You are on page 1of 18

PELAKSANAAN PANCASILA SEBAGAI

IDEOLOGI TERBUKA
Disusun oleh:

No Nama Kelas NIS


1 Dwi Maya Fitriawati XII – IPA 1
2 Nuril Hidayati XII – IPA 1
3 Rina Wibowo XII – IPA 1
4 Ratna Hastuti XII – IPA 1
5 Wulandari XII – IPA 1
6 Lisa Lutfiatul XII – IPA 1
7 Fransiska Dwi XII – IPA 1
8 Surya Wahyu Ningtias XII – IPA 1

DEPARTEMEN
PENDIDIKAN
NASIONAL

SMA NEGERI 1 MOJOSARI

Jl. Pemuda No. 55 Telp. (0321) 591657 Mojosari-Mojokerto

Tahun Ajaran 2010-2011

i
MOTTO
Rina Wibowo: “Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka, namun terkadang kita melihat
dan menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga kita tidak melihat
pintu lain yang telah terbuka.”
Ratna Hastuti : “Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dia adalah orang yang
beruntung. Barang siapa yang keadaannya hari ini seperti kemarin, dia adalah
orang yang rugi. Dan barang siapa yang keadannya hari ini lebih buruk dari
pada hari kemarin , dia adalah orang yang binasa.”
Nuril Hidayati: “Bahaya besar dalam hidup adalah jika kita terlalu berhati-hati, tak berani
ambil keputusan.”
Dwi Maya Fitriawati : “Saya tidak takut pada kegagalan, yang saya takuti adalah
keberhasilan melakukan sesuatu yang tak berguna.”
Fransiska Dwi : ” Ilmu tanpa agama adalah buta.”
Surya Wahyuning Tyas : “ Never put off till tomorrow what you can do today. ”
Wulan : “ Practice makes perfect. ”
Lisa : “ Time is money. ”

ii
Karya tulis ilmiah yang berjudul “Pelaksanaan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka” ini telah
disahkan pada : 11 November 2010 oleh ;

Pembimbing

Dra. Kristiwi
NIP. ......................

Mengetahui Mengetahui
Kepala SMAN 1 Mojosari Wali Kelas XII IPA 1

Drs Wahyudi, MM, M.Pd Moch. Sam’un Hadi, S.Pd


NIP. 195505925 198102 1 001 NIP. 19650330 199101 1 001

iii
Kata Pengantar

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, dan atas segala rahmat-
Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul
“Pelaksanaan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka” Karya tulis ilmiah ini disusun dalam
rangka memenuhi tugas akhir semester ganjil mata pelajaran PKN. Karya tulis ilmiah ini
menjelaskan tentang Pelaksanaan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka.
Sehubungan dengan tersusunnya karya tulis ilmiah ini penyusun mendapat bantuan
dari berbagai pihak. oleh karena itu, penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu penyusunan karya tulis ilmiah ini, diantaranya kepada:
1. Drs. Wahyudi, MM, M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 1 Mojosari,
2. Dra. Kristiwi, selaku guru mata pelajaran PKN sekaligus sebagai guru pembimbing
dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini,
3. Orang tua penyusun yang selalu memotivasi penyusun dalam menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini,
4. Serta semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.

Penyusun menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih terdapat kekurangan dan
kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran para pembaca akan penyusun terima demi
penyempurnaan karya tulis ilmiah ini di masa yang akan datang.
Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat, khususnya bagi penyusun dan bagi
pembaca pada umumnya.

Mojokerto, 11 November 2010

Penyusun

iv
Daftar Isi
Halaman Judul .................................................................................................................... i
Halaman Motto ................................................................................................................... ii
Halaman Pengesahan .......................................................................................................... iii
Kata Pengantar .................................................................................................................... iv
Daftar Isi ............................................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2
1.4 Batasan Masalah .............................................................................................. 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................. 4
Bab III PEMBAHASAN MASALAH
3.1 Apa arti ideologi terbuka ? ............................................................................... 10
3.2 Apa faktor pendorong keterbukaan ideologi pancasila ? .................................. 11
3.3 Apa batas-batas keterbukaan ideologi pancasila ? ............................................ 11
Bab IV PENUTUP
4. 1 Simpulan .......................................................................................................... 12
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 13

