You are on page 1of 21

Apakah 

Anemia itu?

Anemia adalah kekurangan hemoglobin (Hb). Hb adalah protein dalam sel darah merah, yang
mengantar oksigen dari paru ke bagian tubuh yang lain.

Anemia menyebabkan kelelahan, sesak napas dan pusing. Orang dengan anemia merasa
badannya kurang enak dibandingkan orang dengan tingkat Hb yang wajar. Mereka merasa
lebih sulit untuk bekerja. Ini berarti mutu hidupnya lebih rendah.

Tingkat Hb diukur sebagai bagian dari tes darah lengkap (complete blood count/CBC).

Anemia didefinisikan oleh tingkat Hb. Sebagian besar dokter sepakat bahwa tingkat Hb di
bawah 6,5 menunjukkan anemia yang gawat. Tingkat Hb yang wajar adalah sedikitnya 12
untuk perempuan dan 14 untuk laki-laki.

Secara keseluruhan, perempuan mempunyai tingkat Hb yang lebih rendah dibandingkan laki-
laki. Begitu juga dengan orang yang sangat tua atau sangat muda.

Apa Penyebab Anemia?

Sumsum tulang membuat sel darah merah. Proses ini membutuhkan zat besi, dan vitamin
B12 dan asam folat. Eritropoietin (EPO) merangsang pembuatan sel darah merah. EPO
adalah hormon yang dibuat oleh ginjal.

Anemia dapat terjadi bila tubuh kita tidak membuat sel darah merah secukupnya. Anemia
juga disebabkan kehilangan atau kerusakan pada sel tersebut. Ada beberapa faktor yang dapat
menyebabkan anemia:

 Kekurangan zat besi, vitamin B12 atau asam folat. Kekurangan asam folat dapat
menyebabkan jenis anemia yang disebut megaloblastik, dengan sel darah merah yang
besar dengan warna muda
 Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal
 Kehilangan darah akibat pendarahan dalam atau siklus haid perempuan
 Penghancuran sel darah merah (anemia hemolitik)

Jenis-jenis Anemia

Anemia akibat kekurangan zat besi— Ini adalah punca anemia paling biasa dihadapi
kebanyakan orang, termasuk wanita (20 peratus), wanita hamil (50 peratus) dan lelaki (tiga
peratus).Zat besi diperoleh daripada makanan dan proses penggunaan semula zat besi sedia
ada dalam badan (dari sel darah merah yang musnah). Kekurangan zat besi mengambil masa
untuk berlaku jika seseorang itu mengamalkan diet kurang berkhasiat.

Sel darah merah dihasilkan oleh sumsum tulang dan ia memerlukan zat besi untuk berfungsi
dengan cekap. Kekurangan zat besi menghalang sumsum tulang menghasilkan hemoglobin
yang menjadi unsur penting dalam sel darah merah.
Kekurangan hemoglobin menyebabkan sel darah merah berwarna pucat dan keupayaan sel
pucat ini untuk membawa oksigen adalah rendah. Maka organ lain menerima kurang oksigen
dan lama kelamaan individu berkenaan mudah berasa letih, walaupun tidak melakukan kerja.

Kadar hemoglobin normal adalah antara 11.5-13.5 gm peratus. Jika kadarnya kurang daripada
10 gm peratus, seseorang itu akan mengalami masalah anemia.

Anemia akibat kekurangan vitamin B12 atau asid folik — Kekurangan kedua-dua vitamin
ini menyebabkan sumsum tulang menghasilkan sel darah merah yang sangat besar.
Bagaimanapun, saiz sel bukan pengukur kepada keupayaannya membawa lebih banyak
oksigen.

Kekurangan vitamin B12 juga menyebabkan seseorang itu mengalami masalah sakit lidah
dan mulut, hilang selera makan dan mudah keliru atau sukar membuat pertimbangan.

Anemia aplastik — Keadaan ini disebabkan sel sumsum tulang mengalami masalah untuk
membentuk dan membahagi secara normal. Akibatnya, penghasilan sel darah merah dan
putih berkurangan

ANEMIA HEMOLITIK
DEFINISI
anemia hemolitik adalah anemia yang terjadi karena meningkatnya penghancuran sel darah
merah. dalam keadaan normal, sel darah merah mempunyai waktu hidup 120 hari.
jika menjadi tua, sel pemakan dalam sumsum tulang, limpa dan hati dapat mengetahuinya
dan merusaknya. jika suatu penyakit menghancurkan sel darah merah sebelum waktunya
(hemolisis), sumsum tulang berusaha menggantinya dengan mempercepat pembentukan sel
darah merah yang baru, sampai 10 kali kecepatan normal.jika penghancuran sel darah merah
melebihi pembentukannya, maka akan terjadi anemia hemolitik.pembesaran limpa.

banyak penyakit yang dapat menyebabkan pembesaran limpa.


jika membesar, limpa cenderung menangkap dan menghancurkan sel darah merah;
membentuk suatu lingkaran setan, yaitu semakin banyak sel yang terjebak, limpa semakin
membesar dan semakin membesar limpa, semakin banyak sel yang terjebak.

anemia yang disebabkan oleh pembesaran limpa biasanya berkembang secara perlahan dan
gejalanya cenderung ringan.
pembesaran limpa juga seringkali menyebabkan berkurangnya jumlah trombosit dan sel
darah putih.

pengobatan biasanya ditujukan kepada penyakit yang menyebabkan limpa membesar.


kadang anemianya cukup berat sehingga perlu dilakukan pengangkatan limpa (splenektomi).

kerusakan mekanik pada sel darah merah

dalam keadaan normal, sel darah merah berjalan di sepanjang pembuluh darah tanpa
mengalami gangguan.
tetapi secara mekanik sel darah merah bisa mengalami kerusakan karena adanya kelainan
pada pembuluh darah (misalnya suatu aneurisma), katup jantung buatan atau karena tekanan
darah yang sangat tinggi.

