You are on page 1of 9

WAWASAN

NUSANTARA
Kaitan Wawasan Nusantara dengan Ketahanan Nasional

Nurlina Aisyah
Fekon ‘10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Setiap bangsa memiliki wawasan nasional. Dalam proses perjalanan


perjuangan bangsa Indonesia melepaskan diri dari penjajahan dan mendirikan
Negara yang merdeka serta berdaulat telah memiliki dan menetapkan wawasan
nasionalnya. Atas dasar ini, wawasan nasional Indonesia pada dasarnya adalah
untuk mewujudkan persatuan.
Pada tahun 1928, wujud dari persatuan ini tercetus melalui sumpah
pemuda. Sejak itu, persatuan menjadi pedoman dan arah perjuangan bangsa untuk
mendirikan suatu Negara yang merdeka dan berdaulat. Dengan demikian,
wawasan nusantara merupakan dasar dan pedoman untuk menjalani kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Namun, keberadaan wawasan nusantara sebagai dasar dan pandangan
hidup bangsa Indonesia ini kurang dipahami oleh rakyat Indonesia sendiri.
Kurangnya pemahaman tersebut dapat menimbulkan terjadinya perpecahan antar
bangsa dan pelanggaran kawasan-kawasan di nusantara. Oleh karena itu,
pemahaman yang baik mengenai wawasan nusantara ini diharapkan dapat
mengatasi hal tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dan tujuan wawasan nusantara?
2. Apa kaitan wawasan nusantara dengan Pancasila dan UUD 1945?
3. Apa kaitan wawasan nusantara dengan ketahanan nasional?
4. Apa yang melatar belakangi konsepsi nusantara?
5. Apa yang dimaksud dengan posisi silang Indonesia?
6. Apa implementasi wawasan nusantara?

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini selain untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan tetapi juga untuk
memberikan informasi dan pengetahuan kepada pembaca mengenai pengertian
dan tujuan wawasan nusantara, kaitan wawasan nusantara dengan Pancasila,
UUD, dan ketahanan nasional, latar belakang konsepsi nusantara, posisi silang
Indonesia, dan implementasi wawasan nusantara.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Tujuan Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia mengenai


diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan segala aspek kehidupan
yang beragam. Dengan kata lain, wawasan nusantara merupakan cara pandang
dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri sendiri dan lingkungannya yang serba
beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara, untuk mencapai tujuan nasional.
Tujuan wawasan nusantara mencakup:
1. Tujuan ke dalam.
Tujuan wawasan nusantara ke dalam adalah mewujudkan kesatuan dalam
segenap aspek kehidupan nasional, yaitu aspek alamiah dan aspek sosial.
Aspek alamiah meliputi letak geografis dan posisi silang SDA, serta
keadaan dan kemampuan penduduk (demografi). Adapun aspek sosial
terdiri dari ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan.
2. Tujuan ke luar
Tujuan wawasan nusantara ke luar yaitu ikut serta mewujudkan
kesejahteraan, ketertiban dan perdamaian bagi seluruh umat manusia.
Upaya ini dilakukan dengan berperan serta mewujudkan ketertiban dan
perdamaian dunia berdasarkan kemerdekaan, keadilan sosial dan
perdamaian abadi dengan mengadakan kerja sama di forum internasional
dalam upaya mewujudkan kepentingan nasional indonesia di dunia.

2.2. Kaitan Wawasan Nusantara dengan Pancasila dan UUD 1945


Undang-Undang Dasar 1945 merupakan konstitusi negara (hukum dasar
negara) yang menjadi pedoman pokok berkehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Oleh sebab itu, UUD 1945 menjadi landasan Konstitusional
Wawasan Nusantara. Kedudukan wawasan nusantara dalam sistem kehidupan
nasional Indonesia urutannya adalah sebagai berikut :
1. Panacasila sebagai falsafah dan ideologi negara, serta dasar negara.
2. UUD 1945 sebagai konstitusi negara.
3. Wawasan nusantara dan ketahanan nasional sebagai doktrin dasar pengaturan
kehidupan nasional.
4. Politik dan strategi nasional sebagai kebijakan dasar yang pada masa orde baru
disusun dalam bentuk GBHN yang dijabarkan lebih lanjut dalam kebijaksanaan
strategi pada strata dibawahnya. Sedangkan di era reformasi saat ini dalam bentuk
visi dan misi kabinet atau pemerintah.

