bg budhis brarti "kosong"?

Daniel Suchamda
konsep kekosongan (emptiness) dalam Buddhism itu BUKAN berarti mengatakan bhw segala
sesuatu itu tidak ada. Melainkan, segala sesuatu itu ada secara relatif, tetapi tidak inherently-
exist.

Sedangkan nihilisme itu berarti bhw segala sesuatu i...tu tidak ada.

Emptiness mengatakan not REALLY exist.


Nihilisme mengatakan not-exist.

Beda.

Daniel Suchamda Emptiness adalah suatu jalan tengah (Middle Way) diantara
dua kutub ekstrim Eternalisme dan Nihilisme, yg keduanya ini disebut
micchaditthi (pandangan salah).

Daniel Suchamda
Saya berikan contoh :
3 orang melihat sebuah meja. Si A berpaham Eternalisme. Si B berpaham Nihilisme. Si C
Buddhist.

Si A berkata : Meja itu ada secara mutlak. Tidak dapat disangkal bahwa ke-meja-an itu
adalah esensi inti dari meja itu.

...Si B berkata : Meja itu tidak ada.

Si C berkata : Meja itu adalah sebuah pelabelan yg diberikan kepada benda itu. Meja itu ada,
tapi tidak benar-benar mengada sebagai meja.
Ia bisa menjadi alat untuk tidur, kayu bakar (kalau dipotong2), alat penyelamat dikala banjir
(sbg rakit), sebagai tempat duduk, sbg alat bela diri (kalau dilemparkan), dsb.
Pada dasarnya, si C memahami bahwa ke-meja-an itu adalah sifat / label yg sementara
tergantung dari sudut pandang kita.
Sekarang kita buktikan :
Meja itu kita potong-potong menjadi bagian yg kecil-kecil ditumpuk jadi satu tanpa satu
bagianpun kita kurangi.
Masihkah kita melihat adanya meja itu?
Tidak bukan.
Jadi dikatakan, meja itu tidak benar-benar ada (not really exist). Ia ada dengan suatu
KONDISI dan SYARAT tertentu untuk dapat disebut sebagai Meja.

-------
Eternalisme, Nihilisme. Isme adalah suatu pandangan (view).
Eternal + isme : pandangan bhw sesuatu mengada secara permanen
Nihil + isme : pandangan bhs sesuatu tidak ada.

Baik eternalisme dan nihilisme adalah suatu pandangan.

Tetapi Emptiness (empty + ness) bukanlah suatu pandangan. Seseorang yg bisa melihat sifat
emptiness dalam segala sesuatu dapat dikatakan sebagai orang yg tidak melekat pada
pandangan. Ia tidak menganut suatu faham apa pun.
Seperti contoh di atas, ia bisa melihat meja sebagai kursi, alas tidur, rakit, bahan bakar, dsb
kemungkinan2 tak terhingga tergantung dari kreatifitasnya. Jadi, emptiness itu dapat diartikan
sebagai POTENTIALITY yg tak terbatas.

Seperti misalnya cawan (mangkok) kosong.


Selama ia dalam kondisi kosong, maka ada beribu kemungkinan jenis barang yg dapat di-
isikan ke dalamnya.

Drw Code Hm...artix hening menuju kseimbangan, maaf jka sya slah,

Daniel Suchamda
Nah, marilah kita bicarakan relevansi emptiness ini dengan kehe ningan.

Saya berikan sebuah contoh :


Pak Amir seorang Pejabat uring-uringan kesel seharian karena merasa dinasihati oleh Paijo,
satpamnya , yg memberikan sebuah usulan.
Pak Amir m...erasa marah karena ia berpandangan bahwa dirinya adalah seorang yg tinggi
jabatannya, boss, tidak layak dinasihati oleh satpam. Ia melekat pada konsep jabatan itu. Ia
percaya bahwa posisinya itu exist secara solid.
Ia tidak sadar, bahwa label jabatan itu karena kondisi dan syarat2 tertentu yg bersifat
sementara. Ia lupa bhw pada hakikatnya ia adalah seorang manusia yg sama juga martabatnya
seperti Paijo.
Ia lupa bahwa semua orang berhak memberikan masukan.
Kelupaan2 Pak Amir ini disebabkan karena ia melekat erat pada kemutlakan jabatannya.
Ia menjadi orang yg kopegh. Tidak mau turun tangan utk pekerjaan2 yg dipandangnya
rendah.
Oleh karena kemelekatan pandangannya inilah, maka ia tidak bisa tenang (uring2an)
manakala terjadi seorang satpam memberikan usulan.
Seandainya ia sadar, bahwa jabatan itu hanyalah sebuah label, maka ia mungkin bisa merasa
tenang dan malah harusnya senang / berterimakasih kepada Paijo.
Inilah mengapa dikatakan bahwa Pak Amir ini kena ILUSI. Terilusi oleh jabatannya adalah
segala2nya mutlak menyebabkan statusnya lebih tinggi daripada yg lain.
Jadi, Pak Amir ini boleh dikatakan sebagai anggota BKI (Barisan Kena Ilusi).....hehehehe.....

Daniel Suchamda
Saya beri contoh lagi tentang ILUSI dalam kaitannya dengan sifat kekosongan dari segala
sesuatu.

Joko tidak memahami sifat emptiness (kesunyataan / ke-se-NYATA-an). Ia begitu tergila-gila


oleh kecantikan Madonna, tetangga barunya yg luarbias...a cantik dan sexy. Ia memujanya
sebagai bidadari yg turun dari kahyangan. Ia merasa bahwa kecantikan Madonna itu absolut.
Madonna seorang bidadari yg murni (pure).

Ia tidak sadar bahwa kecantikan itu hanyalah suatu sifat sementara.


Seandainya ia mau bermeditasi, melihat bagian2 tubuh si Madonna yg terdiri dari darah,
daging, lendir, kotoran, dll, masih bisakah ia mengatakan itu sebagai sesuatu yg murni?
Seandainya si Madonna itu di dis-assembling...hehehe..., masih bisakah dia melihat
kecantikan itu?

Jadi, bukankah kecantikan, kemurnian, kesucian dsb dari sebuah tubuh yg dipujanya itu
hanyalah suatu kesan SEMENTARA yg tercipta oleh pikirannya sendiri?
Inilah yg disebut ILUSI.

Tetapi seandainya setelah bermeditasi itu kemudian menjadi apatis, sinis, melihat segala-
galanya sebagai buruk, tidak ada yg cantik, tidak bisa menghargai kecantikan perempuan,
dsb.
Ini dapat dikatakan, bahwa ia terkena ilusi pikirannya sendiri yg sebaliknya. Jelas, bahwa
kecantikan si Madonna itu ada saat ini.

Bila si Joko bisa melihat sifat emptiness dari pikiran2nya sendiri, maka ia akan terbebas dari
dua macam ekstrim tersebut.
Waktu bertemu Madonna, ia tetap bisa merasakan keindahan tubuhnya. Ia menghargainya.
Tetapi ia tidak tergila-gila lagi. Ia tidak melekat lagi. Begitu berpaling muka pergi
meninggalkan Madonna, kesan2nya pun turut hilang, ia menjadi biasa lagi seperti sedia kala.
Ia bisa bersikap yg tepat pada saat yg tepat. Ia bersikap seimbang dan mengambil keputusan
yg bijaksana dan moral. Inilah keseimbangan batin.

You might also like