You are on page 1of 24

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekarang ini Bahaya-bahaya lingkungan kerja baiki fisik maupaun kimia
perlu dikendalikan sedemikian rupa agar tercipta lingkungan kerja yang sehat,
aman dan nyaman, Berbagai cara pengendalian dapat dilakukan untuk
menanggulangi bahaya-bahaya lingkungan kerja, Namun pengendalian secara
teknis teknologis pada sumber bahaya itu sendiri dinilai paling efektif dan
merupakan alternative pertama yang dianjurkan. Saat ini berkembangnya
perekonomian di Indonesia, sektor industripun berkembang dengan pesat. Hal ini
mengakibatkan semakin bertambahnya penggunaan bahan kimia, mesin-mesin
atau peralatan canggih, baik dalam jenis maupun jumlahnya. Kesehatan kerja
adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran beserta prakteknya yang
bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha-usaha
preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit gangguan kesehatan yang
diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-
penyakit umum.
Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat keselamatan yang
digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari
kemungkinan adanya paparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Secara teknis alat pelindung diri tidaklah
dapat melindungi tubuh secara sempurna terhadap paparan potensi bahaya.
Namun demikian alat pelindung diri akan dapat mengurangi tingkat keparahan
dari suatu kemungkinan terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Dengan
demikian, dapat ditegaskan bahwa meskipun telah menggunakan alat pelindung
diri, tetapi upaya pencegahan dan pengendalian risiko kecelakaan secara teknis
teknologis merupakan langkah yang utama dan harus selalu diupayakan sampai
tingkat risiko dapat ditekan sekecil mungkin dalam batas yang diperkenankan.

1
2

APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga


kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan
dengan baik. Pemakaian APD bukanlah pengganti dari kedua usaha tersebut,
namun sebagai usaha akhir.
Secara hirarki bahwa pengendalian risiko kecelakaan harus tetap
mengupayakan system pengendalian yang lebih bersifat permanen. Namun
pengalaman sering menunjukkan bahwa, cara-cara pengendalian risiko (seperti
eliminasi, substitusi, rekayasa teknik) sulit diimplementasikan di perusahaan-
perusahaan. Bila dapat diterapkan hasilnya masih belum atau bahkan tidak
memuaskan karena berbagai faktor. Faktor kegagalan yang sering dihadapi
terutama menyangkut masalah faktor biaya dan faktor teknis. Contoh-contoh
kegagalan yang disebabkan karena faktor teknis seperti desain sIstem ventilasi
yang salah sehingga tidak dapat menghisap debu dengan baik, tidak semua bahan
kimia toksik dapat diganti dengan bahan kimia lain yang tidak toksik, dan lain-
lain.
Sementara pengendalian yang permanen belum dapat dilaksanakan atau
belum efektif mengurangi potensi bahaya, maka alat pelindung diri masih harus
tetap dan wajib digunakan. Meskipun alat pelindung diri merupakan alat
pengendalian risiko yang paling sederhana, tetapi tidak selalu efektif seperti yang
diharapkan. Dan bahkan bila tidak tepat dalam pemilihan dan penggunaannya
akan menjadi potensi bahaya bagi pemakainya.
Faktor kegagalan dalam perlindungan tubuh terhadap pemakaian alat
pelindung diri antara lain disebabkan karena tidak nyaman bila dipakai,
mengganggu atau menyulitkan pergerakan pada waktu bekerja, tidak dapat
melihat dan mendengar secara baik, pekerja sering mengalami alergi terhadap alat
pelindung diri yang digunakan, dan lain-lain.
Dengan demikian, agar faktor kegagalan dalam pemakaian alat pelindung
diri dapat diminimalkan, maka perlu adanya prosedur pemilihan dan penggunaan
yang tepat, penegakan perundangan, pengawasan secara terus menerus dan
penyadaran akan arti pentingnya penggunaan alat pelindung diri.
3

B. Tujuan
Untuk mengetahui jenis-jenis Alat Pelindung Diri (APD) terutama alat pelindung
telinga dan safety belt.
Untuk mengetahui jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang tepat dan sesuai dengan
potensi bahaya yang ada di tempat kerja.
Untuk mengetahui cara penggunaan alat pelindung diri ear muff, ear plug dan
safety belt.
Untuk mengetahui cara pemeliharaan dan penyimpanan alat pelindung diri
yang benar.
1. Agar mahasiswa dapat mencoba dan menilai kenyamanan alat pelindung
diri.

