Professional Documents
Culture Documents
Sebelum merencanakan perhitungan perencanaan installasi air limbah, ditentukan terlebih dahulu
system pengolahan yang akan dipakai. Namun untuk menentukan system pengolahan harus diketehui
karakteristik air komponen penyusun air limbah. Untuk lebih mudah dimengerti ada baiknya diketahui
terlebih dahulu apa itu Air Limbah. Tujuannya yaitu memudahkan pemahaman karakteristik,
pengelolaan dan pengolahan air limbah.
Pada dasarnya Installasi Pengolahan Air Limbah adalah serangkaian unit proses agar air limbah dapat
terolah dengan baik sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Rangkaian Unit proses sangat
tergantung dari system yang kita terapkan. Sistem yang diterapkan tergantung dari karakteristik air
limbah yang bersangkutan.
Secara garis besar unit proses pengolahan air limbah dapat dikategorikan menurut fungsinya sbb:
A. Pengolahan Persiapan.
Pengolahan persiapan dimaksudkan untuk menunjang sehingga dikondisikan sesuai dengan
proses selanjutnya. Misalnya jika air limbahnya panas maka sebelum masuk proses biologi harus
dilakukan pendinginan. Dibutuhkan karena temperatur untuk proses biologi harus dibawah 40 oC.
Unit Proses pengolahan persiapan:
1. Proses pendinginan.
2. Proses ekualisasi.
B. Pengolahan Awal.
Dilakukan Pengolahan awal dimaksudkan untuk meringankan proses selanjutnya, menghilangkan
zat toxic, dilakukan pengolahan bertahap, dll.
Misalnya unit proses pengolahan awal:
1. Fat, Oil, Grease separator (oil trap).
2. Screening.
3. Filtrasi
4. Presettler.
5. Proses Coagulasi dan flocculasi.
6. Proses presipitasi
7. Proses elektrolisa.
8. Proses stripping
9. Proses biologi anaerobic.
C. Pengolahan Utama.
Pengolahan utama merupakan unit proses yang dapat menurunkan kandungan polutan secara
domimant (yang terbesar).
Unit proses pengolah utama misalnya:
1. Proses biologi aerobic.
2. Proses Coagulasi & flocculasi.
3. Proses epavorasi.
4. Ion exchange.
D. Pengolah Lanjutan.
Pengolah lanjutan diterapkan jika serangkaian unit proses yang ada masih belum sanggup untuk
memenuhi baku mutu yang diharapkan.
Unit proses pengolah lanjutan misalnya:
1. Post filtrasi.
2. Adsorbsi.
3. Oksidasi.
4. Coagulasi dan flocculasi.
E. Pengolahan Lumpur.
Pada umumnya proses pengolahan air limbah dihasilkan Lumpur sebagai hasil samping. Untuk
memperkecil volume Lumpur biasanya dilakukan pengolahan. Cara pengolahan Lumpur
misalnya:
1. Thickening.
2. Dengan Filter press.
3. Dengan Belt Filter press.
4. Dengan Decanter.
5. Dengan evaporasi.
6. Dengan pembakan (incenerasi).
7. Sludge Drying Bed.
8. Lanfill.
Suatu unit proses dapat berfungsi sebagai pretreatment dapat juga sebagai pengolah utama dalam
kasus yang berdeda. Misalnya unit proses Coagulasi.
Untuk mengolah air limbah yang mempunyai parameter SS tinggi tetapi COD/BOD rendah, unit
proses coagulasi merupakan unit proses pengolah utama.
Tetapi jika untuk air limbah yang mempunyai nilai SS tinggi dan COD tinggi, unit proses
coagullasi merupakan unit proses awal. Sedangkan unit proses utamanya adalah proses biologi.
Berikut ini dijelaskan lebih lanjut fungsi pengolahan diatas.
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN SISTEM FISIKA DAN
KIMIA
A. Pendahuluan
Teknologi proses pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan berbagai macam cara.
Cara pengolahan yang dikenal adalah:
1. Secara kimia – fisika.
2. Secara biologi.
Cara pengolahan air limbah untuk suatu jenis air limbah belum tentu dapat diolah oleh kedua cara
diatas. Bisa saja suatu jenis air limbah dapat diolah secara kimia-fisika dapat pula dengan cara
biologi. Namun untuk kasus lain tidak dapat diolah secara kimia-fisika tetapi dapat diolah secara
biologi. Dapat pula sebaliknya..Atau dapat diolah dengan kombinasi kedua cara diatas. Hal ini
sangat tergantung dengan karakteristik air limbahnya.
Cara pengolahan juga sangat tergantung dari standar baku mutunya. Jika baku mutunya longgar
bisa saja dengan satu cara saja. Tetapi jika baku mutunya sangat ketat sehingga diperlukan kedua
cara diatas.
Perbedaan yang mendasar terhadap cara pengolahan secara kimia-fisika dengan cara biologi adalah
jika dengan cara kimia-fisika pada dasarnya adalah pemisahan. Sedangkan secara biologi adalah
peruraian dimana senyawa organic yang tidak stabil diuraikan menjadi senyawa yang lebih
sederhana dan stabil (tidak mengotori lagi).
