You are on page 1of 20

1.

Konsep Dasar Analisis Sistem


1. Berbagai kelompok sistem
2. Kebutuhan analis sistem
3. Sistem analis sebagai konsultan
4. Sistem analis sebagai pendukung pakar
5. Sistem analis sebagai agen perubahan
6. Kualitas analis sistem

 
   

  Sistem informasi dikembangkan untuk berbagai kebutuhan berbeda, tergantung


pada kebutuhan bisnis. Fungsi sistem pemrosesan transaksi (transaction processing
system/TPS) pada level operasional sebuah organisasi; sistem automasi perkantoran
(office automation system/OAS) dan sistem kerja pengetahuan (knowledge work
system/KWS) mendukung pekerjaan pada level pengetahuan. Sistem dengan level
yang lebih tinggi terdiri atas sistem penunjang keputusan (decision support
sistem/DSS) dan sistem informasi manajemen (management information system
/MIS). Expert system (sistem pakar) digunakan oleh untuk membantu pengambil
keputusan untuk menyelesaikan masalah terstruktur yang spesifiks. Pada level
strategis manajemen didapatkan executif support system (ESS). Group decision
support system (GDSS) membantu pengambil keputusan pada level group untuk
menyelesaikan berbagai masalah semiterstruktur atau tidak terstruktur.

1. Berbagai kelompok sistem

Transaction Processing System


Transaction processing system (TPS) adalah sistem informasi terkomputerisasi yang
dikembangkan untuk memproses data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis
yang sifatnya rutin seperti payroll dan inventory.

Office Automation System and Knowledge Work System


Pada level pengetahuan pada sebuah organisasi merupakan dua class pada sistem.
Office automation system (OAS) memberi dukungan pekerja data, yaitu yang tidak
membuat pengetahuan baru tetapi yang menggunakan informasi untuk keperluan
analisis dengan mengubah atau memanipulasi data untuk kemudian disebarkan.

Management Information System


Management information system (MIS) tidak menggantikan posisi sistem
pemrosesan transaksi tetapi semua MIS terdapat di dalamnya pemrosesan transaksi.
MIS merupakan sistem informasi terkomputerisasi yang bekerja untuk
menginteraksikan manusia dengan komputer. Dengan membutuhkan manusia,
software (program komputer), dan hardware untuk difungsikan dalam organisasi,
MIS mendukung tugas-tugas organisasi secara lebih luas dari pada sistem
pemrosesan transaksi, termasuk analisis keputusan dan pengambilan keputusan.

Decision Support System


Sistem informasi dengan level yang lebih tinggi adalah decision support system
(DSS). DSS sama halnya dengan MIS tradisional dimana keduanya bergantung pada
database yang dijadikan sebagai sumber data. DSS awalnya merupakan bagian dari
MIS tradisional yang kemudian terpisah, DSS menekankan pada dukungan terhadap
pengambilan keputusan pada setiap fase. DSS biasanya lebih tepat untuk digunakan
oleh seseorang atau sebuah group dibanding MIS tradisional yang digunakan untuk
sebuah organisasi.

Expert System dan Artificial Intelligence


Artificial Intelligence (AI) erat kaitannya dengan Expert System (ES). Secara umum
AI telah dikembangkan untuk keperluan mesin yang memiliki kescerdasan. Fokus
pengembangan AI adalah pemahaman akan bahasa alami (natural language) dengan
melakukan mengambil kesimpulan secara logis. Sistem pakar merupakan sistem
informasi khusus karena kemampuannya untuk melakukan prediksi. Sistem pakar
sering juga disebut sebagai sistem berbasis pengetahuan (knowledge-based system)
yang secara efektif mengambil dan menggunakan pengetahuan pakar untuk
menyelesaikan masalah dalam organisasi secara partikular.

2. Kebutuhan analis sistem

Secara sistematis, system analis bertugas untuk menjaga agar supaya fungsi bisnis
dapat berjalan sebagaimana mestinya dengan mengevaluasi input dan pemrosesan
data beserta output informasi dengan tujuan perbaikan proses organisasi. Beberapa
perbaikan fungsi bisnis dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistem
informasi terkomputerisasi. Defenisi ini menunjukkan sebuah pendekatan sistematis
dan metodik untuk melakukan analisis, dan mungkin perbaikan terhadap hal-hal
yang sifatnya spesifik yang diakibatkan oleh proses bisnis.

