You are on page 1of 11

Dilevaguard,

Fenomena Khiralitas &


Labetalol sebagai α,β-Bloker

Blok 2 : Farmasi Dasar I


KHIRAL, KHIRALITAS DAN ENANSIOMER

Gambar 1. Fenomena khiral, senyawa khiral dan suatu enansiomer


PENGEMBANGAN OBAT DENGAN PENDEKATAN
SENYAWA PENUNTUN

Gambar 2. Adrenalin (suatu senyawa khiral) sebagai senyawa penuntun

Gambar 3. Ephedrin dan Pseudoephedrin sebagai senyawa analog Adrenalin


AKTIVITAS ADRENALIN DAN NORADRENALIN
TERHADAP α,β-RESEPTOR
H C khiral H C khiral

CH2NH2CH3 OH
HO HO
CHNH2CH3
OH

HO HO

Ar Ar

R-(-)-epinephrine R-(+)-epinephrine

Gambar. Pengikatan enansiomer Epinephrine pada dua sisi ikatan reseptor

H H

CH2NH2CH3 OH
HO HO
CHNH2CH3
OH

HO HO

Ar Ar
H H

R-(-)-epinephrine R-(+)-epinephrine

Gambar. Pengikatan enansiomer Epinephrine pada tiga sisi ikatan reseptor


LABETALOL;
SUATU OBAT PSEUDOHIBRID

O NH2

OH
Atom C khiral CH
3

N
H

OH Atom C khiral

Labetalol (suatu senyawa khiral)

Gambar 7. Struktur senyawa Labetalol; dengan dua (2) atom C khiral, mempunyai 2 stereoisomer

 Suatu senyawa yang mempunyai kombinasi 2 (dua) aksi farmakologis, dalam campuran rasemis
 Campuran rasemis Labetalol adalah antagonis poten terhadap adrenoseptor α1, β1, β2
 Dilevaguard (dilevalol) obat antagonis adrenoseptor β2
Gambar 8. Isomer-isomer semyawa Labetalol
KESIMPULAN

 Labetalol mempunyai 4 (empat) isomer yang berbeda dalan aktivitasnya


memblok adrenoseptor α dan β
 Isomer S,R dari Labetalol lebih dominan pada aktivitas dalam memblok
reseptor α
 Isomer R,R Labetalol lebih dominan pada aktivitas memblok reseptor β
 Dilevalol; yakni isomer R,R Labetalol yang digunakan sebagai agen
antihipertensi, karena aksi hepatotoksiknya telah dilarang pada penggunaan
klinis
 Labetalol sebagai agen antihipertensi masih aman untuk digunakan dalam
bentuk rasemisnya.
TERIMA KASIH

You might also like