kelainan tersebut bisa menghancurkan sel darah merah dan menyebabkan sel darah merah
mengeluarkan isinya ke dalam darah.
pada akhirnya ginjal akan menyaring bahan-bahan tersebut keluar dari darah, tetapi mungkin
saja ginjal mengalami kerusakan oleh bahan-bahan tersebut.

jika sejumlah sel darah merah mengalami kerusakan, maka akan terjadi anemia hemolitik
mikroangiopati.
diagnosis ditegakkan bila ditemukan pecahan dari sel darah merah pada pemeriksaan contoh
darah dibawah mikroskop.

penyebab dari kerusakan ini dicari dan jika mungkin, diobati.

reaksi autoimun

kadang-kadang sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan fungsi dan menghancurkan


selnya sendiri karena keliru mengenalinya sebagai bahan asing (reaksi autoimun).
jika suatu reaksi autoimun ditujukan kepada sel darah merah, akan terjadi anemia hemolitik
autoimun.

anemia hemolitik autoimun memiliki banyak penyebab, tetapi sebagian besar penyebabnya
tidak diketahui (idiopatik).

diagnosis ditegakkan jika pada pemeriksaan laboratorium ditemukan antibodi(autoantibodi)


dalam darah, yang terikat dan bereaksi terhadap sel darah merah sendiri.

anemia hemolitik autoimun dibedakan dalam dua jenis utama, yaitu anemia hemolitik
antibodi hangat (paling sering terjadi) dan anemia hemolitik antibodi dingin.

anemia hemolitik antibodi hangat.

anemia hemolitik antibodi hangat adalah suatu keadaan dimana tubuh membentuk
autoantibodi yang bereaksi terhadap sel darah merah pada suhu tubuh.

autoantibodi ini melapisi sel darah merah, yang kemudian dikenalinya sebagai benda asing
dan dihancurkan oleh sel perusak dalam limpa atau kadang dalam hati dan sumsum tulang.
penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita.

sepertiga penderita anemia jenis ini menderita suatu penyakit tertentu (misalnya limfoma,
leukemiaatau penyakit jaringan ikat, terutama lupus eritematosus sistemik) atau telah
mendapatkan obat tertentu, terutama metildopa.

gejalanya seringkali lebih buruk daripada yang diperkirakan, mungkin karena anemianya
berkembang sangat cepat.
limpa biasanya membesar, sehingga bagian perut atas sebelah kiri bisa terasa nyeri atau
tidak nyaman.

pengobatan tergantung dari penyebabnya.


jika penyebabnya tidak diketahui, diberikan kortikosteroid (misalnya prednison) dosis
tinggi, awalnya melalui intravena , selanjutnya per-oral (ditelan).

sekitar sepertiga penderita memberikan respon yang baik terhadap pengaobatan tersebut.
penderita lainnya mungkin memerlukan pembedahan untuk mengangkat limpa, agar limpa
berhenti menghancurkan sel darah merah yang terbungkus oleh autoantibodi.

pengangkatan limpa berhasil mengendalikan anemia pada sekitar 50% penderita.


jika pengobatan ini gagal, diberikan obat yang menekan sistem kekebalan (misalnya
siklosporin dan siklofosfamid).

transfusi darah dapat menyebabkan masalah pada penderita anemia hemolitik autoimun.
bank darah mengalami kesulitan dalam menemukan darah yang tidak bereaksi terhadap
antibodi, dan transfusinya sendiri dapat merangsang pembentukan lebih banyak lagi
antibodi.

anemia hemolitik antibodi dingin.

anemia hemolitik antibodi dingin adalah suatu keadaan dimana tubuh membentuk
autoantibodi yang bereaksi terhadap sel darah merah dalam suhu ruangan atau dalam suhu
yang dingin.

anemia jenis ini dapat berbentuk akut atau kronik.


bentuk yang akut sering terjadi pada penderita infeksi akut, terutama pneumoniatertentu atau
mononukleosis infeksiosa.
bentuk akut biasanya tidak berlangsung lama, relatif ringan dan menghilang tanpa
pengobatan.

bentuk yang kronik lebih sering terjadi pada wanita, terutama penderita rematikatau
artritisyang berusia diatas 40 tahun.

bentuk yang kronik biasanya menetap sepanjang hidup penderita, tetapi sifatnya ringan dan
kalaupun ada, hanya menimbulan sedikit gejala.
cuaca dingin akan meningkatkan penghancuran sel darah merah, memperburuk nyeri sendi
dan bisa menyebabkan kelelahan dan sianosis(tampak kebiruan) pada tangan dan lengan.
penderita yang tinggal di daerah bercuaca dingin memiliki gejala yang lebih berat
dibandingkan dengan penderita yang tinggal di iklim hangat.

diagnosis ditegakkan jika pada pemeriksaan laboratorium ditemukan antibodi pada


permukaan sel darah merah yang lebih aktif pada suhu yang lebih rendah dari suhu tubuh.

tidak ada pengobatan khusus, pengobatan ditujukan untuk mengurangi gejala-gejalanya.


bentuk akut yang berhubungan dengan infeksi akan membaik degnan sendirinya dan jarang
menyebabkan gejala yang serius.
menghindari cuaca dingin bisa mengendalikan bentuk yang kronik.

hemoglobinuria paroksismal nokturnal.

hemoglobinuria paroksismal nokturnal adalah anemia hemolitik yang jarang terjadi, yang
menyebabkan serangan mendadak dan berulang dari penghancuran sel darah merah oleh
sistem kekebalan.

penghancuran sejumlah besar sel darah merah yang terjadi secara mendadak (paroksismal),
bisa terjadi kapan saja, tidak hanya pada malam hari (nokturnal), menyebabkan hemoglobin
tumpah ke dalam darah.
ginjal menyaring hemoglobin, sehingga air kemih berwarna gelap (hemoglobinuria).