C. Manfaat
1. Bagi Praktikan
Dapat mengetahui jenis-jenis Alat Pelindung Diri (APD) terutama alat
pelindung pelindung telinga dan safety belt.
Dapat mengetahui jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang tepat dan sesuai
dengan potensi bahaya yang ada di tempat kerja.
Dapat mengetahui cara penggunaan alat pelindung diri ear muff, ear plug
dan safety belt yang benar.
Dapat mengetahui cara pemeliharaan dan penyimpanan alat pelindung diri
yang benar.
2. Bagi D.IV Kesehatan Kerja
a.Dapat menambah referensi kepustakaan program D.IV Kesehatan
Kerja tentang alat pelindung diri.
b. Dapat memberikan bekal ilmu bagi mahasiswa yang dapat
diterapkan pada saat bekerja dalam suatu perusahaan sesuai dengan
ilmu Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
c.Memiliki sumber daya mahasiswa ahli K3 yang berkualitas tentang
pemilihan alat pelindung diri yang tepat di suatu tempat kerja sesuai
dengan potensi bahayanya.
4

d. Dapat menciptakan mahasiswa yang mampu memelihara alat


pelindung diri dengan baik dan benar.
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan teori
Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat keselamatan yang
digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari
kemungkinan adanya paparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Secara teknis alat pelindung diri tidaklah
dapat melindungi tubuh secara sempurna terhadap paparan potensi bahaya.
Namun demikian alat pelindung diri akan dapat mengurangi tingkat keparahan
dari suatu kemungkinan terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Dengan
demikian, dapat ditegaskan bahwa meskipun telah menggunakan alat pelindung
diri, tetapi upaya pencegahan dan pengendalian risiko kecelakaan secara teknis
teknologis merupakan langkah yang utama dan harus selalu diupayakan sampai
tingkat risiko dapat ditekan sekecil mungkin dalam batas yang diperkenankan.
1. Jenis-jenis APD dan Penggunaannya :
a. A.P. Kepala
b. A.P. Muka dan Mata
c. A.P. Telinga
d. A.P. Pernafasan
e. A.P. Tangan
f. A.P. Kaki
g. Pakaian Pelindung
h. Safety Belt
i. APD untuk tugas khusus
2. Jenis APD dan Pengujian Mekanik
a. Alat Pelindung Kepala
1) Topi Pelindung/Pengaman (Safety Helmet) : Melindungi kepala
dari benda keras, pukulan dan benturan, terjatuh dan terkena arus listrik.
2) Tutup Kepala : Melindungi kepala dari kebakaran, korosif,
uap-uap, panas/dingin.

5
6

3) Hats/cap : Melindungi kepala dari kotoran debu atau tangkapan


mesin-mesin berputar
4) Topi pengaman : Untuk penggunaan yang bersifat umum dan
pengaman dari tegangan listrik yang terbatas, tahan terhadap tegangan
listrik tinggi, tanpa perlindungan terhadap tenaga listrik, biasanya terbuat
dari logam yang digunakan untuk pemadam kebakaran.
Pengujian Mekanik :
a) Dengan menjatuhkan benda seberat 3 kg dari ketinggian
1m, topi tidak boleh pecah atau benda tak boleh menyentuh kepala.
b) Jarak antara lapisan luar dan lapisan dalam dibagian puncak
4 - 5 cm.
c) Tidak menyerap air dengan direndam dalam air selama 24
jam.
d) Air yang diserap kurang 5 % beratnya.
e) Tahan terhadap api.
Pengujian listrik :
a) Tahan terhadap listrik tegangan tinggi diuji dengan
mengalirkan arus bolak-balik 20.000 volt dengan frekuensi 60 Hz,
selama 3 menit, kebocoran arus harus lebih kecil dari 9 mA.
b) Tahan terhadap listrik tegangan rendah, diuji dengan
mengalirkan arus bolak-balik 2200 volt dengan frekuensi 60 Hz selama
1 menit kebocoran arus harus kurang dari 9 mA.
Manfaat Topi/Tudung :
a) Untuk melindungi kepala.
b) Dari zat-zat kimia berbahaya.
c) Dari Iklim yang berubah-ubah.
d) Dari bahaya api.
b. APD Rrespirator dan Kacamata
1. Mudah dikenakan.
2. Cocok untuk kasus berisiko kecil dan menengah.
7

c. Alat Pelindung Muka dan Mata( face shield)


