Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh :
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006/2007
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Hari :
Tanggal :
Semarang,
Pembimbing I Pembimbing II
ii
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya, bukan jiplakan dan karya tulis orang lain, baik sebagian ataupun
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
Semarang,
Yang menyatakan
Diah Nugraheni
NIM.4201403010
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Hari : Rabu
Panitia Ujian
Anggota Penguji,
Pembimbing I Penguji I
Penguji II
Pembimbing II
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
☺ Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja
keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan
☺ Jadilah diri sendiri. Siapa lagi yang bisa melakukannya lebih baik ketimbang diri sendiri?
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan kepada:
1. Bunda dan ayahku yang senantiasa tak henti-hentinya mendoakanku dalam mencapai
2. Mas Wahyu dan dik Tika yang selalu menyayangiku dan menghiburku.
3. Sahabatku Yuli, Hanik, dan Henik yang selalu ada setiap saat untuk membantuku.
4. Teman-temanku angkatan ’03 yang aku sayangi. Pertahankan rasa kekeluargaan yang
5. Guru-guru dan dosen-dosen yang sudah mengajarkan aku ilmu dan pengetahuan sehingga
v
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana pendidikan di Universitas Negeri
Semarang.
2. Bapak Drs. Hadi Susanto, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang telah
4. Ibu Dra. Siti Khanafiyah, M.Si., selaku dosen penguji ujian skripsi,
vi
7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Karyawan TU, yang telah membantu,
8. Bapak Isa Akhlis, M.Si., selaku Koordinator Lab. Fisika Komputasi yang
dan motivasi.
yang ada. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan skripsi ini. Demikian laporan ini disusun dan
Semarang,
Penulis
Diah Nugraheni
NIM.4201403010
vii
ABSTRAKSI
viii
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... ii
PERNYATAAN............................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv
DAFTAR TABEL............................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
B. Permasalahan ..................................................................... 3
E. Penegasan Istilah................................................................ 4
F. Sistematika Skripsi............................................................. 5
ix
B. Tinjauan tentang Minat ...................................................... 9
C. Desain Penelitian................................................................ 24
A. Hasil penelitian................................................................... 36
B. Pembahasan........................................................................ 56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 57
B. Saran................................................................................... 57
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 61
x
DAFTAR GAMBAR
Hal.
xi
DAFTAR TABEL
Hal.
xii
DAFTAR GRAFIK
Hal.
Grafik 4.1 Hasil Analisis Kuesioner Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan
Grafik 4.2 Hasil Belajar Kognitif Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan
Grafik 4.4 Hasil Analisis Kuesioner Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2 ....... 40
Grafik 4.5 Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2............ 41
Grafik 4.6 Ketuntasan Belajar Klasikal Kognitif Siswa pada Siklus 1 dan
Siklus 2......................................................................................... 41
Grafik 4.7 Prosentase Kriteria Hasil Belajar Afektif Minat Siswa pada
Grafik 4.8 Hasil Belajar Afektif Minat Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2 ... 42
Grafik 4.9 Ketuntasan Belajar Klasikal Afektif Minat Siswa pada Siklus 1
Grafik 4.10 Prosentase Kriteria Hasil Belajar Afektif Sikap Siswa pada
Grafik 4.11 Hasil Belajar Afektif Sikap Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2.... 44
Grafik 4.12 Ketuntasan Belajar Klasikal Afektif Sikap Siswa pada Siklus 1
Grafik 4.13 Prosentase Kriteria Hasil Belajar Afektif Nilai Siswa pada
xiii
Siklus 1 dan Siklus 2................................................................... 45
Grafik 4.14 Hasil Belajar Afektif Nilai Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2..... 45
Grafik 4.15 Ketuntasan Belajar Klasikal Afektif Nilai Siswa pada Siklus 1
Grafik 4.17 Hasil Belajar Psikomotorik Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2.... 47
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
xv
Lampiran 22 Kunci Jawaban Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Siklus 1 ......... 116
Lampiran 24 Kunci Jawaban Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Siklus 2 ......... 122
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
ke arah yang lebih baik. Salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar yang
dengan mata pelajaran Sains (IPA) serta mengetahui kondisi siswa di samping
dari guru ke siswa sehingga siswa belum terlibat secara aktif dalam proses
dimiliki oleh siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution (2004: 82), yang
menyatakan: pelajaran berjalan lancar bila ada minat dan apabila anak-anak
malas belajar, mereka akan gagal karena tidak adanya minat. Selain itu, alat
terhadap mata pelajaran Sains (IPA) berkurang. Tidak adanya sarana dan
1
prasarana belajar yang menunjang seperti perpustakaan maupun laboratorium
juga menjadi faktor yang mempengaruhi minat siswa maupun hasil belajar
yang diperoleh siswa. Ruang kelas terlalu sempit dan tidak sesuai dengan
jumlah siswa yang mencapai 52 siswa juga sangat berpengaruh pada proses
pembelajaran.
pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa
01 yang merupakan kelas besar. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurhadi
memiliki minat belajar yang tinggi terhadap Sains (IPA) agar memperoleh
2
Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti perlu
PELAJARAN 2006/2007“.
B. PERMASALAHAN
C. TUJUAN PENELITIAN
mengetahui peningkatan minat belajar siswa terhadap Sains (IPA) pada pokok
D. MANFAAT PENELITIAN
3
2. Bagi Guru, diharapkan dapat mengetahui strategi pembelajaran yang
E. PENEGASAN ISTILAH
judul skripsi ini, maka perlu dibuat penegasan istilah sebagai berikut:
1. Belajar
2. Minat
4
sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran
4. Cahaya
Cahaya merupakan salah satu pokok bahasan Sains (IPA) yang diajarkan
F. SISTEMATIKA SKRIPSI
1. Bagian Awal
Pada bagian ini memuat beberapa halaman yang terdiri dari halaman judul,
pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
2. Bagian Isi
Bab I Pendahuluan
skripsi.
5
Bab III Metode Penelitian
Bab ini berisi tentang subjek dan lokasi penelitian, faktor yang diteliti,
hasil penelitian.
simpulan
3. Bagian Akhir
6
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Ada beberapa konsep tentang belajar yang telah didefinisikan oleh para
1. Menurut Gagne and Berliner (1983: 252) dalam Anni, Tri Catharina
2. Menurut Morgan et.al. (1986: 140) dalam Anni, Tri Catharina (2004: 2)
3. Menurut Slavin (1994: 152) dalam Anni, Tri Catharina (2004: 2) belajar
7
Jadi, belajar (learning) mengacu pada perubahan perilaku yang terjadi
Benyamin S. Bloom (Gay, 1985: 72-76; Gagne dan Berliner, 1984: 57-
60) dalam Anni, Tri Catharina (2004: 6) mengusulkan tiga taksonomi yang
1. Ranah Kognitif
dan penilaian.
2. Ranah Afektif
Krathwohl dkk, merupakan hasil belajar yang paling sukar diukur. Tujuan
3. Ranah Psikomotorik
sukar karena seringkali tumpang tindih dengan ranah kognitif dan afektif.
8
Dari penjelasan di atas, maka ranah-ranah tersebut harus selalu
pembelajaran.
Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang minat
seperti halnya. Jersild dan Tasch dalam Nurkancana, W. & Sunartana (1986:
dipilih secara bebas oleh individu. Sedangkan menurut Doyles Fryer dalam
Nurkancana, W. & Sunartana (1986: 229) minat adalah gejala psikis yang
individu.
dan situasi. Selain itu, minat sangat erat hubungannya dengan kebutuhan.
minatnya.
prinsip umum dari minat ialah bahwa minat seorang anak itu berpusat pada
9
aktivitas yang menimbulkan kepuasan yang mengurangi ketegangan (tension).
maka akan timbul minat pada anak tersebut dan mendapat suatu kepuasan.
siswa tidak akan optimal. Namun, dalam pengukuran minat, aspek kesenangan
tidak disertakan. Adapun peranan dan fungsi minat dalam belajar adalah:
beraktivitas.
yang dihadapi.
berikut:
10
berisi tentang pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan keadaan siswa
yang harus dipilih dan kuesioner jauh lebih efisien dalam penggunaan waktu.
