Professional Documents
Culture Documents
ELEKTRONIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS UDAYANA
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR ELEKTRONIKA
KELOMPOK 6 :
Scr, Triac dan Diac atau Thyristor berasal kata dari bahasa Yunani yang
berarti ‘pintu'. Dinamakan demikian barangkali karena sifat dari komponen ini
yang mirip dengan pintu yang dapat dibuka dan ditutup untuk melewatkan arus
listrik. Ada beberapa komponen yang termasuk thyristor antara lain PUT
(programmable uni-junction transistor), UJT (uni-junction transistor ), GTO (gate
turn off switch), photo SCR dan sebagainya. Namun pada kesempatan ini, yang
akan kemukakan adalah komponen-komponen thyristor yang dikenal dengan
sebutan SCR (silicon controlled rectifier), TRIAC dan DIAC. Pembaca dapat
menyimak lebih jelas bagaimana prinsip kerja serta aplikasinya.
Ciri-ciri utama dari sebuah thyristor adalah komponen yang terbuat dari
bahan semiconductor silicon. Walaupun bahannya sama, tetapi struktur P-N
junction yang dimilikinya lebih kompleks dibanding transistor bipolar atau MOS.
Komponen thyristor lebih digunakan sebagai saklar (switch) ketimbang sebagai
penguat arus atau tegangan seperti halnya transistor.
Gambar UJT
Jika divisualisasikan sebagai transistor Q1 dan Q2, maka struktur thyristor ini
dapat diperlihatkan seperti pada gambar-2 yang berikut ini.
Gambar visualisasi dengan transistor
Jika misalnya ada arus sebesar Ib yang mengalir pada base transistor Q2,
maka akan ada arus Ic yang mengalir pada kolektor Q2. Arus kolektor ini
merupakan arus base Ib pada transistor Q1, sehingga akan muncul penguatan
pada arus kolektor transistor Q1. Arus kolektor transistor Q1 tidak lain adalah
arus base bagi transistor Q2. Demikian seterusnya sehingga makin lama
sambungan PN dari thyristor ini di bagian tengah akan mengecil dan hilang.
Tertinggal hanyalah lapisan P dan N dibagian luar.
Jika keadaan ini tercapai, maka struktur yang demikian tidak lain adalah
struktur dioda PN (anoda-katoda) yang sudah dikenal. Pada saat yang demikian,
disebut bahwa thyristor dalam keadaan ON dan dapat mengalirkan arus dari
anoda menuju katoda seperti layaknya sebuah dioda.
Pada saat ini disebut thyristor dalam keadaan OFF karena tidak ada arus
yang bisa mengalir atau sangat kecil sekali. Arus tidak dapat mengalir sampai
pada suatu tegangan reverse-bias tertentu yang menyebabkan sambungan NP
ini jenuh dan hilang. Tegangan ini disebut tegangan breakdown dan pada saat itu
arus mulai dapat mengalir melewati thyristor sebagaimana dioda umumnya.
Pada thyristor tegangan ini disebut tegangan breakover Vbo.
Bila SCR digunakan pada arus AC, maka hanya akan mengalir arus ke
satu arah saja, seperti halnya pada dioda. Pada pengaturan daya AC dengan
SCR dikenal istilah sudut tunda penyulutan (firing delay angle) yaitu periode yang
hilang sebelum SCR tersulut. Rangkaian penyulut pada Gate dapat berupa R
mapun RC. Dengan rangkaian RC akan dapat diatur firing delay angle dalam
jangkah yang lebar.
SCR mempunyai elektroda kendali (Gerbang) terpisah dan seperti juga
torostor lainnya, SCR mempunyai perilaku seperti tabung tiratron. Namun tidak
tidak seperti triac, SCR hanya dapat terkonduksi dalam satu alat saja. Anodanya
harus dapat dibuat positif dan katodanya dibuat negatif. SCR banyak digunakan
dalam rangkaian penyearah terkendali, pengubah dan rangkaian kendali serta
penyaklaran.
Gambar SCR. (a) Susunannya. (b) Susunan ekivalen. (c) Rangkaian ekivalen.
(d) Lambang rangkaian
Gambar Cara kerja dari SCR dengan sebuah rangkaian elektronik persegi
Arus ini terhubung dan menyebabkan aliran yang rata ke base Q2.