Berfungsi untuk melindungi muka dan mata dari :
1. Lemparan benda–benda kecil.
2. Lemparan benda-benda panas.
3. Pengaruh cahaya.
4. Pengaruh radiasi tertentu.
Alat Pelindung Telinga
Sumbat telinga (ear plug): Dapat mengurangi intensitas suara 10 s/d 15 dB
Tutup telinga ( ear muff ): Dapat mengurangi intensitas suara 20 s/d 30 dB
d. Alat Pelindung Telinga (ear protector)
1. Sumbat Telinga
Sumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi tertentu
saja,sedangkan frekuensi untuk bicara biasanya (komunikasi) tak
terganggu.
Kelemahannya adalah tidak tepat ukurannya dengan lobang telinga
pemakai, kadang-kadang lobang telinga kanan tak sama dengan yang kiri
Bahan sumbat telinga adalah karet, plastik keras, plastik yang lunak, lilin,
kapas. Yang disenangi adalah jenis karet dan plastik lunak, karena bisa
menyusaikan bentuk dengan lobang telinga. Daya lindung : 25 - 30 dB
Ada kebocoran dapat mengurangi atenuasi + 15 dB dari lilin :
a. bisa lilin murni
b. dilapisi kertas
c. kapas
Kelemahan:
a. Kurang nyaman
b. Lekas kotor.
c. Dari kapas: daya atenuasi paling kecil antara 2 – 12 dB.
2. Tutup Telinga
Ada beberapa jenis :
a. Atenuasinya : pada frekuensi 2800 – 4000 Hz
sampai 42 dB (35 – 45 dB)
8

b. Untuk frekuensi biasa 25 - 30 dB.


Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan antara tutup telinga
dan sumbat telinga sehingga dapat atenuasi yang lebih tinggi ; tapi
tak lebih dari 50 dB,karena hantaran suara melalui tulang masih ada.
e. Safety Belt
Berguna untuk melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh, biasanya
digunakan pada pekerjaan konstruksi dan memanjat serta tempat tertutup atau
boiler. Harus dapat menahan beban sebesar 80 Kg.
Jenis :
1. Penggantung unifilar.
2. Penggantung berbentuk U.
3. Gabungan penggantung unifilar dan bentuk U.
4. Penunjang dada (chest harness).
5. Penunjang dada dan punggung (chest waist harness).
6. Penunjang seluruh tubuh (full body harness).
Manajemen APD :
1. APD dibutuhkan untuk membatasi hazard lingkungan.
2. Jangan membeli APD sekedar hanya memiliki jenis APD.
3. Adanya hazard awareness dan pelatihan.
4. Adanya SOP penggunaan APD.
5. APD yang dibeli telah melalui seleksi kebutuhan jenis pekerjaan.
6. Perkembangan APD.
7. Teknologi APD berkembang pesat pada APD terhadap bahaya fisik dan
kimia.
8. Namun kurang berkembang pada APD terhadap bahaya biologi.
9. Kelemahan penggunaan APD.
10. Kemampuan perlindungan yang tidak sempurna karena (memakai APD
yang kurang tepat,cara pemakaian APD yang salah, APD tak memenuhi
persyaratan standar).
11. APD yang sangat sensitive terhadap perubahan tertentu.
9

12. APD yang mempunyai masa kerja tertentu seperti kanister, filter, dan
penyerap (cartridge).
13. APD dapat menularkan penyakit, bila dipakai berganti-ganti.
14. Mengapa APD sering tidak dipakai.
15. Rendahnya kesadaran pekerja terhadap Keselamatan Kerja.
16. Dianggap mengurangi feminitas.
17. Terbatasnya faktor stimulan pimpinan.
18. Karena tidak enak/kurang nyaman.
Setiap tempat kerja mempunyai potensi bahaya yang berbeda-beda sesuai
dengan jenis, bahan, dan proses produksi yang dilakukan. Dengan demikian,
sebelum melakukan pemilihan alat pelindung diri mana yang tepat digunakan,
diperlukan adanya suatu inventarisasi potensi bahaya yang ada di tempat kerja
masing-masing. Dapat dipastikan sebagai suatu pemborosan perusahaan, bila alat
pelindung diri yang dipilih dan digunakan tidak sesuai dengan potensi bahaya
yang dihadapi pekerja. Secara lebih detail pemilihan dan penggunaan alat
pelindung diri harus memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :
Aspek teknis, meliputi :
a. Pemilihan berdasarkan jenis dan bentuknya. Jenis dan
bentuk alat pelindung diri harus disesuaikan dengan bagian tubuh yang
dilindungi.
b. Pemilihan berdasarkan mutu atau kualitas. Mutu alat
pelindung diri akan menentukan tingkat keparahan dari suatu kecelakaan
dan penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi.
c. Penentuan jumlah alat pelindung diri. Jumlah yang
diperlukan sangat tergantung dari jumlah tenaga kerja yang terpapar
potensi bahaya di tempat kerja.
d. Teknik penyimpanan dan pemeliharaan. Penyimpanan dan
pemeliharaan alat pelindung diri yang baik adalah merupakan investasi
untuk penghematan dari pada pembelian alat yang baru.
10