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses terjadinya pancasila dapat di badakan menjadi dua yaitu: asala mula
yang langsung dan asal mula yang tidak langsung. Adapun pengrtian asal mula
tersebut adalah sebagai berikut :

• Asal Mula Langsung


Pengertian asal mula secara ilmiah filsafati di bedakan menjadi empat yaitu:
causa materialis, causa formalis, causa efficient. Adapun rincian asal mual
langsung Pancasila menurut Notonegora adalah sebagai berikut :
 Asal mula bahan (causa materialis)
Asal bahan Pancasila adalah bangsa Indonesia itu sendiri karena
Pancasila di gali dari nilai-nilai, adapt-istiadat, kebudayaan serta nilai-
nilai religius yang terdapat dalam kehidupan sehari hari bangsa Indonesia.
 Asal mula bentuk (causa formalis)
Hal ini di maksudkan bagaimana asal mula bentu atau bagaimana
bentuk Pancasila itu di rumuskan sebagaimana termuat dalam Pembukaan
UUD 1945. maka asal mula bentuk Pancasila adalah ; Soekarno bersama-
sam denagn Drs. Moh Hatta serta anggota BPUPKI lainya merumuskan
dan membahas pancasila terutama hubungan bentuk,rumusan dan nama
Pancasila.
 Asal mula karya (causa efficient)
Asal mula karya yaitu asal mula yang menjadikan Pancasila dari
calon dasar Negara menjadi dasar negarayang satu. Adapun asal mula
krya adalah PPKI sebagai pembentuk Negara dan atas dasar pembentuk
Negara tang mengesahkan Pncasila menjadi dasar Negara yang sah,
setelah melakukan pembahasan baik yang di lakuakan oleh BPUPKU ,
Panitia Sembilan.

vi
• Asal mula tidak langsung
Asal mula tidak langsung pancasila bila dirinci adalah sebagai berikut:
 Unsur - unsur Pancasila tersebut sebelum secara langsung dirumuskan
menjadi dasar filsafat Negara. Nilai-nilainya yaitu nilai keuhanan, niali
kemanusiaan, nilai persatuan, niali kerakyatan, niali keadilan telah ada
dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia sebelum
membentuk Negara.
 Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat
Indonesia sebelum membentuk Negara, yang berupa nilai-nilai adapt
istiadat, nilai kebudayaan serta nilai religius. Nilai-nilai tersebut menjadi
pedoman dalam memecahkan problema kehidupan sehari-hari bangsa
Indonesia.
 Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa asal mula tidak langsung
Pancasila pada hakikatnya bangsa Indonesia sendiri, atau dengan kata lain
bangsa Indonesia sebagai “Kausa materialis” atau sebagai asal mula tidak
langsung nilai-nilai Pancasila.
Berdasarkan uraian di atas ,dapat membeikan gambaran pada kita bahwa pancasila
itu pada hakikatnya adalah sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang jauh
sebelum bangsa Indonesia membentuk Negara.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa arti ideologi terbuka ?
1.2.2 Apa faktor pendorong keterbukaan ideologi pancasila ?
1.2.3 Apa batas-batas keterbukaan ideologi pancasila ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui arti ideologi terbuka
1.3.2 Mengetahui faktor pendorong keterbukaan ideologi pancasila
1.3.3 Mengetahui batas-batas keterbukaan ideologi pancasila

vii
1.4 Batasan Masalah
1.4.1 Arti ideologi terbuka
1.4.2 Faktor pendorong keterbukaan ideologi pancasila
1.4.3 Batas-batas keterbukaan ideologi pancasila

viii
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ideologi

Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan
oleh Destutt De Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang
ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara
memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat
Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi
politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh
anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan
perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran
abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik
sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran
politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir
yang eksplisit.(definisi ideologi Marxisme).

Definisi Ideologi

Definisi memang penting. Itu sebabnya Ibnu Sina pernah berkomentar :


“Tanpa definisi, kita tidak akan pernah bisa sampai pada konsep.” Karena itu menurut
beliau, sama pentingnya dengan silogisme (baca : logika berfikir yang benar) bagi
setiap proposisi (dalil atau pernyataan) yang kita buat.