Aliran ini menjaga transistor Q2 dalam keadaan terhubung, yang mana menjaga
transistor Q1 dalam keadaan terhubung walaupun pulsa dalam gate dalam
keadaan berhenti.
Karakteristik SCR terlihat pada gambar berikut:
Dalam tegangan belakang SCR seperti diode. Ini tidak akan terhubung
sampai alat ini breaks-over. Komponen SCR dirancang untuk break-over
tegangan yang tinggi) dalam hal ini untuk menghindari situasi ini). Vx lebih besar
dari 400 V.
VGT = 0,75 V
I GT 10mA
Dengan adanya kapasitans dalam SCR maka piranti ini dapat dipicu
oleh tegangan catu yang berubah secara cepat. Jadi dengan kata lain, jika laju
kenaikan dari tegangan catu cukup tinggi, maka arus pengisian kapasitif dapat
memulai proses regenerasi. Untuk menghindari sinyal pemicuan yang salah
pada SCR, laju perubahan tegangan pada anode tidak boleh melenihi laju kritis
kenaikan tegangan yang tercantum pada lembar data.
Piranti SCR yang lebih besar masih dikenakan batas lain berupa laju
kritis kenaikan arus. Misalnya piranti C701 diketahui mempunyai laju kritis
kenaikan arus sebesar 150A/µs. Jika arus anode bertambah lebih cepat dari laju
ini, SCR yang bersangkutan dapat menjadi rusak akibat bintik-bintik panas (hot
spots) yang terjadi didalamnya. Penggunaan sebuah inductor secara seri seperti
ditunjukkan pada Gambar 4.4.(b) akan mengurangi laju kenaikan arus, dan
membantu pembatas RC dalam menekan laju kenaikan tegangan.
dari VGT , SCR akan hidup dan tegangan keluaran akan jatuh dari +VCC ke
suatu nilai yang rendah. Kadang-kadang, hambatan gerbang digunakan disini.
Hambatan ini membatasi arus gerbang ke suatu nilai yang aman. Tegangan
masukan yang dibutuhkan untuk memicu sebuah SCR harus lebih dari:
V IN = VGT + I GT RGT
Keburukan dari SCR adalah pematian. Pematian dari SCR hanya ada
satu cara yaitu mengurangi arus yang mengalir melalui ini disamping arus yang
utama.
Sebuah transistor bisa juga menekan tombol arus dalam cara yang sama.
Keuntungan dari transistor adalah pematian ini dilakukan dengan sederhana
yaitu menghentikan arus di base. Kerugiannya adalah waktu penekanan tombol
lebih lama dan selama penekanan tombol dalam keadaaan tegangan yang tinggi
dibangun dalam ini,dengan demikian ini tidak bisa digunakan untuk penekanan
tombol untuk arus yang besar.
Jenis SCR
1. LASCR (light activated SCR) adalah jenis SCR yang apabila terkena sinar
matahari (cahaya yang cukup kuat ) akan menyebabkan elektron-elektron
valensi dalam SCR tersebut akan dilepaskan dari orbit-orbitnya dan akan
menjadi elektron-elektron bebas. Ketika elektron-elektron ini mengalir keluar
dari kolektor akan memasuki basis transistor, maka proses regenerasi akan
berlangsung sampai LASCR menjadi tertutup.
2. SCS (silicon controlled switch)adalah jenis SCR yang identik dengan saklar
penahan SCS menyediakan saluran kepada kedua basisnya satu picu
prategangan maju yang diberikan kepada salah satu basis tersebut akan
menutupi SCS, begitu pula sebaliknya bila diberi prategangan balik maka
akan membuka piranti saklar.
1. Sebuah SCR terdiri dari tiga terminal yaitu anoda, katoda, dan gate. SCR
berbeda dengan dioda rectifier biasanya. SCR dibuat dari empat buah lapis
dioda. SCR banyak digunakan pada suatu sirkuit elekronika karena lebih
efisien dibandingkan komponen lainnya terutama pada pemakaian saklar
elektronik.