anemia ini lebih sering terjadi pada pria muda, tetapi bisa terjadi kapan saja dan pada jenis
kelamin apa saja.
penyebabnya masih belum diketahui.

penyakit ini bisa menyebabkan kram perut atau nyeri punggung yang hebat dan
pembentukan bekuan darah dalam vena besar dari perut dan tungkai.

diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium yang bisa menemukan adanya sel
darah merah yang abnormal, khas untuk penyakit ini.

untuk meringankan gejala diberikan kortikosteroid (misalnya prednison).


penderita yang memiliki bekuan darah mungkin memerlukan antikoagulan(obat yang
mengurangi kecenderungan darah untuk membeku, misalnya warfarin).

transplantasi sumsum tulang bisa dipertimbangkan pada penderita yang menunjukkan


anemia yang sangat berat

ni dia sekilas tentang anemia yg kukutip dari blogdokter.net sumber,mulai dari gejalanya
saja.

Gejala :
Gejala awal yang sangat mudah dikenali dari kejadian anemia ini adalah rasa pening yang
sangat sakit disaat otak kekurangan oksigen, lesu, mudah lelah, pucat, kuku-kuku rapuh,
kehilangan nafsu makan dan sakit di bagian perut.

Apakah anemia itu?


Anemia adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam darah.
Bagaimana cara mendeteksi anemia?
Anemia biasanya sudah dapat dideteksi dengan pemeriksaan darah lengkap di laboratorium.

Apakah pemeriksaan darah lengkap?


Pemeriksaan darah lengkap adalah pemeriksaan yang dilakukan pada darah manusia dengan
menghitung seluruh komponen pembentuk darah. Saat ini pemeriksaan darah lengkap
dilakukan dengan menggunakan mesin khusus. Komponen pembentuk darah antara lain :

* Sel darah merah (RBC).


* Hematokrit.
* Hemoglobin.
* Sel darah putih (WBC).
* Komponen sel darah putih.
* Trombosit/Platelet.

Hanya tiga teratas dari keenam komponen darah ini yang berperanan dalam mendeteksi
terjadinya anemia.
Apakah arti nilai hitung sel darah merah?

Sel darah merah (RBC) merupakan komponen darah yang terbanyak dalam satu mililiter
darah. Setiap orang memiliki jutaan bahkan miliaran sel darah merah dalam tubuhnya.
Penghitungan sel darah merah digunakan untuk menentukan apakah kadar sel darah merah
rendah (anemia) atau tinggi (polisitemia).
Pada perhitungan sel darah merah, akan dinilai jumlah dan ukuran dari sel darah merah.
Bentuk sel darah merah pun akan dievaluasi di bawah mikroskop. Segala informasi mulai
dari jumlah, ukuran dan bentuk dari sel darah merah akan berguna dalam mendiagnosa suatu
anemia. Juga pada pemeriksaan ini dapat diketahui jenis anemia berikut kemungkinan
penyebabnya.

Apakah yang dimaksud dengan hematokrit?


Nilai hematokrit merupakan cara yang paling sering digunakan untuk menentukan apakah
jumlah sel darah merah terlalu tinggi, terlalu rendah atau normal. Hematokrit sejatinya
merupakan ukuran yang menentukan seberapa banyak jumlah sel darah merah dalam satu
mililiter darah atau dengan kata lain perbandingan antara sel darah merah dengan komponen
darah yang lain.

Bagaimana menghitung jumlah hematokrit?


Hematokrit dapat dihitung dengan mengambil sampel darah pada jari tangan atau diambil
langsung pada vena yang terletak pada lengan.
Sel darah merah yang terdapat dalam sampel kemudian diendapkan dengan cara memutarnya
menggunakan alat sentrifugal. Endapan ini kemudian di presentasekan dengan jumlah
keseluruhan dari darah yang terdapat dalam tabung, nilai inilah yang dinamakan nilai
hematokrit.

Apakah hemoglobin itu?


Hemoglobin adalah pigmen yang membuat sel darah berwarna merah yang pada akhirnya
akan membuat darah manusia berwarna merah. Menurut fungsinya, hemoglobin merupakan
media transport oksigen dari paru paru ke jaringan tubuh. Seperti kita ketahui bersama,
oksigen merupakan bagian terpenting dari metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi.
Hemoglobin juga berfungsi membawa karbondioksida hasil metabolisme dari jaringan tubuh
ke paru paru untuk selanjutnya dikeluarkan saat bernafas.

Apakah arti dari kadar hemoglobin yang rendah?


Orang dengan kadar hemoglobin yang rendah disebut dengan istilah anemia. Saat kadar
hemoglobin rendah maka jumlah sel darah merah pun akan rendah. Demikian pula halnya
dengan nilai hematokrit.

Apa akibatnya bila terjadi anemia?


Transportasi oksigen akan terganggu dan jaringan tubuh orang yang anemia akan mengalami
kekurangan oksigen guna menghasilkan energi.

Bagaimana gejala anemia?


Orang yang mengalami anemia akan merasa cepat lelah, lemas, pening, pucat, gelisah dan
terkadang sesak.

Apa yang menyebabkan anemia?


Berikut adalah beberapa penyebab anemia yang paling sering ditemukan.

Kekurangan zat besi


Perempuan akan lebih mudah menderita anemia bila dibandingkan dengan laki laki karena
perempuan mengalami kehilangan darah tiap bulan saat menstruasi. Perempuan juga rentan
mengalami kekurangan zat besi.
Pada orang dewasa, kekurangan zat besi sering disebabkan oleh karena kehilangan darah
khronis seperti menstruasi. Kehilangan darah khronis juga bisa disebabkan oleh karena
kanker terutama kanker pada usus besar.
Anemia juga bisa disebabkan oleh karena perdarahan usus yang disebabkan oleh karena
konsumsi obat obatan yang mengiritasi usus.Obat yang termasuk golongan ini terutama obat
NSAID.
Pada bayi dan anak anak, anemia kekurangan zat besi biasanya disebabkan karena kurangnya
asupan makanan yang mengandung zat besi.