Kedua cara diatas memunyai keuntungan tetapi juga kekurangannya. Misalnya cara kimia-fisika
kekurangannya adalah akan menimbulkan hasil samping yang menjadikan masalah baru yaitu
Lumpur. Operasional costnya juga akan lebih tinggi. Namun keuntungannya adalah investasi
costnya yang rendah.
D. Parameter pH.
Berikut ini pH yang diperlukan untuk proses koagulasi berdasarkan jenis koagulannya.
No Nama koagulant PH kerja
A. Pendahuluan
Pengolahan air limbah dengan system biologi diberlakukan pada air limbah yang mempunyai nilai
BOD/COD tinggi atau yang mempunyai organic biodegradable tinggi. Dinamakan proses biologi
karena pengolahannya dilakukan oleh mikroorganisme (m.o.). Mikroorganisme akan menguraikan
senyawan organic menjadi senyawa yang lebih sederhana.
Beda pengolahan air limbah secara biologi dengan kimia fisika adalah:
Jika proses kimia fisika kotoran dipisahkan. Tetapi jika proses biologi kotoran diuraikan menjadi
senyawa yang lebih sederhana.
Karena proses kimia fisika adalah pemisahan maka akan ada masalah baru yaitu dalam bentuk
limbah padat. Terlebih lagi dalam proses ini ditambahkan bahan kimia sehingga akan menambah
kotoran padatan (Lumpur).
Tidak semua jenis air limbah dapat diolah secara kimia fisika. Misalnya bagi air limbah dari
industri Permen. Secara visual terlihat bening atau dengan kata lain kandungan TSSnya rendah.
Tetapi kandungan COD/BODnya tinggi bisa mencapai 15.000 mg/l. Dengan kandungan COD dan
BOD yang terlarut tinggi, proses kimia-fisika tidak akan mampu memisahkan kotorannya. Untuk
kotoran seperti ini cocok dengan pengolahan biologi. Begitupun sebaliknya, misalnya untuk air
limbah industri electroplating. Kandungan COD/BODnya rendah tetapi kandungan logamnya
tinggi. Karakteristik air limbah seperti ini harus dilakukan secara kimia-fisika.
Penerapan system biologi berbagai macam system dan secara garis besar dapat dibagi dalam 2 cara
berdasarkan ada tidaknya oksigen yaitu:
1. Secara Aerobic
2. Secara Anaerobic.
Secara aerobic, m.o. dalam penguraian kotoran yang terdapat dalam air limbah menggunakan
oksigen/udara. Atau dengan kata lain m.o seperti ini membutuhkan oksigen untuk hidupnya. Tetapi
untuk cara anaerobic dalam hidupnya m.o. tidak boleh ada oksigen/udara. Dengan adanya oksigen
m.o akan mati.
Penerapan system biologi anaerobic tidak dapat berdiri sendiri harus dibarengi dengan cara aerobic
karena effisiensi reduksi konsentrasi COD/BOD lebih kecil jika dibandinkan dengan cara aerobic.
Kelebihan dan kelemahan dari kedua system diatas yaitu:
Pendahuluan.
Seperti telah dikemukakan dimuka bahwa pengolahan air limbah secara biologi aerobic
membutuhkan udara dalam hidupnya. Persamaan reaksi dalam pengolahannya adalah:
Jika melibatkan factor N dan P sebagai nutrisi persamaan reaksi menjadi sebagai berikut:
N dan P dibutuhkan untuk pembentukan Cell (mikro organisme) baru. Dibutuhkan m.o baru
karena m.o lama akan mati. Jika kekurangan N dan P mengakibatkan mikroba tidak sehat
seperti orang kekurangan vitamin. Jika tidak ada sama sekali unsure N an P maka tidak akan
hidup m.o yang kita inginkan. Posphat dibutuhkan untuk pergerakan m.o. Jika tidak ada unsure
phosphat maka m.o tidak akan ada aktifitas.
Unit proses pengolahan secara biologi aerobic terdiri dari bak aerasi dan bak sedimentasi. Unit
proses ini tidak dapat dipisahkan. Unit proses bak aerasi diperuntukan menguraikan kotoran
yang terdapat dalam air limbah sedangkan unit proses sedimentasi pemisahan m.o denan air
bersih hasil oalahan di bak aerasi. M.o. mengendap dibagian bawah dan akan dipompakan
kembali ke bak aerasi agar m.o tersebut dapat menguraikan kembali di bak aerasi.
Untuk system biologi aerobic yang popular saat ini adalah Activated sludge Extended Aeration
baik complete mix, Plug flow, oxidation Ditch, maupun SBR.
Sistem lagoon, dan aerated lagoon populer untuk pengolahan kawasan perkotaan atau industri
yang letaknya di tengan hutan/ladang dimana harga tanah masih murah.
Kekurangan dan Kelebihan Sistem Pengolahan Biologi Aerobic.
