Professional Documents
Culture Documents
Askep adalah singkatan dari Asuhan Keperawatan, istilah ini sangat familier sekali di kalangan
mahasiswa keperawatan dan perawat, karena dalam ilmu keperawatan setiap akan, sedang dan
setelah melakukan tindakan keperawatan kepada klien tidak lepas dengan askep, yang menjadi
pedoman dalam memberikan pelayan kepada pasien/klien, baik di rumah sakit, di keluarga/
komunitas maupun di rumah.
Dibawah ini adalah DIAGNOSA NANDA (2005), yang dipakai dalam acuan membuat diagnosa
keperawatan yang merupakan bagian dari asuhan keperawatan / ASKEP.
Kelas 4 : Metabolisme :
Kelas 4 : Fungsi Respirasi : proses pertukaran gas dan pengeluaran produk akhir metabolisme
E. Domain 5 : Persepsi/Kognisi
Kelas 1 : Perhatian
Diagnosa yang berhubungan
1. Pengabaian unilateral
Kelas 2 : Orientasi
Diagnosa yang berhubungan
1. Sindrom kerusakan interpretasi lingkungan
2. Wandering
Kelas 3 : Sensasi/Persepsi
Diagnosa yang berhubungan
1. Gangguan sensori persepsi (spesifikkan : visual, auditory, kinestetik, gustatori, taktil)
Kelas 4 : Kognisi
Diagnosa yang berhubungan
1. Kurang pengetahuan (spesifikkan)
2. Kesiapan untuk meningkatkan pengetahuan (spesifikkan)
3. Kebingungan akut
4. Kebingungan kronik
5. Kerusakan memori
6. Gangguan proses fikir
Kelas 5 : Komunikasi
Diagnosa yang berhubungan
1. Kerusakan komunikasi verbal
2. Kesiapan untuk meningkatkan komunikasi
G. Domain 7 : Hubungan Peran : hubungan positif dan negatif antara individu dan kelompok
H. Domain 8 : Seksualitas
Kelas 1 : Identitas Seksual
Kelas 3 : Reproduksi
Kelas 3 : Neurhobehavioural Stress : respon perilaku yang melibatkan fungsi saraf dan otak
1. Disrefleksi otonom
2. Risiko untuk Disrefleksi otonom
3. Perilaku bayi takteratur
4. Risiko untuk Perilaku bayi takteratur
5. Kesiapan untuk meningkatkan Keteraturan perilaku bayi
6. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial
Kelas 2 : Kepercayaan
Diagnosa yang berhubungan
1. Kesiapan untuk meningkatkan kesehatan spiritual
Kelas 3 : Kekerasan
Diagnosa yang berhubungan
1. Risiko untuk mutilasi diri
2. Mutilasi diri
3. Risiko untuk mencederai orang lain
4. Risiko untuk mencederai diri sendiri
5. Risiko bunuh diri
Kelas 6 : Thermoregulasi
Diagnosa yang berhubungan :
1. Risiko terhadap ketidakseimbangan suhu tubuh
2. Termoregulasi tak efektif
3. Hipotermi
4. Hipertermi
L. Domain 12 : Kenyamanan
Kelas 1 : Kenyamanan Fisik
Diagnosa yang berhubungan
1. Nyeri akut
2. Nyeri kronik
3. Mual
M. Domain 13 : Pertumbuhan/Perkembangan
Kelas 1 : Pertumbuhan
Diagnosa yang berhubungan
1. Pertumbuhan dan perkembangan terhambat
2. Risiko terhadap pertumbuhan tidak proporsional
3. Kegagalan pertumbuhan dewasa
Kelas 2 : Perkembangan
Diagnosa yang berhubungan
1. Pertumbuhan dan perkembangan terhambat
2. Risiko untuk perkembangan terhambat
http://berlli.blogspot.com/2009/05/diagnosis-nanda.html
Berkenalan dengan NANDA-I
30 10 2008
Saya orang yang bekerja di institusi pelayanan (rumah sakit). Sebagai orang yang
cukup senior di rumah sakit, saya tentu tahu persis bagaimana teman-teman saya sesama
perawat, dari generasi yang sudah usianya di atas 50 tahun sampai di bawah 25 tahun. Saya juga
mengenal baik teman-teman yang dulu sekolah di PKU, PKC (degree pra SPK) kemudian
mereka mengikuti persamaan SPK dan DIII. Termasuk saya adalah jebolan SPK yang kemudian
mengikuti DIII dan S1. Setelah seluruh perawat di rumah sakit saya lulusan DIII, dan sekarang
mayoritas usianya muda-muda dengan basic DIII Keperawatan dari berbagai macam institusi
pendidikan, sudahkah semuanya sepaham terhadap satu saja dari Diagnosa Perawatan?