Perdarahan
Perdarahan yang banyak saat trauma baik di dalam maupun di luar tubuh akan menyebabkan
anemia dalam waktu yang relatif singkat. Perdarahan dalam jumlah banyak biasanya terjadi
pada maag khronis yang menyebabkan perlukaan pada dinding lambung.

Genetik
Kelainan herediter atau keturunan juga bisa menyebabkan anemia. Kelainan genetik ini
terutama terjadi pada umur sel darah merah yang terlampau pendek sehingga sel darah merah
yang beredar dalam tubuh akan selalu kekurangan. Anemia jenis ini dikenal dengan nama
sickle cell anemia. Gangguan genetik juga bisa menimpa hemoglobin yang mana produksi
hemoglobin menjadi sangat rendah. Kelainan ini kita kenal dengan nama thalasemia.

Kekurangan vitamin B12


Anemia yang diakibatkan oleh karena kekurangan vitamin B12 dikenal dengan nama anemia
pernisiosa.

Kekurangan asam folat


Kekurangan asam folat juga sering menyebabkan anemia terutama pada ibu ibu yang sedang
hamil.

Pecahnya dinding sel darah merah


Anemia yang disebabkan oleh karena pecahnya dinding sel darah merah dikenal dengan
nama anemia hemolitik. Reaksi antigen antibodi dicurigai sebagai biang kerok terjadinya
anemia jenis ini.

Gangguan sumsum tulang


Sumsum tulang sebagai pabrik produksi sel darah juga bisa mengalami gangguan sehingga
tidak bisa berfungsi dengan baik dalam menghasilkan sel darah merah yang berkualitas.
Gangguan pada sumsum tulang biasanya disebabkan oleh karena mestatase sel kanker dari
tempat lain.
Penyebab anemia yang lain masih banyak, cuma karena keterbatasan tempat maka saya
hanya menulis yang sering dijumpai saja.

Bagaimana mengobati anemia?


Seperti halnya penyakit lain, pengobatan anemia juga harus ditujukan pada penyebab
terjadinya anemia. Misalnya anemia yang disebabkan oleh perdarahan pada usus maka
perdarahan itu harus kita hentikan untuk mencegah berlanjutnya anemia. Jika memang
diperlukan, operasi dapat dilakukan pada keadaan tertentu.
Suplemen besi diperlukan pada anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan zat besi.
Pemberian suntikan vitamin B12 diperlukan untuk mengkoreksi anemia pernisiosa. Transfusi
darah merupakan pilihan untuk anemia yang disebabkan oleh perdarahan hebat.
 

Gejala Anemia

Gejala umum yang terjadi pada seseorang dengan anemia adalah lemas, pusing, cepat
lelah, mudah mengantuk, sesak napas, berdebar, tampak pucat yang dapat dilihat dari
konjunktiva di bagian mata. Kadang dapat dilihat kulit yang kering, kuku yang tampak
tidak sehat atau kulit yang berwarna kuning. Keadaan ini dapat menyertai orang yang
sulit makan, sakit lama, terdapat perdarahan kronik (menstruasi banyak dan lama,
infeksi cacing tambang, dan lain-lain), kelainan bawaan pada eritrosit, penyakit
keganasan, ibu hamil dan menyusui serta orang lanjut usia. Pada pemeriksaan fisik bisa
sampai ditemui adanya pembesaran limpa, hati, kelenjar limfe, pembesaran jantung,
tergantung dari beratnya anemia.

Bila terdapat gejala dan keluhan seperti yang telah diterangkan pada tulisan di atas
sebaiknya sesegera mungkin berobat ke dokter. Kemukakan dengan cermat keluhan
yang dirasakan, sehingga dokter dapat memberikan pertimbangan pemeriksaan
laboratorium yang diperlukan dan pengobatan yang tepat untuk mengatasi anemia
sesuai dengan jenis anemianya. Jangan dengan mudah mengonsumsi obat-obatan
anemia apabila tidak jelas diagnosis penyakit yang diderita. Kelainan darah pada anemia
biasanya dapat ditegakkan bila ada kerja sama yang baik antara pasien, dokter
pemeriksa dan dokter di Laboratorium Klinik (Dokter Spesialis Patologi Klinik). Pada
kasus anemia berat biasanya pasien akan dirujuk ke dokter sub-spesialis hematologi
penyakit dalam atau ke Bagian Hematologi yang ada di Rumah Sakit.

Dalam acara talkshow PasFM Healthcare, Sabtu 23 Oktober 2004, akan didiskusikan
secara lebih rinci seputar anemia. Kalau ingin tahu lebih lanjut tentang anemia, langkah
pertama yang logis adalah: Simak acara talkshow interaktif di PasFM tentang anemia.
Disarikan dari Narasumber: Dr. Lia G Pastakusuma, SpPK
Bagian Laboratorium RS Persahabatan

a. Anemia Karena Kekurangan Asam Folat


Anemia Karena Kekurangan Asam Folat adalah suatu anemia megaloblastik yang disebabkan
kekurangan asam folat. Asam folat adalah vitamin yang terdapat pada sayuran mentah, buah
segar dan daging; tetapi proses memasak biasanya dapat merusak vitamin ini.Karena tubuh
hanya menyimpan asam folat dalam jumlah kecil, maka suatu makanan yang sedikit
mengandung asam folat, akan menyebabkan kekurangan asam folat dalam waktu beberapa
bulan.