3. Sistem analis sebagai konsultan

Sistem analis secara berkala bertindak sebagai konsultan bagi sebuah perusahaan
khususnya yang berkaitan dengan pengolahan informasi organisasi. Ini dapat
mendatangkan keuntungan karena sistem analis merupakan orang luar organisasi
yang memiliki perspektif yang lebih segardan lebih objektif terhadap proses
pengolahan informasi di perusahaan. Tetapi terkadang muncul hambatan karena
sistem analis tidak memahami budaya yang ada di perusahaan tersebut sehingga
mungkin terajadi ketidakcocokan.

4. Sistem analis sebagai pendukung pakar


Sebagai pendukung pakar, seorang sistem analis tidak mengatur jalannya proyek,
akan tetapi mendukung pihak manajemen dimana seorang sistem analis
dipekerjakan. Sistem analis bertindak sebagai perumus kebutuhan akan sofware dan
harware untuk kebutuhan pengolahan informasi pada organisasi.

5. Sistem analis sebagai agen perubahan

Sistem analis sering juga disebut sebagai agen perubahan ketika ia melakukan
aktifitas sesuai pada siklus hidup pengembangan sistem (akan dibahas kemudian).
Agen perubahan dapat didefenisikan sebagai orang yang bertindak sebagai
catalisator perubahan, mengembangkan dan merencanakan perubahan, dan bekerja
dengan fasilitas yang disediakan untuk perubahan.

Seorang sistem analis harus dapat mengenali fakta dan menggunakannya sebagai
starting point untuk melakukan analisis. Inilah yang menyebabkan seorang sistem
analis harus dapat berinteraksi dengan user dan manajemen sejak awal proyek
dimulai. Tanpa bantuannya seorang sistem analis tidak akan dapat memahami apa
yang terjadi dalam organisasi sehingga perubahan yang sesungguhnya tidak dapat
dilakukan.

Jika perubahan (yaitu perbaikan-perbaikan yang dapat direalisasikan dengan sistem


informasi) kelihatan bermasalah setelah analisis, maka langkah selanjutnya adalah
mengembangkan sebuah perencanaan perubahan untuk mengatasi segala akibat dari
proses pengembangan sistem yang anomali/bermasalah.

6. Kualitas analis sistem

Sistem analis adalah penyelesai masalah (problem solver). Sistem analis adalah
orang yang melakukan analisis terhadap suatu masalah dan membuat suatu kerangka
solusi yang dapat diterapkan dan bekerja secara efektif. Sistem analis harus dapat
menangani segala macam situasi secara sistematis dengan keahlian aplikasi dan
tool-tool, teknik, dan pengalaman yang dimilikinya. Sistem analis juga harus
memiliki kemampuan berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di lingkungan
perusahaan. Sistem analis harus memiliki pengalaman pemrograman komputer
supaya dapat memahami kemampuan komputer untuk dapat menentukan kebutuhan
pengolahan informasi untuk perusahaan. Selain itu, juga agar supaya agar
komunikasi dengan programmer tidak mengalami hambatan.
Gambar Tujuh fase siklus hidup pengembangan sistem

Sistem analis harus memiliki disiplin, motivasi individual untuk mampu mengatur
sumber daya yang tak terhitung jumlahnya, termasuk sumber daya manusia.

3. Siklus Hidup Pengembangan Sistem


(lanjutan)
1. Pendokumentasian Sistem
2. Implementasi Sistem
3. Pengujian Sistem
4. Pemeliharaan Sistem

     
  1. Pendokumentasian Sistem

Unsur paling penting dalam perancangan sebuah sistem adalah mengenai


kemudahan sistem analis untuk mengkomunikasikan gagasan mengenai rancangan
sistem yang dibuatnya. Bagaimana pun, seorang sistem analis bukanlah satu-satunya
yang menentukan, apakah sebuah sistem bisa diterima dan dilaksanakan oleh
usernya. Untuk itu harus ada suatu media untuk melakukan diskusi, apakah desain
yang dibuat sistem analis tadi bisa diterima oleh user.