2. SCR biasanya digunakan untuk mengontrol khususnya pada tegangan
tinggi karena SCR dapat dilewatkan tegangan dari 0 sampai 220 Volt
tergantung pada spesifik dan tipe dari SCR tersebut. SCR tidak akan
menghantar atau on, meskipun diberikan tegangan maju sampai pada
tegangan breakovernya SCR tersebut dicapai (VBRF). SCR akan
menghantar jika pada terminal gate diberi pemicuan yang berupa arus
dengan tegangan positip dan SCR akan tetap on bila arus yang mengalir
pada SCR lebih besar dari arus yang penahan (IH).
3. Satu-satunya cara untuk membuka (meng-off-kan) SCR adalah dengan
mengurangi arus Triger (IT) dibawah arus penahan (IH). SCR adalah
thyristor yang uni directional,karena ketika terkonduksi hanya bisa
melewatkan arus satu arah saja yaitu dari anoda menuju katoda. Artinya,
SCR aktif ketika gate-nya diberi polaritas positif dan antara anoda dan
katodanya dibias maju. Dan ketika sumber yang masuk pada SCR adalah
sumber AC, proses penyearahan akan berhenti saat siklus negatif terjadi.
DIAC
Diac merupakan komponen yang paling sederhana dari keluarga
thyristor, semi konduktor yang terdiri dari tiga lapisan seperti pada transistor pnp.
DIAC dibuat dengan struktur PNP mirip seperti transistor. Lapisan N pada
transistor dibuat sangat tipis sehingga elektron dengan mudah dapat
menyeberang menembus lapisan ini. Sedangkan pada DIAC, lapisan N di buat
cukup tebal sehingga elektron cukup sukar untuk menembusnya. Struktur DIAC
yang demikian dapat juga dipandang sebagai dua buah dioda PN dan NP,
sehingga dalam beberapa literatur DIAC digolongkan sebagai dioda.
Sukar dilewati oleh arus dua arah, DIAC memang dimaksudkan untuk
tujuan ini. Hanya dengan tegangan breakdown tertentu barulah DIAC dapat
menghantarkan arus. Arus yang dihantarkan tentu saja bisa bolak-balik dari
anoda menuju katoda dan sebaliknya. Kurva karakteristik DIAC sama seperti
TRIAC, tetapi yang hanya perlu diketahui adalah berapa tegangan breakdown-
nya. DIAC umumnya dipakai sebagai pemicu TRIAC agar ON pada tegangan
input tertentu yang relatif tinggi.
Rangkaian ekuivalen dari diac adalah dua buah diode empat lapis yang
dipasang secara paralel seperti terlihat pada Gambar 4.5(a). Dilihat secara ideal
ini sama dengan sistem saklar penahan dalam Gambar 4.5(b). Diac tidak akan
menghantar sampai tegangan yang melaluinya melebihi tegangan breakover
dalam salah satu arahnya. Lambang dari Diac terlihat pada Gambar 4.5(d).
Gambar Diac (a) Rangkaian ekuivalen. (b) Sistem saklar-penahan ekuivalen. (c)
Saklar penahan kiri tertutup. (d) Lambang rangkaian.
Di sini, arus bocor yang kecil (IBO+ untuk tegangan positif atau IB0- untuk
tegangan negatif). Mengalir sampai tegangan yang diberikan mencpai tegangan
breakover. Pada saat tegangan breakover dicapai, arus akan meningkat dengan
tajam dari I+ atau I- . Efek resistansi negatif akan muncul seperti terlihat pada
kurva lengkung ke arah belakang. Akibatnya arus menaik jika teganganya sedikit
diturunkan.
d. TRIAC
Untuk kerja triac pada keadaan positif atau negatif, seperti halnya pada
tabung trinatron, sekali kondisi DC terbentuk pada triac, elektroda gerbangnya
tidak lagi memegang kendali lagi sampai tegangan dari terminal 1 ke terminal 2
diputuskan atau dikurangi sampai dengan nol.
Karakteristik Triac
TRIAC hanya akan aktif ketika polaritas pada Anoda lebih positif
dibandingkan Katodanya dan gate-nya diberi polaritas positif, begitu juga
sebaliknya. Setelah terkonduksi, sebuah TRIAC akan tetap bekerja selama arus
yang mengalir pada TRIAC (IT) lebih besar dari arus penahan (IH) walaupun
arus gate dihilangkan. Satu-satunya cara untuk membuka (meng-off-kan) TRIAC
adalah dengan mengurangi arus IT di bawah arus IH.