b. Anemia Karena Kekurangan Vitamin B12


Anemia Karena Kekurangan Vitamin B12 (anemia pernisiosa) adalah anemia megaloblastik
yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12. Selain zat besi, sumsum tulang memerlukan
vitamin B12 dan asam folat untuk menghasilkan sel darah merah. Jika kekurangan salah satu
darinya, bisa terjadi anemia megaloblastik. Pada anemia jenis ini, sumsum tulang
menghasilkan sel darah merah yang besar dan abnormal (megaloblas).

c. Anemia Karena Kekurangan Vitamin C


Anemia Karena Kekurangan Vitamin C adalah sejenis anemia yang jarang terjadi, yang
disebabkan oleh kekurangan vitamin C yang berat dalam jangka waktu yang lama. rutin
melalui air kemih.

d. Anemia Karena Kekurangan Zat Besi


Anemia Karena Kekurangan Zat Besi adalah suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah
atau hemoglobin (protein pengangkut oksigen) dalam sel darah berada dibawah normal, yang
disebabkan karena kekurangan zat besi. Beberapa zat gizi diperlukan dalam pembentukan sel
darah merah.

e. Anemia Karena Kelainan Pada Sel Darah Merah


Penghancuran sel darah merah bisa terjadi karena:
- sel darah merah memiliki kelainan bentuk
- sel darah merah memiliki selaput yang lemah dan mudah robek
- kekurangan enzim yang diperlukan supaya bisa berfungsi sebagaimana mestinya dan enzim
yang menjaga kelenturan sehingga memungkinkan sel darah merah mengalir melalui
pembuluh darah yang sempit.

f. Anemia karena kekurangan G6PD


Kekurangan G6PD adalah suatu penyakit dimana enzim G6PD (glukosa 6 fosfat
dehidrogenase) hilang dari selaput sel darah merah. Enzim G6PD membantu mengolah
glukosa (gula sederhana yang merupakan sumber energi utama untuk sel darah merah) dan
membantu menghasilkan glutation (mencegah pecahnya sel).

g. Anemia Karena Penyakit Kronik


Penyakit kronik sering menyebabkan anemia, terutama pada penderita usia lanjut.
Keadaan-keadaan seperti infeksi, peradangan dan kanker, menekan pembentukan sel darah
merah di sumsum tulang. Karena cadangan zat besi di dalam tulang tidak dapat digunakan
oleh sel darah merah yang baru, maka anemia ini sering disebut anemia anemia penggunaan
ulang zat besi.

h. Anemia Karena Perdarahan Hebat


Anemia Karena Perdarahan Hebat adalah berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin (protein pengangkut oksigen) yang disebabkan oleh perdarahan hebat.seperti
:Kecelakaan, Pembedahan, Persalinan, Pecahnya pembuluh darah, Perdarahan hidung dan
wasir, Perdarahan menstruasi yang sangat banyak.
(http://www.i-comers international.com diakses pada tanggal 28 mei 2008).

Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein
pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal. Sel darah merah
mengandung hemoglobin, yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru
dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah
sel darah merah atau jumlahhemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat
mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh.

Penyebab umum dari anemia disebabkan oleh perdarahan hebat antara lain sebagai berikut.
Akut (mendadak), kecelakaan, pembedahan, persalinan, pecah pembuluh darah, kronik
(menahun), perdarahan hidung, wasir (hemoroid), ulkus peptikum, kanker atau polip di
saluran pencernaan, tumor ginjal atau kandung kemih dan perdarahan menstruasi yang sangat
banyak.

Berkurangnya pembentukan sel darah merah bisa juga disebabkan karena kekurangan zat
besi, kekurangan vitamin B12, kekurangan asam folat, kekurangan vitamin C dan penyakit
kronik. Selain itu, Meningkatnya penghancuran sel darah merah antara lain pembesaran
limpa, kerusakan mekanik pada sel darah merah, reaksi autoimun terhadap sel darah merah,
hemoglobinuria nokturnal paroksismal, sferositosis herediter, elliptositosis herediter,
kekurangan G6PD, penyakit sel sabit, penyakit hemoglobin C, penyakit hemoglobin S-C,
penyakit hemoglobin E dan Thalasemia

Gejala
Gejala-gejala yang disebabkan oleh pasokan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ini,
bervariasi. Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa
melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.

Diagnosa
Pemeriksaan darah sederhana bisa menentukan adanya anemia. Persentase rel darah merah
dalam volume darah total (hematokrit) dan jumlahhemoglobin dalam suatu contoh darah bisa
ditentukan. Pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari hitung jenis darah komplit. (yz)

PATOFISIOLOGI
Zat besi (Fe) diperlukan untuk pembuatan heme dan hemoglobin (Hb). Kekurangan
Fe mengakibatkan kekurangan Hb. Walaupun pembuatan eritrosit juga menurun,
tiap eritrosit mengandung Hb lebih sedikit dari pada biasa sehingga timbul anemia
hipokromik mikrositik.

ETIOLOGI

Kekurangan Fe dapat terjadi bila :

 makanan tidak cukup mengandung Fe


 komposisi makanan tidak baik untuk penyerapan Fe (banyak sayuran, kurang daging)
 gangguan penyerapan Fe (penyakit usus, reseksi usus)
 kebutuhan Fe meningkat (pertumbuhan yang cepat, pada bayi dan adolesensi, kehamilan)
 perdarahan kronik atau berulang (epistaksis, hematemesis, ankilostomiasis).

EPIDEMIOLOGI

Diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia dan lebih dari 50% penderita
ini adalah ADB dan terutama mengenai bayi,anak sekolah, ibu hamil dan menyusui.
Di Indonesia masih merupakan masalah gizi utama selain kekurangaan kalori
protein, vitamin A dan yodium. Penelitian di Indonesia mendapatkan prevalensi ADB
pada anak balita sekita 30-40%, pada anak sekolah 25-35% sedangkan hasil SKRT
1992 prevalensi ADB pada balita sebesar 55,5%. ADB mempunyai dampak yang merugikan
bagi kesehatan anak berupa gangguan tumbuh kembang, penurunan daya tahan tubuh dan
daya konsentrasi serta kemampuan belajar sehingga menurunkan prestasi belajar di sekolah.