Aspek psikologis. Timbulnya masalah baru bagi pemakai harus


dihilangkan, seperti terjadinya gangguan terhadap kebebasan gerak pada saat
memakai alat pelindung diri.
Berdasarkan aspek-aspek di atas, maka perlu diperhatikan pula beberapa
kriteria dalam pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri sebagai berikut :
1. Alat pelindung diri harus dapat memberikan perlindungan yang adekuat
terhadap bahaya yang spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.
2. Berat alatnya hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak
menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.
3. Alat harus dipakai secara fleksibel.
4. Bentuknya harus cukup menarik.
5. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama.
6. Alat tidak menimbulkan bahaya tambahan bagi pemakainya ,yang
dikarenakan bentuk dan bahayanya yang tidak tepat/karena salah dalam
penggunaannya.
7. Alat pelindung harus memenuhi standart yang telah ada.
8. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainnya.
9. Suku cadangnya harus didapat guna mempermudah pemeliharaannya.
Tiga pertanyaan penting yang perlu dipertimbangkan sebelum dalam
pemakaian alat pelindung diri adalah sebagai berikut :
1. Apakah di tempat kerja ditemukan bahaya yang mengharuskan tenaga kerja
memakai alat pelindung diri? Bilamana telah ditemukan, apa kemungkinan
bahaya itu?
Untuk ini perlu diidentifikasi bahaya melalui pengukuran dan analisa.
2. Sejauh mana perlindungan dibutuhkan guna melindungi tenaga kerja dari
bahaya-bahaya yang ada dan alat pelindung diri apa yang paling tepat untuk
jenis bahan itu?
3. Bagaimana dapat menjamin bahwa alat-alat pelindung diri tidak hanya dipakai
tetapi juga dipakai secara tepat?
Dalam hal ini masalah kenyamanan dan kepercayaan tenaga kerja terhadap
alat pelindung diri ikut menentukan.
11

Penyakit dan kecelakaan akibat kerja dapat dikendalikan, jika langkah


pencegahan dengan jalan terakhir yaitu dengan menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD). Hal ini ditekankan pada seluruh tenaga kerja yang bekerja di lingkungan
yang berbahaya. Dengan demikian dapatlah dicapai kenyamanan dan kegairahan
kerja, yang pada akhirnya meningkatkan efisiensi dan produktivias kerja.

B Perundang-undangan
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamtan Kerja.
a) Pasal 9 ayat 1 sub c
“Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan kepada tenaga kerja
baru tentang alat-alat pelindung diri bagi tenaga kerja yang
bersangkutan”.
b) Pasal 9 ayat 2
“Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan
setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-
syarat tersebut di atas”.
c) Pasal 12 sub e
“Tenaga kerja berhak menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana
syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan
diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus
ditentukan lain oleh pegawai pengawas yang masih dapat
dipertanggungjawabkan”.
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 01/MEN/1981
tentang Kewajiban Melaporkan Penyakit Akibat Kerja.
a) Pasal 4 ayat 3
“Pengurus wajib menyediakan secara cuma-cuma semua alat perlindungan
diri yang diwajibkan penggunaanya oleh tenaga kerja yang berada di
bawah pimpinannya untuk pencegahan penyakit akibat kerja”.
b) Pasal 5 ayat 2
12

