Professional Documents
Culture Documents
TANGERANG
Disusun Oleh:
Kelas : 3-E
NPM/No. : 08320006626/19
2010
[PENGENDALIAN ATAS MASUKAN]
Pengendalian atas masukan (input control) memberi jaminan bahwa data yang
dimasukkan untuk diproses adalah data yang:
1. tidak mengandung kesalahan, lengkap, dan ada otorisasinya;
2. dalam bentuk yang dapat dibaca oleh mesin (machine-readable form);
3. diidentifikasikan;
4. ada langkah-langkah pembuatannya (captured); dan
5. diserahkan (ditransimisikan) untuk diproses.
Dalam input sistem PDE terdapat empat kategori dasar yang harus menjadi
bagian dari pengendalian atas masukan. Keempat kategori tersebut adalah sebagai
berikut:
1. jurnal-jurnal atas transaksi yang terjadi;
2. transaksi pemeliharaan file (file maintenance transactions), contohnya pengubahan
diskon kepada pelanggan dalam file induk;
3. transaksi untuk mengetahui suatu informasi tertentu (inquiry transactions),
contohnya untuk mengetahui besarnya piutang dagang yang dimiliki; dan
4. transaksi perbaikan kesalahan.
jam lembur, dan sebagainya. Otorisasi ini diperlukan sebelum data atau dokumen
tersebut diproses. Pengendalian yang baik tidak memperbolehkan suatu transaksi
diproses apabila transaksi tersebut tidak disertai dengan otorisasi dari pejabat yang
berwenang.
Dengan adanya otorisasi masukan dapat diperoleh jaminan bahwa hanya data
yang ada otorisasinya saja yang diproses ke dalam sistem komputer, sehingga ada
jaminan bahwa transaksi yang masuk ke dalam sistem komputer adalah transaksi yang
valid dan benar. Hal ini dapat dilakukan secara manual ataupun secara terprogram,
misalnya dalam sistem online. Dalam sistem online, otorisasi ini dilakukan pada waktu
data dimasukkan ke dalam sistem.
A. Prosedur-prosedur Persetujuan
Prosedur-prosedur persetujuan menjelaskan mengenai bagaimana dan oleh
siapa data akan dimasukkan ke dalam dokumen masukan. Prosedur-prosedur
persetujuan meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Bukti otorisasi seperti tanda tangan atau lainnya harus ditelaah oleh control group.
2) Dalam sistem online, otorisasi ini sering ditunjukkan dengan digunakannya kata sandi
(password) dan tabel otorisasi (authorization table). Kedua cara ini dapat memastikan
bahwa hanya orang-orang yang sah yang dapat mengakses file tertentu. Pada kata
sandi, seseorang hanya akan “diizinkan” komputer untuk mengakses suatu file
apabila orang tersebut memasukkan kata sandi yang sama dengan yang tersimpan
dalam memori komputer. Sementara itu, tabel otorisasi menunjukkan siapa saja yang
memiliki otorisasi untuk mengakses sitem PDE, baik pengolahannya maupun
datanya.
3) Transaksi-transaksi yang telah dikelompokkan (batch) disetujui sebelum diproses.
4) Transaksi pemeliharaan file disetujui oleh penyelia di tempat asal mula transaksi
tersebut dibuat.
5) Batasan-batasan mengenai persetujuan terhadap transaksi-transaksi tertentu, seperti
jumlah kredit maksimum yang dapat diberikan kepada seorang pelanggan.
B. Logic Check
Pengujian ini dimaksudkan untuk menilai atau membandingkan suatu logika
tertentu dengan keadaan data yang sebenarnya. Dalam data akuntansi terdapat
beberapa contoh logika, seperti jurnal penyusutan akan dianggap tidak logis oleh
komputer jika kreditnya adalah kas.
C. Sign Check
Pengujian ini dimaksudkan untuk menilai apakah suatu field memiliki simbol
atau tanda matematis yang sesuai. Contohnya adalah saldo utang dagang harus negatif
karena utang dagang akan selalu bersaldo kredit.
tidak terdiri atas enam digit, maka hal ini akan dinyatakan salah oleh ATM yang
bersangkutan dan kartu ATM tersebut tidak akan diproses.