DIAGNOSIS

I. Anamnesis

1. Riwayat faktor predisposisi dan etiologi :

 Kebutuhan meningkat secara fisiologis

 masa pertumbuhan yang cepat


 menstruasi
 infeksi kronis
o Kurangnya besi yang diserap
 asupan besi dari makanan tidak adekuat
 malabsorpsi besi
 Perdarahan
 Perdarahan saluran cerna (tukak lambung, penyakit Crohn, colitis
ulserativa)

2. Pucat, lemah, lesu, gejala pika


 

II. Pemeriksaan fisis

 anemis, tidak disertai ikterus, organomegali dan limphadenopati


 stomatitis angularis, atrofi papil lidah
 ditemukan takikardi ,murmur sistolik dengan atau tanpa pembesaran jantung

III. Pemeriksaan penunjang

 Hemoglobin, Hct dan indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) menurun


 Hapus darah tepi menunjukkan hipokromik mikrositik
 Kadar besi serum (SI) menurun dan TIBC meningkat , saturasi menurun
 Kadar feritin menurun dan kadar Free Erythrocyte Porphyrin (FEP) meningkat
 sumsum tulang : aktifitas eritropoitik meningkat

DIAGNOSIS BANDING

Anemia hipokromik mikrositik :

 Thalasemia (khususnya thallasemia minor) :


o Hb A2 meningkat
o Feritin serum dan timbunan Fe tidak turun
 Anemia karena infeksi menahun :
o biasanya anemia normokromik normositik. Kadang-kadang terjadi anemia hipokromik
mikrositik
o Feritin serum dan timbunan Fe tidak turun
 Keracunan timah hitam (Pb)
o terdapat gejala lain keracunan P

 Anemia sideroblastik :
o terdapat ring sideroblastik pada pemeriksaan sumsum tulang

PENYULIT

Bila Hb sangat rendah dan keadaan ini berlangsung lama dapat terjadi payah jantung.

PENATALAKSANAAN

I.Medikamentosa
Pemberian preparat besi (ferosulfat/ferofumarat/feroglukonat) dosis 4-6 mg besi
elemental/kg BB/hari dibagi dalam 3 dosis, diberikan di antara waktu makan.
Preparat besi ini diberikan sampai 2-3 bulan setelah kadar hemoglobin normal.

Asam askorbat 100 mg/15 mg besi elemental (untuk meningkatkan absorbsi besi).

II. Bedah

Untuk penyebab yang memerlukan intervensi bedah seperti perdarahan karena


diverticulum Meckel.

III. Suportif

Makanan gizi seimbang terutama yang mengandung kadar besi tinggi yang
bersumber dari hewani (limfa,hati, daging) dan nabati (bayam, kacang-kacangan)

IV. Lain-lain (rujukan subspesialis, rujukan spesialisasi lainnya )

Ke sub bagian terkait dengan etiologi dan komplikasi (Gizi, Infeksi, Pulmonologi, Gastro-Hepatologi,
Kardiologi )

PEMANTAUAN

I.Terapi

1. Periksa kadar hemoglobin setiap 2 minggu


2. Kepatuhan orang tua dalam memberikan obat
3. Gejala sampingan pemberian zat besi yang bisa berupa gejala gangguan gastro-intestinal misalnya
konstipasi, diare, rasa terbakar diulu hati, nyeri abdomen dan mual. Gejala lain dapat berupa pewarnaan
gigi yang bersifat sementara.

II. Tumbuh Kembang

1. Penimbangan berat badan setiap bulan


2. Perubahan tingkah laku
3. Daya konsentrasi dan kemampuan belajar pada anak usia sekolah dengan konsultasi ke ahli psikologi
4. Aktifitas motorik

Langkah Promotif/Preventif
Upaya penanggulangan AKB diprioritaskan pada kelompok rawan yaitu
BALITA,anak usia sekolah, ibu hamil dan menyusui, wanita usia subur termasuk
remaja putri dan pekerja wanita. Upaya pencegahan efektif untuk menanggulangi
AKB adalah dengan pola hidup sehat dan upaya-upaya pengendalian faktor
penyebab dan predisposisi terjadinya AKB yaitu berupa penyuluhan kesehatan,
memenuhi kebutuhan zat besi pada masa pertumbuhan cepat, infeksi
kronis/berulang pemberantasan penyakit cacing dan fortifikasi besi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hillman RS, Ault KA. Iron Deficiency Anemia. Hematology in Clinical Practice.
A Guide to Diagnosis and Management. New York; McGraw Hill, 1995 : 72-
85.
2. Lanzkowsky P. Iron Deficiency Anemia. Pediatric Hematology and Oncology. Edisi ke-2. New York;
Churchill Livingstone Inc, 1995 : 35-50.
3. Nathan DG, Oski FA. Iron Deficiency Anemia. Hematology of Infancy and Childhood. Edisi ke-1.
Philadelphia; Saunders, 1974 : 103-25.
4. Recht M, Pearson HA. Iron Deficiency Anemia. Dalam : McMillan JA,
DeAngelis CD, Feigin RD, Warshaw JB, penyunting. Oski’s Pediatrics :
Principles and Practice. Edisi ke-3. Philadelphia; Lippincott William & Wilkins,
1999 : 1447-8.
5. Schwart E. Iron Deficiency Anemia. Dalam : Behrman RE, Kliegman RM,
Jenson HB, Penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-16.
Philadelphia ; Saunders, 2000 : 1469-71.