2.3. Kaitan Wawasan Nusantara dengan Ketahanan Nasional


Wawasan nusantara sangat berkaitan erat dengan ketahanan nasional.
Karena keduanya berfungsi sebagai doktrin dasar pengaturan kehidupan nasional.
Doktrin adalah prinsip atau teori yang diajarkan, dianjurkan dan diterima sebagai
kebenaran untuk dijadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan dalam usaha
mencapai tujuan.
Wawasan nusantara yang merupakan suatu kesamaan pandangan suatu
bangsa mengenai diri dan lingkungannya ditujukan agar terdapat ketahanan
nasional yang kuat dari bangsa tersebut. Dengan kata lain, wawasan nusantara
dapat memperkuat dan mempermudah pengelolaan ketahanan nasional bangsa.
Dengan ketahanan nasional yang kuat otomatis akan memiliki kekuatan politik
yang kuat. Dengan adanya politik yang jelas mengenai perencanaan,
pengembangan, pemeliharaan serta penggunaan potensi nasional untuk mencapai
tujuan nasional.

2.4. Latar Belakang Konsepsi Nusantara


Latar belakang yang mempengaruhi tumbuhnya konsepsi wawasan nusantara
adalah sebagai berikut:

A. Aspek Historis
Dari segi sejarah, bahwa bangsa indonesia menginginkan menjadi bangsa
yang bersatu dengan wilayah yang utuh adalah karena dua hal yaitu:
1. Kita pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang terjajah adalah
penderitaan, kesengsaraan, kemiskinan, dan kebodohan. Penjajah juga
menciptakan perpecahan dalam diri bangsa Indonesia, yaitu dengan politik
Devide et Impera yang membuat orang-orang Indonesia justru melawan
bangsanya sendiri. Dalam setiap perjuangan melawan penjajah selalu ada
pahlawan, tetapi juga ada pengkhianat bangsa.
2. Kita pernah memiliki wilayah yang terpisah-pisah, secara historis wilayah
Indonesia adalah wilayah bekas jajahan Belanda. Wilayah Hindia Belanda
ini masih terpisah-pisah berdasarkan ketentuan ordonansi 1939 dimana
laut territorial Hindia Belanda adalah sejauh 3 mil. Dengan adanya
ordonansi tersebut, laut atau perairan yang ada diluar 3 mil tersebut
merupakan lautan bebas dan berlaku sebagai perairan internasional.
Sebagai bangsa yang terpecah-pecah dan terjajah, hal ini jelas merupakan
kerugian besar bagi bangsa Indonesia. Keadaan tersebut tidak mendukung
kita dalam mewujudkan bangsa yang merdeka, bersatu dan berdaulat.
Untuk bisa keluar dari keadaan tersebut kita membutuhkan semangat
kebangsaan yang melahirkan visi bangsa yang bersatu. Upaya
mewujudkan wilayah Indonesia sebagai wilayah yang utuh tidak lagi
terpisah baru terjadi 12 tahun kemudian setelah Indonesia merdeka yaitu
ketika perdana menteri Djuanda mengeluarkan pernyataan yang
selanjutnya disebut sebagai Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957.
Isi pokok dari deklarasi tersebut menyatakan bahwa laut territorial
Indonesia tidak lagi sejauh 3 mil melainkan selebar 12 mil dan secara
resmi menggantikan Ordonansi 1939. Deklarasi Djuanda juga dikukuhkan
dalam UU no.4/Pvp Tahun 1960 tentang perairan Indonesia yang berisi:

1) Perairan Indonesia adalah laut wilayah Indonesia beserta perairan


pedalaman
Indonesia.
2) Laut wilayah Indonesia adalah jalur laut 12 mil laut.
3) Perairan pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang terletak pada
sisi dalam dari garis dasar.