E. Limit Check
Pengujian ini dimaksudkan untuk menilai apakah suatu field transaksi masukan
tertentu berada dalam suatu batasan yang sebelumnya telah ditetapkan. Contohnya,
batasan penarikan tunai di ATM suatu bank ditetapkan maksimal Rp1.500.000,- untuk
setiap penarikan tunai. Apabila seorang nasabah bermaksud mengambil uang tunai
sebesar Rp2.000.000,- melalui ATM tersebut, maka transaksi tersebut akan dibatalkan
oleh ATM karena melebihi batas maksimum penarikan tunai.
G. Range Test
Pengujian ini dimaksudkan untuk menilai apakah suatu field tertentu berisi
batasan nilai tertentu yang sebelumnya telah ditetapkan, seperti 20 sampai 55. Jika
masukan yang dimasukkan ke dalam komputer besarnya kurang dari 20 atau lebih dari
55, maka komputer tidak akan memproses masukan tersebut.
H. Sequence Check
Pengujian ini menguji urut-urutan suatu filed masukan tertentu, misalnya untuk
mengurutkan apakah order pembelian berurutan secara numerik atau alfabetis, atau
ada yang hilang.
I. Check-Digit Verification
Pengujian in dilakukan dengan menghitung suatu angka tertentu untuk
memastikan bahwa nilai yang sebenarnya tidak diubah.
B. Program-Program Aplikasi
Teknik ini digunakan untuk melakukan verifikasi terhadap batch control totals
dan run-to-run total. Pengendalian run-to-run total menggunakan jumlah (total) dalam
pengendalian keluaran yang berasal dari satu proses sebagai jumlah (total) pengendalian
masukan dalam pemrosesan berikutnya. Jumlah dari suatu pelaksanaan pemrosesan
ditambah dengan total masukan dalam pemrosesan yang kedua harus sama dengan
jumlah (total) yang dihasilkan setelah pemrosesan kedua tersebut. Contohnya, jika tidak
ada pengeluaran, maka saldo awal persediaan ditambah dengan pembelian harus sama
dengan saldo akhir persediaan.
3) Completeness Test
Pengujian kelengkapan data ini dilakukan terhadap setiap transaksi dengan
tujuan untuk membuktikan bahwa semua data yang diperlukan telah dimasukkan.
sesegera mungkin ke dalam sistem. Seluruh koreksi atas kesalahan yang terjadi yang
dimasukkan ke dalam sistem harus mengikuti urutan-urutan yang sama dengan
prosedur-prosedur sebelum adanya kesalahan, yaitu otorisasi, verifikasi, dan
sebagainya.
A. Error Log
Dalam kaitannya dengan pengendalian penanganan kesalahan, fungsi control
goup adalah membuat pencatatan mengenai kesalahan yang terjadi (error log) guna
mencatat semua data masukan yang ditolak. Di samping itu, control group juga harus
menyelidiki dan memperbaiki kesalahan tersebut sesegera mungkin. Error log harus
ditelaah secara reguler.
B. Suspended File
Teknik pengendalian ini digunakan untuk memberikan jaminan bahwa kesalahan
yang terjadi telah dikoreksi dan diserahkan kembali ke bagian PDE untuk diproses ulang.
Dalam teknik ini, kesalahan-kesalahan yang dideteksi oleh batch balancing atau
pengujian-pengujian program dicatat dalam suspended files yang dapat dibaca oleh
mesin, beserta dengan jumlahnya. Kesalahan dalam suspended file harus tetap dalam
file sampai diperbaiki. Sebagaimana dalam error log, suspended file juga harus ditelaah
secara reguler.
C. Laporan Kesalahan
Laporan kesalahan bertujuan untuk mengidentifikasikan mengenai catatan yang
ada, kesalahan dalam data, serta sebab-sebanya. Laporan kesalahan ini biasanya
dikirimkan kepada departemen pemakai dengan maksud agar kesalahan tersebut
diperbaiki, dan setelah diperbaiki maka data yang semula salah dikirimkan kembali
kepada departemen PDE untuk diproses.