Pengertian Anemia

Anemia adalah salah satu kelainan darah yang umum dijumpai di masyarakat, terjadi ketika
jumlah sel darah maupun hemoglobin di bawah nilai normal. Hal ini menyebabkan masalah
karena sel darah merah mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke
seluruh sel – se/jaringanl tubuh. Anemia dapat menyebabkan kelelahan dan pusing yang
berkepanjangan sehingga butuh penanganan yang tepat.

Penyebab anemia

Penyebab anemia banyak diantaranya karena kelainan bawaan sejak lahir (genetik),
kekurangan gizi seperti kekurangan zat besi dan vitamin, infeksi, beberapa jenis kanker,
pengaruh obat atau racun. Penyebab anemia secara garis besar terbagi atas tiga yaitu :
1. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan
2. Kehilangan darah
3. Produksi sel darah merah yang kurang

Anemia karena penghancuran sel darah merah yang berlebihan.

Anemia hemolitik adalah penghancuran sel darah merah sebelum waktunya. Normalnya sel
darah marah akan dihancurkan ketika usia sel darah merah itu mencapai 120 hari. Pada
anemia hemolitik penghancuran sel darah merah terjadi kurang dari 120 hari. Sumsum tulang
yang berfungsi membentuk sel darah merah baru tidak mampu memenuhi kebutuhan sel
darah merah karena penghancuran sel darah merah yang cepat sehinga tidak mampu
memenuhi kebutuhan tubuh akan sel – sel darah merah baru. Penyebab dari anemia hemolitik
karena berbagai macam faktor seperti infeksi atau obat – obatan tertentu seperti antibiotik dan
obat anti kejang.

Anemia hemolitik autoimun adalah anemia yang disebabkan karena kesalahan sistem
kekebalan tubuh yang menyerang sel darah merah sendiri, akibatnya sel darah merah banyak
yang hancur akibat serangan sistem kekebalan tubuh sendiri. Yang termasuk anemia
hemolitik autoimun adalah kelainan genetik dimana sel darah merah yang terbentuk cacat,
thalasemia, anemia sel sabit, defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD), dan
spherocytosis warisan.

Anemia karena kehilangan darah

Anemia dapat terjadi karena tubuh banyak kehilangan darah akibat cedera, operasi atau
masalah pembekuan darah. Kehilangan darah dalam jangka panjang terjadi pada penyakit
radang usus (inflammatory bowel desease). Anemia juga dapat terjadi pada gadis atau wanita
yang sering mengalami perdarahan haid yang berlebihan (hipermenore).

Anemia karena produksi sel darah merah yang kurang.

Anemia aplastik adalah salah satu penyebab jumlah sel darah merah yang kurang. Pada
anemia aplastik, sumsum tulang tidak dapat membuat sel darah merah yang cukup. Hal ini
dapat disebabkan karena infeksi virus, atau terkena bahan kimia beracun, radiasi atau obat
seperti antibiotik, antikejang atau karena kemoterapi kanker. Beberapa kanker pada anak
dapat juga menyebabkan anemia aplastik dan penyakit kronis yang menyebabkan gangguan
pada sumsum tulang untuk membuat sel darah merah.

Anemia juga terjadi ketika tubuh mengalami kekurangan zat besi sehingga tidak mampu
memproduksi sel darah merah yang cukup. Zat besi (Fe) sangat penting untuk produksi
hemoglobin. Jika asupan makanan mengandung zat besi yang kurang maka dapat
menyebabkan anemia defisiensi besi, yang merupakan jenis anemia yang banyak terjadi pada
anak – anak, terutama pada anak – anak di atas 2 tahun.

Gejala dan ciri – ciri anemia

Adapun gejala dan ciri – ciri orang yang menderita anemia adalah :

1. Mudah lelah
2. Mudah marah
3. Sering pusing dan denyut jantung cepat

Jika anemia disebabkan oleh kerusakan sel darah merah yang berlebihan, maka gejalanya
dapat berupa menguning pada daerah putih mata, pembesaran limpa, dan air kencing
berwarna teh gelap.

Pada bayi dan anak-anak prasekolah, anemia defisiensi besi dapat mengakibatkan
keterlambatan perkembangan dan gangguan perilaku, seperti penurunan aktivitas motorik dan
masalah dengan interaksi sosial dan kurangnya perhatian pada tugas-tugas.

Diagnosa Anemia

Diagnosa anemia dilakukan berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah.


Pemeriksaan darah rutin dan pengukuran kadar Hb sudah dapat mendiagnosa anemia.
Pemeriksaan yang lebih lengkap dilakukan jika ingin mengetahui penyebab anemia.
Pemeriksaan tersebut adalah :

Dalam banyak kasus, dokter tidak mendiagnosis anemia sampai mereka menjalankan tes
darah sebagai bagian dari pemeriksaan fisik rutin. Sebuah hitung darah lengkap (CBC) dapat
menunjukkan bahwa terdapat sel darah merah lebih sedikit dari biasanya. tes diagnostik lain
meliputi:

1. Pemeriksaan preparat : Darah yang dioleskan pada slide kaca untuk pemeriksaan
mikroskopis dari sel darah merah, yang kadang-kadang dapat menunjukkan penyebab
anemia.
2. Tes besi : Ini termasuk total serum besi dan feritin tes, yang dapat membantu untuk
menentukan apakah anemia karena kekurangan zat besi.
3. Hemoglobin elektroforesis: Digunakan untuk mengidentifikasi berbagai abnormal
hemoglobin dalam darah dan mendiagnosa anemia sel sabit, thalassemia, dan bentuk-
bentuk lain dari anemia.
4. Aspirasi sumsum tulang dan biopsi: Tes ini dapat membantu menentukan apakah
produksi sel yang terjadi secara normal di sumsum tulang. Ini satu-satunya cara untuk
mendiagnosis anemia aplastik definitif dan juga digunakan jika penyakit yang
menyerang sumsum tulang (seperti leukemia) bisa menyebabkan anemia tersebut.
5. Hitung retikulosit: Ukuran sel darah merah muda, ini membantu untuk menentukan
apakah produksi sel darah merah berada pada tingkat normal.
6. Selain menjalankan tes ini, dokter mungkin akan bertanya tentang riwayat keluarga
dan gejala anemia pada anak Anda dan obat-obatan yang pernah diminum. Hal ini
dapat menyebabkan dokter untuk melakukan tes lain untuk mencari penyakit tertentu
yang mungkin menyebabkan anemia.