Cara melakukan komunikasi adalah dengan membuat suatu diagram, yang


menggambarkan secara visual, mengenai bagaimana sistem komputerisasi nantinya
akan bekerja. Diagram tersebut akan menggambarkan rangkaian dan urutan proses
yang akan berlangsung, dimulai dari data-data awal, hingga ke proses akhir
penerbitan informasi, serta pengarsipannya. Diagram tersebut menggunakan simbol-
simbol sistem yang sudah baku, seperti yang tertera dalam contoh simbol berikut:

Gambar 1. Simbol dasar pendokumentasian sistem

1. Terminal. Simbol ini menyatakan awal dan akhir sebuah rangkaian


perjalanan sebuah sistem. Untuk awal sistem, maka dari simbol ini akan
keluar sebuah garis, yang menunjukkan arah proses berikutnya.
2. Processing. Simbol ini menyatakan adanya sebuah kegiatan pengolahan data
pada langkah tersebut. Simbol ini akan menerima masukan dari simbol
lainnya, dan akan mengeluarkan hasil proses, untuk dilanjutkan pada
langkah berikutnya.
3. Document (Report). Simbol ini bisa diartikan sebagai sebuah dokumen data
masukan, atau sebuah laporan yang dihasilkan oleh suatu proses tertentu.
Jika simbol dokumen masukan, maka akan ada simbol arah yang keluar
darinya. Jika simbol laporan hasil keluaran, maka akan ada simbol arah yang
mengarah pada simbol tersebut.
4. Decision (condition, branching). Pada simbol ini diartikan akan adanya
suatu alternatif proses. Hanya akan ada sebuah simbol arah yang masuk ke
simbol ini, dan dipastikan akan ada lebih dari satu simbol arah yang keluar
dari simbol decision ini, untuk menggambarkan adanya beberapa alternatif
proses yang akan terjadi sesudah simbol decision ini.
5. Predefined Process (preparation). Merupakan simbol yang menandakan
akan adanya suatu pemberian nilai tertentu pada suatu kondisi, sebelum
langkah proses dilanjutkan. Ini merupakan proses inisialisasi, untuk
menetapkan persamaan persepsi tertentu atas suatu kondisi data, yang akan
dipakai sebagai referensi bagi kelanjutan langkah berikutnya.
6. Input/Output. Simbol ini digunakan untuk adanya proses pembacaan data
file input, atau melakukan penulisan pada file keluaran (output).
7. Clerical Operation. Simbol ini digunakan untuk menjelaskan adanya proses
manual yang terjadi dalam rangkaian proses tersebut. Misalnya, tentang
adanya pemeriksaan secara fisik oleh petugas atas suatu hasil laporan
tertentu, sebelum dilanjutkan ke langkah proses berikutnya.
8. Punched Card. Punched card adalah media penyimpan data berbentuk
kartu, terbuat dari kertas tebal, dengan perekaman data yang akan
membentuk lubang-lubang. Punched card sudah jarang digunakan di mesin-
mesin komputer modern saat ini. Meski demikian, di sejumlah instalasi yang
menggunakan komputer-komputer generasi lama, media ini masih lazim
dipakai. Punched card mulai diperkenalkan oleh DR Herman Hollerith pada
tahun 1870, dan masih digunakan sampai sekarang.
9. Direct Access Device. Dipakai untuk menandakan adanya media direct
access (hard disk) yang digunakan untuk pengoperasian file pada tahap
tersebut.
10. Online Keyboard. Simbol ini digunakan untuk menyatakan adanya
intervensoi proses yang harus diberikan oleh operator, pada saat
berlangsungnya suatu rangkaian proses di komputer.
11. Display. Menandakan digunakannya media layar (monitor, display) untuk
menyajikan suatu informasi tertentu.
12. Perforated Tape. Salah satu media penyimpan data. Secara fisik berbentuk
seperti pita, terbuat dari kertas. Cara perekaman data seperti pada punched-
card, yaitu berlubang.
13. Magnetic Tape. Merupakan media penyimpan data magnetik, berbentuk
pita. Mampu menyimpan data dalam jumlah besar, namun tidak dapat
digunakan untuk proses secara direct access, seperti pada hard disk, atau
disket. Pada era komputer modern dewasa ini, magnetic tape lebih banyak
dipakai untuk media pengarsipan (back-up) saja.
14. Off-page Connector. Simbol yang menandakan adanya suatu hubungan
rangkaian langkah proses, yang harus berlanjut di halaman lain. Sebuah
diagram sistem yang besar acapkali tak bisa dimuatkan secara sekaligus
dalam sebuah lembar kertas. Jika lanjutan suatu langkah terpaksa harus
dilanjutkan di lembar lain, maka perlu menggunakan simbol ini. Misalnya, di
halaman 1 ada diperlukan adanya simbol tersebut, maka pada penulisan
simbol ini harus diberikan suatu tanda tertentu pada bidang yang ada di
tengahnya. Misalnya, huruf ‘A’. Nanti, di halaman lain sebagai
penyambungnya, juga ada simbol serupa, dengan kode ‘A’ yang sama pula.
Kodeyang sama ini untuk emmbantu pembaca diagram ini untuk mengetahui
kelanjutan langkah proses yang terpaksa harus keluar dari halaman 1 tadi.
15. Connector. Serupa dengan Off-Page Connector, yang gunanya adalah untuk
menyambung suatu rangkaian langkah proses. Tetapi simbol ini dipakai
hanya untuk sambungan yang ada di halaman yang sama. Cara
penggunaannya sama, yaitu dengan membubuhkan suatu tanda tertentu yang
sama, baik pada saat hubungan tadi terputus, atau di sambungannya. Simbol
ini dipakai agar penggambaran flowchart di lembar tersebut tidak ruwet,
karena adanya garis-garis yang saling menyilang di antara garis yang lain.
16. Keying Operation. Simbol ini digunakan untuk menandakan adanya
pekerjaan perekaman data. Seperti data-entry operation.
17. Off-Line Storage. Digunakan untuk menandakan adanya media penyimpan
data yang harus disimpan dalam arsip.