Mabda’ secara etimologis adalah mashdar mimi dari kata bada’ayabdau bad’an
wa mabda’an yang berarti permulaan. Secara terminologis berarti pemikiran mendasar
yang dibangun diatas pemikiran-pemikiran (cabang )[dalam Al-Mausu’ah al-
Falsafiyah, entry al-Mabda’]. Al-Mabda’(ideologi) : pemikiran mendasar (fikrah
raisiyah) dan patokan asasi (al-qaidah al-asasiyah) tingkah laku. Dari segi logika al-
mabda’ adalah pemahaman mendasar dan asas setiap peraturan [lihat catatan tepi kitab
Ususun Nahdhah ar-Rasyidah, hal 36

Selain definisi di atas, berikut ada beberapa definisi lain tentang ideologi:

ix
• Wikipedia Indonesia : Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau aqidah
'aqliyyah (akidah yang sampai melalui proses berpikir) yang melahirkan aturan-
aturan dalam kehidupan.
• Destertt de Tracy : Ideologi adalah studi terhadap ide – ide/pemikiran tertentu. 2
april 2004
• Descartes : Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia. 5 mei 2004
• Machiavelli : Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh
penguasa. 1 agustus 2006
• Thomas H : Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah
agar dapat bertahan dan mengatur rakyatnya. 23 oktober 2004
• Francis Bacon : Ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep
hidup. 5 januari 2007
• Karl Marx : Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan
kesejahteraan bersama dalam masyarakat. 1 mei 2005
• Napoleon : Ideologi keseluruhan pemikiran politik dari rival–rivalnya. 22
desember 2003
• Muhammad Ismail : Ideologi (Mabda’) adalah Al-Fikru al-asasi al-ladzi hubna
Qablahu Fikrun Akhar, pemikiran mendasar yang sama sekali tidak dibangun
(disandarkan) di atas pemikiran pemikiran yang lain. Pemikiran mendasar ini
merupakan akumulasi jawaban atas pertanyaan dari mana, untuk apa dan mau
kemana alam, manusia dan kehidupan ini yang dihubungkan dengan asal muasal
penciptaannya dan kehidupan setelahnya? 24 april 2007.
• Dr. Hafidh Shaleh : Ideologi adalah sebuah pemikiran yang mempunyai ide
berupa konsepsi rasional (aqidah aqliyah), yang meliputi akidah dan solusi atas
seluruh problem kehidupan manusia. Pemikiran tersebut harus mempunyai
metode, yang meliputi metode untuk mengaktualisasikan ide dan solusi tersebut,
metode mempertahankannya, serta metode menyebarkannya ke seluruh dunia. 12
november 2008.

• Taqiyuddin An-Nabhani : Mabda’ adalah suatu aqidah aqliyah yang melahirkan


peraturan. Yang dimaksud aqidah adalah pemikiran yang menyeluruh tentang
alam semesta, manusia, dan hidup, serta tentang apa yang ada sebelum dan
setelah kehidupan, di samping hubungannya dengan Zat yang ada sebelum dan

x
sesudah alam kehidupan di dunia ini. Atau Mabda’ adalah suatu ide dasar yang
menyeluruh mengenai alam semesta, manusia, dan hidup. Mencakup dua bagian
yaitu, fikrah dan thariqah. 17 juli 2005

Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Ideologi(mabda’) adalah


pemikiran yang mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki
metode untuk merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta, metode menjaga
pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari pemikiran-pemikiran yang lain dan
metode untuk menyebarkannya.

Sehingga dalam Konteks definisi ideologi inilah tanpa memandang sumber


dari konsepsi Ideologi, maka Islam adalah agama yang mempunyai kualifikasi sebagai
Ideologi dengan padanan dari arti kata Mabda’ dalam konteks bahasa arab.

Apabila kita telusuri seluruh dunia ini, maka yang kita dapati hanya ada tiga
ideologi (mabda’). Yaitu Kapitalisme, Sosialisme termasuk Komunisme, dan Islam.
Untuk saat ini dua mabda pertama, masing-masing diemban oleh satu atau beberapa
negara. Sedangkan mabda yang ketiga yaitu Islam, saat ini tidak diemban oleh satu
negarapun, melainkan diemban oleh individu-individu dalam masyarakat. Sekalipun
demikian, mabda ini tetap ada di seluruh penjuru dunia.

Sumber konsepsi ideologi kapitalisme dan Sosialisme berasal dari buatan akal
manusia, sedangkan Islam berasal dari wahyu Allah SWT (hukum syara’).