Penanganan dan obat anemia

Pengobatan anemia tergantung dari penyebabnya, jika penyebabnya adalah karena


kekurangan zat besi maka diberikan suplemen zat besi, jika penyebabnya adalah darah haid
yang berlebihan maka dilakukan terapi hormonal. Jika penyebab anemia adalah karena
infeksi maka dilakukan pengobatan terhadap infeksinya. Transfusi darah dilakukan jika
anemia terjadi karena kecelakaan atau operasi yang menyebabkan kehilangan darah yang
banyak. Dalam beberapa kasus seperti anemia sel sabit, talasemia, dan anemia aplastik,
transplantasi sumsum tulang dapat digunakan.
Pencegahan anemia

Pencegahan anemia tergantung dari penyebabnya. Suplemen terbaik adalah zat besi, asam
folat dan vitamin B12 untuk mencegah anemia defisiensi zat besi. Anemia tidak dapat
dicegah jika penyebabnya adalah karena cacat bawaan (genetik), anemia aplastik, thalasemia
dan anemia sel sabit. Makan diet seimbang yang mengandung biji – bijian seperti kacang
kedelai dan kacang hijau yang mengandung vitamin, zat besi dan asam folat membantu
pembentukan sel darah merah. pilihan lain makanan yang banyak mengandung zat besi
adalah sereal, daging merah, kuning telur, sayuran berdaun hijau, sayuran kuning dan buah-
buahan, kulit kentang, tomat, molasses, dan kismis.

Anemia
January 14, 2010 · Print This Article

Pengertian

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah,
elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah
merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges, 1999).
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar
hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 :
256).
Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan
patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan
fisik dan informasi laboratorium.

Etiologi

Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis
eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat dari
beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan
sebagainya.

Penyebab umum dari anemia:

 Perdarahan hebat
 Akut (mendadak)
 Kecelakaan
 Pembedahan
 Persalinan
 Pecah pembuluh darah
 Penyakit Kronik (menahun)
 Perdarahan hidung
 Wasir (hemoroid)
 Ulkus peptikum
 Kanker atau polip di saluran pencernaan
 Tumor ginjal atau kandung kemih
 Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
 Berkurangnya pembentukan sel darah merah
 Kekurangan zat besi
 Kekurangan vitamin B12
 Kekurangan asam folat
 Kekurangan vitamin C
 Penyakit kronik
 Meningkatnya penghancuran sel darah merah
 Pembesaran limpa
 Kerusakan mekanik pada sel darah merah
 Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
 Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
 Sferositosis herediter
 Elliptositosis herediter
 Kekurangan G6PD
 Penyakit sel sabit
 Penyakit hemoglobin C
 Penyakit hemoglobin S-C
 Penyakit hemoglobin E
 Thalasemia (Burton, 1990).

Patofisiologi

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan sel
darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapt terjadi akibat
kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang
tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi)
pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak
sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah
merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau dalam system
retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin
yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan
destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin
plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik
pada sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb)
dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke
seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang.
Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting, Salah satunya otak. Otak terdiri dari
2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang
memorinya lemah, Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki
(Sjaifoellah, 1998).

Manifestasi klinis

Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai sistem dalam tubuh
antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik (syaraf) yang dimanifestasikan
dalam perubahan perilaku, anorexia (badan kurus kerempeng), pica, serta perkembangan
kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas pertumbuhan, gangguan
fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung. Cara mudah mengenal anemia dengan
5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah,

lalai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah
munculnya sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata bawah).
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang.
Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung(Sjaifoellah,
1998).

Komplikasi

Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita anemia akan
mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau gampang terkena infeksi
saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah lebih kuat.
Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan dapat
menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah,
anemia bisa juga mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak (Sjaifoellah,
1998).

Pemeriksaan penunjang

Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun.

Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (molume korpuskular
rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan mikrositik dengan eritrosit
hipokronik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia (aplastik).

Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons sumsum tulang
terhadap kehilangan darah/hemolisis).

Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat mengindikasikan
tipe khusus anemia).

LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan kerusakan sel
darah merah : atau penyakit malignasi.

Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal : pada tipe
anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek.
Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).

SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin meningkat
(hemolitik) atau menurun (aplastik).

Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi (hemolitik)

Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.

Bilirubin serum (tak terkonjugasi) : meningkat (AP, hemolitik).

Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan defisiensi
masukan/absorpsi

Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik)

TBC serum : meningkat (DB)

Feritin serum : meningkat (DB)

Masa perdarahan : memanjang (aplastik)

LDH serum : menurun (DB)

Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP)

Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster, menunjukkan
perdarahan akut / kronis (DB).

Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam hidroklorik
bebas (AP).

Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah dalam jumlah,


ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia, misal: peningkatan megaloblas
(AP), lemak sumsum dengan penurunan sel darah (aplastik).

Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan : perdarahan GI


(Doenges, 1999).

Penatalaksanaan Medis

Tindakan umum :

Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang
hilang :

1. Transpalasi sel darah merah.


2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen.
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :

1. Anemia defisiensi besi


Penatalaksanaan :
Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan
seperti ikan, daging, telur dan sayur.
Pemberian preparat fe
Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan
Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.
2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12
3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral
4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan
dan transfusi darah.

You might also like