Contoh sederhananya begini. Pada suatu saat saya mengisi training dan ceramah kepada teman-
teman saya, saya tanyakan, ”Jika pasien mengeluh kesakitan di daerah perut, keluar keringat
dingin, diagnosa perawatan yang paling pas untuk pasien ini apa?”
Si A dari DIII Keperawatan X menjawab, ”Gangguan rasa nyaman”
Si B dari DIII Keperawatan Y menjawab, ”Gangguan rasa nyaman nyeri”
Si C dari DIII Keperawatan Z menjawab, ”Ketidaknyamanan”
Si D dari DIII Keperawatan W menjawab, ”Nyeri”
Bisa dibayangkan, jika ada perawat di satu rumah sakit latar pendidikan DIII Keperawatan dari
10 institusi yang berbeda, mungkin akan ada 10 diagnosa keperawatan untuk satu pasien dengan
keluhan yang sama. Atau bisa jadi 14 diagnosa yang berbeda, karena satu institusi pun kadang-
kadang antar mahasiswanya tidak memiliki persamaan persepsi tentang Diagnosa Keperawatan
terhadap satu kondisi pasien. Kok bisa demikian ya? Dan mereka tidak bisa disalahkan, karena
memang sampai hari ini, profesi perawat di Indonesia belum memiliki standar baku tentang
Diagnosa Keperawatan (yang lebih lengkap disebut SNL). Sayapun berani taruhan, jangankan
antar mahasiswa, antar dosen pun kondisinya tidak jauh berbeda.
Di bangku kuliah dari DIII, S1 bahkan mungkin S2 kita, kayaknya juga belum ada Mata Kuliah
tentang Diagnosa Keperawatan. Sehingga suudzon (negative thinking) saya, Diagnosa
Keperawatan belum mendapat tempat di kurikulum pendidikan keperawatan.
Memang menjadi ajaib. 15 tahun perawat Indonesia memproklamirkan diri menjadi profesi yang
mandiri, diagnosa perawatan yang baku masih belum dimiliki. Padahal NANDA-I sudah
memperkenalkan kemandirian jauh-jauh hari, dimulai dari ”memiliki diagnosa sendiri.” Silakan
buka buku Nursing Intervention Clasification (NIC), kita akan tahu, betapa Diagnosa
Keperawatan (NANDA) disejajarkan dengan ICD X (International Clasification Diagnosis X)
yaitu daftar Diagnosa Penyakit yang selama ini digunakan oleh dokter sebagai standar diagnosis.
Beberapa kali dalam seminar dan pelatihan, konsep ini saya sampaikan, tapi jawaban yang selalu
terlontar, ”NANDA tidak sesuai dengan karakter orang Indonesia.” Atau yang lebih halus, ”Ruh
kita sebenarnya sudah sesuai dengan NANDA.” Atau saudara kepengin tahu jawaban yang
melecehkan? Ada seorang pembicara ketika dilontarkan tentang NANDA, NIC dan NOC,
komentarnya begini, ”Apa itu NAK NIK NUK?” Sebagai seorang ilmuwan, mustinya tidak
demikian. Karena kalau kita lihat biografi yang menyusun NANDA, siapa mereka? Tidak sedikit
yang Master, Doktor bahkan Profesor dan semuanya RN. Kunjungi situsnya di www.nanda.org.
Saya tidak sedang membela pemikiran saya, membela NANDA atau membela PSIK UGM
Yogyakarta yang pertama mempopulerkan NANDA, tapi mari kita berfikir rasional. Kita tidak
perlu arogan menerima konsep baru, daripada kita tidak memiliki konsep.
Secara pribadi saya memberikan apresiasi kepada Dr. Ratna Sitorus, M.App.Sc yang telah
memberikan komentarnya dalam sebuah workshop aplikasi NANDA, NIC, NOC yang kami
adakan akhir 2006. Komentar Beliau, ”Kalau NANDA sudah kita terjemahkan dalam bahasa
Indonesia, saya pikir itu sudah ada nilai-nilai ke-Indonesia-an yang masuk.”
NANDA-I
North American Nursing Diagnosis Assosiation – International (NANDA-I) menyusun
klasifikasi Diagnosa Keperawatan dan selalu memperbaharuinya. Saat ini setidaknya lebih dari
160 Diagnosa Keperawatan. Penggunaan diagnosis keperawatan berbasis NANDA dapat
membantu penyusunan Standard Nursing Care Plans bagi institusi pelayanan kesehatan terutama
rumah sakit.
Nursing diagnoses mendeskripsikan respon pasien, keluarga dan komunitas terhadap masalah
kesehatan / proses kehidupan yang aktual maupun potensial. Nursing diagnoses juga menjadi
dasar bagi pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan (outcome) , yang dapat
dipertanggungjawabkan oleh perawat.