Ibnu Sina mengemukakan masalah tentang ideologi dalam Kitab-nya "Najat",


dia berkata : "Nabi dan penjelas hukum Tuhan serta ideologi jauh lebih dibutuhkan
bagi kesinambungan ras manusia, dan bagi pencapaian manusia akan kesempurnaan
eksistensi manusiawinya, ketimbang tumbuhnya alis mata, lekuk tapak kakinya, atau
hal-hal lain seperti itu, yang paling banter bermanfaat bagi kesinambungan ras
manusia, namun tidak perlu sekali."

xi
Ideologi politik

Dalam ilmu sosial, ideologi politik adalah sebuah himpunan ide dan
prinsip yang menjelaskan bagaimana seharusnya masyarakat bekereja, dan
menawarkan ringkasan order masyarakat tertentu. Ideologi politik biasanya
mengenai dirinya dengan bagaimana mengatur kekuasaan dan bagaimana
seharusnya dilaksanakan.

Teori komunis Karl Marx, Friedrich Engels dan pengikut mereka,


sering dikenal dengan marxisme, dianggap sebagai ideologi politik paling
berpengaruh dan dijelaskan lengkap pada abad 20.

Contoh ideologi lainnya termasuk: anarkisme, kapitalisme, komunisme,


komunitarianisme, konservatisme, neoliberalisme, demokrasi kristen, fasisme,
monarkisme, nasionalisme, nazisme, liberalisme, libertarianisme, sosialisme,
dan demokrat sosial.

Kepopuleran ideologi berkat pengaruh dari "moral entrepreneurs", yang


kadangkala bertindak dengan tujuan mereka sendiri. Ideologi politik adalah
badan dari ideal, prinsip, doktrin, mitologi atau simbol dari gerakan sosial,
institusi, kelas, atau grup besar yang memiliki tujuan politik dan budaya yang
sama. Merupakan dasar dari pemikiran politik yang menggambarkan suatu
partai politik dan kebijakannya.

Ada juga yang memakai agama sebagai ideologi politik. Hal ini
disebabkan agama tersebut mempunyai pandangan yang menyeluruh tentang
kehidupan. Islam, contohnya adalah agama yang holistik.

2.2 Pengertian Pancasila

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari
dua kata dari Sansekerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia.

Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin

xii
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule
(Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.

 Sejarah Perumusan

Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi,


terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yaitu :

• Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29


Mei 1945. Yamin merumuskan lima dasar sebagai berikut: Peri
Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan
Kesejahteraan Rakyat. Dia menyatakan bahwa kelima sila yang
dirumuskan itu berakar pada sejarah, peradaban, agama, dan hidup
ketatanegaraan yang telah lama berkembang di Indonesia. Mohammad
Hatta dalam memoarnya meragukan pidato Yamin tersebut.[1]
• Panca Sila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945.
Sukarno mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan;
Internasionalisme; Mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan;
Kesejahteraan; Ketuhanan. Nama Pancasila itu diucapkan oleh
Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, katanya:

Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat,


kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca
Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli
bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar, dan diatas
kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.

Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi


beberapa dokumen penetapannya ialah :

• Rumusan Pertama : Piagam Jakarta (Jakarta Charter) - tanggal 22 Juni


1945

xiii
• Rumusan Kedua : Pembukaan Undang-undang Dasar - tanggal 18
Agustus 1945
• Rumusan Ketiga : Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat
- tanggal 27 Desember 1949
• Rumusan Keempat : Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara -
tanggal 15 Agustus 1950
• Rumusan Kelima : Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan
Pertama (merujuk Dekrit Presiden 5 Juli 1959)

Hari Kesaktian Pancasila

Pada tanggal 30 September 1965, adalah awal dari Gerakan 30


September (G30SPKI). Pemberontakan ini merupakan wujud usaha mengubah
unsur Pancasila menjadi ideologi komunis. Hari itu, enam Jendral dan
berberapa orang lainnya dibunuh sebagai upaya kudeta. Namun berkat
kesadaran untuk mempertahankan Pancasila maka upaya tersebut mengalami
kegagalan. Maka 30 September diperingati sebagai Hari Peringatan Gerakan
30 September dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian
Pancasila, memperingati bahwa dasar Indonesia, Pancasila, adalah sakti, tak
tergantikan.

xiv
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Ideologi Terbuka


Ideologi terbuka ialah bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari
luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya
masyarakatnya sendiri.
Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan
perkembangan zaman dan adanya dinamika secara internal. Sumber semangat ideologi
terbuka itu sebenarnya terdapat dalam Penjelasan Umum UUD 1945, yang
menyatakan, “... terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik hukum dasar
yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedangkan aturan-aturan yang
menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undang-undang yang lebih
mudah cara membuatnya, mengubahnya dan mencabutnya“.