Dari pilihan tersebut dalam tiap pernyataan akan menghasilkan skor yang
mencerminkan minat.
seseorang. Orang yang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit
dalam suatu pelajaran diharapkan akan mencapai hasil belajar yang optimal.
Oleh karena itu setiap guru harus mampu membangkitkan minat semua
(http://72.14.235.104/search?q=cache:Fh1MOW1tYjIJ:www.puskur.net/down
load/naskahakademik/bidangketrampilan/lifeskills/modelsmk/matematika/mo
delpembelajaran.doc+pedoman+penilaian+afektif&hl=id&ct=clnk&cd=4&gl=
demonstrasi, dsb).
tersebut di atas.
11
C. Tinjauan Tentang Pendekatan Kontekstual ( CTL )
dilakukan oleh guru supaya siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap
adanya minat belajar yang tinggi, diharapkan siswa memperoleh hasil belajar
yang optimal.
adalah konsep belajar yang membantu guru dalam mengaitkan antara pokok
bahasan yang diajarkan dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa
1. Konstruktivisme (Constructivism)
12
pengalaman. Pemahaman berkembang semakin dalam dan semakin kuat
2. Bertanya (Questioning)
mempelajarinya.
anak.
diterapkan: antara siswa dengan siswa, antara guru dengan siswa, antara
siswa dengan guru, antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke
kelas, dsb.
13
3. Menemukan (Inquiry)
fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus merancang kegiatan
14
dan ada yang kurang pandai supaya dapat terjadi komunikasi dua arah
5. Pemodelan (Modelling)
dilakukan. Ada kalanya siswa lebih paham apabila diberi contoh oleh
6. Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau
berfikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Selain
demi sedikit. Kunci dari semua itu adalah bagaimana pengetahuan itu
waktu sejenak agar siswa dapat melakukan refleksi (Nurhadi, 2002: 18).
15
tentang belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu
diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses
ilmu dan pengalaman yang diperoleh siswa dari menemukan sendiri, siswa
16
diajarkan, siswa dapat melakukan kerja kelompok melalui masyarakat
(2006: 83) cahaya dapat merambat melalui ruang hampa udara, udara, air
bening. Benda bening adalah benda yang dapat meneruskan sebagian besar
17
kayu, tembok, triplek bukan merupakan benda bening atau termasuk benda
dinyatakan bahwa suatu cahaya yang datang pada suatu permukaan benda,
18
Dalam peristiwa pemantulan cahaya, menurut Sarjan (2004: 53)
a. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada sebuah
bidang datar.
bidang datar
Gambar 2.3 Hukum Snellius tentang Pemantulan Cahaya (Sarjan, 2004: 53)
Bila cahaya merambat melalui dua medium atau zat perantara yang
udara udara
air a
air
Gambar 2.4 Hukum Snellius tentang Pembiasan Cahaya (Sarjan, 2004: 56)
pembiasan adalah:
a. Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu bidang dan
19
b. Sinar datang dari zat yang kurang rapat menuju zat yang rapat akan
c. Sinar datang dari zat yang lebih rapat menuju zat yang kurang rapat
akan dibiaskan menjauhi garis normal (dari air ke udara (gb. a)).
a. Pensil yang dimasukkan ke dalam gelas berisi air akan kelihatan patah
putih yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Ketujuh
Peristiwa itu muncul bersama dengan peristiwa yang lain. Ketika terjadi
hujan maka beberapa saat akan muncul pelangi karena cahaya matahari
20
E. Penerapan Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam Pembelajaran Pokok
yang ingin dicapai dalam pembelajaran Sains (IPA) tentang cahaya adalah
kondisi afektif siswa yaitu minat. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap
optimal. Walaupun para guru sadar akan hal ini akan tetapi di sekolah belum
banyak tindakan dari para guru untuk meningkatkan minat siswa. Oleh
karenanya untuk mencapai hasil belajar yang optimal, guru perlu merancang
21
1. Pendahuluan yaitu memberi apersepsi maupun tanya jawab tentang
pengetahuan awalnya.