Setiap nursing diagnosis dari NANDA-I mempunyai definisi, defining characteristics
(signs/symptoms) dan related/risk factors (etiologies). Bila kita asosiasikan dengan Diagnosa
Penyakit, maka hamper sama di mana di sana juga memiliki definisi, tanda-gejala dan penyebab.
Sebagai sebuah contoh :
Nursing Diagnosis:
• Knowledge Deficit: Medication (p.118)
Definition: Absence or deficiency of cognitive information related to a specific topic
Defining Characteristics (signs/symptoms): Verbalization of problem, Inaccurate follow-through
of instruction, Inaccurate performance test, Inappropriate or exaggerated behaviors (e.g.
apathetic, hysterical, hostile, agitated)
Risk/Related Factors (etiology): Cognitive limitation, Lack of exposure, Lack of recall,
Information misinterpretation, Lack of interest in learning, Unfamiliarity with information
resources
NANDA-I mengklasifikasikan Diagnosa keperawatan dengan Domain, Kelas dan Diagnosa. Ada
13 Domain yang dibuat NANDA-I yaitu :
1. Peningkatan Kesehatan
2. Nutrisi
3. Eliminasi/Pelepasan
4. Aktivitas/Istirahat
5. Persepsi/Kognisi
6. Persepsi Diri
7. Peran Hubungan
8. Seksualitas
9. Toleransi Koping Stress
10. Prinsip Hidup
11. Keselamatan Proteksi
12. Kenyamanan
13. Pertumbuhan / Perkembangan
2. Domain Nutrisi
Kelas 1 Ingesti, diagnosa yang masuk : Pola makan bayi tdk efektif, Kerusakan menelan,
Ketidakseimbangan nutrisi :kurang, Ketidak seimbangan nutrisi: lebih, Resiko
ketidakseimbangan nutrisi : lebih
Kelas 2 Digesti
Kelas 3 Absorpsi
Kelas 4 Metabolisme
Kelas 5 Hidrasi, diagnosa yang masuk : Kurang volume cairan, Resiko kurang volume cairan,
Kelebihan volume cairan, Risiko ketidakseimbangan volume cairan, Kesiapan dlm peningkatan
keseimbangan cairan
3. Domain Eliminasi/Pelepasan
Kelas 1 Fungsi urinary, diagnosa yang masuk : Kerusakan eliminasi urin, Retensi urin,
Inkotinensia urin total, Inkontinensia urin fungsional, Inkontinensia urin reflek
Kelas 2 Fungsi gastrointestinal, diagnosa yang masuk: Inkontinensia usus, Diare, Konstipasi,
Risiko konstipasi
Kelas 3 Fungsi integumen
Kelas 4 Fungsi respiratorik, diagnosa yang masuk : Kerusakan pertukaran gas
4. Domain Aktifitas/Istirahat
Kelas 1 Istirahat / tidur, diagnosa yang masuk: Gangguan pola tidur, Kurang tidur, Kesiapan dlm
peningkaan tidur
Kelas 2 Aktifitas latihan, diagnosa yang masuk : Risiko sindroma disuse, Kerusakan mobilitas
fisik, Keruskan mobilitas fisik di tempat tidur, Kerusakan kemampuan berpindah, Keterlambatan
pemulihan pembedahan
Kelas 3 Keseimbangan energy, diagnosa yang masuk : Gangguan lahan energi, Kelelahan
Kelas 4 Respon kardio pulmonal, diagnosa yang masuk: Penurunan curah jantung, Kerusakan
ventilasi spontan, Pola nafas tdk efektif, Intoleransi aktifitas, Risiko intoleransi aktifitas, Perfusi
jaringan tdk efektif
Kelas 5 Perawatan diri
5. Domain Persepsi/Kognisi
Kelas 1 Perhatian
Kelas 2 Orientasi
Kelas 3 Persepsi / sensori, diagnosa yang masuk : Gangguan persepsi sensori
Kelas 4 Kognisi, diagnosa yang masuk : Kurang pengetahuan, Kebingungan akut,
Kebingunangan kronis
Kelas 5 Komunikasi, diagnosa yang masuk: Kerusakan komunikasi verbal, Kesiapan dalam
peningkatan komunikasi.
7. Domain Peran/Hubungan
Kelas 1 peran pemberi perawatan
Kelas 2 hubungan keluarga
Kelas 3 penampilan peran, diagnosa yang masuk : Menyusui tidak efektif
8. Domain Seksualitas
Kelas 1 identitas seksual
Kelas 2 fungsi seksual, diagnosa yang masuk: Disfungsi seksual, Pola seksualitas tdk efektif
http://nursinginformatic.wordpress.com/2008/10/30/berkenalan-dengan-nanda-i/