Professional Documents
Culture Documents
Kecepatan Reaksi
ABSTRAK
Kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi yang terjadi per satuan waktu.
Percobaan ini bertujuan untuk mencari konstanta kecepatan reaksi penyabunan etil
asetat dengan natrium hidroksida. Sampel percobaan ini adalah etil asetat, natrium
hidroksida dan asam klorida sebagai pentiter. Peralatan yang digunakan antara lain
beaker glass, erlenmeyer, stirer, stopwatch, buret, statif dan klem. Percobaan ini
dilakukan dengan menuangkan etil asetat ke dalam beaker glass yang telah berisi
natrium hidroksida dan diaduk dengan stirer., sambil waktu dihitung dengan
stopwatch. Setelah 4 menit, sampel diambil sebanyak 7 ml untuk dititrasi dengan
asam klorida. Volume asam klorida yang digunakan dicatat. Percobaan ini dilakukan
dengan pengadukan dan tanpa pengadukan. Laju reaksi rata-rata dengan pengadukan
adalah 0,01034 M-1detik-1, sedangkan laju reaksi rata-rata tanpa pengadukan adalah
-4,204 . 10-6 M-1detik-1.
KATA PENGANTAR
Puji syukur praktikan ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga praktikan dapat melaksanakan praktikum dan pembuatan
laporan pada Praktikum Kimia Fisika di Laboratorium Kimia Fisika, Departemen
Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara dengan baik.
Laporan ini praktikan susun berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan di
dalam Laboratorium Kimia Fisika, Departemen Teknik Kimia, Universitas Sumatera
Utara dan ditambahkan dengan teori-teori kimia fisika tentang Kecepatan Reaksi.
Dalam kesempatan ini praktikan ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kepala Laboratorium Kimia Fisika : Dr. Zuhrina Masyithah, ST, MSc
2. Dosen pembimbing modul Kecepatan Reaksi : Dr. Zuhrina Masyithah, ST, MSc
3. Abang dan Kakak asisten Laboratorium Kimia Fisika
4. Orang tua yang telah memberikan bantuan baik materil dan spiritual
5. Teman-teman angkatan 2008 yang tidak dapat praktikan sebutkan namanya satu
persatu yang telah memberikan saran dan bantuannya kepada praktikan sehingga
dapat menyelesaikan laporan ini.
Namun demikian praktikan menyadari apa yang ada dalam laporan ini masih
jauh dari sempurna. Untuk itu adanya kritik dan saran yang membangun sangat
membantu dalam penyempurnaan laporan. Akhirnya praktikan berharap semoga
laporan ini ada manfaatnya bagi praktikan dan yang membacanya.
( Lilies Pratiwi )
BAB I
PENDAHULUAN
HCl 0,18 M 250 ml sampai diperoleh volume pentiter (HCl) yang konstan.
Percobaan dilakukan dengan pengadukan dan tanpa pengadukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kecepatan reaksi selalu bertanda positif. Tanda ‘-‘ pada laju reaksi reaktan
menunjukkan bahwa konsentrasi reaktan tersebut berkurang. IUPAC
merekomendasikan agar satuan waktu selalu detik. Kecepatan reaksi biasanya
bersatuan mol dm-3 s-1. Perlu diingat bahwa difinisi yang telah ada sebelumnya
berlaku untuk reaksi tunggal, pada sistem tertutup dan volume konstan.
Untuk semua sistem umum, kesetimbangan massa total dituliskan sebagai
berikut:
MASUK – KELUAR + PEMBENTUKAN = AKUMULASI
disederhanakan menjadi:
Untuk suatu reaksi tunggal pada sistem tertutup dengan volume yang
bervariasi, digunakan istilah laju konversi, untuk menghindari keterlibatan
konsentrasi. Laju konversi didefinisikan sebagai turunan dari tingkat reaksi terhadap
waktu
Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan
katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda
dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada
dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa
katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat)
untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian
sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih
lemah, sehingga akhirnya terlepas.
Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk
membentuk suatu perantarakimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk
akhir reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan
skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya.
A + C → AC .... (1)
B + AC → AB + C ..... (2)
Meskipun katalis C termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan
kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi:
A + B + C → AB + C
Beberapa katalis yang pernah dikembangkan antara lain berupa katalis
Ziegler-Natta yang digunakan untuk produksi massa polietilen dan polipropilen.