Keluarnya deklarasi Djuanda melahirkan konsepsi wawasan nusantara


dimana laut tidak lagi sebagai pemisah, tetapi sebagai penghubung. UU mengenai
perairan Indonesia diperbaharui dengan UU no.6 Tahun 1996 tentang perairan
Indonesia. Deklarasi Djuanda juga diperjuangkan dalam forum internasional
melalui perjuangan panjang akhirnya konferensi PBB tanggal 30 April menerima
The United Nation Convention On The Law Of the Sea (UNCLOS). Berdasarkan
konvensi hukum laut 1982 tersebut Indonesia diakui sebagai negara dengan asas
negara kepulauan (Archipelago State).

B. Aspek Geografis dan Sosial Budaya


Dari segi geografis dan sosial budaya, Indonesia merupakan negara bangsa
dengan wilayah dan posisi yang unik serta bangsa yang heterogen. Keunikan
wilayah dan heterogenitas itu antara lain sebagai berikut:
1. Indonesia bercirikan negara kepulauan atau maritim.
2. Indonesia terletak antara dua benua dan dua samudra (posisi silang).
3. Indonesia terletak pada garis khatulistiwa.
4. Indonesia berada pada iklim tropis dengan dua musim.
5. Indonesia menjadi pertemuan dua jalur pegunungan yaitu sirkumpasifik dan
mediterania.
6. Wilayah subur dan dapat dihuni.
7. Kaya akan flora dan fauna dan SDA.
8. Memiliki etnik yang banyak sehingga memiliki kebudayaan yang beragam.
9. memiliki jumlah penduduk dalam jumlah yang besar.
C. Aspek Geopolitis dan Kepentingan Nasional
Prinsip geopolitik bahwa bangsa Indonesia memandang wilayahnya
sebagai ruang hidupnya namun bangsa Indonesia tidak ada semangat untuk
memperluas wilayah negara Indonesia senantiasa satu dan utuh. Kepentingan
nasional itu merupakan turunan lanjut dari cita-cita nasional, tujuan nasional,
maupun visi nasional.

2.5. Posisi Silang Indonesia

Posisi silang Indonesia merupakan posisi negara Indonesia yang terletak


diantara dua samudra yaitu samudra Hindia dan samudra Pasifik dan dua benua
yaitu benua Asia dan benua Australia. Posisi silang ini membawa keuntungan dan
kerugian serta pengaruh dalam aspek kehidupan.

1. Keuntungan posisi silang Indonesia


a. Posisi wilayah Indonesia menjadi inti jalur perdagangan lalu lintas dunia,
menjadi jalur
transportasi negara-negara lain, menjadi sumber devisa di bidang perekonomian .
b. Luas wilayah Indonesia:
- Mempermudah hubungan dengan negara lain, ikatan dagang
- Saling menjalin kerja sama
- Lalu lintas perdagangan damai dan lancar
- Persaingan yang menguntungkan
c. Budaya: sebagai sumber penghasilan di bidang pariwisata

2. Kerugian posisi silang Indonesia


a. Tatanan kehidupan sosial:
- Budaya asing cepat atau mudah berkembang
- Kebudayaan kurang dipertahankan atau mulai ditinggalkan
- Gaya hidup kebarat-baratan
- Sifat individualisme
- Cara pandang bebas
b. SDA: Perebutan kekayaan alam

3. Pengaruh posisi silang

a. Adanya posisi silang mengakibatkan nusantara menjadi lalu lintas dari


aspek-aspek sosial. Adanya lalu lintas kehidupan sosial ini tentu
menimbulkan pengaruh bagi penghuni nusantara, yakni berlangsungnya
penyerapan yang dilakukan tanpa penyaringan akan menumbuhkan
dampak sosial yang kurang baik bagi penghuni nusantara. Sifat kehidupan
cenderung mengalami perubahan dan bercampur baur.