“Tenaga kerja harus memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan


untuk pencegahan penyakit akibat kerja”.
3. Permenaker No. Per 03/MEN/1985 tentang K3 Pemakaian Asbes.
Pasal 10 “Alat pelindung diri dan pakaian kerja yang telah dipakai tenaga
kerja tidak boleh dipakai oleh tenaga kerja lain, kecuali bila alat pelindung diri
dan pakaian kerja sudah dibersihkan”.
4. Permenakertrans No. 1 Per 01/MEN/1980 tentang K3 Pada Konstruksi
Bangunan.
Pasal 99 ayat 1 dan 2 “Alat-alat penyelamat dan pelindung diri yang
sejenisnya disesuaikan dengan sifat pekerjaan yang dilakukan oleh masing-
masing pekerja harus disediakan dalam jumlah yang cukup. Alat-alat
dimaksud harus selalu memenuhi syarat-syarat K3 yang telah ditentukan”.
13

BAB III
HASIL

A. Waktu Pelaksanaan
Hari : Jum’at
Tanggal : 22 Oktober
Tempat : Ruang APD
Jam : 10.00 WIB
B. Hasil Praktikum
Alat Pelindung Telinga
1. Ear Muff
14

KETERANGAN :
1. Bagian luar terbuat dari plastik/atom
13
2. Pelindung telinga dari karet
3. Terbuat dari besi atau atom
4. Bantalan pada kepala terbuat dari karet
5. Bagian dalam terbuat dari gabus berfungsi
untuk peredam suara
2. Ear Plug

KETERANGAN :
a. Penyumbat telinga terbuat dari silikon
b. Tempat ear plug
Safety belt
15

KETERANGAN :
1. tali/dadung.
2. kait
3. sabuk
4. tempat menaruh alat obeng, paku, tang.
5. pengkait pada sabuk.
6. pengkait antara sabuk dengan tali.
16

BAB IV
PEMBAHASAN
No Nama Alat keterangan Jenis Tempat kerja
Pekerjaan
1. 3M™ Ear Ringan, dengan Operator Di pabrik, operator
Muff 1440 foam yang lembut mesin yang mesin bubut, di
sehingga nyaman bising nya 95 operator
dipakai. Dilengkapi dB penggilingan padi
dengan sistem
sliding tension
adjustment untuk
membuat posisi alat
ini tetap mantap saat
dipakai Pemakaian
alat ini disarankan
untuk situasi yang
memiliki tingkat
kebisingan yang
cukup tinggi
(hingga 95 dBA
17

2. 3M™ Ear Muff jenis ini Mengurangi Kontruksi,


Helmet dapat dipasangkan bising di pembanguan pabrik
Mounted pada berbagai jenis tempat
Ear Muff helm kerja tanpa kontruksi
1450 memerlukan adapter bangunan.
tambahan. Suatu
kombinasi antara
kenyamanan dan sambungan
kemudahan
pemakaian.
bersambung
Pemakaian alat ini
16
disarankan untuk
situasi yang
memiliki tingkat
kebisingan yang
cukup tinggi
(hingga 95 dBA
TWA).

3. 3M™ Merupakan alat Operator Di pabrik ,


Banded pelindung mesin berjalan kontruksi bangunan
Hearing pendengaran dengan Mengurangi
Protector bantalan foam yang bising di
1310 dipasangkan pada tempat
sebuah pengikat kontruksi
yang ringan, bangunan
fleksibel dan
nyaman dipakai.
Cocok untuk
pengguna yang
18

sering sekali
melepaskan dan
memasang kembali
alat pelindung
pendengaran.
Tingkat Reduksi
Kebisingan : 21 dB
(untuk pengikat di
belakang kepala)
sambungan
dan 20 dB (untuk
pengikat yang
dipakai di bawah
bersambung
dagu.
g

bersam
4.
3M™ Merupakan foam Mengurangi Di pabrik, operator
Corded yang lembut dan bising di mesin bubut, di
Foam Ear dilengkapi dengan tempat operator
Plug 1110 tali penghubung kontruksi penggilingan padi,
sehingga nyaman bangunan, di pertambangan,
dan mudah dipakai. Operator saat peledakan
Pemakaian alat ini mesin, di tambang
disarankan untuk pertambangan
situasi yang
memiliki tingkat
kebisingan tinggi
(hingga 100 dBA
TWA).