Pendikumentasian

 Bagan Arus (Flow Chart) :


Merupakan alat yang digunakan untuk:
o dokumentasi sistem yang sudah ada.
o Mendesain sistem baru
o Memberi petunjuk bagi programer yang akan membuat dan
memperbaharui program komputer

Bagan arus terdiri dari dua macam yaitu:

o Dokumen flowchart
o Sistem / proses flowchart
 Bagan Arus Dokumen
Bagan yang digunakan untuk menganalisa distribusi dokumen (kadang
sumber daya fisik lain) diantara unit organisasi dalam suatu sistem
(document oriented)

Langkah-langkah dalam penyusunan Dokumen Flowchart:

o Mengidentifikasi departemen-departemen yang ikut ambil bagian


dalam suatu sistem.
o Mengidentifikasi dokumen sumber yang akan digunakan.
o Menggambarkan bagaimana dokumen-dokumen di buat, diproses dan
digunakan.
o Menambahkan catatan yang akan memberikan keterangan mengenai
suatu simbol atau kegiatan.

 Bagan Arus Sistem


Bagan yang menyediakan gambaran yang lebih lengkap mengenai langkah-
langkah proses dalam suatu sistem (Process oriented).
Sistem flowchart terdiri dari dari beberapa tingkatan :

o High-level System Flowchart, sistem flowchart yang


penggambarannya sangat umum dan memberikan gambaran sekilas
mengenai sistem.
o Intermediate-level System Flowchart, penggambarannya suatu proses
yang lebih detail
o Low-level System Flowchart, menggambarkan secara khusus
aplikasi-aplikasi atau kegiatan-kegiatan dari suatu proses.

 Bagan Arus Program


Bagan yang mengambarkan rangkaian atau urutan dari operasi logis yang
dikerjakan komputer dalam menjalankan suatu program

Meskipun tidak ada aturan khusus mengenai pembuatan flowchart, tapi


terdapat beberapa panduan yang dapat diikuti dalam pembuatan flowchart,

o Simbol dari proses harus selalu diletakkan diantara simbol input dan
simbol output.
o Pembuatan flowchart harus dimulai dari pojok kiri atas.
o Selalu menggunakan simbol yang tepat tergantung dari jenis
flowchartnya.
o Hindari kekusutan dan kekacauan dengan menghindari garis yang
berpotongan, apabila harus ada, dapat digunakan simbol koneksi.
o Harus ada keterangan / deskripsi untuk memberikan kejelasan.

 Data Flow Diagram (DFD)


Suatu bagan yang memberikan gambaran mengenai arus data dalam suatu
sistem atau organisasi. Digunakan terutama sebagai alat untuk mengevaluasi
sistem yang sudah ada dan perencanaan pembuatan sistem baru. (lebih
bersifat penggambaran secara logis dari suatu sistem).