Berikut ini adalah Bukti Pancasila adalah ideologi terbuka :

 Pancasila memiliki pandangan hidup dan tujuan


serta cita – cita masyarakat Indonesia
 Tekad untuk mengembangkan kekreatifitasan dan
dinamis untuk mencapai tujuan nasional
 Pengalaman sejarah bangsa Indonesia
 Terjadi atas dasar keinginan bangsa ( masyarakat )
Indonesia sendiri tanpa campur tangan atau paksaan dari sekelompok orang
 Isinya tidak operasional
 Menginspirasikan kepada masyarakat agar
bertanggung jawab sesuai dengan nilai – nilai Pancasila

xv
 Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima oleh
semua masyarakat yang memiliki latar belakang dan budaya yang berbeda.

3.2 Faktor Pendorong Keterbukaan Ideologi Pancasila


Faktor yang mendorong pemikiran mengenai keterbukaan ideologi Pancasila
adalah sebagai berikut :
a. Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan dinamika masyarakat yang
berkembang secara cepat.
b. Kenyataan menunjukkan, bahwa bangkrutnya ideologi yang tertutup dan beku
dikarenakan cenderung meredupkan perkembangan dirinya.
c. Pengalaman sejarah politik kita di masa lampau.
d. Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar Pancasila yang bersifat
abadi dan hasrat mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam rangka
mencapai tujuan nasional.

Keterbukaan ideologi Pancasila terutama ditujukan dalam penerapannya yang


berbentuk pola pikir yang dinamis dan konseptual dalam dunia modern. Kita
mengenal ada tiga tingkat nilai, yaitu nilai dasar yang tidak berubah, nilai instrumental
sebagai sarana mewujudkan nilai dasar yang dapat berubah sesuai keadaan dan nilai
praktis berupa pelaksanaan secara nyata yang sesungguhnya. Nilai-nilai Pancasila
dijabarkan dalam norma - norma dasar Pancasila yang terkandung dan tercermin
dalam Pembukaan UUD 1945. Nilai atau norma dasar yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945 ini tidak boleh berubah atau diubah. Karena itu adalah pilihan
dan hasil konsensus bangsa yang disebut kaidah pokok dasar negara yang fundamental
(Staatsfundamentealnorm). Perwujudan atau pelaksanaan nilai-nilai instrumental dan
nilai-nilai praktis harus tetap mengandung jiwa dan semangat yang sama dengan nilai
dasarnya.
3.3 Batas-Batas Keterbukaan Ideologi Pancasila
Sungguhpun demikian, keterbukaan ideologi Pancasila ada batas-batasnya
yang tidak boleh dilanggar, yaitu sebagai berikut :
• Stabilitas nasional yang dinamis.
• Larangan terhadap ideologi marxisme, leninisme dan komunisme.

xvi
• Mencegah berkembangnya paham liberal.
• Larangan terhadap pandangan ekstrim yang mengelisahkan kehidupan
masyarakat.
• Penciptaan norma yang baru harus melalui konsensus.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Indonesia menggunakan Pancasila sebagai
ideologi terbuka karena Indonesia masih ingin terus berinteraksi dengan bangsa –
bangsa lain di dunia, akan tetapi tidak menghilangkan nilai – nilai luhur bangsa
Indonesia sendiri.

xvii
Daftar Pustaka
http://mjieschool.multiply.com/journal/item/20
http://tugasgw.wordpress.com/2009/07/11/pancasila-sebagai-ideologi-terbuka/
http://www.scribd.com/doc/34624889/Kelas-XII-KD-I-Pancasila-Sebagai-Ideologi-Terbuka
http://khazanna032.wordpress.com/2009/07/16/pancasila-sebagai-ideologi-terbuka/

xviii

You might also like