5.
3M™ Ear Plug yang Mengurangi Di pabrik, operator
Reusable lembut, elastis, bising pada mesin bubut, di
19

Ear Plug dapat dicuci dan Penggilingan operator


1271, dipakai kembali. padi. penggilingan padi
Corded, Dilengkapi dengan Mengurangi
with carrying case dan bising di
Carrying tali penghubung tempat
Case untuk kenyamanan kontruksi
pemakai. Pemakaian bangunan,
alat ini disarankan Operator mesi
untuk situasi yang
sambungan
memiliki tingkat
kebisingan cukup
tinggi (hingga 95 bersambung
dBA TWA).

6. 3M™ Ear Plug yang Mengurangi Di pabrik, operator


Reusable lembut, elastis, bising di mesin bubut, di
Ear Plug dapat dicuci dan tempat operator
1270 dipakai kembali. kontruksi penggilingan padi,
Dilengkapi dengan bangunan, di pertambangan,
tali penghubung Operator saat peledakan
untuk kenyamanan mesin tambang
pemakai. Pemakaian
alat ini disarankan .
untuk situasi yang
memiliki tingkat
kebisingan cukup
tinggi (hingga 95
dBA TWA).

7. Safety Belt
Terbuat dari Logam Memedamkan
Gedung bertingkat,
kebakaran,
rumah sakit,
20

pembersihan pabrik,
asbes, membangun
pebersihan bangunan/kontruksi
kaca gedung
bertingkat,
penmbangunan
gedung,
kontruksii
bangunan yang sambungan
tinggi
8. 3M™ Foam Merupakan Mengurangi Di pabrik, operator
bersambung
Ear Plug pelindung telinga bising di mesin bubut, di
1100 yang lembut dan pertambangan, operator
nyaman dipakai. tempat penggilingan padi,
Pemakaian alat ini kontruksi di pertambangan,
disarankan untuk bangunan, saat peledakan
situasi yang Operator tambang
memiliki tingkat mesin
kebisingan yang
tinggi (hingga 100
dBA TWA).
21

BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
1. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
yang tepat dapat mencegah atau menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan. Seperti kecelakaan/penyakit akibat kerja serta tidak
menimbulkan bahaya tambahan.
2. Bahan dan bentuk alat pelindung telinga
dan safety belt sesuai dengan pekerjaan dan jenis/tingkat bahayanya.
3. Alat Pelindung Diri (APD) merupakan
langkah paling akhir dalam pengendalian kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
4. Alat pelindung diri harus dipelihara dan
dirawat dengan baik untuk menghemat biaya yang dikeluarkan
(keuntungan ekonomis).
5. Alat pelindung diri wajib dipakai semua
tenaga kerja agar terhindar dari penyakit dan kecelakaan dalam bekerja
sehingga produktivitas tenaga kerja tinggi.
B. Saran
1. Sebaiknya dalam memilih alat pelindung diri harus memperhatikan
aspek-aspek yang ada.
22

2. Sebaiknya alat pelindung diri yang dipraktikumkan harus mengikuti


perkembangan teknologi yang ada.
3. Sebaiknya alat pelindung diri yang dipraktikumkan dalam keadaan baik
sehingga dapat dimengerti secara maksimal oleh mahasiswa.
4. Hendaknya perlu ada perawatan yang khusus terhadap APD agar tidak
mudah rusak.
5. Sebaiknya APD yang digunakan untuk praktikum diperbanyak lagi
jenisnya.
6. Sebaiknya di jelaskan lebih detail lagi terbuat dari apa bahan alat
pelindung diri dan apa fungsi dari masing-masing alat pelindung diri
tersebut.
7. Sebaiknya dalam menggunakan alat pelindung diri harus sesuai dengan
kebutuhannya/sesuai dengan jenis pekerjaan dan tingkat bahayanya.
8. Sebaiknya saat penjelasan tentagng macam-macam APD di beri
21
gambaran melalui tampilan video agar mahasiswa lebih jelas dan tau
kegunaan APD tersebut.
23

DAFTAR PUSTAKA

Suma’mur P.K.,dr.,M.Sc. 1989. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan.


Jakarta : CV Haji Masagung.

Suma’mur P.K.,dr.,M.Sc. 1996. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta


: PT Toko Gunung Agung.

http : //www.vanillamist.com teknosehat under Occupational Health & Safety


(4 Nov 2010)

http : //www.id.wikipedia.org/wiki/Alat_pelindung_diri"(4 Nov 2010)

http : //www.smallcrab.com alat-pelindung-diri-alat-pelindung-diri.html"


(4 Nov 2010)
24

You might also like