Elemen dalam suatu DFD :

o Proses transformasi, digambarkan berbentuk lingkaran.


o Arus data, digambarkan berupa anak panah yang masuk atau keluar
dari suatu proses transformasi.
o Penyimpanan data, digambarkan berupa kotak persegi panjang tanpa
tutup di sebelah kanannya.
o Data sumber dan data tujuan, digambarkan berupa kotak empat
persegi panjang.

Diagram Aliran Data (DFD) berbeda dari Bagan Arus (Flowchart) dalam
beberapa hal. Meskipun masin-masing menggunakan simbol untuk
menyatakan proses, namun DFD tidak menunjukkan urutan proses. Jadi
DFD mungkin menunjukkan beberapa proses yang beroperasi secara paralel.

 Bagan IPO dan HIPO

Bagan IPO -> Bagan yang menggambarkan suatu sistem dalam skala umum
(tidak rinci) sehingga dapat digunakan untuk melihat / menganalisa suatu
sistem secara utuh.

Bagan HIPO -> Bagan yang mewakili sistem dengan bertambahnya tingkatan
rincian. (Tingkat rincian tergantung dari kebutuhan pemakai).

2. Implementasi Sistem

Beberapa aktifitas utama dari pengembangan perangkat lunak meliputi :

 Pengembangan program
 Menyempurnakan desain
 Melakukan pengujian program
 Melakukan konversi
 Instalasi atau pemasangan akhir

Bila program dari system sesuai dengan spesifikasi, kemudian dpaat dilaksanakan
uji persetujuan pemakai, untuk melihat apakah desain yang dinyatakan dengan
spesifikasi system tersebut seusai dnegan kebutuhan pemakai maka manajemen
proyek hharus dapat memastikannya. Dan yang lebih penting adalah bagaimana
suatu proyek dapat dipastikan untuk dapat diselesaikan dnegan biaya yang telah
diperkirakan serta tepat pada waktunya.

Persoalan yang akan dihadapi adalah bagaimana seharusnya mengelola aktifitas-


aktifitas, dan siapa yang seharusnya ditunjuk sebagai penanggung jawab dlaam tim
desain.
Gambar 2. Proses Implementasi

Pembuatan program sudah jelas merupakan tugas staf departemen komputer.


Setelah spesifikasi selesai dibuat, mungkin beberapa pemrogram perlu ditambahkan
ke dalam tim desain. Penyempurnaan desain melibatkan beberapa aktifitas.
Biasanya diperlukan analisis lebih lanjut dan beberapa spesifikasi yang barangkali
perlu diubah. Aktifitas ini juga melibatkan analis dan

Pengujian program dengan data yang realistis memerlukan bantuan para pemakai
sebagai penghasil data tersebut, demikian juga dengan pengujian system.

Seringkali diperlukan program-program konversi khusus untuk beralih dari system


lama ke system baru (migrasi). Dengan demikian pada tahap implementasi dan uji
coba system baru merupakan tahapan yang paling menyita banyak waktu dan
membutuhkan perhatian yang khusus.

3. Pengujian Sistem

Pengujian merupakan elemen yang paling kritis dari penilaian perangkat lunak yang
telah dikerjakan. Dalam teknik uji coba perangkat lunak akan dibuat test case yang
fokusnya adalh perancangan langkah-langkah pengujian sistem sesuai dengan
permasalahan dan tujuan uji coba sistem secara keseluruhan. Biasanya pengujian
menggunakan 60% dari total usaha yang dilakukan untuk merekayasa sebuah
sistem.

Uji coba merupakan bagian yang menarik bagi analis sistem. Dalam fase defenisi
dan pengembangan, analis sistem berusaha membuat perangkat lunak yang dimulai
dari konsep abstrak sampai ke penerapannya. Pada fase uji coba, analis sistem
membuat test-test yang cenderung untuk membongkar perangkat lunak yang telah
dibuat. Secara fakta uji coba adalah salah satu langkah dari siklus pengembangan
perangkat lunak yang jika ditinjau dari sudut pandang psikologi adalah
penghancuran dibandingkan penyusunan. Adapun tujuan uji coba sistem adalah:

 Mencari kesalahan
 Uji coba yang baik adalah yang mampu menemukan sebanyak mungkin
kesalahan
 Uji coba yang berhasil adalah yang mampu menemukan kesalahan yang
sebelumnya belum ditemukan

Adapun lebih detailnya mengenai berbagai teknik dan jenis pengujian sistem akan
dibahas pada matakuliah "Sistem Testing dan Implementasi"

4. Pemeliharaan Sistem

Istilah pemeliharaan perangkat lunak digunakan untuk menjabarkan aktifitas dari


analis sistem yang terjadi pada saat hasil produk perangkat lunak sudah
dipergunakan oleh pemakai (user).