tersebut.
siswa belajar secara aktif dan berfikir secara kreatif sehingga mampu
pengamatan langsung terhadap suatu objek. Jadi, fungsi guru di sini hanya
sendiri.
22
Jadi, pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru (teacher’s centered)
tetapi juga dipusatkan pada siswa (student’s centered), sehingga siswa terlibat
secara aktif dalam pembelajaran. Dengan adanya keterlibatan aktif siswa, hasil
23
24
BAB III
METODE PENELITIAN
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri
cahaya yang meliputi sifat-sifat cahaya yaitu cahaya dapat merambat lurus,
C. Desain Penelitian
Terselesaikan
Siklus I Refleksi Pengamatan
Tindakan I Tindakan I
24
D. Pelaksanaan Penelitian
1. Perencanaan
rencana pembelajaran (RP), lembar kerja siswa (LKS) serta alat dan
psikomotorik siswa.
reliabel.
25
N ∑ xy − (∑ x)(∑ y )
rxy =
{N ∑ x 2
− (∑ x) 2 }{N ∑ y 2 − (∑ y ) 2 }
Keterangan:
N = banyaknya siswa
moment. Apabila rxy > rtabel maka kuesioner dikatakan valid. Pada
hasil uji coba kuesioner didapat item kuesioner yang tidak valid,
yaitu:
⎛ n ⎞⎜⎛ ∑ σi ⎞
2
⎟ (Arikunto S, 2002: 109)
r11 = ⎜ ⎟ 1−
⎝ n − 1 ⎠⎜⎝ σt2 ⎟
⎠
Keterangan:
26
∑σ = jumlah varians skor tiap-tiap item
i
2
σt 2 = varians total
Harga r11 yang diperoleh dibandingkan dengan rtabel. Apabila r11 >
j. Menguji coba instrumen soal tes yang dilakukan pada siswa di luar
sampel untuk mendapatkan perangkat soal tes yang valid dan reliabel.
M p − Mt p
rpbis =
St q (Arikunto S, 2002: 79)
Keterangan:
27
q = proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal
Apabila rpbis > rtabel maka item soal dikatakan valid. Pada hasil uji
coba instrumen soal tes diperoleh item soal tes yang tidak valid
adalah soal nomor 3, 12, 14, 18, 23, 25, 32, dan 38.
R.21, yaitu:
⎛ n ⎞⎛⎜ M (n − M ) ⎞⎟
r11 = ⎜ ⎟⎜ 1 − ⎟
⎝ n − 1 ⎠⎝
2
nS t ⎠ (Arikunto S, 2002: 103)
Keterangan:
n = banyaknya soal
St
2
= standar deviasi total
Harga r11 yang diperoleh dibandingkan dengan rtabel. Apabila r11 >
rtabel maka item soal tes dikatakan reliabel. Pada hasil uji coba soal
tes diperoleh reliabilitas item soal tes sebesar 0,884 yang berarti
rumus:
28
B
IK =
Js
(Arikunto S, 2002: 208)
Keterangan:
IK = indeks kesukaran
Interval IK Kriteria
0,00 > IK ≤ 0,30 Soal sukar
0,31 > IK ≤ 0,70 Soal sedang
0,71 > IK ≤ 1,00 Soal mudah
(Arikunto S, 2002: 210)
Dari hasil uji coba instrumen soal tes yang dikategorikan mudah
adalah soal tes nomor 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 15, 17, 22, 24, 25,
26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 35, 37, dan 40. Soal yang dikategorikan
sedang adalah soal tes nomor 3, 6, 12, 13, 14, 18, 20, 21, 23, 32,
34, 36, dan 38. Soal yang dikategorikan sukar adalah soal tes
4. Daya Pembeda
rumus:
Ba Bb
D= − (Arikunto S, 2002: 213)
Ja Jb
Keterangan:
29
Jb = banyaknya peserta kelompok bawah
Dari hasil uji coba instrumen soal tes, daya pembeda yang
dikategorikan jelek adalah soal tes nomor 3, 12, 14, 18, 23, 25, 27,
29, 32, 35, 37, 38, dan 40. Daya pembeda yang dikategorikan
cukup adalah soal tes nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 15, 17, 19, 20,
21, 22, 23, 24, 26, 28, 30, 33, 34, dan 36. Daya pembeda yang
dikategorikan baik adalah soal tes nomor 11, 13, 16, 31, dan 39.