Reaksi katalis yang paling dikenal adalah proses Haber, yaitu sintesis amoniak
menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter katalitik yang dapat
menghancurkan produk emisi kendaraan yang paling sulit diatasi, terbuat dari platina
dan rodium.
• Konsentrasi
Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrsi reaktan
maka dengan naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya
semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia
denngan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga
kecepatan reaksi meningkat (Anonim, 2010e).
• Tekanan
dengan bubuk katalis yang sangat panas. Semua reaksi pemecahan terjadi di dalam
catalyst riser. Uap hidrokarbon mencairkan bubuk katalis dan campuran uap
hidrokarbon dan katalis mengalir ke atas memasuki reaktor pada suhu 535oC dan
tekanan 1,72 barg.
Gambar 2.1 Flowsheet Unit-Unit Proses Fluid Catalytic Cracking yang Digunakan
dalam Penyulingan Minyak Bumi
(Anonim, 2010c).
Katalis panas yang meninggalkan regenerator mengalir ke dalam sumur
pemisahan katalis dimana gas-gas buangan hasi pembakaran dialirkan kembali ke
bagian atas dari regenerator. Aliran dari katalis yang telah diregenerasi ke titik
injeksi umpan di bawah catalyst riser dan diatur dengan sebuah slide valve.
Katalis FCC modern berbentuk bubuk dengan densitas 0,80 hingga 0,96 g/cc
dan memiliki ukuran partikel distribusi antara 10 sampai 150 μm dan ukuran partikel
rata-rata antara 60 sampai 100 μm. Desain dan pengoperasian dari unit FCC sangat
bergantung pada sifat-sifat fisika dan kimia dari katalis. Sifat-sifat yang terutama
diinginkan dari katalis FCC adalah sebagai berikut:
• Memiliki stabilitas yang tinggi pada suhu tinggi dan pada steam
• Aktivitas tinggi
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3. Aquadest ( H2O )
A. Sifat Fisika
1. Terdapat di alam dalam wujud padat, cair, dan gas
2. Massa molekul : 18,01528 g/mol
3. Densitas : 917 kg/m3
4. Titik leleh : 0oC
5. Titik didih : 100oC
A. Sifat Kimia
1. Air berdisosiasi (sangat sedikit) menjadi ion H3O+ dan ion OH-
2. Air dapat bercampur dengan semua cairan membentuk satu cairan
homogen
3. Pada fase gas, uap air bercampur sepenuhnya dengan udara
4. Air dapat dipecah menjadi hidrogen dan oksigen melalui elektrolisis
5. Air dapat menyerap sinar UV, infra merah dan gelombang mikro
(Anonim, 2010f).
B. Sifat Kimia
5. Phenolphtalein ((C6H5OH)2COC6H4CO )
A. Sifat Fisika
1. Berupa kristal putih atau kuning
2. Massa molekul : 318,33 g/mol
3. Densitas : 1,299 g/cm3
4. Titik leleh : 258 – 260oC
5. Tidak berbau
B. Sifat Kimia
1. Bersifat stabil
2. Dapat menyebabkan kanker
3. Debunya dapat menyebabkan bersin dan batuk
4. Larut sedikit dalam air
5. Jika dipanaskan, dapat terurai menjadi karbon dioksida dan karbon
monoksida
(Anonim, 2009a).
Larutan
Dicatat
Tambahkan
Dituang
Ya Dibuat
Mula
Selesa
Apakah
Tida
Diambil
Titrasi
Catat volume
NaOH
larutan
larutan
Apakah phenolftalein
volume
Stopwatch
volume
dengan
sampeldimasukkan
HCl
C24Hgram
larutan
HCl
HCl yang
O2HCl
ke
NaOH
dipakai
8sudah
larutan
sebanyak
0,18 M73ke
dalam
tetes
dalam
0,25
konstan?