Perbedaan antara SCR dan TRIAC dapat dilihat juga pada Rangkaiannya
yaitu pada rangkaian TRIAC tidak terdapat dioda hal ini disebabkan karena
TRIAC dapat bekerja atau dipicu dengan tegangan positif dan negatif.
Apabila TRIAC sudah aktif maka kita dapat mengetahui besarnya arus
Gate (IG), arus penahan (IH) dengan melihat pada Ampermeter dan juga dapat
mengetahui besarnya tegangan Gate (VGT), tegangan Anoda Katoda (VAK)
pada Voltmeter
PERHATIAN :
Pada percobaan ini terdapat lima jenis besar tegangan yang akan diukur,
yaitu tegangan dari Anoda ke katoda, Anoda ke Gate, Katoda ke Gate, jika
dipasang Resisitor dan Beban. Masing - masing pecobaan diuji dan diukur pada
saat lampu mati, redup, dan terang. Pengujian tersebut akan dilakukan untuk
semua percobaan yaitu untuk percobaan SCR, SCR dengan Diode, TRIAC, serta
TRIAC dan DIAC.
Pada saat lampu dalam keadaan mati, maka tidak ada arus yang bisa
mengalir atau sangat kecil sekali. Arus tidak dapat mengalir sampai pada suatu
tegangan reverse-bias tertentu yang menyebabkan sambungan NP ini jenuh dan
hilang. Tegangan ini disebut tegangan breakdown. Hasil perhitungan masing-
masing tegangannya adalah sebagai berikut: :
Anoda/Katoda
Vpengukura n −Vteori
% kesalahan relatif = x 100 %
Vteori
0 −220
= x 100 %
220
=1%
Vpengukura n −Vteori
% kesalahan relatif = x 100 %
Vteori
220 −220
= x 100 %
220
=1%
Pada saat Lampu terang
Tegangan Anoda/Katoda = 220 Volt
Vpengukura n −Vteori
% kesalahan relatif = x 100 %
Vteori
0 −220
= x 100 %
220
= 1%
Anoda / Gate
Untuk percobaan Anoda Gate, dapat rangkaiannya dapat dilihat pada gambar
berikut :
Vin = Vr + VGT
Ket :
V in : Tegangan Sumber
VGT : 0,75 Volt
IGT : 15 mA
Vpengukura n −Vteori
% kesalahan relatif = x 100 %
Vteori
= 0.34 %
Vpengukura n −Vteori
% kesalahan relatif = x 100 %
Vteori
42 −219 ,25
= x 100 %
219 ,25
= 80,84 %
Vpengukura n −Vteori
% kesalahan relatif = x 100 %
Vteori
= 4,67 %
Katoda /Gate
Vin = Vr + VGT
Ket :
V in : Tegangan Sumber
VGT : 0,75 Volt
IGT : 15 mA
= 14,6 X 103
0,1 −14 ,6
= x 100 %
14 ,6
= 99.31%
= 14,6 X 103
Vpengukura n −Vteori
% kesalahan relatif = x 100 %
Vteori
3,7 −14 ,6
= x 100 %
14 ,6
= 74,65%
= 14,6 X 103
Vpengukura n −Vteori
% kesalahan relatif = x 100 %
Vteori
4,1 −14 ,6
= x 100 %
14 ,6
= 71.91 %
Persentase
Anoda / Anoda /
kesalahan Gate / Katoda
Katoda Gate
Relatif ( %)
Persentase
kesalahan Relatif Anoda / Katoda Anoda / Gate Gate / Katoda
( %)
Tugas
Jawaban Pertanyaan
- Triac adalah tyristor dengan tiga pemicu ,yang mengatur arus ke dua
arah.Ini sejenis dengan dua komponen SCR dihubungkan secara pararel
dan dalam hubungan dengan inverter. setara dengan dua SCR yang
dihubungkan parallel. Dan dijelaskan sebagai berikut:
Triac dibangun dari 5 lapisan NPNPN
- Diac adalah trysitor yang hanya punya dua kaki. DIAC bukanlah termasuk
keluarga thyristor, namun prisip kerjanya membuat ia digolongkan
sebagai thyristor. DIAC dibuat dengan struktur PNP mirip seperti
transistor. Lapisan N pada transistor dibuat sangat tipis sehingga elektron
dengan mudah dapat menyeberang menembus lapisan ini. Sedangkan
pada DIAC, lapisan N di buat cukup tebal sehingga elektron cukup sukar
untuk menembusnya. Struktur DIAC yang demikian dapat juga dipandang
sebagai dua buah dioda PN dan NP, sehingga dalam beberapa literatur
DIAC digolongkan sebagai dioda.Adapun gambar dari struktur dan
symbol DIAC sebagai berikut :
2. - Pada SCR
Struktur : Sebuah SCR terdiri dari tiga terminal yaitu anoda, katoda,
dan gate. SCR berbeda dengan dioda rectifier biasanya.