N Sistem Kelebihan Kekurangan
o Pengolahan
C. Biologi Anaerobic.
Pengolahan air limbah dengan cara biologi anaerobic saat ini masih belum popular. Hal ini
disebabkan cara pengolahan air limbah anaerobic untuk industri relatif jauh lebih baru
dibandingkan dari system aerobic. Diperkirakan untuk masa yang akan datang teknologi
pengolahan air limbah akan mendominasi teknologi anaerobic. Namun sampai saat ini teknologi
anaerobic masih harus dilanjutkan dengan cara aerobic karena konsentrasi COD di air olahan
masih tinggi, disamping masih berbau dan berwarna hitam.
Keunggulan teknologi anaerobic dibandingkan aerobic yaitu diperlukan luas lahan yang kecil,
electrical cost yang rendah, lumpur terbentuk lebih sedikit, dan m.o yang relatif lebih tahan
terhadap shockloading. Namun pengoperasiannya diperlukan penanganan yang lebih tinggi
SDMnya karena jika terjadi kerusakan maka akan sangat lama sekali dalam recoverynya yaitu
bias mencapai 6 – 8 bulan. Oleh karena itu pada IPAL yang diterapkan system anaerobic biasanya
ada anaerobic sludge tank.
Berbeda dengan cara aerobic, anaerobic tidak dibutuhkan udara dalam operasionalnya bahkan jika
ada udara m.o tersebut akan mati.
Tahapan proses secara anaerobic adalah:
POLYMER
Polisakarida
Protein
Fat
MONOMER Hydrolysis
Hexeses
Pentoses
Amino Acids
Fatty Acid
Glycerol
Alcohols
Acetogenesis
Acetate CO2 Hydrogen
Methanogenesis
CH4
Sistem yang pertama dapat diterapkan untuk industri textile yang memakai hanya jenis reaktiv
dan indiego sebagai dyiestuffnya dan tidak ada proses weaving.
Kelebihannya adalah tidak diperlukan proses kimia sehingga operasional cost dan jumlah Lumpur
terbentuk lebih sedikit.
Kelemahannya adalah investasinya lebih besar karena terdapat system anaerobic.
Sistem yang kedua bisa diterapkan untuk semua jenis industri textile. Kekurangan dari system
biologi dapat diselesaikan oleh system kimia-fisika. Pada system ini Lumpur terbentuk relatif
sedikit dan jenis bahan kimia koagulant yang dipakai dapat dari jenis basic alum/compound.
Pada system yang ketiga juga dapat diterapkan untuk semua jenis industri textile. Namun
penggunaan listriknya lebih banyak karena murni system biologi aerobic. Luas lahan yang
dibutuhkan juga lebih luas.
Secara umum hal positif yang didapat jika dibandingkan dengan system konvensional adalah:
1. Chlemical cost dapat ditekan dari 30% sampai 70%.
2. Sludge Production lebih kecil dan dapat ditekan dari 40% sampai 80%.
3. Untuk yang memakai system anaerobic beaya listrik dapat ditekan sampai 40 – 50 %.
4. Lahan yang dibutuhkan untuk system anaerobic dapat ditekan sampai 50%.
5. Operasional yang lebih mudah.
6. Kualitas air hasil olahan lebih baik.
7. Lebih flexible dalam pengoperasian.
8. Untuk menuju ke water recycling tinggal selalangkah lagi.
9. Dengan system PACT kualitas hasil dapat lebih baik, lebih menekan pemakaian chemical dan
kecenderungan Lumpur B3 lebih kecil.
Pemantauan pengoperasian sangat diperlukan terlebih jika system proses yang dipakai adalah
system biologi. Hal ini dikarenakan pada system biologi jika terjadi kerusakan maka
perbaikannya diperlukan waktu yang lama. Untuk biologi aerobic diperlukan perbaikan 1 minggu
sampai 4 minggu. Untuk system anaerobic diperlukan waktu sampai 8 bulan. Kerusakan di
system kimia-fisika biiasanya diperlukan waktu yang sangat singkat sekali.
Oleh karena itu diperlukan pemantauan dalam operasional sehari-hari.
Dalam makalah ini juga disertakan parameter yang perlu dipantau.
1. Karakteristik Influent/inlet.
Kapasitas
COD
BOD
SS
PH
2. Proses Biologi
PH (Standar 6.5 – 8.5)
MLSS (sesuai F/M ratio, biasanya 3000 – 4000 mg/l)
MLVSS (60 sampai 80 % nilai MLSS)
F/M (0.1 – 0.225 kg/m3/hari)
DO (1 – 2.5 mg/l).
NO3 (5 – 10 mg/l
PO4 (0.5 – 1 mg/l)
SV30
SVI (80 – 120 ml/g)
Warna active sludge (coklat terang)
Karakteristik busa. (coklat, sulit pecah dan sedikit).
3. Sedimentasi Biologi
PH (6.5 – 8.5)
SS (sesuai BM)
COD (sesuai BM
BOD (sesuai BM)
4. Return Sludge
SS (1.5 – 2 kali MLSS)
Warna (coklat terang)