Biasanya pengembangan produk perangkat lunak memerlukan waktu antara 1


sampai dengan 2 tahun, tetapi pada fase pemeliharaan perangkat lunak
menghabiskan waktu 5 sampai dengan 10 tahun.

Aktifitas yang terjadi pada fase pemeliharaan antara lain:

 Penambahan atau peningkatan atau juga perbaikan untuk produk perangkat


lunak
 Adaptasi produk dengan lingkungan mesin yang baru
 Pembetulan permasalahan yang timbul

Aktifitas pada penambahan atau perbaikan produk perangkat lunak meliputi:

 Penambahan fungsi-fungsi baru


 Perbaikan tampilan dan modus interaktif
 Perbaharui dokumen eksternal
 Perbaharui dokumentasi internal
 Perbaharui karakteristik performansi dari sistem

Adaptasi terhadap lingkungan yang baru mencakup aktivitas:

 Pemiondahan perangkat lunak ke mesin yang berlainan


 Modifikasi untuk dapat mempergunakan protokol atau disk drive tambahan

Sedangkan pada pembetulan mencakup aktifitas Pembenaran kesalahan yang timbul


setelah produk perangkat lunak dipergunakan oleh user

Pemeliharaan biasanya menjadi tahapan yang paling besar membutuhkan biaya


hingga 60%-70%. Tak heran jika tujuan dari pengembangan dan pembuatan
perangkat lunak adalah untuk menghasilkan perangkat lunak yang dapat diandalkan
dan mudah pemeliharaannya. Atribut utama dari perangkat lunak yang mudah
pemeliharaannya adalah:

 Perangkat lunak dikerjakan per modul


 Perangkat lunak mempunyai kejelasan
 Dokumentasi internal yang baik dan jelas
 Dokumen-dokumen pendukung lainnya

Pemeliharaan perangkat lunak jika ditinjau dari daur siklus pengembangan


perangkat lunak dapat dikelompokkan sebagai berikut:

 Perluasan dan analisis merupakan perwujudan kembali dari fase analisis


pada daur siklus pengembangan
 Pembenaran merupakan perwujudan kembali fase analisis, perencanaan dan
penerapan

Aktifitas pemeliharaan yang pertama terjadi karena asumsi yang salah pada saat uji
coba yaitu kesalahan-kesalahan tersembunyi pada perangkat lunak yang cukup
besar.

Pemeliharaan perangkat lunak dapat dibedakan menjadi:

1. Corrective Maintenance
Terjadi pada saat produk dipakai dan hasil yang didapat oleh user baik
berupa kesalahan yang timbul maupun kesalahan dalam bentuk keluaran
yang tidak sesuai

2. Adaptive Maintenance
Aktifitas yang kedua ini terjadi karena pertumbuhan atau perkembangan
perangkat lunak atau perangkat keras sehingga memerlukan modifikasi dari
perangkat lunak yang telah dibuat
3. Perfectif Maintenance
Aktifitas ini terjadi pada saat perangkat lunak yang telah dibuat dan
dilakukan uji coba kemudian dipergunakan oleh user. Setelah dipergunakan
oleh usermungkin timbul permintaan tambahan fungsi sesuai dengan
keinginan pemakai

4. Preventive Maintenance
Pemeliharaan yang terakhir dilakukan untuk menghadapi kemajuan
perangkat lunak atau perangkat keras di masa mendatang, umpamanya
penambahan fungsi-fungsi atau melengkapi fungsi-fungsi yang telah ada.

4. Analisis Kebutuhan Informasi


1. Metode Pengumpulan Data
o Observasi
o Wawancara
o Prototyping
2. Pendokumentasian Hasil Pengumpulan Data

     

  Analisis Sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi
yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk
mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-
kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang
diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.

Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di
dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya. Langkah-
langkah di dalam tahap analisis sistem hampir sama dengan langkah-langkah yang
dilakukan dalam mendefinisikan proyek-proyeksistem yang akan dikembangkan di
tahap perencanaan sistem. Perbedaannya pada analisis sistem ruang lingkup
tugasnya lebih terinci. Didalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar
yang harus dilakukan oleh Analis Sistem Yaitu sbb:

1. Identify, Yaitu mengidentifikasikan masalah


o Mengindentifikasikan penyebab masalah
o Mengidentifikasikan titik keputusan
o Mengidentifikasikan personil-personil kunci
2. Understand, Yaitu memahami kerja dari sistem yang ada
o Menentukan jenis penelitian
o Merencanakan jadual penelitian
o Mengatur jadual wawancara
o Mengatur jadual observasi
o Mengatur jadual pengambilan sampel
o Membuat penugasan penelitian
o Membuat agenda wawancara
o Mengumpulkan hasil penelitian
3. Analyze, Yaitu Menganalis Sistem
o Menganalisis kelemahan Sistem
o Menganalisis kebutuhan Informasi pemakai / manajemen
4. Report, Yaitu membuat laporan hasil analisis Tujuan :
o Pelaporan bahwa analisis telah selesai dilakukan
o Meluruskan kesalah-pengertian mengenai apa yang telah ditemukan
dan dianalisis oleh analis sistem tetapi tidak sesuai menurut
manajemen
o Meminta pendapat-pendapat dan saran-saran dari pihak manajemen
o Meminta persetujuan kepada pihak manajemen untuk melakukan
tindakan selanjutnya .
Indikator Sistem Lama yang perlu diperbaharui

 Pengiriman barang sering tertunda


 Laporan tidak tepat pada waktunya
 Tanggung jawab tidak jelas
 Waktu kerja yang berlebihan
 Produktifitas tenaga kerja yang rendah
 Kapasitas produksi yang menganggur (idle capacities).
 Kurangnya motivasi karyawan
 Banyaknya pekerja yang menganggur
 Kesalahan-kesalahan manual yang tinggi
 Persediaan barang yang terlalu tinggi
 Pemesanan kembali barang yang tidak efisien Biaya operasi tinggi

Peningkatan yang diharapkan pada Sistem Baru hasil pengembangan

 Performance, peningkatan kinerja sehingga sistem baru menjadi lebih


efektif.
 Informasi, peningkatan terhadap kualitas informasi yang diberikan
 Ekonomi, peningkatan manfaat atau keuntungan, dan penurunan biaya.
 Control, pengendalian untuk menghindari terjadinya kesalahan/kecurangan.
 Efisiensi, berhubungan dengan bagaimana sumber daya digunakan
 Service, peningkatan layanan.

1. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang diambil dalam tahapan ini beserta cara pengambilannya adalah
sebagai berikut:

1. Data primer, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung (Observasi)


terhadap aktivitas organisasi, dan wawancara dengan personil-personil yang
berhubungan dan berwenang.
2. Data sekunder, yaitu data yang berasal dari laporan-laporan rutin aktivitas
organisasi, seperti: buku-buku administrasi, laporan harian dan laporan
bulanan, dokumentasi-dokumentasi yang berhubungan dengan data yang
dibutuhkan, dan data historis.
3. Studi kepustakaan, berupa penelaahan terhadap konsep-konsep dan
pendekatan teoritis yang mendukung penyelesaian masalah, dalam hal ini
adalah literatur sistem informasi, literatur pemrograman komputer, dan
literatur mengenai perencanaan, perancangan, dan pemeliharaan database.

Observasi

 Mengamati orang-orang yg melakukan aspek yg bervariasi dalam pekerjaan


mereka
 Sebelum melakukan pengamatan, analis sebaiknya :
o Mengidentifikasi dan menentukan apa yg akan diamati
o Memperkirakan lama waktu pengamatan yg dibutuhkan
o Mendapat persetujuan manajemen
o Menjelaskan pada peserta apa yang akan dilakukan untuk diamati
 Melakukan pengamatan yang paling efektif
 Dokumentasi dan organisasi catatan pengamatan

Wawancara

Wawancara merupakan Sebuah pertukaran informasi, terencana dan mempunyai


kegunaan spesifik, sebuah mekanisme umpan balik dan jalan yang utama untuk
mengumpulkan fakta studi saat digunakan dalam tahap analisis sistem.