SCR dibuat dari empat buah lapis dioda.Adapun gambar dari
struktur SCR sebagai berikut :
Karateristik : Adapun karateristik dari SCR yaitu dapat dijelaskan dengan
kurva I-V SCR berikut ini :
o Pada TRIAC
Struktur : TRIAC tersusun dari lima buah lapis semikonduktor yang
banyak digunakan pada pensaklaran elektronik. TRIAC
biasa juga disebut thyristor bi directional. TRIAC merupakan
dua buah SCR yang dihubungkan secara paralel
berkebalikan dengan terminal gate bersama. Adapun
gambar dari struktur TRIAC sebagai berikut :
Karateristik : Adapun karateristik dari SCR yaitu dapat dijelaskan dengan
gambar berikut ini :
Cara Kerja : TRIAC bekerja mirip seperti SCR yang paralel bolak-balik,
sehingga dapat melewatkan arus dua arah.Berbeda dengan
SCR yang hanya melewatkan tegangan dengan polaritas
positif saja, tetapi TRIAC dapat dipicu dengan tegangan
polaritas positif dan negatif, serta dapat dihidupkan dengan
menggunakan tegangan bolak-balik pada Gate. TRIAC
banyak digunakan pada rangkaian pengedali dan
pensaklaran.
o Pada DIAC
Struktur : DIAC dibuat dengan struktur PNP mirip seperti transistor.
Lapisan N pada transistor dibuat sangat tipis sehingga
elektron dengan mudah dapat menyeberang menembus
lapisan ini. Sedangkan pada DIAC, lapisan N di buat cukup
tebal sehingga elektron cukup sukar untuk
menembusnya. Struktur DIAC yang demikian dapat juga
dipandang sebagai dua buah dioda PN dan NP, sehingga
dalam beberapa literatur DIAC digolongkan sebagai dioda.
Adapun gambar dari struktur DIAC sebagai berikut :
Karateristik : Adapun karateristik dari DIAC yaitu dapat dijelaskan dengan
gambar berikut ini :
Cara Kerja : Pada prinsipnya diac akan menahan arus kearah dua belah
fihak, tetapi setelah tegangan melampaui suatu harga
tertentu, ia akan menghantar secara penuh.
3. - Fungsi dan karateristik dari SCR yaitu sebuah SCR terdiri dari tiga
terminal yaitu anoda, katoda, dan gate. SCR berbeda dengan dioda rectifier
biasanya. SCR dibuat dari empat buah lapis dioda. SCR banyak digunakan
pada suatu sirkuit elekronika karena lebih efisien dibandingkan komponen
lainnya terutama pada pemakaian saklar elektronik.
o Fungsi dan karateristik dari TRIAC yaitu TRIAC tersusun dari lima buah
lapis semikonduktor yang banyak digunakan pada pensaklaran elektronik.
TRIAC biasa juga disebut thyristor bi directional. TRIAC merupakan dua
buah SCR yang dihubungkan secara paralel berkebalikan dengan terminal
gate bersama. Berbeda dengan SCR yang hanya melewatkan tegangan
dengan polaritas positif saja, tetapi TRIAC dapat dipicu dengan tegangan
polaritas positif dan negatif, serta dapat dihidupkan dengan menggunakan
tegangan bolak-balik pada Gate. TRIAC banyak digunakan pada rangkaian
pengedali dan pensaklaran. TRIAC hanya akan aktif ketika polaritas pada
Anoda lebih positif dibandingkan Katodanya dan gate-nya diberi polaritas
positif, begitu juga sebaliknya. Setelah terkonduksi, sebuah TRIAC akan
tetap bekerja selama arus yang mengalir pada TRIAC (IT) lebih besar dari
arus penahan (IH) walaupun arus gate dihilangkan. Satu-satunya cara
untuk membuka (meng-off-kan) TRIAC adalah dengan mengurangi arus IT
di bawah arus IH.