b. Pengaruh akibat hubungan antar bangsa selalu berlandaskan kepada


kepentingan masing-masing bangsa selama saling menguntungkan maka
hubungan akan berjalan lancar, namun jika tidak baik akan menimbulkan
ketegangan antar bangsa akibat ketegangan yang terjadi maka nusantara
yang berada di posisi silang baik langsung maupun tidak langsung akan
menerima akibatnya. Keadaan seperti ini tidak menguntungkan bagi
pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kehidupan nasional.

c. Dengan berpedoman kepada kepentingan nasional masing-masing bangsa,


setiap bangsa akan selalu berusaha menanamkan pengaruh melalui politik
bahkan ideologi. Bila usaha menanamkan pengaruh ini terjadi pada kita
yang berada dalam posisi silang maka akibat yang harus ditanggung
adalah adanya kemungkinan terpecah belahnya rasa persatuan bangsa,
baik politik maupun ideologi, dalam hal ini dapat menimbulkan hal-hal
ynag tidak baik banyak dan murah pasaran yang bagi negara industri
sehingga merupakan daya tarik bagi negara-negara yang tidak memiliki
alam yang kaya. Hal ini dapat menimbulkan sumber yang tidak
menguntungkan bagi kita. Sebuah negara mungkin saja akan melakukan
ekspensi ke wilayah nusantara.

2.6. Implementasi Wawasan Nusantara

Sebagai cara pandang dan visi nasional Indonesia wawasan nusantara harus
dijadikan arahan, pedoman, acuan dan tuntutan bagi setiap invidu bangsa
Indonesia dalam membangun dan memelihara tuntunan bangsa dan NKRI. Karena
itu, implementasi atau penerapan wawasan nusantara harus tercermin pada pola
pikir, pola sikap dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan
bangsa dan NKRI daripada kepentingan pribadi atau kelompok sendiri. Beberapa
implementasi wawasan nusantara NKRI antara lain:

1) Implementasi wawasan nusantara pada kehidupan politik akan


menciptakan iklim
penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut nampak
dalam wujud pemerintahan yang kuat, aspiratif, dan terpercaya yang
dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.
2) Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi dan
menciptakan tatanan
ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil. Disamping
itu, mencerminkan tanggung jawab pengelolaan sumber daya alam yang
memperhatikan kebutuhan masyarakat antara daerah secara timbal balik
serta kelestarian SDA itu sendiri.
3) Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan
menciptakan sikap gatiniah dan sikap jahiriyah yang mengakui menerima
dan menghormati segala perbedaan atau kebhinekaan sebagai pernyataan
hidup sekaligus sebagai karunia sang pencipta implementasi ini juga akan
menciptakan kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu
tanpa membeda-bedakan suku, asal-usul daerah agama dan kepercayaan
serta golongan berdasarkan status sosialnya.
BAB III
PENUTUP

Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia mengenai


diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan segala aspek kehidupan
yang beragam. Wawasan nusantara memiliki dua tujuan yaitu tujuan ke luar dan
tujuan ke dalam.
Wawasan nusantara berkaitan dengan Pancasila dan UUD 1945 yang
berfungsi menjadi pedoman pokok berkehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat. Selain itu, wawasan nusantara juga berkaitan dengan ketahanan
nasional yang berfungsi sebagai doktrin dasar pengaturan kehidupan nasional.
Ada beberapa aspek yang melatar belakangi konsepsi nusantara
diantaranya aspek historis, aspek geografis dan sosial budaya, serta aspek
geopolitis dan kepentingan nasional.
Posisi silang Indonesia merupakan posisi negara merupakan posisi negara
Indonesia yang terletak diantara dua samudra dan dua benua yang membawa
keuntungan dan kerugian tertentu dalam aspek kehidupan.
Implementasi wawasan nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola
sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa
daripada kepentingan pribadi. Wawasan nusantara hendaknya dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara selalu digunakan sebagai pedoman menjalankan
kehidupan karena kebhinekaan negara Indonesia yang begitu besar dapat
memunculkan perpecahan bangsa. Wawasan nusantara dapat dijadikan dasar
hukum yang kuat mengenai batas kedaulatan negara Indonesia.

You might also like