2. Pelaksanaan
30
Langkah terakhir setelah dilaksanakan pembelajaran yaitu
Selain itu, siswa juga diberikan tes tertulis yang berupa tes pilihan
3. Pengamatan
psikomotorik siswa.
4. Refleksi
31
Contextual Teaching and Learning (CTL) pada pokok bahasan
cahaya. Hal ini dimaksudkan agar hasil refleksi ini dapat berguna
belajar siswa terhadap mata pelajaran Sains (IPA) pada pokok bahasan
cahaya.
3. Metode Tes, digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pokok
sebagai berikut:
32
a. Membaca setiap jawaban yang dipilih oleh siswa pada lembar
b. Memberikan skor pada lembar kuesioner yang sudah diisi oleh siswa.
33
b. Menghitung rata-rata nilai hasil belajar kognitif siswa setiap akhir
X =
∑X
N
Keterangan:
∑ X = jumlah nilai
N = banyaknya siswa
3. Data hasil observasi penilaian afektif yang meliputi minat, sikap dan nilai
nilai =
∑ skor yang diperoleh x100
∑ skor maksimal
(Arikunto, S, 2002: 183)
4. Data tentang ketuntasan belajar yang telah dicapai siswa dihitung dengan
menggunakan rumus:
S
P= x100%
N (Arikunto, S, 1987: 236)
Keterangan :
N = jumlah siswa
34
G. Indikator Keberhasilan
Tolok ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari
peningkatan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Sains (IPA) pokok
meningkatnya hasil belajar siswa yang meliputi aspek kognitif maupun aspek
Namun, lain halnya dengan penilaian aspek psikomotorik dan aspek afektif.
adalah minimal 75% sesuai dengan mastery learning atau ketuntasan belajar
seorang siswa dikatakan tuntas afektif bila telah mencapai 60%. Adapun untuk
keberhasilan kelas dapat dilihat dari jumlah siswa yang mampu menyelesaikan
sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas (Mulyasa, 2003:
99).
35
36
BAB IV
A. HASIL PENELITIAN
1. SIKLUS 1
yaitu digunakan lembar kuesioner yang harus dipilih oleh siswa. Hasil
36
HASIL ANALISIS KUESIONER SISWA
SKALA
78
80
67
70
56.13 64.83
60
Data Awal
50
39 Data Siklus 1
40
26
30
20
10
0 KRITERIA
Skor Skor Rata-Rata
Tertinggi Terendah
evaluasi di akhir siklus 1, maka data hasil belajar kognitif siswa dapat
37
HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
SKALA
100 90 93
90 75.5
80 64.62
70
60 53
50 Data Awal
40
40 Data Siklus 1
30
20
10
0 KRITERIA
Nilai Nilai Rata-Rata
Tertinggi Terendah
berikut:
berminat.