yang
0,18
ml hingga
beaker
setiap
M M,
beaker
terpakai
4 menit
Ck4H8Oi2dihidupkan
0,3
larutan
M 150menjadi
ml,
gelas secara
menjadi glass
perlahan-lahan 250 ml
bening?danmerah
HCl rosa
0,18 M
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
4.2.1 Grafik Konstanta Kecepatan Reaksi terhadap Waktu
4.2.1.A Grafik Konstanta Kecepatan Reaksi terhadap Waktu dengan
Pengadukan
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa grafik semakin menurun dari t = 4
menit sampai t = 20 menit, tetapi dari t = 24 menit dan t = 28 menit grafik semakin
menaik. Saat t = 4 menit kecepatan reaksinya 0,0003 M.menit-1, saat t = 8 menit
kecepatan reaksinya 0,0001 M.menit-1, saat t = 12 menit kecepatan reaksinya 9,758 .
10-5 M.menit-1, saat t = 16 menit kecepatan reaksinya 7,318 . 10-5, saat t = 20 menit
kecepatan reaksinya -0,0007 M.menit-1 dan kemudian menaik kembali yaitu saat t =
24 menit kecepatan reaskinya 4,879 . 10-5 M.menit-1 dan saat t = 28 menit kecepatan
reaksinya 4,182 . 10-5 M.menit-1.
Dari grafik percobaan terlihat bahwa hasil percobaan tanpa pengadukan telah
bertentangan dengan teori. Hal ini disebabkan saat melakukan percobaan tanpa
pengadukan, kami sama sekali tidak mengaduk campuran yang telah dicampurkan.
Padahal Pengadukan dalam reaksi dua zat adalah faktor yang sangat penting dalam
penentuan laju reaksi. Jika campuran tidak diaduk dengan baik, konsentrasi reaktan
dalam larutan menjadi terbagi. Sebagian reaktan di lapisan atas dan sebagian lagi di
lapisan bawah. Seperti pada gambar di bawah ini:
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1. Dari hasil pengamatan pada percobaan ini, konstanta reaksi dan laju reaksi baik
dengan pengadukan maupun tanpa pengadukan akan semakin berkurang dengan
pertambahan waktu. Pengurangan nilai ini akan mencapai suatu nilai konstan bila
kesetimbangan reaksi telah tercapai.
2. Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh konstanta laju reaksi rata-rata dengan
pengadukan adalah sebesar 0,9596 M-1menit-1, sedangkan konstanta laju reaksi
rata-rata tanpa pengadukan adalah sebesar -0,0189 M-1menit-1.
3. Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh laju reaksi rata-rata adalah sebesar
-0,0103 M.menit-1, sedangkan laju reaksi rata-rata tanpa pengadukan adalah
sebesar -4,20429.10-6 M.menit-1.
5.2 Saran
1. Pada pengamatan laju reaksi tanpa pengadukan, ketika mencampurkan etil asetat
dan NaOH hendaknya diaduk sejenak hingga kedua zat tercampur merata,
sehingga ketika pengamatan laju reaksi dilakukan, zat telah bereaksi.
2. Pada pengamatan laju reaksi, pakailah stopwatch dalam penentuan waktu,
sehingga hasil akan lebih akurat
3. Dalam menimbang zat, sebaiknya digunakan neraca analitik agar diperoleh hasil
yang lebih akurat.
LAMPIRAN A
DATA PERCOBAAN
4 2,3
8 2,3
12 2,2
16 2,4
20 2,4
24 2,2
4 1
8 1
12 1
16 1
20 1,1
24 1
28 1
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
G 1000
M = .
Mr Vlaru tan
%.ρ .10
M =
Mr
ρ . %.10
M1 =
Mr
0,897 × 99,5 × 10
=
88,1
= 10,1307M
ρ . %.10
M1 =
Mr
1,18.37.10
=
36,5
= 11,96 M
N AO − N A N BO − N B
XA = XB =
N AO N BO
45 − 15,7 50 − 20,7
= =
45 50
= 0,651 = 0,586
CA CB C Bo
XA =1− XB =1− M =
C AO C BO C AO
CA CB 0,25
0,651 = 1 − 0,586 = 1 − M =
0,414 0,25 0,414
C A = 0,1445 C B = 0,1035 M = 0,604
1 M - XA
k= ln
t (C AO - C BO ) M (1 - X A )
1 0,604 − 0,651
= ln
4 (0,414 − 0,25) 0,604 (1 − 0,651)
= −2,288