Analisis kebutuhan software selalu dimulai dari pembicaraan dua belah pihak.
Customer yang memiliki masalah yang berkeinginan untuk menggunakan komputer
untuk menyelesaikan masalahnya. Developer memberikan respon terhadap
permintaan customer untuk memberikan bantuan.

Untuk memulai komunikasi dengan customer ada beberapa pertanyaan lepas yang
mungkin ditanyakan analyst:

1. Siapa orang dibalik permintaan ini?


2. Siapa yang akan menggunakan solusi?
3. Apa keuntungan ekonomis untuk solusi yang tepat?
4. Apakah ada sumber lain yang memberikan solusi?

Pertanyaan berikut akan memberikan pengertian yang jelas tentang masalah yang
dihadapi customer:

1. Bagaimana anda menilai “bagus tidaknya”output yang akan dihasilkan


dengan solusi ini?
2. Masalah apa yang hendak diselesaikan?
3. Dapatkan anda menggambarkan lingkungan dimana solusi ini akan
diterapkan?
4. Apakah ada masalah performa khusus atau batasan yang akan
mempengaruhi cara pendekatan solusi ini?

Pertanyaan terakhir yang terfokus pada efektifitas pertemuan:

1. Apakah anada orang yang tepat untuk menjawab pertanyaan ini?


2. Apakah jawaban anda ini resmi?
3. Apaklah pertanyaan saya relevan terhadap masalah yang anda hadapi?
4. Apakah saya menanyakan terlalu banyak pertanyaan?
5. Apakah ada orang lain yang dapat memberi saya informasi tambahan?
6. Apakah ada yang lain yang seharusnya saya tanyakan kepada anda?

Prototyping

 Prototype merupakan evolusi pertama untuk sebuah sistem


sempurna/rampung.
 Prototyping merupakan proses iteratif dari pengembangan sistem dimana
kebutuhan yang telah ditentukan dikonversi kedalam sistem yang bekerja
yang secara terus-menerus disempurnakan.
 Prototyping membentuk Rapid application development (RAD). Prinsip
metode RAD adalah menunda pembuatan sistem detail hingga kebutuhan
user betul-betul jelas.
 Tujuan pendekatan prototipe adalah untuk membangun versi mini/pilot yang
disebut prototipe dari sebuah sistem.
 Prototipe merupakan sebuah sistem/komponen sistem yang dapat digunakan,
dibangun dengan cepat dan murah, dan dengan penekanan bahwa sistem
tersebut akauasaan pemakai untuk mencoba miniatur/prototipe sistem baru
tersebut, dan memberikan masukan-masukan untuk perbaikan sistem bn
dimodifikasi atau digantikan dengan sistem dengan skala penuh.
 Kelebihan prototipe adalah kelelaru tersebut. Masukan-masukan tersebut
disertakan dalam evaluasi untuk prototipe berikutnya, sampai sistem yang
diinginkan diperoleh.

Gambar 1 Pendekatan Prototipe (Parker,1993)

Keadaan yang mendorong pendekatan prototipe:

 Pemakai tidak mengetahui informasi dan kemampuan sistem yang mereka


butuhkan.
 Pemakai membutuhkan perubahan secara cepat.
 Pemakai hanya mempunyai sedikit berpengalaman dengan sistem yang akan
dibangun.
 Resiko yang diakibatkan pemasangan sistem yang salah sangat tinggi.
 Banyak strategi desain alternatif yang harus diuji.
 Sistem harus dikembangkan dengan cepat dan biaya murah.

2. Pendokumentasian Hasil Pengumpulan Data

Diagram Prosedur sistem digunakan untuk mendefenisikan hubungna antar bagian


(pelaku proses), proses (manual atau berbasis komputer) dan aliran data (dalam
bentuk dokumen keluaran, dan masukan), diagram prosedur sistem menggunakan
simbol-simbol sebagai berikut:
Gambar 2 Simbol prosedur sistem

Dari hasil Pengumpulan data maka dapat dibuat diagram prosedur sistem misalnya
pada kasus Sistem Informasi Akademik di bawah ini:
Gambar 3 Aliran data pada sistem berjalan
Gambar 4 Aliran data usulan sistem baru

You might also like