- Fungsi dan karateristik dari DIAC yaitu dapat dijelaskan dengan gambar
berikut ini:
Gambar 4.11
Ketika tegangan dari diac bergerak dari tegangan VB,diac break-over dan
berperan sebagai diode penghubung.Peranan ini sama pada kedua arah.
Menambahkan diac pada gerbang triac meningkatkan substansi tegangan
penghidupan dari triac dan dengan demikian didapatkan tenaga yang lebih
dalam pengontrolan dalam tegangan tinggi.
6. Aplikasi SCR
• Sebagai rangkaian Saklar (switch control)
• Sebagai rangkaian pengendali (remote control)
• SCR biasanya digunakan untuk mengontrol khususnya pada tegangan
tinggi
• Pengatur motor
• Pemanas
• AC
• Pemanas induksi
Aplikasi TRIAC
• Sebagai rangkaian pengaturan daya (power control)
Aplikasi DIAC
• Sebagai pemicu TRIAC agar ON pada tegangan input tertentu yang relatif
tinggi.
• Aplikasi dimmer lampu
7. Menurut data dan analisis yang dibuat apabila hambatan pada masing –
masing rangkaian diatas dikurangi,maka besar tegangan pada masing-
masing rangkaian pun juga akan berkurang baik itu pada rangkaian
SCR,SCR dengan Diode,TRIAC,TRIAC DIAC,karena menurut Hukum Ohm
yaitu tegangan sebanding dengan hasil kali antara arus dengan hambatan,
dapat dirumuskan sebagai berikut :
V=IxR
Misal kita ambil contoh yaitu percobaan SCR di mana digunakan resistor
sebesar 2,2 KΩ dan 820 Ω dalam keadaan parallel maka R ekuivalennya
1 1 0,82 + 2,2 1
adalah + = = = 0,597Ω dengan IGT = 15
2,2 0,82 0,82 x 2,2 1,674
mA =
15x10-3 A, VGT = 0,75 v, maka V in = IGT (R) + VGT = 15x10-3 A (0,597) + 0,75
= 0,76 volt. Sangat jauh berbeda hasilnya apabila menggunakan hambatan
seperti hasil perhitungan hambatan pada rangkaian SCR,di mana Nilai
Menjadi
V in = IGT (R) + VGT + Vbo
Penambahan variabel ini tentu saja menambah nilai tegangan Vin sehingga
apabila DIAC dipsang dalam rangkaian nyala lampu pada saat potensio
diputar bisa lebih terang dan lebih redup.Selain itu pengaruh pemasangan
Resistor dalam rangkaian juga sangat besar, karena resistor ini menggeser
phasa tegangan VAC sehingga lampu bisa lebih terang dan lebih redup.
c. Percobaan DIAC
• Diac merupakan komponen yang paling sederhana dari keluarga
thyristor, semi konduktor yang terdiri dari tiga lapisan seperti pada
transistor pnp. Diac adalah trysitor yang hanya punya dua kaki. Ini
dirancang (di posisi ke yang lain) untuk dihidupkan oleh tegangan yang
lebih besar dari VB –nya. Tegangan VB sangatlah kecil.Ada perbedaan
diac dengan VB tegangan berkisar antara +- 10 V sampai 15 V.
Dari data hasil percobaan dan analisa hasil percobaan yang telah dilakukan
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. SCR hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Arus yang mengalir
hanya dari anoda ke katoda atau dari anoda ke gate sehingga besar
tegangan dari anoda ke gate atau dari anoda ke katoda lebih besar
dibandingkan dengan katoda ke gate, resistor ataupun pengukuran pada
beban.
2. Pada percobaan SCR dengan dioda besar tegangan dari anoda ke katoda
serta anoda ke gate lebih kecil dibandingkan dengan percobaan SCR.
3. Pada percobaan SCR besar tegangan dari anoda ke katoda serta anoda ke
gate paling besar nilainya pada saat lampu padam.
5. TRIAC dapat mengalirkan arus dalam dua arah sehingga nilai tegangan
dari katoda ke gate pada percobaan TRIAC lebih besar bila dibandingkan
dengan percobaan SCR.