You are on page 1of 6

PENYUSUN :

RINA A. MESSAKH (0808013591)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG-NTT
2010
CHOLELITHIASIS

A. PENGERTIAN
 Cholelitiasis adalah adanya batu di kandung empedu
 Cholelitiasis adalah adanya pembentukan batu empedu. (Kamus
Kedokteran Dorland, 1996)
 Cholelitiasis adalah penyakit batu empedu yang dapat
ditemukan di dalam kandung empedu atau di dalam duktus
koledokus, atau pada kedua-duany (Syamsuhidayat. 2001).

B. PATOMEKANISME

Infeksi Bakteri ↑ Sekresi kolesterol Faktor


hormonal

Pembentukan mucus ↓ produksi empedu


Gangguan kontraksi

↑ Viskositas Pengendapan kolesterol di kandung empedu


Stasis empedu

Pembentukan batu empedu (kolelitiasis)

Kolik Vomitus Nausea


Cholecystitis
C. PENYEBAB DAN MEKANISME

Ada beberapa faktor predisposisi yang sangat mempengaruhi dalam


proses pembentukan batu empedu:

 Faktor metabolik
 Stasis empedu
 Infeksi kandung empedu
 Perubahan metabolik

mungkin merupakan faktor paling penting dalam proses pembentukan


batu empedu. adanya pengendapan garam-garam empedu, pigmen empedu
dan kolesterol. Fosfolipid dan garam empedu diperlukan kolesterol untuk
dapat larut dalam empedu. Pengurangan garam empedu atau dengan
adanya peningkatan kolesterol, dapat menjadi faktor terbentuknya batu.

 Stasis empedu

Stasis empedu dalam kandung empedu dapat mengakibatkan


supersaturasi progresif, perubahan susunan kimia dan pengendapan garam-
garam empedu. Gangguan kontraksi kandung empedu dapat menyebabkan
stasis.

 Infeksi

Infeksi bakteri dalam saluran gallbladder dapat memegang peranan


sebagian pada pembentukan batu dengan meningkatkan deskuamasi seluler
dan pembentukan mucus. Mukus meningkatkan viskositas dan unsur seluler
sebagai pusat presipitasi.
D. FAKTOR RESIKO

• Usia

Peningkatan usia dapat meningkatkan resiko terkena kolilitiasis

• Obesitas

Ini dikarenakan index massa tubuh (BMI) yang meningkat maka


kolesterol dalam gallbladder pun meningkat dan juga menguras garam
empedu serta mengurangi kontraksi/pengosongan kandung empedu

• Kehamilan, Estrogen dan penggunaan pil KB

Berkaitan dengan faktor hormonal, dikaitkan dengan perlambatan


pengosongan kandung empedu

• Genetik

E. INSIDEN DAN PREVALENSI

• Kejadian 25% dari populasi


• Wanita : Laki-laki = 4 : 1
• Usia 20-50 tahun
• 2/3 disertai Cholecystitis
• Ras : Eropa, Najavo, Primetrible, Asia, Amerika dan Afrika

F. LANGKAH-LANGKAH DAN METODE DIAGNOSIS

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang

a.Anamnesis
• Nyeri : menetap, sedang berlokasi di tengah epigastric dan dapat
meningkatkan intensitas dan durasi (hilang timbul) serta menjalar
ke daerah skapula. Nyeri terutama setelah makan makanan
berlemak yang disertai dengan muntah
• Mual
• Muntah
• Steatorrhea atau feses yang berlemak
• Eruktasi (bersendawa)
• Riwayat dalam keluarga
• Riwayat penyakit sebelumnya
b.Pemeriksaan Fisik

• Ikterus ringan
• Demam Sub Febris (38,5°C) karena disertai peradangan
• distended (membesarnya perut)
• Nyeri tekan regio epigastrium kanan
• Usaha inspirasi dalam waktu diraba pada kwadran kanan atas
kandung empedu membesar dan nyeri
• Blumberg Signs ( kekakuan dan nyeri lenting- merupakan tanda
iritasi peritoneum) - bila ada

c. Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Lab:
• SGOT/AST, LDL meningkat
• Bilurubin direk dan indirek meningkat bila terjadi obstruksi (N
: < 0,4 mg/dl)
• Lekosit meningkat sebagai tanda radang 12.000 – 15.000 /iu
(N : 5000 – 10.000 iu)
• Bila ada keterlibatan pancreas, emylase darah dan amylase
urin meningkat .( N: 17 – 115 unit/100ml).
• Pemeriksaan X-Ray
• Foto Abdomen :Gambaran radiopaque (perkapuran )
gallstones, pengapuran pada saluran atau pembesaran pada
gallblader
USG (Transabdominal ultrasonography Endoscopic ultrasonography) :
ditemukannya batu

• Endoscopic Retrograde choledocho pancreaticography


(ERCP), bertujuan untuk melihat kandung empedu, tiga
cabang saluran empedu melalui ductus duodenum dan
papilla vater, cairan kontras radiopague dimassukkan pada
saluran empedu memunculkan bayangan kontras pada X-
Ray. Batu pada empedu muncul sebagai Filling defects
(batunya) pada saluran yang putih (opak) sekarang ERCP
biasanya digunakan bersama-sama dengan ERS (endoscopic
retrograde sphincteromy) dan pengeluaran batu empedu.
• PTC (perkutaneus transhepatik cholengiografi): Pemberian
cairan kontras untuk menentukan adanya batu dan cairan
pankreas.
• Cholecystogram (untuk Cholesistitis kronik) : menunjukkan
adanya batu di sistim billiar.
• CT Scan : menunjukkan gellbalder pada cysti, dilatasi pada
saluran empedu, obstruksi/obstruksi jaundice.
• MRI
• CT-SCAN

You might also like