38
2. Hasil Belajar Kognitif Siswa
2. SIKLUS 2
39
HASIL ANALISIS KUESIONER SISWA
SKALA
80
78 80
64.83 70.67
70
60 55
50
39 Data Siklus 1
40
Data Siklus 2
30
20
10
0 KRITERIA
Skor Skor Rata-Rata
Tertinggi Terendah
Grafik 4.4 Hasil Analisis Kuesioner Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2
40
HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
SKALA
100
100 93
90 75.5 77.69
80
70
60
53 60 Data Siklus 1
50
40
Data Siklus 2
30
20
10
0 KRITERIA
Nilai Nilai Rata-Rata
Tertinggi Terendah
Grafik 4.5 Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2
Grafik 4.6 Ketuntasan Belajar Klasikal Kognitif Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2
41
4. Keaktifan mengerjakan LKS 38,46% 59,62%
5. Kelengkapan alat/sumber bljr 50,00% 61,54%
6. Nilai Tertinggi 100 100
7. Nilai Terendah 65 75
8. Nilai Rata-Rata 85,10 91,83
9. Ketuntasan Klasikal 100% 100%
SKALA
100 100 100 91.83
85.1
90
80 65 75
70
60 Data Siklus 1
50 Data Siklus 2
40
30
20
10
0 KRITERIA
Nilai Nilai Rata-Rata
Tertinggi Terendah
Grafik 4.8 Hasil Belajar Afektif Minat Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2
42
HASIL BELAJAR AFEKTIF MINAT SISWA
SKALA
100.00% 100.00%
98.00%
96.00%
94.00%
Data Siklus 1
92.00%
Data Siklus 2
90.00%
88.00%
86.00%
84.00% KRITERIA
Ketuntasan Ketuntasan
Klasikal Klasikal
bawah ini:
Tabel 4.6 Hasil Belajar Afektif Sikap Siswa
No. Kriteria Siklus 1 Siklus 2
1. Tanggung jawab 46,15% 63,46%
2. Kejujuran 61,54% 73,08%
3. Interaksi dengan guru 36,54% 50,00%
4. Teliti 19,23% 53,85%
5. Sistematis 51,92% 63,46%
6. Nilai Tertinggi 100 100
7. Nilai Terendah 65 75
8. Nilai Rata-Rata 85,38 90,19
9. Ketuntasan Klasikal 100% 100%
43
HASIL BELAJAR AFEKTIF SIKAP SISWA
SKALA
100.00% 92.31%
90.00%
80.00% 88.46%
70.00%
63.47% 57.69% 59.62% 61.54%
60.00%
Data Siklus 1
50.00%
38.46% 50.00%
40.00% 32.69% Data Siklus 2
30.00% 23.08%
20.00%
10.00%
0.00% KRITERIA
1 2 3 4 5
SKALA
100 100
100 90.19
85.38
90
80 75
65 Data Siklus 1
70
60 Data Siklus 2
50
40
30
20
10
0 KRITERIA
Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-Rata
Grafik 4.11 Hasil Belajar Afektif Sikap Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2
Data hasil belajar afektif nilai siswa dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
44
Tabel 4.7 Hasil Belajar Afektif Nilai Siswa
No. Kriteria Siklus 1 Siklus 2
1. Bekerjasama dlm kelompok 30,77% 53,85%
2. Menghargai pendapat org lain 59,62% 65,38%
3. Menghargai waktu 42,31% 53,85%
4. Kerapian 55,77% 63,46%
5. Menggunakan peralatan dg seksama 25,00% 57,69%
6. Nilai Tertinggi 100 100
7. Nilai Terendah 65 65
8. Nilai Rata-Rata 84,42 89,04
9. Ketuntasan Klasikal 100% 100%
SKALA
100 100
100 89.04
90
80
70 65 84.42
Data Siklus 1
60
50
65 Data Siklus 2
40
30
20
10
0 KRITERIA
Nilai Tertinggi Nilai Rata-Rata
Terendah
45
HASIL BELAJAR AFEKTIF NILAI SISWA
46
HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK SISWA
SKALA
80.00%
73.08%
70.00% 65.38% 69.23%
60.00% 53.85% 59.62%
50.00% 46.15%
51.92% Data Siklus 1
40.00% 34.62% 42.31%
30.00% 28.85% Data Siklus 2
20.00%
10.00%
0.00% KRITERIA
1 2 3 4 5
SKALA
100 100
100 92.4
90
83.85
80 75
70 55 Data Siklus 1
60
50 Data Siklus 2
40
30
20
10
0 KRITERIA
Nilai Nilai Rata-Rata
Tertinggi Terendah
Grafik 4.17 Hasil Belajar Psikomotorik Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2
SKALA
100.00%
98.00%
96.00%
94.00%
Data Siklus 1
92.00%
Data Siklus 2
90.00% 88.46%
88.00%
86.00%
84.00% KRITERIA
Ketuntasan Ketuntasan
Klasikal Klasikal
berikut:
47
1. Skor rata-rata yang diperoleh siswa setelah mengisi lembar kuesioner
1. Nilai rata-rata siswa pada tes evaluasi siklus 2 sebesar 77,69 dengan
2. Nilai rata-rata afektif sikap siswa pada siklus 1 adalah 85,38 sedangkan
sebesar 100%.
3. Nilai rata-rata afektif nilai siswa pada siklus 1 adalah 84,42 sedangkan
sebesar 100%.
48
2. Pada siklus 1, terdapat 1 siswa dianggap belum tuntas belajar dan 51
maupun soal tes yang telah diisi oleh siswa setelah dianalisis hasil yang
B. PEMBAHASAN
1. Dari tabel 4.1 (hasil analisis kuesioner siswa siklus 1) dapat dilihat bahwa
pada siklus 1 rata-rata hasil kuesioner siswa meningkat dari 56,13 menjadi
2. Dari tabel 4.2 (hasil belajar kognitif siswa siklus 1) dapat dilihat bahwa
pada siklus 1 nilai rata-rata hasil tes siswa meningkat dari 64,62 menjadi
75,50 dan ketuntasan belajar klasikal juga meningkat dari 53,85% menjadi
88,46%.
49
komponen-komponen pendekatan CTL yang tampak selama proses
akan dibahas.
e. Pemodelan muncul ketika guru memberi contoh cara kerja pada LKS,
g. Penilaian yang sebenarnya dari kegiatan itu adalah interaksi siswa selama
50
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus 2, juga dapat dijelaskan bahwa:
1. Dari tabel 4.3 (hasil analisis kuesioner siswa siklus 2) dapat dilihat bahwa
pada siklus 1 rata-rata hasil kuesioner siswa sebesar 64,83 dan termasuk
2. Dari tabel 4.4 (hasil belajar kognitif siswa siklus 2) dapat dilihat bahwa
pada siklus 2 nilai rata-rata hasil tes siswa mengalami peningkatan, yaitu
siklus 1 nilai rata-rata hasil tes siswa adalah 77,69 dengan ketuntasan
3. Dari tabel 4.5 (hasil belajar afektif minat siswa) dapat dilihat bahwa
pada siklus 1 dan siklus 2, nilai rata-rata hasil belajar afektif siswa
100%.
4. Dari tabel 4.6 (hasil belajar afektif sikap siswa) dapat dilihat bahwa setelah
siklus 1 dan siklus 2, nilai rata-rata hasil belajar afektif siswa meningkat
dari 85,38 menjadi 90,19 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 100%.
5. Dari tabel 4.7 (hasil belajar afektif nilai siswa) dapat dilihat bahwa setelah
51
siklus 2, nilai rata-rata hasil belajar afektif nilai siswa meningkat dari
6. Dari tabel 4.8 (hasil belajar psikomotorik siswa) dapat dilihat bahwa
pada siklus 1 dan siklus 2, nilai rata-rata hasil belajar psikomotorik siswa
pembelajaran.
menggunakan busur derajat dan mengukur sudut dengan baik dan benar.
52
f. Refleksi muncul ketika siswa mempresentasikan kembali apa yang sudah
dipelajari.
g. Penilaian yang sebenarnya dari kegiatan itu adalah interaksi siswa selama
dengan pelajaran Sains (IPA). Hal ini disebabkan oleh kurangnya fasilitas
yang memadai sehingga siswa merasa malas ataupun bosan setiap kali
pelajaran berlangsung.
terhadap pelajaran Sains (IPA). Hal ini ditunjukkan pada siklus 1, terdapat 3
siswa yang kurang berminat dari 1 orang yang tidak berminat dan 9 orang
menggunakan pendekatan CTL. Sedangkan pada siklus 2, sudah tidak ada lagi
siswa yang kurang berminat. Hal ini sangat dipengaruhi oleh komponen-
secara aktif dalam proses pembelajaran, siswa belajar dari teman melalui kerja
53
kelompok, maupun diskusi (Nurhadi, 2002: 7). Selain itu, siswa juga dapat
melakukan praktikum dengan alat dan bahan yang sederhana yang dapat
W. & Sunartana (1986: 229). Dengan adanya perasaan senang pada siswa
untuk melakukan praktikum, maka minat yang sudah ada dalam diri siswa
berpengaruh pada hasil belajar siswa baik terhadap aspek kognitif, afektif
maupun psikomotorik.
CTL, terdapat siswa yang nilainya belum mencapai standar ketuntasan. Dalam
penilaian aspek kognitif, seorang siswa dipandang telah tuntas belajar apabila
Dalam aspek afektif (minat, sikap, dan nilai) siswa, secara keseluruhan
sudah bagus walaupun masih terdapat siswa yang belum tuntas. Namun
yang ada di kelas sudah tercapai (Mulyasa, 2003: 99). Hal ini ditunjukkan
bahwa selama pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, nilai rata-rata hasil belajar
afektif minat siswa yang meningkat dari 85,10 menjadi 91,83 dengan
ketuntasan klasikal sebesar 100%, nilai rata-rata hasil belajar afektif sikap
54
siswa meningkat dari 85,38 menjadi 90,19 dengan ketuntasan belajar klasikal
sebesar 100%, dan nilai rata-rata hasil belajar afektif nilai siswa meningkat
yang belum tuntas belajar. Namun, selama pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2
nilai rata-rata hasil belajar psikomotorik siswa meningkat dari 83,85 menjadi
92,40 dan ketuntasan belajar klasikal meningkat dari 88,46% menjadi 100%.
pada siklus 1 maupun siklus 2. Adapun kesulitan yang dihadapi guru sehingga
Dengan adanya kesulitan yang dihadapi oleh guru tersebut, maka pada
kesalahan yang muncul pada siklus 1. Upaya yang dilakukan oleh guru antara
lain:
melaksanakan praktikum.
55
Dari upaya-upaya tersebut, maka pada siklus 2 sudah tidak ditemui lagi
kesulitan seperti pada siklus 1. Hal ini ditunjukkan dengan tingkah laku siswa
dalam kelas yang sudah bisa menerima pembagian kelompok secara heterogen
di siklus 1 sudah tidak ada lagi. Hal ini membuat hasil belajar siswa setelah
untuk melihat makna dari suatu teori atau bahan pelajaran dengan cara
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
sehari-hari.
56
57
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
a. Kognitif, yang diperoleh dari hasil tes yang dilakukan siswa meningkat
b. Afektif, terdiri dari afektif minat, sikap, dan nilai yang diperoleh dari
B. SARAN
57
58
58
59
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.
Rineka Cipta.
Aksara.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Malang.
Jakarta: Depdiknas.
Nurhayati, Nunung. 2006. Ringkasan dan Bank Soal SAINS. Bandung:Yrama Widya.
59
60
Subino. 1987. Konstruksi dan Analisis Tes Suatu Pengantar Kepada Teori Tes dan
UNNES.
http://72.14.235.104/search?q=cache:Fh1MOW1tYjIJ:www.puskur.net/download/nas
kahakademik/bidangketrampilan/lifeskills/modelsmk/matematika/modelpe
mbelajaran.doc+pedoman+penilaian+afektif&hl=id&ct=clnk&cd=4&gl=id.
60